BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Anak adalah
sebagai generasi penerus
pewaris cita-cita perjuangan bangsa
dan merupakan potensi
Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas. Anak mempunyai hak dan kebutuhan
hidupyang perlu dipenuhi yaitu: Hak
kebutuhan untuk makan
dengan zat-zat yang
bergizi, kesehatan, bermain,
kebutuhan emosional, pengembangan
moral, spiritual, pendidikan serta
memerlukan lingkungan keluarga
dan sosial yang
mendukung kelangsungan hidupnya.
Dari sekian banyak hak-hak
tersebut, pendidikan merupakan kebutuhan dasar
yang harus diberikan
pada setiap anak.
Pendidikan perlu ditanamkan sedini
mungkin, sehingga sejalan
dengan fitrah Allah
SWT. Dalam undangundang
Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003
dijelaskan bahwa manusia
membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dalam hal ini fungsi pendidikan adalah menjaga generasi bangsa
sejak dini dari berbagai tindakantindakan
negatif. Karena pendidikan
berjalan seiring dengan
perkembangan anak, maka
pendidikan akan sangat
mempengaruhi jiwa dan perkembangan anak
serta akan menjadi
bagian dari kepribadiannya untuk
kehidupan kelak kemudian hari.
Keluarga menjadi
tempat pertama bagi
anak untuk mendapatkan pendidikan
dari kedua orang
tuanya, tentunya pendidikan
dalam keluarga belumlah cukup bagi anak untuk menghadapai
kerasnyakehidupan. Sehingga diperlukan sekolah
sebagai tempat kedua,
yang akan memenuhi
kebutuhan pendidikan bagi anak.
Sayangnya tidak semua anak mampu mengenyam dunia pendidikan secara penuh. Banyak faktor yang
menyebabkan anak tidak dapat menikmati
dunia pendidikan sebagaimana mestinya.
Krisis ekonomi,
adalah sebagai pemicu
utama terjadinya berbagai bencana
yang menyebabkan banyak
orang tua dan
keluarga mengalami penurunan
daya beli, pemutusan
hubungan kerja sehingga
tidak bisa memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya.
Berkaitan dengan itu jumlah anak putus sekolah,
terlantar dan marginal
semakin bertambah, selain
itu akibat yang
ditimbulkan terpaksa banyak
anak-anak yang harus
membantu orang tuanya, karena kemiskinan.
Modernisasi, Industrialisasi, migran dan
urbanisasiyang mengakibatkan terjadinya perubahan
jumlah anggota keluarga
dan gaya hidup
membuat dukungan sosial dan
perlindungan terhadap anak menjadi berkurang.
Faktor lainnya,
adalah dikarenakan adanya
konflik yang terjadi
pada keluarganya, sehingga
mereka bosan dengan
keadaan yang terjadi di
rumah.
Peraturan serba
ketat tanpa memberi
peluang kepada anak
mengutarakan keinginannya, tidak
jarang sering terjadi
tindak kekerasan terhadap
anak dalam rumah
tangga sebagai mana
yang sering kita
saksikan pada media St Sularto, Seandainya Aku Bukan
Anakmu,Potret Kehidupan Anak Indonesia(Jakarta: Buku Kompas , 2000), hlm. 21.
massa
akhir-akhir ini. Hal
ini membuat anak
merasa tertekan dan
tidak nyaman lagi
dalam memasuki dunia
pendidikan. Sehingga sebagian
dari mereka memilih jalanan sebagai
tempat yang menurut mereka
lebih nyaman dan bebas.
Malang sebagai kota pendidikan
tak luput dari wilayah peredaran anakanak
jalanan. Hampir disetiap
perempatan lampu merah
atau di depan pertokoan
mewah dan di
alun-alun kota menjadi
tempat yang amat
strategis bagi anak jalanan dalam
mencari penghidupan. Kehidupan jalanan yang keras tercermin
pada tampang sangar,
acak-acakan bahkan kumuh
yang melekat pada
tubuh mereka. Pandangan
negatif menambah gambaran
kelam keberadaan mereka di tengah
hiruk pikuk ramainya kota.
Namun dibalik tampang sangar,
acak-acakan dan kumuhitu, tersimpan sebuah
fenomena menarik yang layak untuk kita kaji.Diantara sekian banyak anak jalanan yang terkesan semaunya sendiri,
ugal-ugalan dan sulit diatur itu ternyata masih
ada yang mau
dibina, dibimbing dan
dididik dalam sebuah wadah
bernama GRIYA BACA
MALANG. Dari sekian
banyak lembaga swadaya
masyarakat yang ada
di kota malang,
GRIYA BACA berinisiatif menyediakan
tempat khusus bagi
anak jalanan. Di
tengah banyaknya anggapan
negatif dari masyarakat
tentang anak jalanan,
ternyata masih ada sekelompok orang
yang peduli terhadap
masa depan mereka
dengan melakukan pembinaan
baik melalui pendidikan
umum maupun pendidikan agama.
Fenomena ini membuat
penulis tertarik dan
tertantang untuk mengangkat
permasalahan tersebut melalui
pendekatan teoritik dan empirik, maka dari itu penulis mencoba mengangkat
sebuah judul ” POLA
PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM (PAI) PADA ANAK
JALANAN DI GRIYA BACA MALANG” B. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar belakang masalah
diatas, terdapat beberapa permasalahan
yang menurut peneliti
perlu untuk diteliti,
permasalahanpermasalahan tersebut sebagai berikut: 1.
Bagaimana latar belakang anak jalanan di Griya BacaMalang? 2.
Bagaimana pola pembinaan pendidikan agama Islam pada anak jalanan di Griya Baca Malang? 3.
Bagaimana hasil dari pola pembinaan pendidikan agama Islam pada anak jalanan di Griya Baca Malang? C.
Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan
rumusan masalah yang
dirumuskan peneliti di
atas, maka beberapa tujuannya
adalah: a. Mengetahui latar belakang anak jalanan di
Griya Baca Malang.
b. Mendeskripsikan pola
pembinaan agama Islam
pada anak jalanan
di Griya Baca Malang.
c.
Mendeskripsikan hasil dari
pola pembinaan pendidikan
agama Islam pada anak jalanan di Griya Baca Malang.
2. Kegunaan Penelitian Dalam mempelajari ilmu penegetahuan ilmiah
tidak hanya cukup belajar dari segi yang
bersifat teoretis saja, oleh sebab itu penelitian merupakan suatu hal
yang sangat penting
bagi perkembangan selanjutnya,
dengan demikian penulis berharap penelitian ini berguna untuk:
a.
Menambah dan mengembangkan
cakrawala pengetahuan dan pengalaman penulis
yang kelak akan
mengemban tanggung jawab yang tinggi
menjalankan amanat alamamater
untuk dijadikan acuan dalam
melaksanakan tugas mengajar nanti.
b. Bagi
Griya Baca Malang
pada khususnya untuk
dijadikan sebagai acuan
dan motivasi untuk
lebih baik lagi
dalam melaksanakan tugas mulia
membina anak jalanan.
c. Bagi masyarakat pada umumnya untuk dijadikan
sebagai acuan dalam upaya kepedulian
terhadap anak jalanan.
D. Penelitian Terdahulu Pada
penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh M.Hasan
Basri dengan judul
pendidikan akhlak pada
anak jalanan di
rumah singgah al-fadhali
jl.
kaliurang Malang
tahun 1999 mengambil
kesimpulan bahwa pendidikan akhlak
di rumah singgah
al-Fadhali dilakukan dengan menggunakan pola klasikal, suri
tauladan, insindental, pembiasaan,
suri tauladan dan
nasehat.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi