PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Suatu Bangsa atau
Negara dapat dikatakan sebagai suatu bangsa yang maju dan
berkembang apa bila
kualitas pendidikan dan
SDMnya sangat baik.
Tidak salah apabila
ada suatu bangsa
yang pendidikannya lebih
baik dan berkembang maka bangsa itu menjadi bangsa yang dikagumi
dan menjadi kiblat oleh bangsabangsa lain.
Pendidikan pada
dasarnya merupakan suatu
usaha manusia secara
sasar dalam meningkatkan
potensi diri untuk
menjadi manusia yang
sempurna/kamil.
Di mana
hal ini dapat
terjadi di manapun
dan kapanpun. Dalam
proses pembelajaran di
sekolah seorang guru
memiliki peranan penting
dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Untuk mencapai tujuan pengajaran tersebut, maka seorang
guru harus dapat
menentukan metode yang
cocok dan tidak membosankan untuk
digunakan dalam kegiatan
belajar-mengajar, sehingga dengan
adanya metode yang
menarik, diharapkan murid
akan lebih giat
dan bersemangat dalam proses
belajarnya.
Seiring dengan pergantian waktu
dan zaman, manusia memasuki masa yang serba
canggih, yaitu era globalisasi. Masyarakat dunia diharapkan mampu untuk menghadapi berbagai masalah kehidupan yang
kompetitif. Kualitas sumber daya manusia
dituntut memiliki kemampuan
dalam menguasai ilmu
pengetahuan, tehnologi dan
informasi secara cepat,
tepat dan akurat.
Namun, semua itu
perlu adanya landasan moral yang
kuat sebagai penyempurna penciptaan manusia oleh Sang
Khaliq Allah SWT,
yaitu pemahaman serta
aplikasi ajaran agama
Islam dalam segala aspek
kehidupan.
Pendidikan agama
terutama agama Islam
merupakan usaha nyata
berupa bimbingan dan arahan
terhadap peserta didik supaya memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam serta
menjadikannya sebagai Way of Life (jalan kehidupan). Atas dasar itulah, pendidikan
agama Islam memegang peranan yang sangat
fital dalam membentuk jiwa-jiwa generasi muda yang agamis dan mampu merealisasikan
nilai-nilai ajaran agama
dalam menghadapi segala
problematika kehidupan.
Pendidikan agama sebagai pembentuk moral dan kepribadian manusia yang sadar secara penuh tujuan hakiki
diciptakannya manusia di dunia.
Metode pengajaran
merupakan salah satu
alat yang membantu
suksesnya proses belajar
mengajar. Akan tetapi kita harus mengetahui bahwa sebaik apapun suatu
metode pembelajaran tidak
akan berhasil apabila
tanpa didukung dengan tenaga kependidikan yang kompeten.
Berikut gambaran
secara terinci tujuan
pembelajaranbidang studi SKI, seperti
dinyatakan dalam kurikulum 2006: a.
Membantu peningkatan iman peserta didik dalam rangka pembentukan pribadi
muslim,
di samping memupuk
rasa kecintaan terhadap
Islam dan kebudayaannya.
b. Memberi bekal kepada peserta didik dalam
rangka melanjutkan pendidikannya ke tingkat
yang lebih tinggi
atau bekal untuk
menjalani kehidupan pribadi mereka.
c. Mendukung
perkembangan Islam masa
kini dan mendatang,
di samping meluaskan cakrawala pandangannya terhadap
makna Islam bagi kepentingan umat
manusia.
Dalam Siti Hotija, Penerapan Pembelajaran Metode Bermain, Cerita
dan Menyanyi dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar
Santri TPQ Nurul
Hidayah, Kertopamuji Malang, Skripsi, UIN Malang, 2007 bermain merupakan
rangkaian kesatuan yang
berujung kepada bermain
bebas, bermain dengan
bimbingan dan berakhir pada
bermain yang diarahkan.
Bermain bebas dapat
didefinisikan sebagai suatu
kegiatan dimana anak
mendapatkan kesempatan melakukan pemilihan alat bermain dan mereka dapat
memilih bagaimana menggunakan alatalat
tersebut. Sedangkan dengan
bimbingan, guru memilih
alat permainan dan diharapkan anak
dapat memilih guna
menemukan suatu konsep
tertentu. Dalam bermain
yang diarahkan, guru mengajarkan bagaiman cara menyelesaikan suatu tugas yang khusus.
Sedangkan
dalam Rizka Hilyatun
Nisa, Meningkatkan Pemahaman
Kosa Kata Bahasa Inggris dengan
Menggunakan Metode Bermai Peran (Role Playing) Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah,
Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Refika Aditama, 2009), hlm.
Siti Hotija, Penerapan Pembelajaran Metode
Bermain, Cerita dan Menyanyi dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Santri TPQ Nurul Hidayah,
Kertopamuji Malang, Skripsi, UIN malang, 2007, hlm.
12-13 dan
Tim Quis pada
Siswa Kelas VB
SDN Harjokuncaran 03
Kecamatan Sumbermanjing, Skripsi,
UIN Malang, 2009, pembelajaran dengan bermain peran (role
playing) merupakan pembelajaran
dengan cara seolah-olah
berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu
pengalaman tentang suatu konsep. Dalam metode ini
siswa berksempatan terlibat
secara aktif sehingga
anak akan lebih memahami konsep
dan lebih tahan
lama mengingat. Selai
itu, metode ini menggunakan
media berbasis manusia.
Metode
bermain peran adalah
metode pembelajaran yang
di dalamnya menampakkan
adanya perilaku pura-pura
dari siswa yang
terlihat dan/ atau peniruan situasi
dari tokoh-tokoh sejarah
sedemikian rupa. Dengan
demikian metode bermain
peran adalah metode
yang melibatkan siswa
untuk pura-pura memainkan peran / tokoh yang terlibat dalam
proses sejarah.
Seperti
yang di tambahkan oleh Siti Hotija, bermain adalah suatu aktifitas langsung dan spontan dimana seorang anak
menggunakan orang lain/benda-benda disekitarnya dengan
senang, suka rela
dan dengan imajinatif,
menggunakan perasaannya,
tangannya atau seluruh anggota tubuhnya.
Pusat
Kurikulum Depdiknas mengemukakan
bahwa pendidikana agama Islam di
Indonesia adalah bertujuan
untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan pesreta
didik melalui pemberian
dan pemupukan pengetahuan, Rizka Hilyatun Nisa, Meningkatkan Pemahaman
Kosa Kata Bahasa Inggris dengan Menggunakan Metode Bermai Peran (Role Playing) dan Tim
Quis pada Siswa Kelas VB SDN Harjokuncaran 03 Kecamatan Sumbermanjing, Skripsi, UIN Malang,
2009, hlm. 31- http://alhafizh84.wordpress.com/2009/12/21/metode-bermain-peran-role-playing/
(diakses pada tanggal 07 Januari 2009) Siti Hotija, Op. Cit., hlm. 19 penghayatan,
pengamalan serta pengamalan
serta pengalaman peserta
didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketakwaan kepada Allah SWT. serta berakhlak muliadalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Jadi,
dapat dimengerti bahwa salah satu
tujuan pendidikan agama Islam (salah satunya adalah SKI)
adalah meningkatkan penghayatan
peserta didik terhadap
ajaran-ajaran Islam.
Tenaga kependidikan
merupakan suatu komponen
yang penting dalam penyelenggaraan
pendidikan, yang bertugas menyelenggrakan kegiatan mengajar, melatih,
mengembangkan, mengelola dan
memberikan pelayanan teknis
dalam bidang pendidikan. Salah satu unsur tenaga kependidikan adalah
tenaga pengajar yang tugas
utamanya adalah mengajar.
Karena tugasnya mengajar,
maka dia harus
mempunyai wewenang mengajar
berdasarkan kualifikasi sebagai
tenaga pengajar/guru.
Di dalam proses belajar mengajar, seorang guru
diharapkan mampu menjadi sosok yang
dapat membangkitkan motivasi
peserta didik dalam
pembelajaran.
Selain itu
seorang guru juga
harus mampu menciptakan
suasana pembelajaran yang
efektif sehingga proses
belajar mengajar dapat
berlangsung sesuai dengan yang diharapkan.
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah,
Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Refika Aditama, 2009), hlm.
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 9 Selain faktor
di atas, ada
juga faktor-faktor yang
memungkinkan proses belajar
mengajar bisa terhambat.
Salah satunya adalah
alokasi jam pelajaran khususnya
pada mata pelajaran
SKI yang sangat
minim sekali yaitu
satu kali pertemuan
dalam satu minggu,
dengan alokasi waktu
yang terbatas tersebut mungkinkah tercapai tujuan pembelajaran yang
ada pada kurikulum. Berdasarkan beberapa faktor
kendala di atas
maka seorang guru
dituntut untuk mampu mengolah waktu
dengan baik dan
metode seperti apa
yang akan digunakan sehingga
tercapailah keerhasilan dalam
proses belajar menajar
dan dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif dan
efisien pada materi SKI. Maka disini penulis tertarik
untuk mengangkat permasalahan
tersebut melalui pendekatan teoritik
dan empirik, maka
dari itu penulis
mencoba mengangkat sebuah
judul “Penggunaan Metode Bermain Peran
(Role Playing) pada Pembelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam untuk
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas VIIC MTsN Malang III.” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang
masalah diatas, terdapat beberapa permasalahan yang
menurut peneliti perlu
untuk diteliti, permasalahan-permasalahan tersebut sebagai berikut: 1. Bagaimana
perencanaan Metode Bermain
Peran dalam mata
pelajaran SKI untuk meningkatkan minat belajar di kelas VIIC
MTsN Malang III? 2. Bagaimana
pelaksanaan Metode Bermain
Peran dalam mata
pelajaran SKI untuk meningkatkan minat belajar di kelas VIIC
MTsN Malang III? 3. Bagaimana penilaian
Metode Bermain Peran dalam mata pelajaran SKI untuk meningkatkan minat belajar di kelas VIIC MTsN
Malang III? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan
masalah yang dirumuskan
peneliti di atas,
maka beberapa tujuannya adalah: a. Mendeskripsikan perencanaan
Metode Bermain Peran
(Role Playing) dalam
mata pelajaran SKI
untuk meningkatkan minat belajar
di kelas VIIC MTsN Malang III.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi