BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran
merupakan suatu sistem.
Sebagai suatu sistem,
pembelajaran mengandung sejumlah
komponen meliputi pendidik,
peserta didik, tujuan,
bahan pelajaran, kegiatan
belajar mengajar, metode,
alat dan sumber,
serta evaluasi.
Antara komponen satu dengan komponen yang lain saling
berinteraksi.
Kegiatan belajar mengajar adalah salah satu
komponen pembelajaran yang sengaja diciptakan. Pendidiklah
yang menciptakannya guna
membelajarkan anak didik.
Anak didik adalah sebagai subjek
dan objek dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan pendidik sebagai fasilitator, motivator dan moderator
dalam pembelajaran. Karena itu, inti
proses pembelajaran tidak lain adalah
kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran tentu
saja akan dapat
tercapai jika anak
didik berusaha secara aktif untuk
mencapainya. Keaktifan anak didik disini tidak hanya dituntut dari segi fisik saja tetapi pikiran dan
mentalnya. Bila hanya fisik anak yang
aktif, tetapi pikiran dan mentalnya
kurang aktif maka kemungkinanbesar tujuan pembelajaran tidak tercapai.
Selain itu, Materi atau bahan
pelajaran merupakan komponen yang penting dalam pembelajaran. Menurut Dr. Suharsimi Arikunto
materiatau bahan pelajaran merupakan unsur
inti yang ada didalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah
yang diupayakan untuk
dikuasai oleh anak
didik. Agar peserta
didik dapat Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi belajar mengajar(Jakarta: Rineka
cipta, 2006), hlm. 41 Wina Sanjaya,
Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media group, 2007), hlm 58 menguasai materi pelajaran dengan baik, maka
perlu adanya alat dan sumber, walaupun alat dan sumber fungsinya sebagai alat bantu,
akan tetapi memiliki peran yang tidak kalah pentingnya. Dalam kemajuan teknologi seperti
sekarang ini memungkinkan siswa dapat belajar
dimana saja dan kapan saja dengan memanfaatkan hasil-hasil teknologi.
Berhasil dan
tidaknya pembelajaran itu
dapat diketahui dengan
evaluasi pembelajaran. selain
itu, Dengan evaluasi pembelajaran pendidik juga dapat mengetahui kinerja
serta kekurangan-kekurangan dalam
pembelajaran. Dalam hal
ini metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya
dari komponen–komponen yang lainnya.
Metode merupakan
suatu cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Mengajar
secara efektif sangat
tergantung pada pemilihan
metode dan penggunaan metode yang sesuai tujuan. Oleh
karena itu kompetensi pendidik diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat yakni
disesuaikandengan situasi, kondisi serta materi yang diajarkan agar sesuai dengan apa yang
diharapkan.
Salah satu masalah dalam
pembelajaran ialah lemahnya proses pembelajaran. dalam pembelajaran, pendidik tidak begitu
memperhatikan metode yang digunakan, khususnya dalam
pembelajaran pendidikan agama
islam (PAI). Biasanya
pedidik lebih sering memakai
metode ceramah yang
mengakibatkan siswa menjadi
bosan dan tidak menghiraukan keterangan
guru. Karena siswa
hanya sebagai pendengar
saja tanpa dilibatkan dalam pembelajaran sehingga
pembelajaranhanya berpusat pada guru (teacher center). Pembelajaran semacam ini (teacher
center) kurang begitu efektif.
Pembelajaran itu
dikatakan efektif diantaranya
adalah dengan melibatkan
siswa secara aktif
(student center) dalam
pembelajaran.
Menurut
Zuhairini belajar aktif Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,
Op.cit.,hlm.46.
Moh User Usman, menjadi guru profesional, (
Bandung: PT. Remaja Rosda karya Ofiset, 1995), hal 16 (student
center) dapat diartikan
sebagai proses belajar
mengajar yang menggunakan berbagai metode, yang menitik beratkan kepada
keaktifan siswa dan melibatkan berbagai potensi siswa,
baik yang bersifat
fisik, mental, emosional
maupun intelektual untuk mencapai tujuan
pendidikan yang berhubungan
dengan wawasan kognitif,
afektif, dan psikomotorik secara optimal.
Strategi
pembelajaran aktif (Active
learning strategy) adalah
belajar dengan menggunakan
otak, mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan
berbagai masalah, dan menerapkan
apa yang dipelajari. Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung dan secara pribadi menarik hati.
Karena sering kali siswa tidak hanya terpaku di tempat duduk mereka tetapi berpindah-pindah
dan dituntut untuk berfikir keras.
Banyak
metode pembelajaran aktif
yang ditawarkan dalam
dunia pendidikan diantaranya adalah metode jigsawdimana metode
ini merupakan salah satu metode active learning yang
melibatkan setiap anggota
kelompoknya untuk menyumbangkan informasi,
pengalaman, ide, sikap,
pendapat, kemampuan dan
keterampilan yang dimilikinya.
Untuk bersama-sama meningkatkan
pemahaman seluruh anggota
sehingga pembelajaran menjadi
lebih efektif dan menyenangkan.
Metode jigsaw ini sangat cocok digunakan jika
materi yang dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa
bagian seperti
materi dalam pendidikan
agama islam (PAI). Jadi metode ini bisa digunakan dalam pembelajaran
PAI karena selain bisa melibatkan seluruh Zuhairini, dkk, Metodologi Pendidikan Agama
(Jakarta: Ramadhani, 2004), hlm. 94 Melvin,
L, Silberman, Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif (Bandung: Nasamedia, 2006), hlm. 9 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif
berorientasi kontruktivistik konsep,landasan teoritis – praktis dan implementasinya (jakarta: prestasi
pustaka,2007) hlm 56 Hisyam Zaini, dkk.
Strategi pembelajaran aktif (Yogyakarta: CTSD, 2004 ), hlm 59 siswa dalam belajar sekaligus mengajarkan pada
orang lain. Dengan hal itu siswa menjadi terkendali sehingga pembelajaran menjadi
efektif.
Berdasarkan pemaparan
diatas Penulis sangat
tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam sebuah studi akhir
penelitian yang berjudul “Pemanfaatan MetodeJigsawDalam
Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran PAI kelas VIII A di SMP Raudlotul Ulum Gondanglegi “ B.
Rumusan Masalah 1. Bagaimana pemanfaatan metode jigsaw dalam
pembelajaran PAI kelas VIII A di SMP Raudlotul
Ulum Gondanglegi? 2. Bagaimana efektivitas pemanfaatan
metodejigsawdalam pembelajaran PAI kelas VIII A di SMP Raudlotul Ulum Gondanglegi? C.
Tujuan Penelitian 1. Untuk
mendeskripsikan
langkah-langkah metode jigsaw dalam
pembelajaran PAI kelas VIII A di SMP Raudlotul Ulum Gondanglegi
2.
Untuk mendeskripsikan efektivitas
pemanfaatan metode jigsaw
dalam pembelajaran PAI kelas VIII A di SMP Raudlotul Ulum
Gondanglegi D. Manfaat Penelitian Kegunaan penelitian yang dimaksud adalah
sebagai berikut: 1. Bagi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
masukan dan sumbangan pemikiran dari hasil
penelitian dalam bidang pendidikan.
2. Bagi Peneliti Sebagai
karya ilmiah, hasil
penelitian diharapkan berguna
untuk menambah ilmu pengetahuan, serta
wawasan baru yang
nantinya akan diterima
apabila menemukan masalah dan kesulitan yang sama baik di
sekolah maupun di masyarakat. Serta untuk menerapkan
teori-teori yang diperoleh
selama berada di bangku
kuliah dengan aktifitas lembaga pendidikan secara nyata.
3. Bagi SMP Roudlotul Ulum Gondanglegi Hasil
penelitian ini dapat
dijadikan masukan semua
civitas akademik untuk mengetahui pelaksanaan,
faktor dan solusinya
dalam pemanfaatan metode jigsaw untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran
pendidikan agama Islam
(PAI) bagi siswa SMP Roudlotul Ulum Gondanglegi E.
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Untuk
menghindari pembahasan yang
melebar, maka peneliti
memfokuskan masalah ini
pada pemnfaatan metode
jigsaw dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran PAI di SMP Raudlotul Ulum
Gondanglegi yang dilaksanakan di kelas
VIII A
dengan pembahasan sebagai
berikut (1) penggunaan metode jigsaw
(2) efektifitas pembelajaran (3) pendididkan agama islam Dalam
mata pelajaran PAI
mencakup banyak kompetensi dasar yang
harus dikuasai oleh siswa yakni
sebagaimana terlampir dalam lampiran silabus mata pelajaran PAI.
F. Penegasan Istilah atau Defisi Operasional 1.
Metode Jigsaw Jigsaw
merupakan salah satu
metode active learning yakni strategi kerja kelompok
yang terstruktur didasarkan pada kerja sama dan tanggung jawab. Strategi ini
menjamin setiap peserta
didik memikul suatu
tanggung jawab yang
signifikan dalam kelompok.
Langkah-langkah penerpannya: a.
Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok terdiri dari 5–6
orang) b. Materi
pelajaran diberikan kepada
siswa dalam bentuk
teks yang telah
dibagi– bagi menjadi beberapa sub bab c.
Setiap anggota kelompok
membaca sub bab
yang di tugaskan
dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya. Misalnya, jika
materinya mengenai bab haji maka seorang siswa
dari satu kelompok
mempelajari tentang pengertian
haji menurut para
ahli, siswa dari
kelompok lain mempelajari
rukun haji, dan
lainnya.
Kemudian didiskusikan bersama kelompoknya.
d. Anggota
dari kelompok lain
yang telah mempelajari
bagiannya bertemu dalam kelompok–kelompok
ahli untuk mendiskusikan hasil dari diskusi kelompoknya.
2. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas adalah ketepatgunaan, hasil guna
dan ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didikdengan pendidik dan Trianto, Model-model pembelajaran inovatif
berorientasi kontruktivistik konsep,landasan teoritis – praktis dan implementasinya
(jakarta: prestasi pustaka,2007) hlm 56 - Pius A.P., Dahlan Barry, Kamus Ilmiah Populer
(Surabaya: Arkola, 1995) hlm. 128.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi