Jumat, 22 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PEMANFAATAN BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VII di SMP NEGERI 3 MALANG


 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting  dan  utama,  karena  keberhasilan  proses  belajar  mengajar  sangat  ditentukan  oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada  siswa  melalui  interaksi  komunikasi  dalam  proses  belajar  mengajar  yang  dilakukan. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung  pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya. Ketidak  lancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru.
 Di dalam kegiatan pembelajaran terdapat beberapa komponen meliputi:  tujuan, bahan pembelajaran, penilaian, metode dan alat. Keempat komponen  tersebut menjadi komponen utama yang harus dipenuhi dalam proses belajar  mengajar.  Komponen  tersebut  tidak  berdiri  sendiri,  tetapi  berhubungan  dan  saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain (interelasi).
 Bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu : (1) Bahan cetak  (printed)  antara  lain  handout,  buku,  modul,  lembar  kerja  siswa,  brosur,  leaflet,  wallchart,  foto/gambar,  model/maket.  (2)  Bahan  ajar  dengar  (audio)  seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. (3) Bahan ajar   Asnawir dan Basyiruddin Usman , Media Pembelajaran(Ciputat Pers : Jakarta, 2002),

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar( Bandung : sinar baru, 1991), hlm.
pandang dengar (udio visual) seperti video compact disk, film. (4) Bahan ajar  interaktif (interactive teaching material) seperti compact disk interaktif.
Adapun manfaat utama dengan adanya bahan pembelajaran yang disusun  bagi penyelenggaraan belajar dan pembelajaran sebuah topik yakni : (1) Jika  diberikan  kepada  siswa  sebelum  kegiatan  belajar  dan  pembelajaran  berlangsung  maka  siswa  dapat  mempelajari  lebih  dahulu  materi  yang  akan  dibahas, (2) Pembelajaran  di kelas berjalan dengan  lebih efektif dan  efisien  karena  waktu  yang  tersedia  dapat  digunakan  sebanyak-banyaknya  untuk  kegiatan  belajar  dan  pembelajaran  yang  interaktif  seperti  tanya  jawab,  diskusi, dan kerja kelompok.
 Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran  adalah memilih  atau menentukan materi  pembelajaran atau bahan ajar  yang  tepat  dalam  rangka  membantu  siswa  mencapai  kompetensi.  Hal  ini  disebabkan  oleh  kenyataan  bahwa  dalam  kurikulum  atau  silabus,  materi  bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk “materi pokok”.
Menjadi  tugas  guru  untuk  menjabarkan  materi  pokok  tersebut  sehingga  menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu, bagaimana cara memanfaatkan  bahan  ajar  juga  merupakan  masalah.  Pemanfaatan  dimaksud  adalah   Abdul Majid, Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar kompetensi guru  (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.
 Abdorrakhman Ginting, Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran (Bandung : Humaniora,  2008), hlm.
bagaimana  cara  mengajarkannya  ditinjau  dari  pihak  guru,  dan  cara  mempelajarinya ditinjau dari pihak murid.
 Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar ini, secara umum masalah yang  dimaksud  meliputi  cara  penentuan  jenis  materi,  kedalaman,  ruang  lingkup,  urutan penyajian, perlakuan terhadap materi pembelajaran. Masalah lain yang  berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih sumber dimana bahan ajar itu  didapatkan. Ada kecenderungan sumber bahan ajar dititikberatkan pada buku.
Buku pun tidak harus satu macam dan tidak harus sering berganti. Berbagai  buku dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar.
 Termasuk  masalah  yang  sering  dihadapi  guru  berkenaan  dengan  bahan  ajar adalah guru memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas  atau terlalu  sedikit, terlalu  mendalam atau terlalu  dangkal, urutan  penyajian  yang  tidak  tepat,  dan  jenis  materi  bahan  ajar  yang  tidak  sesuai  dengan  kompetensi  yang  ingin  dicapai  oleh  siswa.  Berkenaan dengan  buku  sumber  sering terjadi setiap ganti semester atau ganti tahun ganti buku.
 Bahan atau materi merupakan medium untuk mencapai tujuan pengajaran  yang dikonsumsi oleh peserta didik. Bahan ajar merupakan materi yang terus  berkembang  secara  dinamis  seiring  dengan  kemajuan  dan  tuntutan  perkembangan  masyarakat.  Bahan  ajar  yang  diterima  anak  didik  harus  mampu merespon setiap perubahan dan mengantisipasi setiap perkembangan  yang akan  terjadi  di  masa depan. Oleh  karena itu,  bahan pelajaran  menurut   Hamid Muhammad, Bahan Ajar dan LKS(http:// Bahan ajar dan LKS/memilih-bahanajar.html, diakses 14 Nopember 2009)  Ibid., hlm.
 Ibid..
Suharsimi Arikunto, merupakan unsur inti yang ada di dalam kegiatan belajar  mengajar,  karena  memang  bahan  pelajaran  itulah  yang  diupayakan  untuk  dikuasai  oleh  anak  didik.  Karena  itu  pula,  guru  khususnya,  atau  pengembangan kurikulum umumnya, harus memikirkan sejauh mana bahanbahan  atau  topik  yang  tertera  dalam  silabus  berkaitan  dengan  kebutuhan  peserta  didik  di  masa  depan.  Sebab  minat  peserta  didik  akan  bangkit  bila  suatu bahan diajarkan sesuai dengan kebutuhannya.
 Salah  satu  bahan  ajar  yang  sudah  dikenal  dan  banyak  dipergunakan  dalam kegiatan belajar mengajar secara umum oleh lembaga sekolah adalah  Lembar Kerja Siswa (LKS). Bagi guru fungsi LKS adalah untuk menentukan  siswa dapat belajar maju sesuai dengan kecepatan masing-masing dan materi  pelajaran  dapat  dirancang  sedemikian  rupa  sehingga  mampu  memenuhi  kebutuhan siswa, baik cepat maupun yang lambat membaca dan memahami.
 Dengan  demikian,  bahan  ajar  merupakan  komponen  yang  tidak  bisa  diabaikan dalam  pengajaran,  sebab bahan  ajar merupakan  inti  dalam  proses  belajar mengajar. Penggunaan bahan ajar akan sangat membantu keefektifan  proses  pembelajaran  dan  penyampaian  pesan  serta  isi  pelajaran.  Bahan  ajar  juga dapat membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman, penyajian data  yang  menarik  dan  terpercaya,  bahkan  diharapkan  dapat  meningkatkan  efektivitas pembelajaran.
 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Bandung : PT Refika  Aditama, 2009), hlm.
 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.
Penelitian  ini  sudah  pernah  diteliti  oleh PertamaAzharul  Farida  hasil  dari penelitian tersebut menyatakan bahwa untuk lebih mengefektifkan proses  belajar mengajar setiap guru mengharuskan menggunakan LKS dan siswanya  harus  mempunyai  LKS  sendiri,  terbukti  dengan  92%  siswa  menjawab  guru  mengharuskan  dan  80%  siswa  menjawab  guru  tidak  mengharuskan  siswa  untuk mempunyai LKS.
yes'> � U p n HK� ��� an style='mso-spacerun:yes'>  UUD  1945 No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwa pendidikan nasional  adalah  pendidikan  yang  berdasarkan  Pancasila  dan  Undang-Undang  Dasar  Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama,  kebudayaan  nasional  Indonesia  dan  tanggap  terhadap  tuntutan  perubahan  zaman.
 Penanaman  nilai-nilai  agama  Islam di  sekolah  bukan  hanya  menjadi  tugas guru pendidikan agama Islam saja tetapi juga  merupakan  tugas seluruh  masyarakat  sekolah  dan  yang  paling  utama  adalah  tugas  kepala  sekolah.
Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah, mempunyai peran penting dalam  pengembangan  pendidikan  agama  Islam.  Kepala  sekolah  sebagai  penentu  kebijakan dalam mewujudkan suasana religius sebagai upaya penanaman nilainilai agam Islam di sekolah.
Dalam Hadits disebutkan bahwa seorang pemimpin harus bertanggung  jawab pada apa yang dipimpinnya. Hadits tersebut berbunyi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan  Nasional َ”  Dari  Umar  ra  berkata:  aku  pernah  mendengar  Rasulullah SAW  bersabda: Kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua bertanggung jawab  atas rakyat yang dipimpinnya, (Muttafaqun ‘Alaih).


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi