Rabu, 10 September 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis Evaluasi Pembangunan Ekonomi Daerah Pasca Otonomi Daerah

BAB I.
PENDAHULUAN.
1.1  Latar Belakang.
Skripsi Ekonomi:  Analisis Evaluasi Pembangunan Ekonomi Daerah Pasca Otonomi Daerah

Terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik merupakan esensi dari suatu  pembangunan. Mudrajat Kuncoro (2004) melihat pembangunan sebagai suatu  proses yang multidimensional. Perubahan yang mencakup beberapa aspek  kehidupan seperti dalam struktur sosial, sikap mental, dan lembaga-lembaga  sosial. Termasuk akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketimpangan  pendapatan, dan pemberantasan kemiskinan absolut. Pada umumnya,  pembangunan nasional di negara-negara berkembang difokuskan pada  pembangunan ekonomi melalui usaha pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan  ekonomi berkaitan erat dengan peningkatan produksi barang dan jasa, antara lain  diukur dengan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) pada tingkat nasional dan  Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat daerah.

Dalam bukunya yang berjudul “Beberapa Aspek Pembangunan Regional”,  Sirojuzilam menyatakan bahwa pembangunan, khususnya dalam bidang ekonomi  ditempatkan pada urutan pertama dari seluruh aktifitas pembangunan nasional.
Hal itu dikarenakan oleh pembangunan nasional menuntut biaya yang harus dapat  diakumulasi melalui pembangunan itu sendiri. Oleh sebab itu, pembangunan  ekonomi amat penting untuk meningkatkan kemampuan bangsa dalam membiayai  pembangunan di bidang lain, tanpa mengabaikan bidang lainnya. Membangun  ekonomi terkait dengan usaha-usaha pemerataan kembali hasil-hasil  pembangunan ke seluruh daerah maupun berupa peningkatan pendapatan   masyarakat, perluasan kesempatan kerja untuk menekan angka pengangguran.
Dan secara bertahap diusahakan suatu pengurangan terhadap tingkat kemiskinan  dan keterbelakangan. Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses  yang menyebabkan GNP per kapita (Gross National Product) atau pendapatan  masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang (Sirojuzilam, 2005).
Lebih luas, pembangunan ekonomi diartikan sebagai serangkaian usaha  (proses) dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan ekonominya sehingga  infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan  semakin  berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat  (Sadono Sukirno: 2007). Perubahan yang diharapkan melalui pembangunan  ekonomi diwujudkan dengan membaiknya tingkat konsumsi masyarakat, investasi  swasta, investasi publik, ekspor dan impor yang dihasilkan oleh suatu negara.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat dipastikan bahwa pembangunan,  khususnya dalam bidang ekonomi hanya terjadi di negara sedang berkembang  saja.
Daerah merupakan ujung tombak pembangunan ekonomi  nasional.
Meningkatnya kinerja ekonomi nasional sering diterjemahkan dengan  meningkatnya kinerja ekonomi wilayah/daerah. Dalam upaya pembangunan  regional, masalah terpenting yang disoroti ahli ekonomi adalah manyangkut  proses pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan. Pertumbuhan  regional merupakan teori pertumbuhan ekonomi nasional yang disesuaikan pada  skala wilayah dengan anggapan dasar bahwa suatu wilayah adalah mini nation (Tommy Firman dalam Sirojuzilam, 2005). Pembangunan ekonomi daerah adalah  suatu proses dimana Pemerintah Daerah dan masyarakatnya mengelola sumber   daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara Pemerintah Daerah  dan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang  perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut.
(Arsyad, 1999).
Bagi suatu negara yang mempunyai wilayah yang luas adalah suatu hal  yang wajar apabila ada beberapa wilayah yang pertumbuhannya cepat dan  beberapa wilayah lainnya mengalami pertumbuhan yang lambat. Walaupun  negara yang bersangkutan telah berusaha menerapkan kebijakan pembangunan  wilayah agar kesenjangan antar wilayah bisa terhindarkan. Penyebab pokok  terjadinya adalah adanya perbedaan struktur industri maupun sektor ekonomi  lainnya.
Oleh karena itu, dewasa ini kita sedang menghadapi perubahan kondisi  yang sangat penting dan sekaligus mempengaruhi pola pembangunan nasional dan  daerah di Indonesia secara keseluruhan. Yakni dengan dilaksanakannya otonomi  daerah sejak tanggal 1 Januari 2001 sesuai dengan Undang-undang No.22 tahun  1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang No.25 tahun 1999  tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Sejak saat itu, pemerintahan  dan pembangunan daerah di seluruh Nusantara telah memasuki era baru yaitu era  otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Sistem pemerintahan dan pembangunan  daerah lama yang sangat sentralisir dan sangat didominasi oleh pemerintah pusat  mulai ditinggalkan. Sedangkan pemerintah daerah diberikan wewenang dan  sumber keuangan baru untuk mendorong proses pembangunan di daerahnya  masing-masing yang selanjutnya akan mendorong proses pembangunan nasional  Indonesia secara keseluruhan.
 Dengan dikeluarkannya undang-undang tersebut berarti telah terjadi  penguatan yang nyata dan legal terhadap kabupaten/kota dalam menetapkan arah  dan target pembangunannya sendiri. Penguatan ini sangat penting karena secara  langsung permasalahan yang dirasakan masyarakat di kabupaten/kota dapat  diupayakan penyelesaiannya melalui mekanisme yang ada di kabupaten/kota  tersebut. Menurut undang-undang ini, otonomi daerah diartikan sebagai  kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan  masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat  sesuai dengan peraturan perundang-undangan.  Dengan demikian daerah otonom  mempunyai kewenangan yang luas untuk mengatur dan mengurus kepentingan  masyarakatnya menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat, namun  tetap dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Otonomi daerah  bukanlah berarti daerah otonom dapat secara bebas melepaskan diri dari ikatan  Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dairi merupakan satu dari 401 jumlah kabupaten yang ada di Indonesia  yang juga ikut menerapkan kebijakan otonomi daerah. Pemerintah daerah  kabupaten Dairi menaruh pengharapan yang besar terhadap kebijakan tersebut  dalam rangka mencapai pembangunan daerah kabupaten Dairi secara keseluruhan  dan pembangunan ekonomi pada khususnya. Pembangunan ekonomi yang  menjadi topik kajian dalam penelitian ini adalah mengenai pendapatan per kapita  dan pertumbuhan ekonomi untuk mengetahui posisi perekonomian antar  kecamatan, sektor basis, tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran, serta  ketimpangan pembangunan antar kecamatan di Kabupaten Dairi.
 Pembangunan ekonomi yang telah dicapai setelah diberlakukannya  kebijakan otonomi daerah perlu dikaji lebih dalam lagi. Oleh karena itu, pada  kesempatan ini penulis tertarik untuk membuat suatu penelitian berupa skripsi  dengan judul “Analisis Evaluasi Pembangunan Ekonomi Daerah Pasca Otonomi  Daerah (Studi Kasus Kabupaten Dairi)”.
1.2  Perumusan Masalah.
Perumusan masalah merupakan dasar kajian dalam penelitian dengan  maksud untuk mempermudah penulisan skripsi. Perumusan masalah juga  diperlukan sebagai cara untuk mengambil keputusan di akhir penulisan skripsi.
Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka perumusan masalah dalam  penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.  Bagaimana posisi perekonomian masing-masing kecamatan di Kabupaten  Dairi pasca otonomi daerah.
2.  Apakah yang menjadi sektor unggulan perekonomian Kabupaten Dairi  pasca otonomi daerah.
3.  Bagaimana tingkat kemiskinan yang terjadi di Kabupaten Dairi pasca  otonomi daerah.
4.  Bagaimana tingkat pengangguran di Kabupaten Dairi pasca otonomi  daerah.
5.  Apakah terjadi ketimpangan pembangunan antar kecamatan di Kabupaten  Dairi pasca otonomi daerah.
 1.3  Hipotesis Penelitian.
Merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang menjadi objek  penelitian, yang kebenarannya masih perlu dibuktikan atau diuji secara empiris.
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis yang menjadi pedoman  awal dalam penelitian ini adalah:.
1.  Posisi perekonomian masing-masing kecamatan di Kabupaten Dairi  digolongkan dalam empat karakteristik pola dan struktur pertumbuhan  ekonomi yang berbeda. Yaitu, daerah cepat maju dan cepat tumbuh(high  growth and high income), daerah maju tapi tertekan (high income but low  growth), daerah berkembang cepat (high growth but low income), daerah  relatif tertinggal (low growth and low income).
2.  Dari sembilan sektor ekonomi yang ada, sektor pertanian merupakan  sektor unggulan di Kabupaten Dairi.
3.  Tingkat kemiskinan masyarakat Kabupaten Dairi semakin berkurang pasca  diberlakukannya kebijakan otonomi daerah 4.  Tingkat pengangguran di Kabupaten Dairi semakin berkurang pasca  diberlakukanya kebijakan otonomi daerah 5.  Ketimpangan pembangunan antar kecamatan di Kabupaten Dairi tidak  terjadi pasca otonomi daerah.
1.4  Tujuan Penelitian.
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tujuan yang sangat penting.
Adalah sebagai berikut:  1.  Untuk menggambarkan posisi perekonomian setiap kecamatan di  Kabupaten Dairi pasca otonomi daerah.
2.  Untuk mengetahui sektor unggulan perekonomian Kabupaten Dairi pasca  otonomi daerah.
3.  Untuk menganalisis tingkat kemiskinan masyarakat Kabupaten Dairi pasca  otonomi daerah.
4.  Untuk menganalisis tingkat pengangguran di Kabupaten Dairi pasca  otonomi daerah.
5.  Untuk mengetahui terjadinya ketimpangan pembangunan antar kecamatan  di Kabupaten Dairi pasca otonomi daerah.
1.5  Manfaat Penelitian.
Adapun manfaat yang diperoleh melalui penelitian ini adalah: 1.  Bagi pemerintah daerah, khususnya pemerintah daerah Kabupaten Dairi,  penelitian ini dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam  mengambil kebijakan dalam rangka memacu pembangunan ekonomi  daerah.
2.  Bagi kalangan akademisi, penelitian ini diharapkan sebagai informasi dan  bahan masukan, khususnya mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas  Sumatera Utara – Departemen Ekonomi Pembangunan yang hendak  melakukan penelitian lebih lanjut.
3.  Bagi penulis, sebagai proses pembelajaran dan penambah wawasan ilmiah  dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni serta guna memenuhi salah satu  syarat untuk menyelesaikan perkuliahan di tingkat Strata 1 (S1).

  
Skripsi Ekonomi:  Analisis Evaluasi Pembangunan Ekonomi Daerah Pasca Otonomi Daerah

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi