BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Pemasaran tidak terlepas dari unsur persaingan. Biasanya,
tidak ada satu bisnis
pun, yang dengan
leluasa bisa santai
menikmati penjualan dan keuntungan. Paling
tidak, bukan untuk
waktu yang lama
karena akan ada persaingan
yang ingin turut menikmatinya. Bahkan, yang sering terjadi adalah sebuah
persaingan yang sangat
kejam, persaingan tidak
mengenal belas kasihan. Persaingan tidak akan menanyakan
apakah modal si pesaing itu dari warisan, atau berasal dari hasil pinjaman.
Oleh karena itu, masalah persaingan mendapatkan perhatian dalam pemasaran.
Dalam
arti yang lebih
luas, pemasar berusaha
mendapatkan tanggapan terhadap
suatu penawaran. Tanggapan tersebut mungkin lebih dari sekedar
pembelian sederhana atau
perdagangan produk dan
jasa. Pemasaran terdiri
dari tindakan-tindakan yang
diambil untuk memperoleh
tanggapan yang diharapkan dari
sekelompok audiens sasaran terhadap beberapa produk, jasa, gagasan, dan objek lainnya. Transaksi
pemasaran merupakan bagian dari gagasan
yang lebih besar mengenai hubungan pemasaran. Lebih dari sekedar menciptakan
transaksi-transaksi jangka pendek,
pemasar harus membangun hubungan jangka
panjang dengan pelanggan
yang berharga, distributor,
dan pemasok.
Philip Kotler
dan Gary Armstrong,
Prinsip- Prinsip Pemasaran,
(Jakarta: Erlangga, 2001), hlm. 15. Dalam memasarkan
produk simpanan, ada
beberapa strategi yang dapat
diterapkan KJKS BMT, antara lain: 1.
Penetapan target dan insentifnya. Dalam hal ini harus ditetapkan
beberapa target funding
(nominal per-produk sinpanan dan jumlah customer) yang akan
dihimpun hingga target
per-individu marketer agar
jelas arah kebijakan
fundingnya. Ini agar
marketer termotivasi untuk
melakukan kinerja yang maksimal 2.
Melakukan inovasi pendanaan.
3. Pencitraan
(brand image). Mewujudkan
bahwa KJKS BMT
dikelola secara profesional
(baik SDM, pembukuan,
dan pelayanan). Secar a kelembagaan
harus diupayakan meraih
dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat.
Pengelola harus menanamkan
bahwa KJKS BMT
adalah lembaga dari,
oleh, dan untuk
umat. Menanamkan bahwa
KJKS BMT adalah
sebagai sebuah lembaga
yang strategis untuk
memberdayakan umat baik
ekonomi, pola pikir
dan ketaqwaan. Mewujudkan
dan membuktikan bahwa
simpanan dialokasikan untuk
peningkatan kualitas hidup umat.
4. Keunggulan
produk. Misalnya; bagi
hasil simpanan bersaing
dengan lembaga lain, minimal
sama. Dari segi pelayanan, prosedu r pembiayaan, dan simpanan aman, mudah dan profesional.
BMT
lahir ditengah-tengah masyarakat
dengan tujuan memberikan solusi
pendanaan yang mudah
dan cepat, terhindar
dari jerat rentenir,
dan Ahmad Sumiyanto, BMT Menuju
Koperasi Modern, (Yogyakarta, PT ISES Consulting indonesia, 2008), hlm 117.
mengacu
pada prinsip syariah.
Geraknya yang gesit,
dikelola oleh tenagatenaga muda yang progresif dan
inovatif, serta pelayanannya yang berorientasi kepada kepuasan nasabah membuat BMT cepat
popular.
Namun pada kenyataannya gairah
munculnya begitu banyak BMT ini tidak dibarengi
dengan faktor-faktor pendukung
yang memungkinkan BMT untuk
terus berkembang dan berjalan dengan baik. Fakta yang ada di lapangan menunjukkan
banyak BMT yang
tenggelam dan bubar
disebabkan oleh berbagai
macam sebab seperti;
pengelola yang tidak
amanah, sumber daya manusia yang
kurang mampu bekerja
profesional, tidak dapat
menarik kepercayaan masyarakat,
kesulitan modal dan
seterusnya. Akibatnya, citra yang timbul
di masyarakat menjadi
negatif . BMT identik
dengan lembaga yang buruk, tidak dapat dipercaya, hanya
menjal isu syariah, bisnisnya orang yang
ingin punya bank tapi tidak mau ikut aturan perbankan, dan sebagainya.
Dengan banyaknya
lembaga keuangan syariah,
menjadikan posisi KJKS
Bina Niaga Utama
(BINAMA) sebagai salah
satu lembaga keuangan syariah harus mampu bersaing secara kompetitif memiliki karakter tersendiri dalam
bersaing, terutama dengan
lembaga keuangan maupun
bank syariah ataupun
konfensional yang sudah
mempunyai nama dibidang
keuangan, sumber daya
manusia dan produk
yang berkualitas. Melihat
perkembangan lembaga keuangan
syariah yang begitu
banyak muncul sebagai
salah satu alternatif
lembaga keuangan mikro
( KJKS BINAMA
) sebagai salah
satu lembaga keuangan
syariah memberikan solusi
dengan menawarkan berbagai macam produk, pembiayaan ataupun jasa yang
mampu untuk bersaing. Untuk memasarkan produk dan jasa KJKS BINAMA
mempunyai pasar yang cukup potensial karena
terletak di Jl.
Raya Barat No.
291 Weleri Kendal
, yang merupakan salah satu KJKS yang dekat dengan
pasar weleri, dan usaha kecil lainnya. Jumlah
mitra binaan KJKS
BINAMA sampai dengan
akhir tahun 2010
mencapai kurang lebih
1.601 pengusaha kecil
meliputi segala sektor yang telah diberi pembiayaan oleh KJKS BINAMA
dengan besar pembiayaan antara Rp
1.000.000,- sampai dengan
Rp 200.000.000,-. Dan
strategi pemasaran KJKS
BINAMA yang sudah
relatif lama yaitu
16 tahun, KJKS BINAMA juga
memiliki jaringan kerjasama
yang luas hingga
mencapai 11 perusahaan
swasta maupun negeri
dalam rangka pembinaan
usaha kecil dan menengah.
Melihat latar belakang
tersebut penulis mencoba
mengulasnya dalam bentuk
tulisan berupa skripsi
dengan tema ”PENERAPAN
STRATEGI PEMASARAN PRODUK
PENGHIMPUNAN DANA KJKS
BINA NIAGA UTAMA
(BINAMA) CABANG WELERI
DALAM MENINGKATKAN
KEUNGGULAN KOMPETITIF ”,
dengan alasan bahwa
letak KJKS BINAMA
sangat strategis, jaringan
banyak, pengelolaannya
sesuai dengan prinsip
syariah, terbuka untuk
di teliti dan transparan dalam
memberikan tanggapan dan
jawaban atas pertanyaan pertanyaan yang di tanyakan oleh
peneliti.
B.
PERUMUSAN MASALAH Berangkat
dari latar belakang
yang telah dipaparkan
di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: 1. Produk
apa saja yang paling diminati KJKS BINAMA dalam menerapkan strategi
pemasaran? 2. Bagaimanakah strategi
pemasaran KJKS BINAMA
dalam meningkatkan keunggulan kompetitif? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mendiskripsikan produk-produk yang
diminati di KJKS BINAMA yang berpengaruh terhadap pendapatan BMT.
2. Untuk
mendiskripsikan strategi pemasaran
KJKS BINAMA dalam meningkatkan keunggulan kompetitif pada
produk yang dipasarkan .
D. MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat dari
penelitian ini diharapkan untuk: 1.
Manfaat Akademis Dengan
penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharan ilmu
bagi aktivitas akademik
pendidikan khususnya tentang
strategi pemasaran. Selain
itu, bagi perkembangan
penelitian bidang BMT khususnya
pada bidang pemasaran.
2.
Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Menambah
pengetahuan tentang strategi pemasaran di BMT dan untuk memperluas pengetahuan di dunia kerja khususnya
di KJKS BINAMA b. Bagi KJKS BINAMA Memberikan saran
dan masukan bagi
KJKS BINAMA dalam
hal strategi pemasaran, dan
pengembangan produk.
c. Bagi Masyarakat Diharapkan penelitian
ini dapat menambah
informasi yang lengkap mengenai KJKS BINAMA yang diharapkan
masyarakat akan tergerak untuk
meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan BMT di tanah air.
E. TELAAH PUSTAKA Dalam kegiatan
penelitian biasanya bertitik
tolak pada ilmu pengetahuan yang
sudah ada, pada
umumnya semua peneliti
akan memulai penelitiannya dengan cara menggali dari apa
yang telah diteliti oleh para pakar peneliti
sebelumnya. Pemanfaatan terhadap apa yang telah dikemukakan dan ditemukan
oleh peneliti dapat
dilakukan dengan mempelajari,
mencermati, mendalami dan
menggali kembali serta mengidentifikasi hal-hal
yang sudah ada maupun yang belum ada. Untuk mengetahui
hal-hal yang ada dan belum ada, dapat
melalui laporan hasil penelitian dalam bentuk jurnal ataupun karya - karya
ilmiah. Disini peneliti akan
meneliti tentang strategi pemasaran KJKS BINAMA untuk lebih kompeten dalam memasarkan
produk-produknya.
Untuk memasarkan
produk BMT, maka
perlu adanya pengenalan, promosi
dan pemasaran nama
dan produk BMT
terhadap masyarakat.
Penelitian Siti
Asiyah , yang
mengangkat tentang Peran
BMT Bina Ummat Sejahtera
Lasem Rembang Terhadap Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil dikecamatan
Lasem dimana peneliti
menjelaskan bahwa Usaha
mikro dan kecil merupakan sektor
usaha yang strategis
dan potensial dalam membantu pengembangan
perekonomian di Indonesia.
Namun di satu
sisi kebanyakan mereka
kesulitan dalam mengakses
permodalan. Bank yang
diharapkan mampu menjadi
perantara keuangan ternyata
hanya mampu bermain
pada level menengah atas.
Sementara lembaga keuangan non formal yang notabene mampu menjangkau pengusaha mikro, tidak mampu
meningkatkan kapitalitas usaha keil.
Maka keberadaan BMT diharapkan tidak terjebak pada dua kutub ekonomi yang
berlawanan tersebut. BMT
Bina ummat Sejahtera
merupakan BMT yang
pertama kali berdiri
di Lasem-Rembang dan
sudah berkembang pesat.
Dalam membantu pengembangan
usaha mikro dan
kecil BMT Bina Ummat Sejahtera
di Lasem-Rembang memberikan
bantuan modal atau pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah selain
itu juga di
dukung dengan adanya pendampingan usaha.
Dari hasil
penelitian Peran BMT
Bina Ummat sejahtera
dalam hal pembiayaan terhadap perkembangan usaha mikro
dan kecil sangat membantu Siti asiyah (52411096), Peran BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem Rembang
Terhadap Perkembangan Usaha Mikro dan
Kecil di Kecamatan Lasem. Fakultas syariah IAIN
Walisongo Semarang, tahun 2009.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi