BAB I.
PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang.
Skripsi Ekonomi: Evaluasi Dan Desain Sistem Akuntansi Biaya Pada Satuan Kerja Badan Layanan Umum
Organisasi sektor publik
merupakan organisasi yang tujuan utamanya adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat dan berkaitan dengan hajat hidup
orang banyak (Halim
dan Khusufi, 2011:
11). Pemberian pelayanan publik
dibiayai melalui dua
sumber, yaitu pajak
dan pembebanan langsung kepada masyarakat yang memanfaatkan pelayanan
publik (Mardiasmo, 2002: 107).
Sumber pembiayaan yang
sebagian besar berasal
dari masyarakat membuat
organisasi sektor publik
bertujuan untuk memberikan
layanan kepada masyarakat dengan
tidak mengutamakan keuntungan.
Salah satu
sifat organisasi sektor
publik adalah tidak
mengutamakan keuntungan, sehingga
seringkali pengeluaran organisasi
sektor publik lebih besar dibandingkan
penghasilan yang diterima
dan merugi (Mahsun, Sulistiyowati,
dan Purwanugraha, 2011:
21). Kondisi tersebut
diperparah dengan banyaknya
korupsi dan penggunaan
dana yang tidak
efektif dan efisien. Dampak negatif dari kerugian tersebut
adalah organisasi sektor publik harus mencari
tambahan dana lain
untuk menutupi kerugian
yaitu menjual aset berharganya atau meminjam dana kepada
pihak lain. Hal ini dapat dilihat dari
kondisi pemerintah Indonesia saat ini yang memiliki banyak hutang luar negeri dan beberapa aset berharganya telah
dikuasai pihak swasta. Berawal dari kondisi tersebut, maka timbul
kesadaran dari masyarakat dan pemerintah
Indonesia bahwa diperlukan
pengelolaan keuangan yang lebih efektif
dan efisien. Di
samping itu, masyarakat
juga menuntut adanya transparansi publik, kinerja yang baik, dan
akuntabilitas pemerintah (Basti an, 2006: 4).
Oleh karena itu,
reformasi terhadap pengelolaan
keuangan merupakan hal
yang mutlak dibutuhkan
oleh pemerintah Indonesia.
Reformasi di
bidang pengelolaan keuangan
diawali dengan terbitnya
tiga paket Undang-Undang yaitu UU
Nomor 17 tahun 2003, UU Nomor 1 tahun 2004
tentang Perbedaharaan Negara, dan UU Nomor 24 tahun 2005. Hal ini menunjukkan
bahwa sebenarnya pemerintah
serius untuk melakukan perbaikan dalam bidang pengelolaan keuangan.
Adanya tiga
paket Undang-Undang tersebut
berdampak terhadap pengelolaan
keuangan di semua
organisasi sektor publik
di Indonesia termasuk organisasi sektor publik di bidang
pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta
(UNS) sebagai salah
satu bagian dari
organisasi sektor publik di bidang pendidikan telah berusaha
menjalankan amanat dari ketiga undang-undang tersebut,
di antaranya merubah
tata kelola keuangannya menjadi Pola
Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (PPK-BLU) pada tahun 2009.
UNS sebagai BLU diberikan
kewenangan yang lebih fleksibel dalam mengelola keuangannya.
PP Nomor 23
tahun 2005 pasal
9 menyebutkan bahwa
BLU diberikan kewenangan
untuk dapat memungut
dana dari masyarakat
sebagai balas jasa
atas layanan atau
hasil yang diberikan.
Akan tetapi, sebelum
dapat memungut dana
dari masyarakat, setiap
BLU diharuskan untuk membuat dasar perhitungan biaya per unit layanan
atau unit cost. Unit cost merupakan
estimasi perhitungan biaya yang digunakan sebagai dasar dalam memungut dana dari masyarakat
(Mulyadi, 2012: 201). Unit cost seharusnya
mengacu pada tujuan dan rencana yang ingin dicapai. Selain itu, unit cost
harus digunakan dalam penyusunan anggaran agar dapat digunakan untuk
alat evaluasi mengenai
efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan kegiatan (Hanggana, 2009: 240). Unit cost dihasilkan
dari sistem akuntansi biaya.
Dalam menjalankan
tugas dan fungsinya,
UNS dituntut untuk memenuhi peraturan-peraturan pemerintah
terkait dengan BLU.
Salah satu peraturan
yang penting untuk
ditaati adalah PMK
Nomor 76 tahun
2008 tentang Pedoman Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan BLU. PMK Nomor 76 tahun 2008 pasal 5 mewajibkan setiap BLU untuk
memiliki sistem akuntansi biaya.
UNS telah memiliki sistem
akuntansi biaya sejak tahun 2012. Sistem akuntansi
biaya tersebut sangat
bermanfaat bagi UNS
di antaranya menghasilkan
perhitungan biaya satuan
per jenis layanan
atau disebut di dalam
lingkungan UNS sebagai Cost Structure Analysis (CSA).
Selain kewajiban dari
peraturan-peraturan pemerintah untuk memiliki sistem
akuntansi biaya, adanya
tuntutan pasar dan
semakin meningkatnya persaingan di segala bidang termasuk
pendidikan saat ini mengharuskan UNS untuk dapat
bersaing dengan universitas
lain demi menjaga
kelangsungan usahanya. Salah satu
usaha untuk mempertahankan
kelangsungan usahanya adalah meningkatkan
pengendalian biaya produksi
(Susetyo, 2007). Oleh karena itu,
sistem akuntansi biaya
sangat diperlukan sebagai
alat untuk pengendalian biaya dan mendukung rencana
jangka panjang organisasi.
Salah satu output dari sistem
akuntansi biaya adalah perhitungan biaya satuan per jenis layanan atau CSA. Tanpa penggunaan akuntansi biaya
yang baik, perhitungan
CSA akan tidak
tepat. Perhitungan akuntansi
biaya yang baik
dan tepat akan
sangat berguna bagi
alat pengendalian aktivitas
operasi dan perencanaan jangka
panjang (Hanggana, 2009: 4). Selain itu, Hanggana (2009: 237) menambahkan bahwa perhitungan unit cost
bermanfaat sebagai dasar penyusunan
anggaran. Hal ini
menunjukkan bahwa akuntansi
biaya sangat bermanfaat
bagi BLU untuk
mencapai tujuan pengelolaan
keuangan secara efisien.
Akan tetapi,
hingga saat ini
unit cost yang
dihasilkan oleh sistem akuntansi
biaya UNS belum
diakui kelayakan dan
belum disahkan oleh Kementerian Keuangan
(Kemenkeu). Hal yang
sama juga dialami
oleh sebagian besar Perguruan
Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia yang perhitungan biaya
satuan per jenis
layanannya belum disahkan
oleh Kemenkeu hingga saat
ini. Satu-satunya PTN
yang diakui dan
disahkan perhitungan biaya satuannya
hanya Universitas Hasanudin Makassar pada tahun 2012. Padahal, syarat
legal untuk memungut
dana dari masyarakat
adalah unit cost
harus disahkan oleh Kemenkeu.
Melihat pentingnya
peran akuntansi biaya
terhadap efektifitas dan efisiensi pengelolaan
keuangan, serta hanya
satu PTN yang
telah disahkan biaya
satuan per jenis
layanannya oleh Kemenkeu,
maka penelitian ini berusaha untuk
memahami dan mengevaluasi
bagaimana penerapan sistem akuntansi
biaya di UNS.
Hal ini dilakukan
dengan melakukan analisis
dan pemahaman terkait
dengan hasil wawancara
dengan narasumber dan dokumen-dokumen antara
lain Rencana Strategis
Bisnis (RSB) UNS
tahun 2011-2015, CSA dari
beberapa jurusan tahun 2012, dan Rencana Bisnis dan Tahunan
(RBA) 2012. Setelah
memperoleh pemahaman yang
memadai mengenai sistem
akuntansi biaya di
UNS, selanjutnya penelitian
ini akan memberikan usulan mengenai desain sistem
akuntansi biaya UNS yang lebih baik. Berdasarkan latar
belakang yang telah
diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini
menggunakan judul “Evaluasi
dan Desain Sistem
Akuntansi Biaya di Satuan Kerja
Badan Layanan Umum (Studi Kasus di Universitas Sebelas Maret Surakarta)”. Penelitian terkait
dengan desain sistem akuntansi biaya sejauh
ini belum pernah
dilakukan di Indonesia.
Sebagian besar penelitian
tersebut lebih membahas
tentang bagaimana perumusan penghitungan
unit cost suatu
jenis jasa atau
barang. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat
memberikan perbaikan positif
terhadap sistem akuntansi biaya UNS yang lebih baik. 1.2 Perumusan Masalah.
Berdasarkan latar
belakang yang ada,
masalah yang ingin
dibahas dalam penelitian
ini adalah unit
cost yang dihasilkan
oleh sistem akuntansi biaya di UNS belum disahkan oleh
Kemenkeu. Berdasarkan wawancara yang dilakukan
terhadap narasumber, diketahui
bahwa sebanyak 37
narasumber menyatakan bahwa
unit cost yang
dibuat UNS masih
belum dioptimalkan fungsinya.
Di samping itu, unit cost yang dibuat oleh hampir semua PTN di Indonesia juga belum disahkan oleh Kemenkeu.
Oleh karena itu, pertanyaan penelitian
dirumuskan sebagai berikut ini.
1. Bagaimana penerapan sistem akuntansi biaya di
UNS saat ini?.
2. Bagaimana perancangan manual sistem akuntansi
biaya BLU yang tepat?.
1.3 Batasan Masalah .
Penulis membatasi
masalah yang akan
dibahas dalam penelitian
ini pada hal-hal sebagai berikut ini.
1. Penelitian ini dilakukan pada Badan Layanan
Umum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Penelitian
ini hanya membahas
mengenai manual sistem
akuntansi biaya dengan alat bantu Flow chart dan Data Flow
Diagram.
3. Dokumen
yang digunakan terbatas
pada Rencana Strategis
Bisnis (RSB) 2011-2015, CSA UNS tahun 2012, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)
2012 dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah UNS 2012.
1.4 Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini yaitu:.
1. memahami
dan mengevaluasi penerapan
sistem akuntansi biaya saat ini di UNS, dan .
2. merancang sebuah
manual sistem akuntansi
biaya yang tepat
untuk pengendalian biaya.
1.5 Manfaat Penelitian.
Manfaat yang
diharapkan dari penelitian
ini di antaranya
adalah sebagai berikut ini.
1. Bagi obyek penelitian yaitu Universitas
Sebelas Maret.
Penelitian ini
bertujuan menghasilkan output
berupa manual procedure sistem akuntansi
biaya BLU yang
lebih baik. Oleh
karena itu, hasil penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat
bagi BLU UNS
dan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
penyusunan unit cost atau CSA dan penyusunan anggaran.
2. Bagi universitas dan kalangan akademis.
Penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai tambahan referensi dan berguna sebagai masukan atas penelitian –
penelitian serupa berikutnya.
3. Bagi peneliti.
Penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat
bagi peneliti untuk menerapkan ilmu
yang dipelajari selama
perkuliahan sehingga dapat mengetahui sistem
akuntansi biaya yang
tepat untuk diterapkan
pada Badan Layanan Umum khususnya
Universitas Sebelas Maret.
Skripsi Ekonomi: Evaluasi Dan Desain Sistem Akuntansi Biaya Pada Satuan Kerja Badan Layanan Umum
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi