BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Pendidikan merupakan
hal yang sangat
penting dalam meningkatkan sumber
daya manusia (SDM).
kebutuhan manusia akan
pendidikan merupakan suatu
keadaan yang sangat
mutlak dan sangat
tidak bisa dipisahkan,
karena dengan pendidikan
secara tidak langsung
kepribadian seseorang akan
terbentuk. John Dewey
menyatakan bahwa pendidikan merupakan
salah satu kebutuhan
hidup manusia guna
membentuk dan mempersiapkan pribadinya agar hidup dengan
disiplin.
Berdasarkan bahasa latin ‘educare’, pendidikan
dapat diartikan sebagai pembimbingan secara
berkelanjutan (to lead
forth), yang artinya mencerminkan
suatu pengakuan bahwa
manusia menurut keberadaan kodratnya adalah makhluk yang bersifat labil,
yang mana sepanjang hidupnya tidak
pernah berada dalam kecukupan, baik secara lahir maupun batin.
Hal ini
menunjukkan bahwa pendidikan secara alami merupakan kebutuhan hidup manusia,
yang sesuai dengan
kodrat manusia yang
memiliki peran rangkap yaitu sebagai makhluk individu yang perlu
berkembang dan sebagai anaggota masyarakat
dimana mereka hidup.
A. Fatah
Yasin. 2008. Dimensi-Dimensi Pendidikan
Islam. Malang: UIN-Malang
Press.
Hal. 15 Suparlan Suhartono. 2008. Wawasan
Pendidikan.Jogjakarta: Ar-Ruzmedia. Hal. 15 A. Fatah Yasin. Op.cit. hal 15-16 2 Proses
pendidikan seringnya terjadi dalam sebuah lembaga. Dan sebuah lembaga
pendidikan telah mengalami
perkembangan, dari bentuknya
yang paling sederhana, asasi, dan
primitif. Homeschoolingadalah fenomena
yang tergolong tidak
baru di kalangan
pendidikan. Sebagai sebuah
istilah umum, homeschooling merupakan sistem
pembelajaran yang dilaksanakan
tidak di sekolah formal konvensional. Namun, secara
bentuk homeschooling memiliki keragaman
karena homeschoolingmenggunakan sistem yang terdesentralisasi pada keluarga dan bersifat customized, proses
perkembangan individual; anak dapat lebih
memungkinkan untuk dapat
dioptimalkan karena model pembelajaran
dalam homeschoolingdapat disesuaikan
dengan kebutuhan dan gaya setiap anak.
Saat ini banyak orang tua di kota-kota yang
menyekolahkan anaknya di rumah atau
dengan mengadakan pendidikan sendiri dirumah (homeschooling) karena
para orang tua
beralasan kurang mempercayai
sepenuhnya pada sekolah
formal dan bukan
berarti kualitas di
sekolah formal rendah,
akan tetapi pengaruh
lingkungan di sekolah
yang membawa dampak
negative terhadap perubahan sikap
anak. Contohnya anak
merasa lebih suka menghabiskan waktu
diluar rumah bersama
dengan teman-temannya, terpengaruh
pergaulan bebas, mengkonsumsi
barang-barang terlarang sehingga
orang tua merasa
prihatin jika anaknya
akan mudah terpengaruh oleh
lingkungan yang buruk
dan menyeleweng dari
budaya ataupun adat kebiasaan
yang berlaku dalam keluarganya. Untuk itu, orang tua merasa lebih Imas
Kurniasih. 2009. Homeschooling, Bersekolah
di Rumah Kenapa
Tidak?. Jogjakarta: Cakrawala. Hal. 8 3 aman jika
anak mereka disekolahkan
di rumah sehingga
orang tua akan mudah
membentuk anak sesuai dengan apa yang diharapkannya.
Selama
ini homeschooling masih terasa
asing bagi sebagian
orang karena mereka
beranggapan bahwa sekolah
itu hanya ada
pada sekolah formal saja. Namun ada sebagian orang tua
merasa lebih aman dan nyaman bila
menerapkan homeschoolingbagi anak-anaknya. Selain itu, orang tua bisa lebih
intensif untuk menjaga
dan membantu tumbuh
kembang anak. Orang tua mempunyai
alasan lain dalam
penerapan homeschooling bagi anakanaknya
yaitu untuk memberi
kebebasan pada anak
tentang hal-hal yang ingin dipelajari
sesuai dengan minat
dan bakat yang dimiliki
anak. Namun, dengan
menerapkan homeschooling
dalam keluarga tentunya
mempunyai konsekuensi yang mana
orang tua harus benar-benar mendampingi
anaknya dalam belajar dan
bereksplorasi untuk menyerap ilmu.
Berdasarkan
panduan pelaksanaan homsechooling
yang dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan Kesetaraan,
homeschoolingadalah proses layanan pendidikan yang
secara sadar, teratur
dan terarah dilakukan
oleh orang tua atau keluarga
di rumah atau
di tempat-tempat lain
dimana proses pembelajaran
itu dapat berlansung
secara kondusif dengan
tujuan dapat mengasah
potensi, bakat dan
minat maasing-masing anak.
Dengan adanya homeschoolinganak merasa nyaman dan aman
sehingga tidak mendapatkan tekanan dan
tidak menjadikan sebuah proses pembelajaran menjadi beban.
Seto mulyadi. 2007. Homeschooling Keluarga Kak Seto. Bandung: kaifa A. Abe Saputra. 2007. Rumahku Sekolahku:
Panduan Bagi Orang Tua Untuk Menciptakan Homeschooling. Yogyakarta: Graha Pustaka. Hal.
53-54 Imas Kurniasih. Op. cit. hal. 11 4 Penyelenggaraan Homeschooling sebagai sekolah
informal telah didasarkan
pada undang-undang republik
Indonesia nomor 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (UU
Sisdiknas No.20/ 2003, pasal 1 ayat 1)
yang berbunyi: “pendidikan adalah
usaha sadar dan
terencana dalam mewujudkan
suasana belajar dan
proses pembelajaran agar
peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.
dalam
undang-undang diatas jelas
sekali bahwa pendidikan
hendaknya menumbuhkembangkan potensi
yang dimiliki peserta
didik dan membimbingnya untuk menjadi manusia yang
berkualitas. Dengan cara tidak memberikan
paksaan dalam pelaksanaan pembelajaran atau dengan kata lain anak
tidak merasa tertekan
terhadap pendidikan yang diterimanya sehingga peserta
didik dapat menuangkan
kreativitas, serta bakat
yang dimilikinya.
Dengan demikian tujuan dari
pendidikan nasional dapat tercapai dengan baik.
Keluarga adalah
lembaga terkecil dimana
sebuah kehidupan dimulai, pada
saat itu juga
pendidikan pun dimulai.
Orang tua merupakan
guru pertama bagi
anak-anaknya, sebagaimana yang
pernah dikatakan oleh Jalaludin rahmat
bahwasannya rumah atau
keluarga merupakan “madrasah” utama yang dapat melahirkan anak-anak didik
unggulan, manusia yang teguh dalam beragama,
dan manausia yang
teduh batinnya. Rumah
juga menjadi Seto Mulyadi.Op. cit hal. 12 5 tempat bagi
anak untuk membekali
diri dalam mengarungi
“jalan kemanusiaan” dan
menjadi tempat berlangsungnya dialektika
yang mengajarkan nilai-nilai
keluhuran budi.
Pendidikan anak
yang dipayungi oleh
institusi keluarga merupakan pondasi
pendidikan yang paling
sempurna. Belajar di rumah
juga akan mendukung
terciptanya lingkungan yang
lebih komunikatif antara
anggota keluarga karena selama
ini kecenderungan merenggangnya rasa kekerabatan dan
kekeluargaan. Belajar di
rumah akan mendukung
terhadap proses kematangan
jiwa anak. Hampir
seluruh perkembangan kejiwaan
anak bisa terpantau karena lebih gampang memantau dan
mengkomunikasikan dengan orang tua,
sehingga jika ada hambatan dalam belajarbaik secara fisik ataupun psikis, relative lebih cepat diketahui dan
dipecahkan. Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi