Rabu, 22 Oktober 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis Variabel Moneter Dan Kenaikan Harga Bbm Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Tahun 1994-2013

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang.
Skripsi Ekonomi: Analisis Variabel Moneter Dan Kenaikan Harga Bbm Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Tahun 1994-2013
Globalisasi ekonomi  telah  mendorong perekonomian  pada  suatu negara ke  arah yang  lebih terbuka. Perekonomian terbuka  disini memiliki arti  terjadinya perdagangan  internasional  dimana  aktivitas  ekspor  impor  yang  merupakan  cerminan  dari  perdagangan  internasional.  Pentingnya  valuta  asing  di  perdagangan  internasional  membuat  negara-negara  mempertingkan  pengaruh  biaya dan manfaat dalam menggunakan valuta asing.

Menurut  Mankiw  (2007),  valuta  asing  adalah  tingkat  harga  yang  telah disepakati oleh kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Penentuan  kurs  valuta  asing  menjadi  pertimbangan  penting  oleh  negara-negara  yang  terlibat  dalam  perdagangan  internasional.  Karena  pada  dasarnya  kurs  valuta  asing  berpengaruh  besar  terhadap  biaya  dan  manfaat  dalam  perdagangan internasional.
Dalam  era  globalisasi  perekonomian  dunia,  pergerakan  mata  uang  antarnegara  tidak  mengenal  lagi  batas.  Krisis  nilai  tukar  dapat  berdampak  buruk  terhadap  ekonomi  sehingga  kebijakan  untuk  menstabilkan  nilai  tukar  merupakan  kebijakan  penting  pada  dibeberapa  negara  (Simorangkir  dan  Suseno, 2004: 3).
Nilai tukar atau kurs merupakan salah satu harga yang lebih penting dalam perekonomian  terbuka.  Kurs  bisa  dijadikan  alat  untuk  mengukur  kondisi perekonomian suatu negara. Kurs mata uang antar negara mencerminkan nilai    perbandingan nilai mata uang satu negara terhadap negara lainnya yang  mana  ditentukan oleh daya beli masing-masing negara. Pada dasarnya pertumbuhan  nilai  mata  uang  yang  stabil  menunjukkan  bahwa  negara  tersebut  memiliki  kondisi ekonomi yang relatif baik atau stabil (Dornbusch, 2008:453).
Dengan  diberlakukannya  sistem  nilai  tukar  mengambang  penuh/bebas (free floating system) di Indonesia  pada tahun 1997, posisi nilai tukar rupiah  terhadap  mata  uang  asing,  khususnya  US  dolar,  ditentukan  oleh  mekanisme  pasar. Sejak saat itu,  naik turunnya nilai tukar atau fluktuasi ditentukan oleh  kekuatan pasar. Karena pada prinsipnya perbedaan nilai tukar mata uang suatu  negara  (kurs) ditentukan oleh besarnya  permintaan dan penawaran mata uang tersebut (Levi, 1996:129).
Dengan  melemahnya  nilai  tukar  mata  uang  Indonesia  menandakan  lemahnya kondisi untuk melakukan transaksi luar negeri baik itu untuk ekspor maupun  impor  dan  juga  hutang  luar  negeri.  Terdepresiasinya  rupiah menyebabkan  perekonomian  Indonesia  menjadi  goyah  dan  dilanda  krisis  ekonomi dan krisis kepercayaan terhadap mata uang domestik.
Dalam  kurun  20  tahun  terakhir,  pergerakan  nilai  tukar  rupiah  terhadap  dolar AS memiliki kecenderungan terdepresiasi. Dimulai dari tahun 1994 nilai  tukar  rupiah  terus  merosot  tajam  dari  Rp2,200/USD  sampai  menyentuh  Rp16,800.-/USD pada tahun 1998. Hal ini berimbas pada krisis moneter yang  terjadi  Indonesia.  Pada  saat  itu  perkonomian  Indonesia  terguncang  dengan  tingginya inflasi hingga mencapai 70% dan pertumbuhan ekonomi memburuk  hingga menyentuh -13%.
  Setelah  mulai  pulihnya  perekonomian  global  dan  juga  perekonomian  Indonesia  paska  krisis  moneter  1998,  nilai  tukar  rupiah  cenderung  kembali  pulih hingga mencapai Rp8,573/USD pada than  2003. Nilai tukar rupiah pada  tahun  2004-2013  cenderung  mengalami  fluktuatif.  Hal  ini  dipengaruhi  oleh  kondisi  perekonian  global  yang  sempat  mengalami  krisis  pada  tahun  2008.
Selain  itu  pada  akhir  tahun  2013,  mulai  pulihnya  perekonomian  Amerika  Serikat  pasca  krisis  ekonomi  dan  terus  gencarnya  impor  di  Inonesia  mendorong menguatnya nilai tukar dolar sehingga rupiah terdepresiasi hingga  melampaui Rp12,000/USD .
Gambar 1.1 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Tahun 1994-201Sumber: Bank Indonesia (Data diolah) Terdeprisiasinya  nilai  tukar  rupiah  sampai  menyentuh  angka  Rp16,800.00/USD  moneter  maka  mendorong  laju  inflasi  di  Indonesia.
Tercatat  bahwa  laju  inflasi  Indonesia  pada  tahun  1998  mencapai  77,63%.
Ketika  laju  inflasi  tak  terkendali  dan  membuat  bertambahnya  jumlah  uang  217225234295104679184010299318578939719167  9139681039908877938104520040060080010001200199199199199199199200200200200200200200200200200201201201201  yang beredar di masyarakat maka kebijakan moneter untuk mengendalikannya  adalah menaikan tingkat suku bunga. Ketika inflasi mencapai 77,63%, tingka  suku  bunga  SBI  pada  saat  itu  mencapai  41,24%.  Selanjutnya  mulai  menguatnya  nilai  rupiah  menjadi  Rp8025,00/USD  pada  tahun  1999,  laju  inflasi menurun menjadi 2,09% dan suku bunga  SBI turun menjadi 12,52%.
Mulia  stabilnya  perekonomian  pasca  krisis  1998  membuat  laju  inflasi  dan  tingkat suku bunga SBI juga mulai dapat dikendalikan.
Disisi  lain,  pertumbuhan  ekonomi  Indonesia  juga  terus  menurun  akibat  melemahnya  nilai  tukar  rupiah.  Ketika  nilai  rupiah  melemah  sampai  Rp16,800.-/USD  pada  1998  pertumbuhan  ekonmoni  Indonesia  mengalami  -13,30%.  Hal  ini  didukung  oleh  laju  inflasi  yang   tinggi  dan  juga  tingginya  suku  bunga  di  Indonesia  yang  menghambat  laju  pertumbuhan  perkonomian.
Setelah  krisis  moneter  pada  tahun  1998  yang  membuat  laju  inflasi  yang  tak  terkendali,  pertumbuhan  ekonomi  Indonesia  mulai  pulih.  Dari  tahun  2000  sampai  2013  tercatat  pertumbuhan  ekonomi  Indonesia  menunjukan  hasil  positif yaitu mencapai rata rata 5,3%.
Dengan  menguatnya  nilai  tukar  dollar  AS  yang  membuat  nilai  rupiah  merosot  dan  mendongkrak  inflasi.  Tingginya  tingkat  inflasi  maka  akan  manambah  jumlah  uang  yang  beredar  yang  ada  di  masyarakat.  Dengan  menaikan tingkat suku bunga diharapkan menekan jumlah uang yang beredar  di masyarakat dan juga menekan laju inflasi.  Jika dilihat dari sudut pandang  pendekatan  moneter,  umumnya  kurs  valuta  asing  dipengaruhi  oleh  indikator  makroekonomi  yaitu  antara  lain  tingkat  inflasi,  jumlah  uang  beredar  dan  tingkat suku bunga (McDonald dan Taylor, 1992:4).
  Pada tahun 1994-2013 harga bahan bakar minyak di Indonesia cenderung  mengalami  kenaikan.  Kenaikan  harga  BBM  dari  tahun  ke  tahun  mengikuti  fluktuasi harga minyak dunia dan juga untuk pengurangan subsidi. Kenaikan  harga BBM di Indonesia dilakukan secara  bertahap namun beberapa kali juga  penurunan  harga.  Pada  tahun  1994  harga  BBM  sebesar  Rp700.00  dan  tahun  1998 menjadi Rp1200.00. Setelah itu harga BBM turun menjadi Rp1150.00  pada tahun 2000. Setelah itu harga minyak naik secara bertahap sampai tahun  2008  hingga  Rp6000.00.  Namun  pada  tahun  2008  beberapa  kali  mengalami  beberapa  kali  penurunan  hingga  mencapi  Rp4.500.00  pada  tahun  2009  dan  pada tahun 2013 harga BBM naik menjadi Rp6,500.00. Kenaikan harga BBM  memilik  kecendurungan  untuk  manaikan  laju  inflasi  yang  tercatat  setiap  kenaikan harga BBM naik membuat kenaikan harga barang secara menyeluruh  (agregat), maka hal ini mendorong kenaikan laju inflasi.
  Tabel 1.1 Perubahan Harga BBM di Indonesia Tahun 1994-201Tanggal  Harga BBM (Rupiah/Liter) 8 Jan1993 – 4 Mei 1998  705 Mei 1998 – 15 Mei 2008  12016 Mei 1998 – 30 Sept 2000  1001 Okt 2000 – 15 Juni 2001  11516 Juni 2001 – 16 Jan 2002  14517 Jan 2002 – 31 Des 2002  1551 Jan 2003 – 29 Feb 2005  1811 Mar 2005 – 23 Mei 2008  45024 Mei 2008 – 30 Nov 2008  6001 Des 2008 – 14 Des 2008  55015 Des 2008 – 14 Jan 2009  50015 Jan 2009 – 21 Juni 2013   45022 Juni 2013 - Sekarang  650Sumber: www.esdm.go.id (4 Maret 2014, 20:44) (diolah) Dari  pembahasan  diatas  kita  dapat  menyimpulmpulkan  bahwa  beberapa  indikator  makroekonomi  yang  memiliki  hubungan  terhadap  pergerakan  nilai  tukar   antara  lain:  (1)  tingkat  suku  bunga,(2)  inflasi,(3)  jumlah  uang  yang  beredar,  dan  (4)  pertumbuhan  ekonomi.  Selain  inikator  ekonomi  tersebut  terdapat indokator lain yang juga mempengaruhi pergerakan nilai tukar, salah  satunya  adalah  harga  bahan  bakar  minyak.  Pendapat  ini  didukung  oleh beberapa  studi  yang  telah  dilakukan  dalam  menganalisis  pergerakan  nilai  tukar.
Seperti yang di paparkan oleh  Baljinnyan dan  De Hong Lu (2013)  dalam  studinya di China memaparkan bahwa inflasi dan tingkat suku bunga adalah  dua  faktor  yang  paling  berpengaruh  pada  pergerakan  nilai  tukar.  Pendapat    tersebut didukung oleh studi yang dilakukan oleh  Mirchandani (2013)  dalam  studinya  di  India  yang  memaparkan  bahwa  tingkat  suku  bunga  dan  inflasi  memeliki hubungan dengan nilai tukar.
Disisi  lain  Triyono  (2008)  dengan  penelitiannya  di  Indonesia  yang  hasilnya  adalah  JUB  dan  tingkat  suku  bunga  memilik  pengaruh  jangka  panjang  terhadap  nilai  tukar.  Amanto  (2005)  juga  menambahkan  bahwa  terdapat  hubungan  kausal  antara  nilai  tukar  dan  pertumbuhan  ekonomi.  Dan  juga studi lain yang dilakukan oleh  Omojimite  (2011) yang meneliti pengaruh  harga minyak terhadap nilai tukar di  Nigeria, memaparkan bahwa pergerakan  harga minyak dunia akan mempengaruhi pergerakan nilai tukar.
Sementara  itu  beberapa  pendapat  lain  menyangkal  bahwa  tidak  ada  keterkaitan antara nilai tukar dengan tingkat inflasi, jumlah uang yang beredar,  tingkat  suku  bunga,  dan  harga  minyak.  Seperti  yang  dipapark an  oleh  Elena  (2011)  dengan  studinya  di  Romania  yang  berpendapat  jumlah  uang  yang  beradar,  suku  bunga,  inflasi  tidak  memiliki  pengaruh  terhadap  nilai  tukar.
Rickne  (2009)  dengan  studinya  di  negara  pengekspor  minyak  memaparkan  bahwa harga miyak tidak memilik hubungan dengan pergerkan nilai tukar.
Sehubungan  dengan  latar  belakang  yang  telah  disampaikan  sebelumnya  maka penelitian ini akan mencoba mengekspolari bagaimana hubungan nilai  tukar  rupiah  sebagai  variable  dependen  dengan  tingkat  suku  bunga,  tingkat  inflasi,  jumlah  uang  yang  beredar,  pertumbuhan  ekonomi,  dan  harga  bahan  bakar minyak sebagai variable indepen. Adapun judul dari skripsi ini adalah  “Analisis  Variabel  Moneter  dan  Kenaikan  Harga  BBM  yang  Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Tahun 1994-2013”.     B.  Rumusan Masalah.
Berdasarkan  latar  belakang  yang  telah  disampaikan  di  atas,  maka  permasalahan yang akan diangkat pada penelitian kali ini adalah:.
1.  Bagaimana pengaruh  inflasi  terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar  AS dari tahun 1994-2013?.
2.  Bagaimana pengaruh  tingkat suku bunga (SBI/BI Rate) terhadap nilai  tukar rupiah terhadap dolar AS dari tahun 1994-2013?.
3.  Bagaimana  pengaruh  jumlah  uang  yang  beredar  (M2)  terhadap  nilai  tukar rupiah terhadap dolar AS dari tahun 1994-2013?.
4.  Bagaiman pengaruh tingkat pertumbuhan  ekonomi Indonesia terhadap  nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari tahun 1994-2013?.
5.  Bagaimana pengaruh harga BBM terhadap terhadap nilai tukar rupiah  terhadap dolar AS dari tahun 1994-2013?.
C.  Tujuan Penelitian.
Berdasarkan  rumusana  masalah  penelitian  seperti  yang  diungkapkan  sebelumnya, Penelitian ini bertujuan untuk:.
1.  Untuk  mengetahui  pengaruh  tingkat  suku  bunga  (BI  Rate)  terhadap  nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari tahun 1994-2013.
2.  Untuk mengetahui pengaruh tingkat inflasi terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari tahun 1994-2013.
3.  Untuk mengetahui pengaruh jumlah uang yang beredar (M2) terhadap  nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari tahun 1994-2013.
 4.  Untuk mengetahui pengaruh tingkat pertumbuhan ekonomi  Indonesia  terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari tahun 1994-2013.
5.  Untuk  mengetahui  pengaruh  harga  BBM  terhadap  nilai  tukar  rupiah  terhadap dolar AS dari tahun 1994-2013.
D.  Manfaat Penelitian.
Adapun  manfaat  yang  diharpakan  dari  penelitian  ini  adalah  sebagai  berikut:.
1.  Bagi Otoritas Moneter.
Penelitian  ini  diharapkan  dapat  digunakan  sebagai  masukan  untuk  mengambil  kebijakan  yang  tepat  khususnya  yang  berhubungan  dengan  pergerakan nilai tukar rupiah.
2.  Bagi Akademisi.
Penelitian  ini diharapkan dapat digunakan sebagai aplikasi dari teori-teori ekonomi  terutama  ekonomi  makro  yang  mengkaji  tentang  valuta  asing sehingga  dapat  menambah  referensi  untuk  mengetahui  secara  teoritis  mengenai pergerakan nilai tukar rupiah.
3.  Bagi Masyarakat.

Penelitian ini diharapkan dapat menambahkan wawasan dan pengetahuan  mengenai  bagaimana    moneter  dan  kenaikan  harga  BBM  mempegaruhi  pergerakan nilai tukar rupiah.    
Skripsi Ekonomi: Analisis Variabel Moneter Dan Kenaikan Harga Bbm Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Tahun 1994-2013

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi