BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan
teknologi informasi yang
salah satunya teknologi komunikasi
berdampak pada perubahan
perilaku manusia baik
secara langsung maupun
tak langsung pada
perubahan perilaku manusia
salah satunya dalam perkembangan
teknologi komunikasi. Teknologi komunikasi yang semakin handal, efektif dan ekonomis
sudah menjadi kebutuhan yang mendasar karena
sangat menunjang aktifitas.
Komunikasi merupakan alat yang penting
dalam menunjang kelangsungan
hidup manusia untuk
saling mengenal dan berinteraksi
satu dengan lainnya seperti dalam Al-Quran surat al-Hujurat diterangkan.
“Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu
saling mengenal sesungguhnya orang
yang paling mulia
disisi allah ialah
orang yang paling bertaqwa
di antara kamu
sesungguhnya allah maha
mengetahui lagi maha mengenal”
(surat: al-Hujurat, ayat 13) Dalam
sebuah hadist Rasulullah SAW pernah bersabda: Yayasan Penyelenggara dan Penafsir, Al-Quran dan Terjemahnya, Bandung: Depag RI, 2006, hlm. 412.
Artinya:
“Dari Anas Ibnu
Malik berkata, Rasulullah
SAW bersabda: “Barangsiapa ingin dilapangkan rizki dan panjang umurnya maka sambunglah sanak saudaranya” (HR. Muslim).
Berdasarkan
ayat di atas
jelas bahwa manusia
memang diciptakan untuk
saling mengenal dan
berinteraksi satu dengan
yang lain agar
tercipta komunikasi, karena
hakekat manusia umum (human nature in general) yaitu manusia merupakan makhluk sosial. Menurut
pandangan sosialis manusia itu sebenarnya adalah
makhluk sosial bukan
individu, manusia seharusnya hidup
secara harmonis dengan
alam dan manusia-manusia lainnya.
AlQur’an
menceritakan tentang aspek
historis penciptaan manusia
dengan istilah “Bani
Adam” (al-A’raf:19) keberadaan
sebagai makhluk sosial dihubungkan dengan pasangannya (Hawa) pertama
kali manusia diciptakan, seorang manusia
memerlukan orang lain dalam menampilkan peril aku sosial sebagai sisi terpenting yang memberi tempat
dari derajat kemanusiaan.
Untuk
mewujudkan hal itu
manusia harus menjalin
komunikasi dengan orang
lain. Seiring perkembangan
zaman, sarana komunikasi
juga turut berkembang.
Dulu komunikasi harus
secar a langsung dengan
tatap muka. Kemudian berkembang
menggunakan surat ada juga yang melibatkan teknologi
informasi yaitu dengan
pager, faksimile, telpon
kabel dan yang lebih
mudah yaitu dengan telepon genggam / telepon seluler. Kemudahan itu Imam Abi Khusain Bin Hajaj, Shahih Muslim,
Darul Kutub, Tanpa Tahun, hlm.
Arnicum Azis, Hartono, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Bumi Aksara,
1997, hlm.
Ali Anwar Yusuf, Wawasan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2002, hlm. 47 antara lain
karena memungkinkan dibawa
kemana- mana dan
menawarkan fasilitas sekunder di
luar fungsi komunikasi.
Telepon seluler
atau sering disebut
dengan telepon genggam
(hand phone/mobile,
phone/cellular phone) adalah salah satu
alat komunikasi yang beberapa tahun
belakang ini semakin banyak digunakan dan pertumbuhannya terus melonjak. Teknologi ponsel mengalami
perkembangan, dari teknologi berbasis AMPS
(Advance Mobile Phone
System) sampai GSM
(Global System For Mobile
Communication) AMPS yaitu teknologi
ponsel dengan sistem modulasi
suara analog yang
menggunakan frekuensi 800
MHz dan 1800
MHz. Ponsel berbasis
GSM yaitu Nama
group standardisasi yang dimapankan
pada tahun 1982 untuk menghasilkan standar telepon bergerak di
Eropa, digunakan sebagai
formula spesifikasi untuk
pan- eropa sistem seluler radio bergerak yang bekerja pada
frekuensi 900 MHz.
Ponsel GSM mempunyai
kualitas suara lebih
jernih dan jangkauan
signal lebih luas dimana
setiap ponsel GSM menggunakan sim card untuk dapat mengaktifkan ponselnya.
Ponsel bukan
hanya sekedar alat
komunikasi suara tetapi
telah berkembang ke
arah komunikasi data
yang disebut dengan
Wireless Application Protocol
(WAP) yang bisa
mengakses internet. Banyaknya kelebihan
yang dimiliki GSM
menyebabkan teknologi AMPS
yang dulu merajai kini mulai ditinggalkan pelanggan.
Suryani,
Global System for Mobile Communication (GSM), Jakarta: Grasindo, 2005,
hlm.
30 Sim
card atau kartu
sim yang sering
digunakan pada ponsel
GSM sendiri dapat
dibedakan menjadi dua
yang berhubungan dengan
sistem pembayaran, yaitu
kartu sim prabayar
dan pasca bayar.
Sim pasca bayar adalah kartu
ponsel yang mengharuskan
konsumen untuk berlangganan
ke salah satu operator GSM dengan
kewajiban membayar abonemen dan pulsa yang ditagihkan
pada bulan berikut
dari bulan pemakaian.
Sim prabayar, konsumen
hanya membeli voucher/isi
ulang (reload voucher)
yang sudah disediakan tanpa membayar abonemen. Sampai
bulan januari 2011, operator ponsel GSM
yang ada di Indonesia adalah Telkomsel, Indosat, Exelcomindo Pratama, yang semuanya masih menggunakan
frekuensi 900 MHz.
Ketiga operator tersebut
pada awalnya hanya
menerapkan sistem pasca
bayar, namun setelah adanya
inovasi sistem prabayar yang lebih praktis, sebagian konsumen berpindah dari sistem pasca bayar ke
prabayar.
Adanya permintaan yang cukup
tinggi dari konsumen dan berdirinya beberapa operator
ponsel GSM baru
yang menggunakan frekuensi 1800MHz.
(Indosat dan Telkomsel)
sejak akhir 2001
menyebabkan bisnis telpon
seluler mengalami pertumbuhan
yang sangat cepat.
Akibatnya perusahaan yang
bergerak di bidang barang atau jasa telekomunikasi saling bersaing
untuk memperebutkan pangsa
pasar yang potensial.
Hal itu dibuktikan
oleh masing-masing operator
yang setiap tahunnya
terus mengalami volume penjualan
pada pelanggan sebagai berikut: Nugroho
Bambang, Alat Komunikasi, Klaten: CV.Sahabat, 2008, hlm. 25 Tabel
1.
Tahun Telkomsel
Indosat XL 2006 33 Juta
15 Juta 9 Juta 2007 45 Juta
23 Juta 14 Juta 2008 63 Juta
35 Juta 25 Juta 2009 70 Juta
32 Juta 24 Juta sumber:
www.Indosat.com Dari tabel di
atas terlihat bahwa
penggunaan Telkomsel paling banyak
di antara lainnya.
Akan tetapi produk
Indosat yang banyak digunakan oleh mahasiswa IAIN Walisongo.
Seperti dalam tabel di bawah ini: Tabel 1.
Fakultas Indosat
Telkomsel XL Tarbiyah 16
5 Syariah
18 5 Dakwah 10
10 Ushuludin
12 7 sumber:
Wawancara Dengan Mahasiswa Berdasarkan
wawancara dengan mahasiswa IAIN Walisongo yang terdiri
dari empat fakultas.
Dari masing-masing fakultas
penulis mengambil sampel
sebanyak 25 mahasiswa.
Enam belas dari
25 mahasiswa Tarbiyah
memakai Indosat, sedangkan
dari Fakultas Syariah sebanyak
18 mahasiswa menggunakan
produk Indosat. Empat
puluh persen atau dari 10 dari 25 mahasiswa Dakwah
memakai produk Indosat.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi