Rabu, 10 September 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup

BAB I.
PENDAHULUAN.
1.1.   Latar Belakang.
kripsi Ekonomi:  Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup
Lingkungan yang bersih adalah dambaan setiap insan. Namun kenyataannya,  manusia  jugalah yang melakukan kerusakan di muka bumi ini dengan berbagai  macam kegiatan yang berdampak negatif pada lingkungannya. Padahal lingkungan  alam merupakan tempat berbagai organisme hidup beserta segala keadaan dan  kondisinya untuk menunjang kehidupan manusia itu sendiri di bumi yang menjadi  tempat tinggalnya. Salah satu permasalahan hidup yang dialami sekarang ini adalah  dampak dari kerusakan lingkungan.

Kerusakan lingkungan  salah satunya dapat dilihat dengan kerusakan dan  penyusutan luas areal hutan. Hutan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang  dianugerahkan kepada bangsa Indonesia, merupakan kekayaan yang dikuasai oleh  negara yang memberikan manfaat serbaguna bagi umat manusia. Hutan juga  merupakan salah satu sumber daya alam yang berperan dalam menjaga,  mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan air dan kesuburan tanah.
Ketersediaan air dan kesuburan tanah merupakan urat nadi kehidupan manusia.
Indonesia dikenal memiliki hutan yang cukup luas dengan keanekaragaman hayati  yang sangat tinggi dan bahkan tertinggi kedua di dunia setelah Brazil.
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Departemen Kehutanan RI tahun  2000, luas hutan Indonesia adalah 106,94 juta hektar atau 3,1% dari luas hutan dunia.
 Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan tingkat kebutuhan akan hasil hutan  seperti kayu  yang semakin meningkat, mendorong masyarakat baik secara individu  maupun kelompok melakukan eksploitasi hasil hutan dengan tidak memperhatikan  kelestariannya. Eksploitasi hasil hutan tersebut biasanya dilakukan secara ilegal  seperti melakukan pembalakan liar, perambahan dan pencurian yang mengakibatkan  kerusakan hutan menjadi  tidak terkendali. Eksploitasi hasil hutan juga terjadi di  Indonesia dimana penyusutan degradasi  hutan setiap  tahunnya, rata-rata 1,8 juta  hektar.
Akibatnya, kerusakan hutan atau lingkungan yang tak terkendali tersebut  mengakibatkan degradasi hutan semakin meningkat, lahan kritis semakin bertambah,  dan sering terjadi bencana alam seperti banjir, tanah longsor yang menelan korban  harta dan jiwa yang tidak sedikit, terjadinya kebakaran dan kekeringan, dan lain  sebagainya. Hal ini tentunya merupakan tantangan bagi semua pihak untuk mencari  akar permasalahan dan solusi pemecahannya. Pembalakan liar, pembukaan lahan  pertanian dan perkebunan, pembukaan  pemukiman baru, transmigrasi, dan  pemberlakuan izin HPH dan lain sebagainya, disinyalir merupakan penyebab  rusaknya kawasan hutan dan meningkatnyanya degradasi hutan di Indonesia. Selain  itu, pertumbuhan dan perkembangan penduduk yang semakin tinggi, sementara luas  tanah adalah tetap, serta diiringi oleh pembangunan yang terus berkembang di setiap  negara, desakan kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat, lapangan kerja kurang  tersedia memaksa kawasan hutan dijadikan sebagai alternatif sasaran bagi  masyarakat, baik masyarakat sekitar kawasan maupun masyarakat yang jauh dari   kawasan untuk memperoleh penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup  keluarga. Walaupun demikian, setiap negara haruslah melakukan pembangunan untuk  meningkatkan perekonomiannya, termasuk negara Indonesia.
Saat ini Indonesia sedang melakukan pembangunan yang bertujuan untuk  meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pembangunan yang dilakukan banyak  menggunakan lahan hutan sebagai tempat dilaksanakannya pembangunan tersebut  sehingga menyebabkan terjadinya degradasi hutan yang tinggi setiap tahunnya. Pada  tahun 1974, luas degradasi hutan Indonesia 600.000 hektar. Laju degradasi hutan  yang semakin tinggi tiap tahunnya yang dilihat dari hasil pemetaan Dephut 1985-  1977 mencapai angka rata- rata 1,87 juta ha pertahunya. Dan kemudian mengalami  peningkatan yang pesat pada tahun 1997 – 2000 menjadi 2,83 juta ha per tahun.
Pertumbuhan penduduk juga menyebabkan terjadinya kerusakan dan degradasi lahan  hutan di Indonesia tahun 2006 yang  meningkat menjadi 4 juta hektar. Sektor  pertanian yang semakin meningkat menyebabkan terjadinya perluasan lahan  pertanian baik itu lahan pertanian bahan pangan, lahan holtikultura maupun untuk  lahan perkebunan.  Pada tahun1974, luas lahan pertanian dan perkebunan adalah  29.885.993 juta hektar dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 37.390.401 juta  hektar. Jumlah industri di Indonesia juga semakin meningkat dimana pada tahun 1974  banyaknya jumlah industri di Indonesia adalah 7.091.000 unit, pada tahun 2006  menjadi 23.224.000 unit. Keberadaan industri  memberikan pengaruh yang besar  terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup yang dapat dilihat dari kerusakan yang  ditimbulkan akibat limbah yang dihasilkan oleh industri maupun degradasi  hutan   akibat lahan hutan yang digunakan untuk pembangunan industri. Dalam setiap  menitnya setiap hari rata-rata kita kehilangan 5 hektar atau setara dengan 5 kali  lapangan sepak bola atau setiap hari kita kehilangan Rp 83 Milliar. Hal ini sangat  memerlukan perhatian dari pemerintah maupun masyarakat. Dalam hal ini  pemerintah berupaya untuk mengurangi tingkat kerusakan hutan dan berusaha  melakukan pelestarian keberadaan hutan dengan melakukan pembangunan yang  berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan, yaitu lingkungan  diperhatikan sejak mulai pembangunan itu direncanakan sampai pada waktu proses  pembangunan itu. Dengan pembangunan berwawasan lingku ngan maka  pembangunan dapat dikatakan berkelanjutan. Dalam laporan Komisi Sedunia tentang  Lingkungan dan Pembangunan (WCED,1987) pembangunan berkelanjutan  didefinisikan sebagai “pembangunan yang mengusahakan dipenuhinya kebutuhan  sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi  kebutuhan mereka”.
Pembangunan berkelanjutan mengandung arti, lingkungan dapat mendukung pembangunan dengan terus menerus karena tidak habisnya sumber daya yang  menjadi modal pembangunan. Modal terdiri dari  buatan manusia, seperti ilmu pengetahuan  dan teknologi, pabrik dan prasarana pembangunan dan sumberdaya  alam, baik yang bersifat terperbaharui maupun yang tak terperbaharui. Walaupun  pemerintah telah menyediakan anggaran lingkungan, namun hal ini tetap tidak bisa  memperbaiki lingkungan yang telah rusak ataupun tercemar  dan habis. Hal ini   disebabkan karena kurangnya kesadaran dari para pengusaha dan masyarakat akan  pentingnya pelestarian lingkungan hidup dan keberadaan akan hutan.
Akibat dari pembangunan yang masih belum memperhatikan lingkungan dan  sumber daya alamnya serta keberadaan hutan yang semakin sempit menyebabkan  banyaknya bencana alam terjadi dan semakin tingginya tingkat polusi/pencemaran  baik itu pencemaran air, udara, tanah dan polusi suara.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba melakukan penelitian melalui  penulisan skripsi dengan mengangkat judul  “ Analisis Faktor-faktor  yang  Mempengaruhi Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia ”.
1.2.   Perumusan Masalah.
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai  dasar kajian dalam penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1.  Apakah sektor industri, pertanian, dan perkebunan secara langsung  berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi?  2.  Apakah sektor industri, pertanian, perkebunan, jumlah penduduk,  pertumbuhan ekonomi, dan anggaran lingkungan hidup secara langsung  berpengaruh terhadap degradasi hutan? 3.  Apakah sektor industri, pertanian dan perkebunan secara tidak langsung  berpengaruh terhadap degradasi hutan melalui pertumbuhan ekonomi? 4.  Apakah sektor industri, pertanian dan perkebunan secara total berpengaruh  terhadap degradasi hutan melalui pertumbuhan ekonomi?  1.3.   Tujuan dan Manfaat Penelitian.
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :.
1.  Untuk mengetahui pengaruh sektor industri, pertanian, dan perkebunan  terhadap pertumbuhan ekonomi.
2.  Untuk mengetahui pengaruh sektor industri, pertanian, perkebunan, jumlah  penduduk, pertumbuhan ekonomi, dan anggaran lingkungan hidup terhadap  degradasi hutan.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :.
1.  Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa  Fakultas Ekonomi , terutama bagi mahasiswa  Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian  selanjutnya.
2.  Sebagai masukan bagi kalangan akademisi dan peneliti yang tertarik  membahas kondisi lingkungan hidup Indonesia.
3.  Sebagai tambahan referensi dan informasi bagi peneliti lain yang mengambil  bahan yang sama di masa mendatang.

  Skripsi Ekonomi:  Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi