Sabtu, 23 Agustus 2014

Skripsi Syariah:UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI SMP NEGERI 2 TUREN KABUPATEN MALANG


BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah Kenakalan siswa merupakan masalah yang sangat penting dan menarik  untuk dibahas dan diteliti karena seseorang yang namanya siswa merupakan  bagian dari generasi muda dan merupakan tumpuan harapan bagi masa depan  bangsa  dan  Negara  serta  agama.  Untuk  mewujudkan  semuanya  dan  demi  kejayaan bangsa dan Negara serta agama, maka  sudah barang tentu menjadi  kewajiban  dan  tugas  kita  semua  baik  orang  tua,  pendidik  (guru)  dan  pemerintah  untuk  mempersiapkan  generasi  muda  menjadi  generasi  yang  tangguh,  berwawasan  atau  berpengetahuan  yang  luas  dan  mempunyai  keagungan  akhlak  serta  kedalaman  spiritual  dengan  jalan  membimbing,  mendidik,  mengajar,  melatih  dan  mengarahkan  sehingga  menjadi  warga  Negara  yang  baik  dan  bertanggung  jawab  secara  moral.  Dengan  proses  pembimbingan dan mengarahkan generasi muda yang tangguh dan memiliki  wawasan atau pengetahuan yang luas saja tidaklah cukup rasanya, akan tetapi  semuanya haruslah dilengkapi dengan adanya penanaman jiwa keberagamaan  dan pengalaman keberagamaan yang tinggi sehingga akhirnya menjadi sebuah  kepribadian utama.  Dan  berkaitan dengan hal ini maka Winarno Surakhmad  mengatakan: “Adalah  suatu  fakta  di  dalam  sejarah  pembangunan  umat  yang  akan  memelihara keberlangsungan hidupnya untuk senantiasa menyerahkan dan  mempercayakan  hidupnya  di  dalam  tangan  generasi  yang  lebih  muda.

 Generasi  muda  itulah  yang  kemudian  memikul  tanggung  jawab  untuk   tidak  saja  memelihara  kelangsungan  hidup  umatnya  tetapi  juga  meningkatkan  harkat  hidup  tersebut.  Apabila  generasi  muda  yang  seharusnya  menerima  tugas  penulisan  sejarah  bangsanya  tidak  memiliki  kesiapan  dan  kemampuan  yang  diperlukan  oleh  kehidupan  bangsa  itu,  niscaya  berlangsung  kearah  kegersangan  menuju  kepada  kekerdilan  dan  akhirnya sampai pada kehancuran. Karena itu, kedudukan angkatan muda  dalam suatu masyarakat adalah vital bagi masyarakat itu.
  Kalau  kita  lihat  pendapat  di  atas  mengandung  arti  bahwa  tanggung  jawab dari generasi muda (siswa) di masa yang akan datang sangatlah berat,  yaitu  mempertahankan  kelangsungan  hidup  dan  meningkatkan  harkat  hidup  umat  manusia.  Untuk  itu  adanya  upaya-upaya  pendidikan  dan  pembinaan  moral  (akhlak)  terhadap  siswa  sebagai  generasi  penerus  suatu  bangsa  sangatlah  wajar  dan  mutlak  diperlukan  dengan  kepribadian  yang  memiliki  budi  pekerti  dan  akhlak  yang  mulia  sebagai  bekal  hidup  dimasa  yang  akan  datang. Yang sudah pasti tantangan dan hambatan untuk membangun sebuah  kemajuan  atau  peradaban  baru  lebih  besar  dari  saat  ini.  Sebab  apabila  dari  pribadi  generasi  muda  telah  memiliki  budi  pekerti  dan  akhlak  yang  mulia,  maka  kelangsungan  hidup   suatu  bangsa  akan  dapat  di  pertahankan.  Namun  sebaliknya, apabila para siswa memiliki akhlak yang rendah atau rusak, maka  akan terjadilah kerusakan terhadap kelangsungan hidup bangsa itu.
 Dewasa  ini  tuntutan  akan  pendidikan  semakin  meningkat.  Hal  ini  merupakan dorongan  yang sangat kuat untuk membangun ilmu pengetahuan  dan  tekhnologi  yang  semakin  maju  untuk  memenuhi  kebutuhan  hidup  yang  sedemikian  rupa,  maka  tidak  dapat  dielakkan  lagi  kalau  pendidikan  memegang peran penting dalam menghadapi era yang moderen saat ini.
  Winarno Surakhmad, Psikologi Pemuda, (Bandung, 1997), hal: 12-13   Setiap  orang  menyadari  bahwa  harapan  di  masa  yang  akan  datang  terletak pada putra putrinya, sehingga hampir setiap orang berkeinginan agar  putra  putrinya  kelak  menjadi  orang  yang  berguna.  Oleh  karena  itu  perlu  pembinaan yang terarah bagi putra putrinya sebagai generasi penerus bangsa,  sehingga  mereka  dapat  memenuhi  harapan  yang  di  cita-citakan.  Pembinaan  dan pengembangan generasi muda dilakukan secara nasional, menyeluruh dan  terpadu.  Pembinaan dan pengembangan  generasi muda merupakan tanggung  jawab  bersama  antara  orang  tua,  keluarga,  masyarakat,  pemuda  dan  pemerintah serta di tunjukkan untuk meningkatkan kualitas generasi muda.
 Pendidikan nasional yang di laksanakan di Indonesia merupakan upaya  pemerintah  dalam  rangka  membangun  manusia  Indonesia  agar  berkualitas  tinggi  secara  lahir  maupun  batinnya,  pelaksanaan  pendidikan  nasional  erat  sekali  kaitannya  dengan  perkembangan  sumber  daya  manusia,  agar  potensi  dasar yang dimiliki oleh manusia Indonesia dapat bermanfaat secara maksimal  bagi kepentingan Bangsa dan Negara.
 Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam pembukaan Undang-Undang  Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,  Bab II pasal 3, yang berbunyi sebagai berikut:  Pendidikan  Nasional  berfungsi  mengembangkan  kemampuan  dan  membentuk  watak  serta  peradaban  bangsa  yang  bermartabat  dalam  rangka  mencerdaskan  kehidupan  bangsa,  bertujuan  untuk  berkembangnya  potensi  peserta  didik  agar  menjadi  manusia  yang  beriman  dan  bertakwa  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa,  berakhlak  mulia,  sehat,  berilmu,  cakap,  kreatif,  mandiri  dan  menjadi  warga  negara yang demokratis dan serta bertanggung jawab.
   Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Delpin, 2003), hlm.8   Namun  demikian,  pendidikan  yang  berlansung  selama  ini  masih  dianggap  kurang  bermakna  bagi  pengembangan  pribadi  dan  watak  peserta  didik.  Hal  ini  dibuktikan  dengan  adanya  berita  di  televisi  atau  koran,  yang  telah menampilakan banyaknya kasus-kasus sosial kemasyarakatan yang telah  terjadi  yang  cenderung  membahayakan  kepentingan  bersama.  Contohnya  seperti  adanya  geng  motor,  perkelahian  antar  pelajar  dan  lain  sebagainya  dimana pelakunya semua adalah siswa Hal  di  atas  menunjukkan  bahwa  perubahan  zaman  yang  ditandai  dengan  kemajuan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  selalu  mengakibatkan  perubahan  sosial,  dengan  semakin  canggihnya  teknologi  komonikasi,  transportasi  dan  sistem  informasi  membuat  perubahan  masyarakat  semakin  melaju  dengan  cepat  dan  tidak  terkontrol.  Dalam  menghadapi  situasi   yang  demikian  siswa  sering  kali  memiliki  jiwa  yang  lebih  sensitif,  yang  pada  akhirnya  tidak  sedikit  para  siswa  yang  terjerumus  terhadap  hal-hal  yang  bertentangan dengan nilai-nilai moral, norma agama, norma sosial serta norma  hidup dimasyarakat oleh karena itu siswa akan cenderung mempunyai tingkah  laku yang tidak wajar dalam arti melakukan tindakan yang tidak pantas.
 Bentuk-bentuk  kenakalan  siswa  itu  berbeda,  dalam   hal  ini  Zakiyah  Daradjat menyatakan: Di negara kita persoalan ini sangat menarik perhatian,  kita dengar anak belasan tahun berbuat jahat, menganggu ketentraman umum  misalnya: mabuk-mabukan, kebut kebutan dan main-main dengan wanita.
   Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: CV Haji Masagung, 1990), hlm: 111   Apa  yang  menimbulkan  kenakalan  siswa  tersebut?  Barangkali  jawaban pertanyaan inilah yang dapat dipakai sebagai landasan berpijak untuk  menemukan  berbagai  aternatif  pemecahannya.  Dalam  bukunnya  “Kesehatan  Mental”  mengemukakan  beberapa  faktor  yang  menyebabkan  timbulnya  kenakalan siswa adalah sebagai berikut: 1.  Kurang pendidikan 2.  Kurang pengertian orang tua tentang pendidikan 3.  Kurang teraturnya pengisian waktu 4.  Tidak stabilnya keadaan sosial, politik dan ekonomi 5.  Banyaknya film dan buku-buku bacaan yang tidak baik 6.  Menyusutnya moral dan mental orang dewasa 7.  Pendidikan dalam sekolah yang kurang baik 8.  Kurangnya perhatian masyarakat dalam pendidikan anak.
  Adapun  gejala-gejala  kenakalan  siswa  yang  di  lakukan  di  sekolah  jenisnya bermacam-macam, dan bisa di golongkan kedalam bentuk kenakalan  yang berbentuk kenakalan ringan. Adapun bentuk dan jenis kenakalan ringan  adalah: 1.  Tidak patuh kepada orang tua dan guru 2.  Lari atau bolos dari sekolah 3.  Sering berkelahi 4.  Cara berpakaian yang tidak sopan Meskipun kenakalan yang terjadi masih dalam bentuk kenakalan yang  ringan hal itu sudah termasuk dalam kurangnya penghayatan dan pemahaman  terhadap nilai-nilai pendidikan agama islam yang di ajarkan oleh guru agama.
  Ibid, hlm:  Dan hal itu merupakan sifat yang tercela dan tidak mencerminkan etika ajaran  agama islam yang baik.
 Beberapa  faktor  penyebab  kenakalan  siswa  yang  tampak  dalam  kutipan di atas dapat diamati bahwa faktor-faktor tersebut bersumber pada tiga  keadaan  yang  terjadi  dalam  lingkungan  keluarga,  sekolah,  dan  masyarakat.
 Oleh  karena  itu  upaya  untuk  mengatasinya  merupakan  tanggung  jawab  bersama antara orang tua, guru di sekolah dan masyarakat.
 Kegiatan  pendidikan  di  sekolah,  sampai  saat  ini  masih  merupakan  wahana  sentral  dalam  mengatasi  berbagai  bentuk  kenakalan  siswa  yang  terjadi.  Oleh  karena  itu  segala  apa  yang  terjadi  dalam  lingkungan  di  luar  sekolah,  senantiasa  mengambil  tolak  ukur  aktivitas  pendidikan  dan  pembelajaran  sekolah.  Hal  seperti  ini  cukup  disadari  oleh  para  guru  dan  pengelola lembaga pendidikan, dan mereka melakukan berbagai upaya untuk  mengantisipasi  dan  memaksimalkan  kasus-kasus  yang  terjadi  akibat  kenakalan siswanya melalui penerapan tata tertib pembelajaran moral, agama  dan norma-norma susila lainnya.
 Oleh  karena  itu  kedudukan  guru  terutama  guru  pendidikan  agama  islam  memiliki  peran  yang  sangat  penting  dalam  turut  serta  mengatasi  terjadinya  kenakalan  siswanya,  sebab  guru  pendidikan  agama  islam  merupakan  sosok  yang  bertanggung  jawab  langsung  terhadap  pembinaan  moral  dan  menanamkan  norma  hukum  tentang  baik  buruk  serta  tanggung  jawab seseorang atas segala tindakan yang dilakukan baik di dunia maupun di  akhirat.
  Mengingat  betapa  pentingnya  peranan  siswa  sebagai  generasi  muda  bagi  masa  depan  bangsa.  Maka  masalah  tersebut  mendorong  peneliti  untuk  melakukan  penelitian  terhadap  siswa  yang  masih  mempunyai  status  siswa.
 Dengan demikian peneliti dapat melihat lebih dekat terhadap kehidupan siswa,  khususnya siswa atau siswa yang pernah atau telibat kenakalan. Oleh karena  itu  penulis  terdorong  untuk  meneliti  sebagaimana  penulis  mengambil  judul  “Upaya  Guru  Pendidikan  Agama  Islam  Dalam  Menanggulangi  Kenakalan Siswa Di SMP Negeri 2 Turen Kabupaten Malang”.
 B.  Fokus Penelitian Dengan  terbatasnya  waktu  dalam  penelitian  ini  serta  kurangnya  biaya  dari  peneliti,  maka  penelitian  ini  hanya  difokuskan  terhadap  upaya  guru  dalam  menanggulangi  kenakalan  siswa  di  SMP  Negeri  2  Turen.  Kenakalan  siswa tersebut difokuskan pada kenakalan ringan, yaitu   suatu kenakalan yang  tidak  sampai  melanggar  hukum.  Adapun  yang  meliputi  kenakalan  ringan  diantaranya adalah:  1.  Tidak patuh kepada orang tua dan guru 2.  Lari atau bolos dari sekolah 3.  Sering berkelahi 4.  Cara berpakaian yang tidak sopan  C.  Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa persoalan  yang perlu diteliti sebagai berikut: 1.  Apa  penyebab  terjadinya  kenakalan  siswa  di  SMP  Negeri  2  Turen  Kabupaten Malang? 2.  Bagaimana bentuk-bentuk kenakalan siswa di SMP Negeri 2 Turen  Kabupaten Malang? 3.  Bagaimana  upaya  guru  Pendidikan  Agama  Islam  dalam  menanggulangi kenakalan siswa di SMP Negeri 2 Turen Kabupaten  Malang? D.  Tujuan Penelitian Sejalan  dengan  persoalan  yang  telah  dikemukakan  di  atas  peneliti  bertujuan: 1.  Untuk  mengetahui  penyebab  terjadinya  kenakalan  siswa  di  SMP  Negeri 2 Turen Kabupaten Malang.
 2.  Untuk mengetahui bentuk-bentuk kenakalan siswa di SMP Negeri 2  Turen Kabupaten Malang.
 3.  Untuk  mengetahui  upaya  guru  Pendidikan  Agama  Islam  di  SMP  Negeri 2 Turen Kabupaten Malang.
 E.  Manfaat Penelitian Selain  untuk  mencapai  tujuan  yang  di  harapkan  di  atas,  penelitian  ini  nantinya di harapkan bermanfaat bagi:   1.  Bagi  peneliti  untuk  menambah  pengetahuan,  pengalaman  dan  wawasan  berfikir  kritis  dalam  melatih  kemampuan,  untuk  memahami dan menganalisis masalah-masalah pendidikan.
 2.  Bagi  sekolah  dapat  digunakan  sebagai  bahan  masukan  dan  bahan  pertimbangan  dalam  mengambil  kebijakan  untuk  mengantisipasi  adanya kenakalan siswa.
 3.  Bagi  Universitas  Islam  Negeri  Maulana  Malik  Ibrahim  Malang,  untuk dapat menambah pembendaharaan kepustakaan, terutama bagi  Jurusan Pendidikan Agama Islam.
 F.  Penegasan Istilah Untuk  mempermudah  dalam  memahami  judul  skripsi  ini  dan  mengetahui arah serta tujuan pembahasan skripsi ini, maka berikut ini akan di  paparkan penegasan judul sebagai berikut: 1.  Upaya yaitu suatu usaha untuk mencapai suatu  maksud, memecahkan  persolan, mencari jalan keluar dan sebagainya 2.  Guru  Pendidikan  Agama  Islam,  yakni  seorang  pendidik  yang  mengajarkan tentang keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan, serta  akhlak yang baik 3.  Menanggulangi  yaitu  proses,  perbuatan,  dan  cara  penanggulanganan  atau pencegahan. Yang dimaksud dengan upaya menanggulangi dalam  skripsi  ini  adalah  suatu  usaha  yang  dilakukan  untuk  memecah  persoalan kenakalan siswa yang ada dengan cara melakukan, tindakan   secara preventif (mencegah timbulnya kenakalan siswa), dan tindakan  represif (menghalangi timbulnya kenakalan siswa yang lebih parah) 4.  

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi