Kamis, 28 Agustus 2014

Skripsi Syariah:ANALISIS MARKETING MIX, PERTUMBUHAN DAN KEMAMPULABAAN ASURANSI BUMIPUTERA SYARI’AH KANTOR CABANG KUDUS


 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Asuransi  pada  dasarnya  didirikan  dan  dilembagakan  sebagai  sebuah  usaha untuk mengatur atau me-manage  masa depan yang lebih baik.  Melalui  asuransi, seseorang dapat “menjaminkan” kebutuhan ekonomi masa depannya.
Hal  ini  setidaknya  terlihat  dari  tujuan  utama  pendirian  asuransi  di  Indonesia  yang diprakarsai oleh Persatoean Goeroe Hindia Belanda (PGHB) pada tahun  1912  dengan  pionernya  Dwidjosewojo.  Lembaga  asuransi  yang  kemudian  dikenal  dengan  nama  Bumiputera  memiliki  landasan  dasar  sebagai  lembaga  yang  memiliki  tujuan  untuk  memajukan  ekonomi  serta  menjaminkan  keselamatan keluarga anggota-anggotanya di kemudian hari.
 Pada  perkembangan  berikutnya,  asuransi  seolah-olah  menjadi  ”lahan  ekonomi”  yang  saling  menguntungkan  antara  pengelola  dan  nasabahnya.
Sehingga  saat  memasuki  abad  20,  asuransi  di  Indonesia  telah  mengalami  perkembangan yang pesat.
 Meski demikian, baru kemudian pada tahun 1992,  Pemerintah  Indonesia melegalformalkan bisnis asuransi secara paten melalui  UU  Asuransi,  yakni  UU  No.  2  Tahun  1992  tentang  Asuransi.
 Daya  tarik   Hal  ini  sebagaimana  dinyatakan  oleh  M.  Anshar  dalam  Majalah  ”Persatoean  Goeroe”  edisi  25  Februari  1933  yang  dikutip  kembali  dalam  ”Indonesia  yang  Kuimpikan”,  Tempo  Edisi  Khusus Kebangkitan Nasional 1908-2008, Majalah, 19-25 Mei 2008.

 Hal  ini  ditunjukkan  dengan  perkembangan  jumlah  pasar  asuransi  di  Indonesia  hingga  tahun 1992. Total struktur pasar asuransi hingga 1992 adalah 643 unit  dengan aset lebih dari 10  milyar rupiah. Lihat dalam Herman Darmawi,  Manajemen Asuransi, Jakarta: Bumi Aksara, 2000,  hlm. 236-237.
 Mengenai legalitas Asuransi melalui UU tersebut dapat dilihat dalam Abdullah Amrin,  Asuransi Syari’ah; Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi Konvensional, Jakarta: PT.
 asuransi  juga  telah  menjadi  inspirasi  dalam  mengembangkan  produk-produk  asuransi.  Pengembangan  produk  tersebut  meliputi  pengembangan  jenis  lingkup  produk  maupun  pengembangan  legalitas  produk.  Maksud  dari  legalitas  produk  asuransi  adalah  bahwasanya  asuransi  tidak  hanya  dikembangkan  dalam  konteks  legalitas  konvensional  saja  namun  juga  dikembangkan dalam konteks legalitas agama, khususnya syari’ah Islam.
Dua tahun setelah adanya UU yang mengatur tentang asuransi,  yakni  tahun 1994, asuransi berbasis syari’ah  Islam atau  yang lebih dikenal dengan  istilah  asuransi  syari’ah  dijadikan  wacana  untuk  pertama  kali  di  Indonesia.
Pengenalan  wacana  asuransi  syari’ah  yang  pertama  kali  di  Indonesia  diprakarsai oleh PT Syarikat Takaful Indonesia (STI).
 Pengembangan wacana  bisnis asuransi syari’ah di Indonesia yang dilakukan oleh PT STI tidak dapat  dilepaskan  dari  perkembangan  asuransi  syari’ah  di  Malaysia.  Melalui  studi  banding serta mengacu  pada kinerja  asuransi syari’ah di Malaysia-lah bisnis  asuransi syari’ah PT STI dikembangkan.
 Akhirnya pada tahun 1995, tepatnya  2 Juni 1995, asuransi berbasis syari’ah diluncurkan oleh PT STI.
 Elex  Komputindo,  2006,  hlm.  6;  Lihat  juga  dalam  Wirdianingsih,  Bank  dan  Asuransi  Islam  di  Indonesia, Jakarta: Kencana, 2005, hlm. 219.
 Mengenai  pengertian  asuransi  syari’ah  dapat  dilihat  dalam  Abdullah  Amrin,  Asuransi  Syari’ah;  Keberadaan  dan  Kelebihannya  di  Tengah  Asuransi  Konvensional,  Jakarta:  PT.  Elex  Komputindo,  2006;  Wirdianingsih,  Bank  dan  Asuransi  Islam  di  Indonesia,  Jakarta:  Kencana,  2005; Abdul Ghofur Anshori,  Asuransi Syari’ah di Indonesia;  Regulasi dan Operasionalisasi di  Dalam Kerangka Hukum Positif di Indonesia, Yogyakarta: UII Press, 2007.
 Pembentukan  PT  STI  sendiri  melibatkan  beberapa  lembaga  keuangan  yakni  Yayasan  Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia, dan Asuransi Jiwa Tugu Mandiri.
 Malaysia  memang  merupakan  negara  ASEAN  pertama  yang  menerapkan  asuransi  dengan  prinsip  syariah  sejak  tahun  1985.  Di  negara  jiran  ini,  asuransi  syariah  dikelola  oleh  Syarikat Takafu Malaysia Sdn. Bhd  Mengenai  sejarah  kemunculan  asuransi  syari’ah  di  Indonesia  penulis  rangkum  dan  kembangkan dari Majalah Proteksi edisi Februari 2003/tahun XXIV sebagaimana dikutip dalam  http://www.ipin4u.esmartstudent.com/asuransi.htm.
 Meskipun  telah  diluncurkan  sejak  tahun  1995,  asuransi  syari’ah  baru  dilegalkan  dan  diatur  secara  formal  pada  tahun  2001  melalui  Fatwa  Dewan  Syari’ah  Nasional  Majelis  Ulama  Indonesia  (DSN-MUI)  No.  21/DSNMUI/X/2001  tentang  Pedoman  Umum  Asuransi  Syari’ah.
 Setelah  adanya  legalitas tersebut, asuransi syari’ah berkembang pesat. Fenomena yang hampir  sama  dengan  awal  kemunculan  asuransi  konvensional  juga  terjadi  pada  saat  setelah asuransi syari’ah mendapatkan legalitas. Daya tarik asuransi syari’ah,  yang secara legal hukum agama, lebih disukai oleh umat Islam telah mampu  meningkatkan  animo  lembaga-lembaga  keuangan  konvensional  maupun  lembaga  asurnasi  konvensional  untuk  memasukkan  produk  asuransi  syari’ah  sebagai  salah  satu  produknya.  Tercatat,  setelah  legalitas  asuransi  syari’ah,  terdapat  beberapa  lembaga  asuransi  konvensional  yang  menjadikan  asuransi  syari’ah  sebagai  produk  asuransinya,  termasuk  pioner  asuransi  konvensional  di Indonesia, yakni Bumiputera.
 Sebagai  lembaga  asuransi  yang  dapat  dikatakan  yang  tertua,  tentu  Bumiputera tidak akan mengalami kesulitan yang berarti dalam mengelola dan  mengembangkan  produk  asuransi  syari’ah.  Indikator  sederhananya  adalah  keberanian  lembaga  Bumiputera  untuk  menerapkan  secara  utuh  dan   Fatwa  Dewan  Syari’ah  Nasional  Majelis  Ulama  Indonesia  (DSN-MUI)  No.  21/DSNMUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syari’ah.
 Lembaga-lembaga  yang  menjadikan  asuransi  syari’ah  setelah  munculnya  legalitas  tersebut  di  antaranya  adalah  Asuransi  Jiwa  Asih  Great  Eastern,  MAA  Life  Insurance,  Asuransi  Bringin  Jiwa  Sejahtera,  dan  pada  akhir  2002  didirikan  cabang  syariah  Asuransi  Tri  Pakarta.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi