Rabu, 22 Oktober 2014

Skripsi Ekonomi: Perbandingan Realisasi Dan Potensi Penerimaan Pajak Restoran Dalam Mendukung Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Kabupaten Karanganyar Tahun 2011-2013

  BAB I.
PANDAHULUAN.
A.  LATAR BELAKANG.
Skripsi Ekonomi: Perbandingan Realisasi Dan Potensi Penerimaan Pajak Restoran Dalam Mendukung Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Kabupaten Karanganyar Tahun 2011-2013
Pemerintah  Daerah  dalam  melaksanakan  pembangunan  dan  pemerintahan membutuhkan dana cukup besar. Dana tersebut selain diperoleh  dari Pusat juga dari hasil Pendapatan Asli Daerah (PAD).  Pemerintah Daerah  dituntut  lebih  kreatif  mencari  terobosan  guna  meningkatkan  pendapatan  daerah. Sumber-sumber pendapatan daerah terdiri dari komponen Pendapatan  Asli  Daerah  (PAD),  Dana  Perimbangan,  Pinjaman  Daerah  dan  Pendapatan  Daerah  yang  sah  lainnya.  Pendapatan  daerah  dari  sektor  pajak  termasuk  dalam  komponen  pendapatan  asli  daerah  yang  nilainya  signifikan  dibandingkan  dengan  sumber  pendapatan  lainnya.  Pendapatan  daerah  dari  sektor  pajak  juga  merupakan  pendapatan  daerah  terbesar  hampir  di  seluruh  daerah-daerah di Indonesia.

Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang  Ketentuan  Umum  dan  Tata  Cara  Perpajakan  pada  Pasal  1  ayat  1  berbunyi  pajak adalah kontribusi  wajib  kepada negara yang terutang oleh orang pribadi  atau  badan  yang  bersifat  memaksa  berdasarkan  Undang-Undang,  dengan  tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan  negara  bagi  sebesar-besarnya  kemakmuran  rakyat.  Negara  Indonesia  adalah  Negara  dengan  jumlah  penduduk  yang  sangat  padat.  Setiap  warga  negara  yang memenuhi syarat  secara hukum, wajib untuk membayar pajak. Apabila    semua wajib pajak bersedia memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak,  tentunya akan semakin besar pula pendapatan yang masuk dari sektor paj ak.
Penggolongan pajak berdasarkan lembaga pemungutannya di Indonesia  dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah.  Pajak  Pusat adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat yang dalam hal  ini  sebagian  besar  dikelola  oleh  Direktorat  Jenderal  Pajak  (DJP)  dan  Kementerian  Keuangan,  sedangkan Pajak  Daerah adalah  pajak-pajak  yang  dikelola  oleh  Pemerintah  Daerah  baik  di  tingkat  propinsi  maupun  kabupaten/kota (www.pajak.go.id).
Setiap  daerah  baik  kota/kabupaten  memiliki  kewenangan  untuk  membuat peraturan tersendiri  terkait dengan pajak daerah. Hal ini merupakan  wujud  dari  salah  satu  tujuan  sebagai  daerah  otonom.  Pajak  Daerah  yang  selanjutnya  disebut  pajak,  adalah  kontribusi  wajib  kepada  daerah  yang  terutang  oleh  orang  pribadi  atau  badan  yang  bersifat  memaksa  berdasarkan  undang-undang,  dengan  tidak  mendapatkan  imbalan  secara  langsung  dan  digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat  (Undang-undang  No.  28  Tahun  2009  tentang  Pajak  Daerah  dan  Retribusi  Daerah pasal 1 ayat 10).
Pajak  Daerah  merupakan  salah  satu  komponen  yang  berpengaruh  terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Macam-macam Pajak Daerah antara  lain:  Pajak Hotel, Pajak Parkir, Pajak Restoran,  Pajak Hiburan, Pajak  Bumi  dan Bangunan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Reklame, Pajak Bea Perolehan  Hak  Atas  Tanah  dan  Bangunan  serta  Pajak  Air  Tanah.  Semakin  besar    pemasukan  atau  pendapatan  dari  sektor  pajak  daerah  sangatlah  dipengaruhi  oleh peran aktif dari petugas pajak selain kesadaran sendiri dari wajib pajak  serta dukungan penuh dari pemerintah daerah.
Pemerintah Kabupaten Karanganyar memiliki  Peraturan Daerah Nomor  5  Tahun  2010  dan  Peraturan  Bupati  Nomor  68  Tahun  2010  yang  mengatur  tentang  pajak  restoran,  pajak  restoran  yang  selanjutnya  dapat  disebut  Pajak  adalah Pajak Daerah atas pelayanan  yang disediakan oleh restoran (Perda No.
5  Tahun  2010  pasal  1  ayat  7).  Pajak  Restoran  merupakan  pajak  dengan  sumbangan terbesar ke-4 terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten  Karanganyar setelah Pajak Penerangan Jalan, Pajak Bumi dan Bangunan, dan  Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.  Perkembangan restoran  dan  sejenisnya  di  Kabupaten  Karanganyar  dari  tahun  ke  tahun  selalu  mengalami peningkatan, maka dengan peningkatan tersebut dapat dikatakan  pajak  atas  restoran  juga  akan  meningkat  pula  karena  jumlah  dari  restoran  terus bertambah. Potensi atas pajak restoran juga akan terus bertambah karena  ditunjang  dengan  keberadaan  objek-objek  pariwisata  di  Kabupaten  Karanganyar yang bagus serta menarik para wisatawan.
Pajak Restoran selaku Pajak Daerah merupakan salah satu penerimaan  daerah  yang  sistem  pemungutannya  menggunakan  self  assessment,  yang  berarti wajib pajak menghitung, membayarkan, dan melaporkan sendiri pajak  daerah yang terutang dan bertujuan agar pelaksanaan administrasi perpajakan  sesuai  dengan  yang  diharapkan,  dapat  dilaksanakan  dengan  lebih  rapi,  terkendali,  sederhana  dan  mudah  dipahami  oleh  masyarakat  terutama  wajib    pajak.  Dokumen  yang  digunakan  adalah  Surat  Pemberitahuan  Pajak  Daerah  (SPTPD).  SPTPD  adalah  formulir  untuk  menghitung,  membayar,  dan  melaporkan  pajak  yang  terutang.  Beberapa  ciri  pemungutan  pajak  dengan  metode  self  assessment  adalah  sebagai  berikut  ini:  wewenang  untuk  menentukan  besarnya  pajak  terutang  ada  pada  wajib  pajak  sendiri,  wajib  pajak  aktif,  mulai  dari  menghitung,  menyetorkan  dan  melaporkan  sendiri  pajak  yang  terutang,  dan  Fiskus  tidak  ikut  campur  dan  hanya  mengawasi  (Waluyo, 2010).
Sesuai  dengan  ciri-ciri  tersebut,  pada  kenyataannya  pelaksanaan  self  assessment  belum  semua  wajib  pajak  mentaati  peraturan  yang  telah  ditetapkan  oleh  Pemerintah  Daerah,  sehingga  pihak  DPPKAD  Kabupaten  Karanganyar  masih  mengalami  kesulitan  dalam  menindaklanjuti  masalah  tersebut. Permasalahan yang terkait dengan pajak restoran adalah pengusaha  restoran  kurang  terbuka  terhadap  urusan  omzet  kepada  petugas  pajak.
Sehingga  pengusaha  restoran  atau  sejenisnya  melakukan  pembayaran  pajak  tidak  menggunakan  dasar  tarif,  biasanya  dengan  tawar-menawar  yang  pada  akhirnya  ditetapkan  dengan  menggunakan  sistem  patok  harga.  Hal  tersebut  yang   menyebabkan  penerimaan  pajak  belum  optimal.  Pendapatan  pajak  dinyatakan  optimal  apabila  hasil  yang  telah  dicapai  sesuai  dengan  potensi  yang  ada,  begitu  juga  peran  fiskus  sangat  dibutuhkan  dalam  melakukan  pelayanan, pengawasan serta pembinaan pada wajib pajak.
Berdasarkan  uraian  latar  belakang  tersebut  di  atas,  penulis  ingin  mengangkat tema permasalahan yang terjadi pada pemungutan pajak restoran    dan  dalam  menyusun  tugas  akhir  ini  penulis  mengambil  judul  “PERBANDINGAN  REALISASI  DAN  POTENSI  PENERIMAAN  PAJAK  RESTORAN  DALAM  MENDUKUNG  PERKEMBANGAN PENDAPATAN  ASLI  DAERAH  (PAD)  KABUPATEN  KARANGANYAR TAHUN 2011-2013”.
B.  RUMUSAN MASALAH.
Mengingat  pentingnya  sumber  pendapatan  daerah  bagi  penyedia  keuangan  daerah,  maka  hal-hal  yang  berkaitan  dengan  pemungutan  pajak  daerah khususnya pajak restoran harus dilakukan dengan seoptimal mungkin.
Pemungutan  pajak  yang  efektif  itu  sendiri  harus  didukung  dengan  adanya  pengawasan yang ketat atas kepatuhan dari wajib pajak. Sesuai latar belakang  di atas maka, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:.
1.  Bagaimana penetapan besarnya Pajak Restoran?.
2.  Bagaimana  perkembangan  jumlah  wajib  pajak  restoran  di  Kabupaten  Karanganyar dari tahun 2011-2013?.
3.  Bagaimana  permasalahan  yang  muncul  dalam  memaksimalkan  penerimaan  Pajak  Restoran  untuk  mendukung  perkembangan  PAD Kabupaten Karanganyar tahun 2011-2013?.
4.  Bagaimana  solusi  yang  tepat  untuk  meminimalisasi  permasalahan  yang  muncul  dalam  memaksimalkan  penerimaan  Pajak  Restoran  untuk  mendukung  perkembangan  PAD  Kabupaten  Karanganyar  tahun  2011-2013? .
  C.  TUJUAN PENELITIAN.
Berdasarkan  perumusan  masalah  yang  dikemukakan  di  atas,  maka  tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.  mengetahui penetapan besarnya Pajak Restoran.
2.  mengetahui  perkembangan  jumlah  wajib  pajak  restoran  di  Kabupaten  Karanganyar dari tahun 2011-2013.
3.  mengetahui  permasalahan  yang  muncul  dalam  memaksimalkan  penerimaan  Pajak  Restoran  untuk  mendukung  perkembangan  PAD  Kabupaten Karanganyar tahun 2011-2013.
4.  mengetahui  solusi  yang  tepat untuk meminimalisasi permasalahan  yang  muncul  dalam  memaksimalkan  penerimaan  Pajak  Restoran  untuk  mendukung  perkembangan  PAD  Kabupaten  Karanganyar  tahun  2011-2013.
D.  MANFAAT PENELITIAN.
Beberapa  manfaat  yang  diharapkan  penulis  dari  penelitian  ini  adalah sebagai berikut:.
1.  Bagi Penulis  Menambah wawasan dan pengetahuan penulis  di bidang perpajakan,  khususnya tentang pajak restoran dan menerapkan teori yang diperoleh di  bangku  kuliah  dengan  kenyataan  di  daerah,  serta  meningkatkan  kemampuan  berfikir  dan  daya  nalar  penulis  sehingga   dapat  melakukan  pengkajian suatu masalah secara ilmiah.
2.  Bagi DPPKAD Kabupaten Karanganyar (instansi) Sebagai sumbangan pemikiran dan masukan bagi DPPKAD/instansi  Kabupaten  Karanganyar  dalam  mengoptimalkan  pemungutan  pajak  restoran dalam upaya peningkatan penerimaan PAD.
3.  Bagi Pihak Lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan informasi  mengenai  optimalisasi  pajak  restoran  dalam  mendukung  perkembangan  PAD Kabupaten Karanganyar dalam penelitian – penelitian berikutnya.

 Skripsi Ekonomi: Perbandingan Realisasi Dan Potensi Penerimaan Pajak Restoran Dalam Mendukung Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Kabupaten Karanganyar Tahun 2011-2013

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi