BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Guru
merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan
utama, karena keberhasilan
proses belajar mengajar
sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui
interaksi komunikasi dalam
proses belajar mengajar
yang dilakukan. Keberhasilan guru
dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara
guru dengan siswanya. Ketidak lancaran
komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru.
Di dalam kegiatan pembelajaran terdapat
beberapa komponen meliputi: tujuan,
bahan pembelajaran, penilaian, metode dan alat. Keempat komponen tersebut menjadi komponen utama yang harus
dipenuhi dalam proses belajar mengajar. Komponen
tersebut tidak berdiri
sendiri, tetapi berhubungan
dan saling pengaruh mempengaruhi
satu sama lain (interelasi).
Bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat
yaitu : (1) Bahan cetak (printed) antara
lain handout, buku,
modul, lembar kerja
siswa, brosur, leaflet,
wallchart, foto/gambar, model/maket.
(2) Bahan ajar
dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan
compact disk audio. (3) Bahan ajar Asnawir
dan Basyiruddin Usman , Media Pembelajaran(Ciputat Pers : Jakarta, 2002), hlm.
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar
Mengajar( Bandung : sinar baru, 1991), hlm.
pandang dengar (udio visual) seperti video
compact disk, film. (4) Bahan ajar interaktif
(interactive teaching material) seperti compact disk interaktif.
Adapun manfaat utama dengan adanya bahan
pembelajaran yang disusun bagi
penyelenggaraan belajar dan pembelajaran sebuah topik yakni : (1) Jika diberikan
kepada siswa sebelum
kegiatan belajar dan
pembelajaran berlangsung maka
siswa dapat mempelajari
lebih dahulu materi
yang akan dibahas, (2) Pembelajaran di kelas berjalan dengan lebih efektif dan efisien karena
waktu yang tersedia
dapat digunakan sebanyak-banyaknya untuk kegiatan belajar
dan pembelajaran yang
interaktif seperti tanya
jawab, diskusi, dan kerja
kelompok.
Masalah penting yang sering dihadapi guru
dalam kegiatan pembelajaran adalah
memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam
rangka membantu siswa
mencapai kompetensi. Hal
ini disebabkan oleh
kenyataan bahwa dalam
kurikulum atau silabus,
materi bahan ajar hanya
dituliskan secara garis besar dalam bentuk “materi pokok”.
Menjadi tugas
guru untuk menjabarkan
materi pokok tersebut
sehingga menjadi bahan ajar yang
lengkap. Selain itu, bagaimana cara memanfaatkan bahan
ajar juga merupakan
masalah. Pemanfaatan dimaksud
adalah Abdul Majid, Perencanaan
pembelajaran mengembangkan standar kompetensi guru (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.
Abdorrakhman Ginting, Esensi Praktis Belajar
dan Pembelajaran (Bandung : Humaniora, 2008),
hlm.
bagaimana cara
mengajarkannya ditinjau dari
pihak guru, dan
cara mempelajarinya ditinjau dari
pihak murid.
Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar ini,
secara umum masalah yang dimaksud meliputi
cara penentuan jenis
materi, kedalaman, ruang
lingkup, urutan penyajian, perlakuan
terhadap materi pembelajaran. Masalah lain yang berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih
sumber dimana bahan ajar itu didapatkan.
Ada kecenderungan sumber bahan ajar dititikberatkan pada buku.
Buku pun tidak harus satu macam
dan tidak harus sering berganti. Berbagai buku dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar.
Termasuk
masalah yang sering
dihadapi guru berkenaan
dengan bahan ajar adalah guru memberikan bahan ajar atau
materi pembelajaran terlalu luas atau
terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang
tidak tepat, dan
jenis materi bahan
ajar yang tidak
sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai
oleh siswa. Berkenaan dengan buku
sumber sering terjadi setiap
ganti semester atau ganti tahun ganti buku.
Bahan atau materi merupakan medium untuk
mencapai tujuan pengajaran yang
dikonsumsi oleh peserta didik. Bahan ajar merupakan materi yang terus berkembang
secara dinamis seiring
dengan kemajuan dan
tuntutan perkembangan masyarakat.
Bahan ajar yang
diterima anak didik
harus mampu merespon setiap
perubahan dan mengantisipasi setiap perkembangan yang akan
terjadi di masa depan. Oleh karena itu,
bahan pelajaran menurut Hamid Muhammad, Bahan Ajar dan LKS(http://
Bahan ajar dan LKS/memilih-bahanajar.html, diakses 14 Nopember 2009) Ibid., hlm.
Ibid..
Suharsimi Arikunto, merupakan
unsur inti yang ada di dalam kegiatan belajar mengajar,
karena memang bahan
pelajaran itulah yang
diupayakan untuk dikuasai
oleh anak didik.
Karena itu pula,
guru khususnya, atau pengembangan
kurikulum umumnya, harus memikirkan sejauh mana bahanbahan atau
topik yang tertera
dalam silabus berkaitan
dengan kebutuhan peserta
didik di masa
depan. Sebab minat
peserta didik akan
bangkit bila suatu bahan diajarkan sesuai dengan
kebutuhannya.
Salah
satu bahan ajar
yang sudah dikenal
dan banyak dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum
oleh lembaga sekolah adalah Lembar Kerja
Siswa (LKS). Bagi guru fungsi LKS adalah untuk menentukan siswa dapat belajar maju sesuai dengan
kecepatan masing-masing dan materi pelajaran dapat
dirancang sedemikian rupa
sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa, baik cepat maupun yang lambat
membaca dan memahami.
Dengan
demikian, bahan ajar
merupakan komponen yang
tidak bisa diabaikan dalam pengajaran,
sebab bahan ajar merupakan inti
dalam proses belajar mengajar. Penggunaan bahan ajar akan
sangat membantu keefektifan proses pembelajaran
dan penyampaian pesan
serta isi pelajaran.
Bahan ajar juga dapat membantu siswa untuk meningkatkan
pemahaman, penyajian data yang menarik
dan terpercaya, bahkan
diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi
Belajar Mengajar (Bandung : PT Refika Aditama,
2009), hlm.
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.
Penelitian ini
sudah pernah diteliti
oleh PertamaAzharul Farida hasil dari
penelitian tersebut menyatakan bahwa untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar setiap guru mengharuskan
menggunakan LKS dan siswanya harus mempunyai
LKS sendiri, terbukti
dengan 92% siswa
menjawab guru mengharuskan
dan 80% siswa
menjawab guru tidak
mengharuskan siswa untuk mempunyai LKS.
KeduaYudha Puspitaningrum hasil dari
penelitian tersebut menyatakan bahwa penggunaan
media pembelajaran LKS
sangat berpengaruh terhadap minat siswa, hal ini dibuktikan dengan
beberapa contoh kegiatan belajarnya seperti
: sebagian besar siswa ikut aktif pada saat mengikuti kegiatan belajar disekolah,
jika mengalami kesulitan
belajar di sekolah
siswa tidak segansegan
bertanya kepada guru,
dan nilai siswa
bertambah baik setelah menggunakan LKS.
KetigaZumrotul
Muflakha hasil dari
penelitian tersebut menyatakan bahwa
dengan adanya media khususnya
LKS dalam pembelajaran
PAI di kelas siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam
melakukan belajar dan dapat membantu
siswa untuk tercapainya
tujuan dari pembelajaran.
Hal ini dapat Azharul
Farida, “Penggunaan media belajar LKS (lembar kegiatan siswa) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MTsN
Malang II”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim
Malang, 2004, hlm. 62- Yudha
Puspitaningrum, “Pengaruh media pembelajaran terhadap minat belajar siswa
(studi tentang penggunaan LKS pada siswa
SDN Purworejo I kec. Sanan Kulon. Kab. Blitar)”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri
(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, 2005, hlm.
diketahui dari
bentuk prestasi yang
cukup maksimal seperti
bisa tahlilan, membaca al-Qur an,
memandikan jenazah dan lain-lain.
Sedangkan
penelitian ini berbeda
dengan penelitian terdahulu
yakni terletak pada judul, obyek,
dan lokasinya. Pada Penelitian terdahulu meneliti tentang hubungannya lembar kerja siswa dengan
prestasi belajar, dan meneliti tentang
pengaruhnya lembar kerja siswa terhadap minat belajar siswa. Namun pada
penelitian ini penulis
meneliti tentang penggunaan
bahan ajar lembar kerja siswa untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran Pendidikan agama Islam.
SMP Negeri 3 Malang dalam proses
belajar mengajar para guru banyak yang
memanfaatkan bahan ajar diantara bahan ajar yang digunakan pendidik SMP
Negeri 3 Malang
khususnya pada bidang
Pendidikan Agama Islam adalah Lembar
Kerja Siswa (LKS).
Oleh sebab itulah
peneliti mencoba meneliti belajar siswa.
Dari pemakaian Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang keharusan pembuatan dan pemanfaatannya oleh
guru bidang studi
agama Islam sehingga
menjadi salah satu
alasan peneliti mengambil
judul ” Pemanfaatan Bahan Ajar Lembar
Kerja Siswa (LKS)
Untuk Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas VII di SMP Negeri 3 Malang ”
dengan harapan kajian ini dapat dipakai bahan pemikiran untuk Zumrotul Muflakhah, “Penggunaan Media Belajar
Lembar Kerja Siswa(LKS) Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar DI SMA AL-KARIMI
Tebuwung Dukun Gresik", Skripsi, Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang, 2009, hlm.
kegiatan belajar mengajar dengan
pemanfaatan bahan ajar dalam keberhasilan penyampaian pendidikan agama Islam di lembaga
pendidikan tersebut.
B. Rumusan Masalah Dari uraian latar
belakang di atas,
maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagai
berikut : 1. Bagaimana pemanfaatan bahan ajar lembar kerja siswa (LKS) kelas
VII di SMP Negeri 3 Malang? 2. Bagaimana
efektivitas pemanfaatan bahan ajar lembar kerja siswa (LKS) dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
kelas VII di SMP Negeri 3 Malang? C.
Tujuan Penelitian Berdasarkan
rumusan masalah di
atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah
: 1. Untuk mendeskripsikan pemanfaatan bahan ajar lembar kerja siswa (LKS) kelas VII di SMP Negeri 3 Malang.
2. Untuk mendeskripsikan
efektivitas pemanfaatan bahan ajar lembar kerja siswa (LKS) dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 3
Malang.
D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan
penelitian di atas
maka manfaat dari
penelitian ini adalah : 1. Bagi Lembaga UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang Sebagai bahan
referensi perpustakaan UIN
Malang bidang studi Pendidikan Agama
Islam, terutama bagi
para Mahasiswa yang
akan mengadakan penelitian lebih
lanjut sehingga diharapkan hasil penelitian berikutnya lebih sempurna.
2. Bagi Peneliti Dengan
Penggunaan bahan ajar lembar kerja siswa (LKS) ini, akan dapat
mempermudah peneliti dalam
mengetahui sejauh mana kemampuan
siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang telah diberikan serta tanggung jawab siswa
terhadap tugas yang diterima.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi