Sabtu, 23 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM UPAYA MEMBENTUK PRIBADI MUSLIM SISWA DI MTS NEGERI PARE

BAB I  PENDAHULUAN  
A.  Latar Belakang  Dalam  ajaran  Islam  pembinaan  kepribadian  kepada  generasi  muda  sangat  dibutuhkan  karena  sebagai  penerus  yang  nantinya  akan  memegang  masa  depan  bangsa  dan  agama,  yaitu  generasi  yang  mempunyai  kualitas  intelektual  yang  tinggi,  dengan  kualitas  kepribadian  yang  baik  atau  Islam  menyebutnya  sebagai  akhlakul  karimah,  maka  dari  itu pendidikan  dan  pembinaan  kepribadian  generasi  muda  merupakan  tanggung  jawab  semua  lapisan  masyarakat,  baik  pada  lingkungan  keluarga,  masyarakat  sosial  dan  masyarakat sekolah.

Dalam  lingkungan  keluarga,  orang  tua  mempunyai  peranan  yang  sangat  penting  dalam  membina  kepribadian  generasi  penerus  bangsa,  khususnya  anak-anak  mereka,  dalam  lingkungan  sosial masyarakat  juga  mempunyai  andil  dalam  membina  kepribadian  generasi  muda,  sedangkan  dalam lingkungan sekolah, guru yang mempunyai tugasdan wewenang dalam  membina  kepribadian  anak  didiknya  menuju  pada  kepribadian  muslim  yaitu  kepribadian  yang  seluruh  aspek-aspeknya  yakni  baik  tingkah  laku  luarnya,  kegiatan-kegiatan  jiwanya,  maupun  filsafat  hidup  dan  kepercayaannya  menunjukkan pengabdian kepada Allah SWT. Dalam hal ini guru mempunyai  peranan  yang  sangat  penting dalam membina  kepribadian  siswa-siswanya  di  sekolah,  Guru  adalah  orang  yang  bekerja  dalam  bidang  pendidikan  dan  pengajaran,  yang  ikut  bertanggung  jawab  dalam  mendidik  dan  mengajar,  membantu anak untuk mencapai kedewasaan  Pada dasarnya kepribadian bukan terjadi secara serta merta, akan tetapi  terbentuk  melalui  proses  kehidupan  yang  panjang.  Oleh  karena  itu  banyak  faktor  yang  ikut  ambil  bagian  dalam  membentuk  kepribadian  manusia  tersebut. Dengan demikian apakah kepribadian seseorang itu baik, buruk, kuat,  lemah,  beradab  atau  biadap  sepenuhnya  ditentukan  oleh  faktor  yang  mempenggaruhi  dalam  pengalaman  hidup  seseorang  tersebut.  Dalam  hal  ini  pendidikan  sangat  besar  penanamannya  untuk  membentuk  kepribadian  manusia itu  Kenyataan tersebut memberikan peluang bagi upaya guru pendidikan  agama  Islam  untuk  memberikan  andilnya  dalam  usaha  membentuk  kepribadian siswa. Guru Pendidikan Agama Islam adalah orang dewasa yang  bertanggung jawab untuk memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam  perkembangan  jasmani  dan  rohaninya  agar  mencapai  tingkat  kedewasaan,  mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu mandiri  dalam  memenuhi  tugasnya  sebagai  hamba  dan  khalifah  Allah  SWT,  serta  mampu  melaksanakan  tugas  sebagai  makhluk  sosial  dan sebagai  makhluk  individu yang mandiri  Begitu  juga  yang  terjadi  di  MTs  Negeri  Pare  sehingga  peneliti  patut  untuk  mengkaji  lebih  lanjut  tentang  peran  yang  dilakukan  oleh  guru  pendidikan  agama  Islam  dalam  upaya  membentuk  pribadi  muslim  siswa.     Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam(Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 62   Zuhairini et,al. Filsafat Pendidikan Islam(Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 186   Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm. 87  Sebagaimana  Madrasah  Tsanawiyah  lainnya,  MTs  Negeri Pare  merupakan  lembaga  pendidikan  formal  yang  sederajat  dengan  Sekolah  Menengah  Pertama (SMP), MTs Negeri Pare pun berusaha sebaik  mungkin menyiapkan  peserta  didiknya  untuk  siap  bersaing  dengan  peserta didik  dari  sekolah  lain  dalam hal mencetak peserta didik unggul yang memiliki keluasan ilmu tidak  hanya  umum  saja  tetapi  juga  keluasan  ilmu  dalam  bidang  agama  dan  juga  memilki kepribadian yang baik yang dapat menjadi keunggulan MTs Negeri  Pare  dari  pada  sekolah-sekolah  lainnya.  Untuk  mewujudkan  ini  pula  diharapkan pembentukan kepribadian muslim tersebut dapat terbentuk melalui  pembelajaran  pendidikan  agama  Islam  di  madrasah  dan juga  suri  tauladan  yang  berupa  pembiasaan  yang  dilakukan  oleh  guru  seperti  adanya  jadwal  sholat dhuha, mengaji bersama setiap pagi sebelum jam pelajaran dimulai dan  lain  sebagainya  yang  semuanya  itu  diharapkan  dapat  membentuk  pribadi  muslim siswa.
Kepribadian  muslim  dalam  kontek  ini  barang  kali  dapat  diartikan  sebagai identitas yang dimiliki seseorang sebagai  ciri khas bagi keseluruhan  tingkah  laku  sebagai  muslim,  baik  yang  disampaikan  dalam  tingkah  laku  secara  lahiriyah  maupun  sikap  batinnya.  Tingkah  laku  lahiriyah  seperti  cara  berkata-kata,  berjalan,  makan,  minum,  berhadapan  dengan  orang  tua,  guru,  teman  sejawat,  kerabat  dan  sebagainya.  Sedangkan  sikap  batin  seperti  penyabar,  ikhlas,  sopan  santun  dan  sikap  terpuji  lainnya  yang  timbul  dari  dorongan batin.
Kemudian  ciri  khas  dari  tingkah  laku  tersebut  dapat dipertahankan  sebagai kebiasaan yang tidak dapat dipengaruhi sikap dan tingkah laku orang  lain yang bertentangan dengan sikap yang dimiliki.  Ciri khas tersebut hanya  mungkin  dapat  dipertahankan  jika  sudah  terbentuk  sebagai  kebiasaan  dalam  waktu  yang  lama.  Selain  itu  sebagai  individu  setiap muslim  memiliki  latar  belakang pembawaan yang berbeda-beda. Perbedaan individu ini diharapkan  tidak  akan  mempengaruhi  perbedaan  yang  akan  menjadi kendala  dalam  pembentukan kebiasaan ciri khas secara umum  Untuk  itu  seorang  guru  harus  memenuhi  berbagai  persyaratan  baik  secara fisik, psikis, mental, moral maupun intelektual yang secara ideal supaya  kelak  mampu  menunaikan  tugasnya  dengan  baik.  Sehingga  guru  sebagai  pendidik  dan  pengajar  mempunyai  peranan  dan  tanggung  jawab  dalam  membentuk pribadi siswanya terutama dalam pendidikan yang diarahkan agar  setiap  siswanya  menjadi  manusia  yang  beriman,  berilmu,  berakhlak  mulia  serta  mampu  membangun  dirinya  dan  berperan  aktif  dalam  pembangunan  bangsa. Seorang guru adalah sumber keteladanan, sebuah pribadi yang penuh  dengan  contoh  dan  teladan  bagi  murid-muridnya. Guru  pendidikan  agama  Islam diharapkan mampu menjadi suri tauladan yang baik. Dalam al-Qur’an  kata  teladan  diproyeksikan  dengan  kata  uswah,  metode  yang  cukup  besar  pengaruhnya  dalam  mendidik  anak.  Allah  telah  menunjukkan  bahwa  contoh  keteladanan dari kehidupan Nabi Muhammad SAW adalahmengandung nilai   Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Agama Islam (Konsep dan Perkembangan  Pemikirannya), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 92  pedagogis  bagi  manusia.  

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi