Sabtu, 23 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS XI MAN TLOGO KABUPATEN BLITAR


BAB I  PENDAHULUAN  
A.  Latar Belakang Masalah  Pendidikan  adalah  sebuah  karya  bersama  yang  berlangsung  dalam  suatu  pola  kehidupan  insani  tertentu,  yang  diatur  dalam  suatu  sistem  tersendiri.
 Permendiknas  No  22  tahun  2006,  yang  berisi  tentang  standar  isi  untuk  satuan  pendidikan  dasar  dan  menengah,  serta  permendiknas  No  23  tahun  2006,  yang  berisi tentang standar kompetensi, untuk satuan pendidikan dasar dan menengah,  merupakan  salah  satu  bentuk  kebijakan  pemerintah  dalam  upaya  memperbaiki  mutu  pendidikan  dan  relevansi  pendidikan  yang  harus dilakukan  secara  menyeluruh.  Namun  dalam  realita  yang  terjadi  di  Indonesia,  banyak  sekali  pendidikan yang ada, dalam hal ini proses belajar mengajar yang dilaksanakan di  dalamnya  masih  banyak  yang  belum  mampu  menghasilkan peserta  didik  yang  mampu mencapai standar yang telah ditetapkan. Sehingga memunculkan banyak  pertanyaan atas proses belajar mengajar yang selamaini telah dilakukan.

 Dalam perjalanan pendidikan di Indonesia adanya sistem pendidikan yang  Patternalistik  dan  Peodalistik  yang  sempat  diperankan  oleh  birokrasi  terdahulu  sempat membuka ruang yang sempit bagi profesionalisme, sehingga berimplikasi  pada  pelaksanaan  pembelajaran  guru-guru  di  sekolah  dewasa  ini  yang  mana  model pelaksanaannya cenderung bersifat rutinitas atau sekedar melepas tanggung  2  jawab sebagai pekerja.
  Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Fuad Hasan  ketika dimintai pendapatnya tentang perkembangan pendidikan Indonesia pernah  berkata, “Jangan terlalu ribut soal kurikulum dan sistemnya. Itu semua bukan apaapa,  justru  pelaku-pelakunya  itulah  yang  lebih  penting  diperhatikan.”  .  Sebagai  mantan menteri  pendidikan,  beliau  tentu  sadar betul bahwa  kualitas  guru  justru  menjadi permasalahan pokok pendidikan.
 Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya  proses  dan  hasil  pendidikan  yang  berkualitas.  Oleh  karena  itu  upaya  perbaikan  apapun  yang  dilakukan  untuk  meningkatkan  kualitas  pendidikan  tidak  akan  memberikan  sumbangan  yang  signifikan  tanpa  didukung oleh  guru  yang  profesional  dan  berkualitas.  Sebagai  pengajar  atau  pendidik,  guru  merupakan  salah  satu  faktor  penentu  keberhasilan  setiap  upaya pendidikan.  Kinerja  guru  dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, merupakan faktor  utama  dalam  pencapaian  tujuan  pengajaran,  keterampilan  peguasaan  proses  pembelajaran  ini  sangat  erat  kaitannya  dengan  tugas dan  tanggung  jawab  guru  sebagai  pengajar  dan  pendidik.  Secara  sempit  dapat  diinterprestasikan  sebagai  pembimbing  atau  belajar  fasilitator  belajar  siswa.  Adanya  peningkatan  dalam  mutu  pendidikan  tidak  terlepas  dari  peran  guru  sebagai  unsur  utama  dalam  keseluruhan  proses  pendidikan.  Guru  mempunyai  tugas untuk  membimbing,  mengarahkan  dan  juga  menjadi  teladan  yang  baik  bagi para  peserta  didiknya,  maka  dari  itu,  dengan  setumpuk  tugas  serta  tanggung jawab  yang  diembannya    Syaiful  Sagala,  Kemampuan  Professional  Guru  Dan  Tenaga  Kependidikan,  (Bandung:  Alfabeta, 2009), hlm. 1.
   Ahmad  Rizali,  dkk,  Dari Guru  Konvensional Menuju Guru Profesional, (Jakarta: P.T.
 Grasindo, 2009), hlm. 66.
 3  guru  mampu  menunjukkan  bahwa  dia  mampu  menghasilkan kinerja  yang  baik  demi terciptanya pendidikan yang baik.
 Sehingga dalam hal ini peran dan kinerja guru menjadi salah satu sorotan  atas  beberapa  permasalahan  di  atas  mengingat  guru  sendiri  adalah  jiwa  bagi  proses  belajar  mengajar  dalam  dunia  pendidikan.  Seiring  dengan  perubahan  tatanan birokrasi yang ada seolah mencuatkan kembali berbagai gugatan terhadap  dunia  pendidikan  nasional.  revitalisasi  peran  sentral  guru  dalam  meningkatkan  kualitas  pendidikan  kembali  menjadi  sorotan  seiring merosotnya  kualitas  pendidikan di Indonesia.
 Guru  secara  khusus  sering  diibaratkan   sebagai  jiwa bagi  tubuh  pendidikan,  karena  pendidikan  tidak  akan  berarti  tanpa  kehadiran  guru,  apapun  model kurikulum dan paradigma pendidikan yang berlaku gurulah pada akhirnya  yang menentukan tercapai tidaknya program tersebut.Demikian juga sebaliknya  ketika  terjadi  kemerosotan  kualitas  pendidikan  yang ada,  guru  tentunya  mengambil peran atasnya.
  Kualitas  pendidikan  sendiri  secara  umum  dipengaruhi  oleh  penyempurnaan  sistematik  terhadap  seluruh  komponen  pendidikan  seperti  peningkatan  kualitas  dan  pemerataan  penyebaran  guru,  kurikulum  yang  disempurnakan,  sumber  belajar,  sarana  dan  prasarana yang  memadai,  iklim  pembelajaran  yang  kondusif,  serta  didukung  oleh  kebijakan  (political  will) pemerintah,  baik  di  pusat  maupun  di  daerah.  Tetapi  dari  semua  itu   guru  tetap  merupakan  komponen  paling  menentukan.  Karena  di  tangan  guru,  kurikulum,   Depag RI, Standar Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam PadaSekolah Umum Dan  Madrasah,(Jakarta: Depag, RI), hlm. 1.
 4  sumber  belajar,  sarana  prasarana  dan  iklim  pembelajaran  menjadi  sesuatu  yang  berarti bagi kehidupan peserta didik.
  Kompetensi  adalah  kecakapan  atau  kemampuan  berupa  pengetahuan  ketrampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan  bertindak. Menurut UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 10  disebutkan  “Kompetensi  adalah  seperangkat  pengetahuan,  ketrampilan  dan  perilaku  yang  harus  dimilki,  dihayati  dan  dikuasai  oleh  guru  atau  dosen  dalam  melaksanakan tugas keprofesionalannya“.
  Tanpa kompetensi yang jelas maka akan sulit untuk mengharapkan hasil  optimal dari suatu kegiatan maupun program yang akan dilakukan oleh seseorang  dalam hal ini pendidik karena itu, seseorang yang ditugaskan pada suatu jabatan  haruslah  yang  dipandang  cakap  dalam  bidang  tersebut termasuk  tugas  sebagai  guru baik guru di madrasah maupun guru pendidikan Islam di sekolah umum.
  Dalam  Islam  juga  dipaparkan,  bahwa  setiap  pekerjaan harus  dilakukan  secara  profesioanal  dalam  arti  harus  dilakukan  secara  benar.  Sehingga  hanya  mungkin dilakukan oleh orang yang ahli, Rasulullah Saw bersabda:  “Bila suatu urusan dikerjakan oleh orang yang tidakahli, maka tunggulah  kehancurannya”. (HR. Bhukhari).
 Kehancuran dalam hadist ini dapat diartikan secara terbatas dan dapat juga  diartikan secara luas. Bila seorang guru mengajar tidak dengan keahliannya, maka    Mulyasa,  Standar  Kompetensi  Dan  Sertifikasi  Guru,  (Bandung:  P.T.  Remaja  Rosda  Karya), hlm. 5.
  Ibid, hlm. 23.
  Ibid, hlm. 1.
 5  yang  hancur  adalah  muridnya  karena  gurunya  tidak   profesional.
   Kompetensi  profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas  dan  mendalam  yang  meliputi  konsep,  struktur  dan  metode  keilmuan/teknologi/seni yang  menaungi/koheren  dengan materi  ajar,  materi  ajar  yang ada dalam kurikulum sekolah, hubungan konsep antar mata pelajaran terkait,  penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari dan kompetensi  secara  profesional  dalam  konteks  global  dengan  tetap  melestarikan  nilai  dan  budaya nasional.
  Sebagaimana  telah  dikemukakan  di  atas,  bahwa  dalam  upaya  meningkatkan  mutu  pendidikan,  aspek  utama  yang  ditentukan  adalah  kualitas  guru. Untuk itu, upaya awal yang dilakukan dalam peningkatan mutu pendidikan  adalah  kualitas  guru.  Kualifikasi  pendidikan  guru  sesuai  dengan  prasyarat  minimal yang ditentukan oleh syarat-syarat seorang guru yang profesional.
 Akan  tetapi  melihat  realita  lain  yang  ada,  keberadaan  guru  profesional  sangat  jauh  dari  apa  yang  dicita-citakan.  Menjamurnya  sekolah-sekolah  yang  rendah  mutunya  memberikan  suatu  isyarat  bahwa  guru  profesional  hanyalah  sebuah  wacana  yang  belum  terealisasi  secara  merata  dalam  seluruh  pendidikan  yang ada di Indonesia. Hal itu menimbulkan suatu keprihatinan yang tidak hanya  datang  dari  kalangan  akademisi,  akan  tetapi  orang  awam  sekalipun  ikut  mengomentari   pendidikan  dan  tenaga  pengajar  yang  ada.  Kenyataan  tersebut  menggugah  kalangan  akademisi,  sehingga  mereka  membuat  perumusan  untuk  meningkatkan  kualifikasi  guru  melalui  pemberdayaan  dan  peningkatan   Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam Dalam Prespektif Islam, (Bandung: P.T. Remaja  Rosda Karya), hlm. 113.
  Farid Hasyim, Strategi Madrasah Unggul, (Jogjakarta: Prismashopie), hlm. 155.
 6  profesionalisme  guru  melalui  program-program  peningkatan  kualitas  guru  yang  difasilitsi birokrasi yang ada namun yang menjadi permasalahan baru guru hanya  memahami program-program tersebut hanya sebagai formalitas untuk memenuhi  tuntutan  kebutuhan  yang  sifatnya  administratif.  Sehingga  kompetensi  guru  profesional  dalam  hal  ini  tidak  menjadi  prioritas  utama.  Dengan  pemahaman  tersebut, kontribusi untuk siswa menjadi kurang diperhatikan bahkan terabaikan.
 Sehingga  yang  menjadi  imbasnya  adalah  siswa  sebagai anak  didik  tidak  mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal. Padahal siswa ini adalah sasaran  pendidikan  yang  dibentuk  melalui  bimbingan,  keteladanan,  bantuan,  latihan,  pengetahuan yang maksimal, kecakapan, keterampilan,nilai, sikap yang baik dari  seorang guru.
 Maka hanya dengan seorang guru profesional hal tersebut dapat terwujud  secara  utuh,  sehingga  akan  menciptakan  kondisi  yang menimbulkan  kesadaran  dan  keseriusan  dalam  proses  kegiatan  belajar  mengajar.  Dengan  demikian,  apa  yang  disampaikan  seorang  guru  akan  berpengaruh  terhadap  hasil  pembelajaran.
 Tidak  kompetennya  seorang  guru  dalam  penyampaian  bahan  ajar  secara  tidak  langsung  akan  berpengaruh  terhadap  hasil  dari  pembelajaran.  Karena  proses  pembelajaran  tidak  hanya  dapat  tercapai  dengan  keberanian,  melainkan  faktor  utamanya  adalah  kompetensi  yang  ada  dalam  diri  seorang  guru.  Keterbatasan  pengetahuan  guru  dalam  penyampaian  materi  baik  dalam  hal  metode  ataupun  penunjang pokok pembelajaran lainnya akan berpengaruh terhadap pembelajaran.
 Melihat wacana di atas, sangat terlihat bahwa kompetensi profesional guru  dapat  berpengaruh  terhadap   pencapaian  kompetensi  siswa.  Atas  dasar  wacana  7  yang ada di lapangan, maka penulis ingin membuktikan apakah persepsi yang ada  di  kalangan  masyarakat  mengenai  masalah  kompetensi  guru  itu  benar  atau  sebaliknya,  dengan  melakukan  suatu  penelitian  dalam hal  ini  peneliti  memfokuskan  penelitian  pada  salah  satu  kompetensi  guru  yakni  kompetensi  profesional guru.
 Berdasarkan  latar  belakang  masalah  di  atas,  maka  penulis  tertarik  untuk  melakukan  penelitian  dan  membahasnya  dalam  bentuk  skripsi  yang  berjudul  “PENGARUH  KOMPETENSI  PROFESIONAL  GURU  TERHADAP  PENCAPAIAN  KOMPETENSI  SISWA  PADA  MATA  PELAJARAN  FIQIH  KELAS XI MAN TLOGO BLITAR”.
 B. Rumusan Masalah  Berdasar  latar  belakang  masalah  di  atas,  maka  dapat dirumuskan  secara  umum  sebagai  berikut:  “Bagaimana  pengaruh  kompetensi  profesional  guru  terhadap pencapaian kompetensi siswa pada mata pelajaran fiqih kelas XI MAN  Tlogo Blitar”.
  Rumusan  umum  masalah  di  atas  dapat  dijabarkan  kedalam  berbagai  masalah khusus sebagai berikut:  1.  Apakah  ada  pengaruh  antara  kompetensi  profesional  guru  terhadap  pencapaian kompetensi siswa pada mata pelajaran fiqih kelas XI MAN Tlogo  Blitar?  8  2.  Seberapa  besar  pengaruh  antara  kompetensi  profesional  guru  terhadap  pencapaian kompetensi siswa pada mata pelajaran fiqih kelas XI MAN Tlogo  Blitar?  C.  Tujuan Penelitian  Secara  umum  tujuan  penelitian  ini  adalah  untuk  menganalisis  Pengaruh  kompetensi  profesional  guru  terhadap  pencapaian  kompetensi  siswa  pada  mata  pelajaran  fiqih  kelas  XI  MAN  Tlogo  Blitar.   Adapun  tujuan  khususnya  adalah  untuk:  1.  Untuk  mengetahui  adakah  pengaruh  antara  kompetensi  profesional  guru  terhadap  pencapaian  kompetensi  siswa  pada  mata  pelajaran  fiqih  kelas  XI  MAN Tlogo Blitar.
 2.  Menganalisis  besarnya  pengaruh  kompetensi  profesional  guru  terhadap  pencapaian kompetensi siswa pada mata pelajaran fiqih kelas XI MAN Tlogo  Blitar.
 D.  Manfaat Penelitian  Penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  manfaat  bagi  pihak-pihak  sebagai berikut:  1.  Pengembangan Ilmu Pengetahuan  Secara  umum  temuan  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  dukungan  terhadap  penelitian  sejenis  yang  diadakan  sebelumnya.  Selain  itu,  hasil  dari  penelitian  ini  diharapkan  untuk  memperkaya  hasil  penelitian  dan  9  pengembangan  ilmu  pengetahuan  yang  berkaitan  dengan dunia  pendidikan  khususnya  yang  berkaitan  dengan  masalah  kompetensi  profesional  yang  harus  dimiliki seorang guru dan pencapaian kompetensi siswa.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi