Jumat, 22 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI AGAMA ISLAM DI SMK NERGERI 4 MALANG


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang  Pendidikan  Agama  Islam adalah  upaya  sadar  dan  terencana  dalam  menyiapkan  peserta  didik  untuk  mengenal,  memahami,  menghayati,  hingga  mengimani ajaran Agam Islam, dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati  penganut  agama  lain  dalam  hubungannya  dengan  kerukunan  antar  umat  beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
 Pendidikan  Islam  adalah  pendidikan  yang  mencangkup  pembentukan  dan bimbingan jasmani dan rohani manusia, yang bersumber kepada al Qur’an  dan  hadist.
 Sedangkan  menurut  Zakiyah  Darajah,  Pendidikan  Agama  Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa  dapat  memahami  ajaran  Islam secara  menyeluruh,  lalu  menghayati  tujuan,  yang  pada  akhirnya  dapat  mengamalkan  serta  menjadikan  Islam sebagai  pandangan hidup.
 Jadi,  pendidikan  agama  Islam  adalah  usaha  yang  dilakukan  untuk  mendidik  manusia  agar  menjadi  seseorang  yang  mempunyai  tujuan  hidup  sesuai  dengan  ajaran  Islam  dan  selalu  dilandaskan  dengan  iman  dan  takwa,  serta  dapat  menciptakan  kerukunan  hidup  antar  umat  beragama  serta  dapat  mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan kesehariannya.

 Abdul  Majid  dan  Dian  Andayani, Pendidikan  Agama  Islam  Berbasis  Kompetensi,  (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Hlm. 130.
 Zulkarnain, Transformasi  Nilai-Nilai  Pendidikan  Islam  Manajemen  Berorientasi  Link  and Match, (Bengkulu: Pustaka Pelajar Offset, 2008), Hlm. 18.
 Abdul Majid dan Dian Andayani, op.cit.Hlm. 130.
Pendidikan  agama  Islam (PAI)  di  sekolah   bertujuan  untuk  menumbuhkan  dan  meningkatkan  keimanan  melalui  pemberian  dan  pemupukan  pengetahuan, penghayatan,  pengamalan serta pengalaman  peserta  didik  tentang  agama  Islam sehingga  menjadi  manusia  muslim  yang  terus  berkembang  dalam hal keimanan,  ketakwaan,  berbangsa  dan  bernegara, serta  untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
 Penanaman  nilai-nilai  agama  Islam  yang  berada  di  sekolah  berlebel  Islam yaitu  madrasah  atau  pesantren  sudah  sangat  maju  dengan  pesat.
Pendidikan  agama  di  madrasah  dan  pesantren  telah  terwujud  dalam  sebuah  penanaman nilai-nilai agama Islam seperti sifat disiplin, jujur dan pembelajaran  untuk  shodaqoh  serta  terlaksana  dalam  bentuk  sholah  berjama’ah,  membaca  do’a  dan  membaca  Al’Qur’an.  Pokok  ajaran  PAI yang  mencangkup  empat  aspek  yaitu  Akidah,  Syari’ah,  Akidah dan Jihad  telah  terwujud  di  komunitas  madrasah dan pesantren. Hal ini berbeda dengan penanaman nilai-nilai agama  Islam yang ada pada pokok ajaran agama Islam di sekolah umum.
Selama ini Pendidikan Agama Islam di sekolah sering dianggap kurang  berhasil dalam menggarap sikap dan perilaku keberagamaan peserta didik serta  membangun  moral  dan  etika  bangsa.  Bermacam-macam  argumen  yang  dikemukankan  untuk  memperkuat  statemen  tersebut,  antara  lain  adanya  indikator-indikator  kelemahan  yang  melekat  pada  pelaksanaan  Pendidikan  Agama  Islam di  sekolah,  yang  dapat  diidentifikasi  sebagai  berikut:  (1)  PAI  kurang  kurang  bisa  mengubah  pengetahuan  agama  yang  kognitif  menjadi   Abdul Majid dan Dian Andayani,op.cit., Hlm.
makna  dan  nilai  atau  kurang  mendorong  penjiwaan  terhadap  nilai-nilai  keagamaan  yang  perlu  diinternalisasikan  dalam  diri  peserta  didik.  Dengan  bahasa  lain,  Tafsir  dalam  Muhaimin menyatakan  bahwa  pendidikan  agama selama ini lebih menekankan pada aspek knowingdandoingdan belum banyak  mengarah  pada  aspek being,  yakni bagaimana  peserta  didik  menjalani  hidup  sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai agama yang diketahui (knowing), padahal  inti  pendidikan  agama  berada  pada aspek  ini;  (2)  PAI  kurang  dapat  berjalan  bersama dan bekerja sama dengan program-program pendidikan nonagama; (3)  PAI  kurang  mempunyai  relevansi  terhadap  perubahan  sosial  yang  terjadi  di  masyarakat  atau  kurang  ilustrasi  konteks  sosial  budaya,  atau  bersifat  statis  akontekstual dan lepas dari sejarah, sehingga peserta didik kurang menghayati  nilai-nilai agama sebagai nilai yang hidup dalam keseharian.
 Pendidikan  yang  ada  di  sekolah  umum  yaitu  sekolah  yang  bukan  berlebel  Islam,  masih  terdapat  masalah  dalam  pengembangan  pendidikan  agama Islam di sekolah terutama dalam hal penanaman nilai-nilai agama Islam.
Pendidikan  agama  Islam yang  berada  di  sekolah  umum  hanya  sebagai  mata  pelajaran yang dipelajari di kelas dan belum sepenuhnya teraplikasi pada diri  peserta  didik.  Penanaman  dan  pengembangan  nilai  pendidikan  Islam yang  seharusnya  terwujud  dalam  bentuk  tingkah  laku  perlu  adanya  pembiasaanpembiasaan yang terealisasikan di lingkungan sekolah.
Pendidikan  adalah  usaha  sadar  yang  terencana  untuk  mewujudkan  suasana  belajar  dan  proses  pembelajaran  agar  peserta  didik  secara  aktif   Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan,  (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006) Hlm.123-124.
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,  pengendalian  diri, kepribadian,  kecerdasan,  akhlak mulia,  serta  keterampilan  yang  diperlukan dirinya,  masyarakat,  bangsa  dan  Negara.  Penanaman  akhlak  mulia tidak lepas dari nilai-nilai agama Islam yang diterapka dalam tingka laku  peserta  didik  secara  pembiasaan  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Dalam  UUD  1945 No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwa pendidikan nasional  adalah  pendidikan  yang  berdasarkan  Pancasila  dan  Undang-Undang  Dasar  Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama,  kebudayaan  nasional  Indonesia  dan  tanggap  terhadap  tuntutan  perubahan  zaman.
 Penanaman  nilai-nilai  agama  Islam di  sekolah  bukan  hanya  menjadi  tugas guru pendidikan agama Islam saja tetapi juga  merupakan  tugas seluruh  masyarakat  sekolah  dan  yang  paling  utama  adalah  tugas  kepala  sekolah.
Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah, mempunyai peran penting dalam  pengembangan  pendidikan  agama  Islam.  Kepala  sekolah  sebagai  penentu  kebijakan dalam mewujudkan suasana religius sebagai upaya penanaman nilainilai agam Islam di sekolah.
Dalam Hadits disebutkan bahwa seorang pemimpin harus bertanggung  jawab pada apa yang dipimpinnya. Hadits tersebut berbunyi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan  Nasional َ”  Dari  Umar  ra  berkata:  aku  pernah  mendengar  Rasulullah SAW  bersabda: Kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua bertanggung jawab  atas rakyat yang dipimpinnya, (Muttafaqun ‘Alaih).


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi