Senin, 25 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PERAN TUTOR DALAM MENGEMBANGKAN PERILAKU SOSIAL ANAK DI KOMUNITAS HOMESCHOOLINGSEKOLAH DOLAN VILA BUKIT TIDAR MALANG


BAB I  PENDAHULUAN
 A.  Latar Belakang  Pendidikan  merupakan  hal  yang  sangat  penting  dalam  meningkatkan  sumber  daya  manusia  (SDM).  kebutuhan  manusia  akan  pendidikan  merupakan  suatu   keadaan  yang  sangat  mutlak  dan  sangat  tidak  bisa  dipisahkan,  karena  dengan  pendidikan  secara  tidak  langsung  kepribadian  seseorang  akan  terbentuk.  John  Dewey  menyatakan  bahwa  pendidikan  merupakan  salah  satu  kebutuhan  hidup  manusia  guna  membentuk  dan  mempersiapkan pribadinya agar hidup dengan disiplin.
 Berdasarkan bahasa latin ‘educare’, pendidikan dapat diartikan sebagai  pembimbingan  secara  berkelanjutan  (to  lead  forth),  yang  artinya  mencerminkan  suatu  pengakuan  bahwa  manusia  menurut  keberadaan  kodratnya adalah makhluk yang bersifat labil, yang mana sepanjang hidupnya  tidak pernah berada dalam kecukupan, baik secara lahir maupun batin.
 Hal  ini menunjukkan bahwa pendidikan secara alami merupakan kebutuhan hidup  manusia,  yang  sesuai  dengan  kodrat  manusia  yang  memiliki  peran  rangkap  yaitu sebagai makhluk individu yang perlu berkembang dan sebagai anaggota  masyarakat dimana mereka hidup.

   A.  Fatah  Yasin.  2008.  Dimensi-Dimensi  Pendidikan  Islam.  Malang:  UIN-Malang  Press.
Hal. 15   Suparlan Suhartono. 2008. Wawasan Pendidikan.Jogjakarta: Ar-Ruzmedia. Hal. 15   A. Fatah Yasin. Op.cit. hal 15-16  2  Proses pendidikan seringnya terjadi dalam sebuah lembaga. Dan sebuah  lembaga  pendidikan  telah  mengalami  perkembangan,  dari  bentuknya  yang  paling sederhana, asasi, dan primitif.  Homeschoolingadalah fenomena yang  tergolong  tidak  baru  di  kalangan  pendidikan.  Sebagai  sebuah  istilah  umum,  homeschooling merupakan  sistem  pembelajaran  yang  dilaksanakan  tidak  di  sekolah formal konvensional. Namun, secara bentuk homeschooling memiliki  keragaman karena homeschoolingmenggunakan sistem yang terdesentralisasi  pada keluarga dan bersifat customized, proses perkembangan individual; anak  dapat  lebih  memungkinkan  untuk  dapat  dioptimalkan  karena  model  pembelajaran dalam  homeschoolingdapat disesuaikan dengan kebutuhan dan  gaya setiap anak.
 Saat ini banyak orang tua di kota-kota yang menyekolahkan anaknya di  rumah atau dengan mengadakan pendidikan sendiri dirumah (homeschooling)  karena  para  orang  tua  beralasan  kurang  mempercayai  sepenuhnya  pada  sekolah  formal  dan  bukan  berarti  kualitas  di  sekolah  formal  rendah,  akan  tetapi  pengaruh  lingkungan  di  sekolah  yang  membawa  dampak  negative  terhadap  perubahan  sikap  anak.  Contohnya  anak  merasa  lebih  suka  menghabiskan  waktu  diluar  rumah  bersama  dengan  teman-temannya,  terpengaruh  pergaulan  bebas,  mengkonsumsi  barang-barang  terlarang  sehingga  orang  tua  merasa  prihatin  jika  anaknya  akan  mudah  terpengaruh  oleh  lingkungan  yang  buruk  dan  menyeleweng  dari  budaya  ataupun  adat  kebiasaan yang berlaku dalam keluarganya. Untuk itu, orang tua merasa lebih    Imas  Kurniasih.  2009.  Homeschooling,  Bersekolah  di  Rumah  Kenapa  Tidak?.   Jogjakarta:  Cakrawala. Hal. 8  3  aman  jika  anak  mereka  disekolahkan  di  rumah  sehingga  orang  tua  akan  mudah membentuk anak sesuai dengan apa yang diharapkannya.
 Selama  ini  homeschooling masih  terasa  asing  bagi  sebagian  orang  karena  mereka  beranggapan  bahwa  sekolah  itu  hanya  ada  pada  sekolah  formal saja. Namun ada sebagian orang tua merasa lebih aman dan nyaman  bila menerapkan homeschoolingbagi anak-anaknya. Selain itu, orang tua bisa  lebih  intensif  untuk  menjaga  dan  membantu  tumbuh  kembang  anak.  Orang  tua  mempunyai  alasan  lain  dalam  penerapan  homeschooling bagi  anakanaknya  yaitu  untuk  memberi  kebebasan  pada  anak  tentang  hal-hal  yang  ingin  dipelajari  sesuai  dengan  minat  dan  bakat  yang dimiliki  anak.  Namun,  dengan  menerapkan  homeschooling dalam  keluarga  tentunya  mempunyai  konsekuensi  yang mana  orang tua harus benar-benar mendampingi  anaknya  dalam belajar dan bereksplorasi untuk menyerap ilmu.
 Berdasarkan  panduan  pelaksanaan  homsechooling  yang  dikeluarkan  oleh Direktorat Pendidikan Kesetaraan, homeschoolingadalah proses layanan  pendidikan  yang  secara  sadar,  teratur  dan  terarah  dilakukan  oleh  orang  tua  atau  keluarga  di  rumah  atau  di  tempat-tempat  lain  dimana  proses  pembelajaran  itu  dapat  berlansung  secara  kondusif  dengan  tujuan  dapat  mengasah  potensi,  bakat  dan  minat  maasing-masing  anak.  Dengan  adanya  homeschoolinganak merasa nyaman dan aman sehingga tidak mendapatkan  tekanan dan tidak menjadikan sebuah proses pembelajaran menjadi beban.
  Seto mulyadi. 2007. Homeschooling Keluarga Kak Seto. Bandung: kaifa   A. Abe Saputra. 2007. Rumahku Sekolahku: Panduan Bagi Orang Tua Untuk Menciptakan  Homeschooling. Yogyakarta: Graha Pustaka. Hal. 53-54   Imas Kurniasih. Op. cit. hal. 11  4  Penyelenggaraan  Homeschooling sebagai  sekolah  informal  telah  didasarkan  pada  undang-undang  republik  Indonesia  nomor  20  tahun  2003  tentang sistem pendidikan nasional (UU Sisdiknas No.20/ 2003, pasal 1 ayat  1) yang berbunyi:  “pendidikan  adalah  usaha  sadar  dan  terencana  dalam  mewujudkan  suasana  belajar  dan  proses  pembelajaran  agar  peserta  didik  secara  aktif  mengembangkan  potensi  dirinya  untuk  memiliki  kekuatan  spiritual  keagamaan,  pengendalian  diri,  kepribadian,  kecerdasan,  akhlak  mulia  serta  keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.
 dalam  undang-undang  diatas  jelas  sekali  bahwa  pendidikan  hendaknya  menumbuhkembangkan  potensi  yang  dimiliki  peserta  didik  dan  membimbingnya untuk menjadi manusia yang berkualitas. Dengan cara tidak  memberikan paksaan dalam pelaksanaan pembelajaran atau dengan kata lain  anak  tidak  merasa  tertekan  terhadap  pendidikan  yang diterimanya  sehingga  peserta  didik  dapat  menuangkan  kreativitas,  serta  bakat  yang  dimilikinya.
Dengan demikian tujuan dari pendidikan nasional dapat tercapai dengan baik.
Keluarga  adalah  lembaga  terkecil  dimana  sebuah  kehidupan  dimulai,  pada  saat  itu  juga  pendidikan  pun  dimulai.  Orang  tua  merupakan  guru  pertama  bagi  anak-anaknya,  sebagaimana  yang  pernah  dikatakan  oleh  Jalaludin  rahmat  bahwasannya  rumah  atau  keluarga  merupakan  “madrasah”  utama yang dapat melahirkan anak-anak didik unggulan, manusia yang teguh  dalam  beragama,  dan  manausia  yang  teduh  batinnya.  Rumah  juga  menjadi   Seto Mulyadi.Op. cit hal. 12  5  tempat  bagi  anak  untuk  membekali  diri  dalam  mengarungi  “jalan  kemanusiaan”  dan  menjadi  tempat  berlangsungnya  dialektika  yang  mengajarkan nilai-nilai keluhuran budi.
 Pendidikan  anak  yang  dipayungi  oleh  institusi  keluarga  merupakan  pondasi  pendidikan  yang  paling  sempurna.  Belajar  di rumah  juga  akan  mendukung  terciptanya  lingkungan  yang  lebih  komunikatif  antara  anggota  keluarga karena selama ini kecenderungan merenggangnya rasa kekerabatan  dan  kekeluargaan.  Belajar  di  rumah  akan  mendukung  terhadap  proses  kematangan  jiwa  anak.  Hampir  seluruh  perkembangan  kejiwaan  anak  bisa  terpantau karena lebih gampang memantau dan mengkomunikasikan dengan  orang tua, sehingga jika ada hambatan dalam belajarbaik secara fisik ataupun  psikis, relative lebih cepat diketahui dan dipecahkan. 

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi