BAB I.
PENDAHULUAN.
A.Latar Belakang.
Skripsi Ekonomi: Analisis Disparitas Pendapatan Dan Pengembangan Sektor Unggulan Di Pulau Jawa Tahun 2008-2012
Pembangunan merupakan
suatu orientasi dan
kegiatan usaha tanpa
batas akhir yang
merupakan proses transformasi
kemudian membawa perubahan
di dalam alokasi
sumber-sumber ekonomi, distribusi
manfaat dan akumulasi
yang membawa peningkatan
produksi, pendapatan dan
kemakmuran. Dalam rangka mewujudkan
pembangunan nasional di
Indonesia yang tepat
sasaran, maka pembangunan daerah merupakan bagian yang
integral dari pembangunan nasional yang tujuannya
diarahkan untuk pengembangan
tiap-tiap daerah. Perencanaan merupakan
suatu langkah awal
untuk menentukan arah
pembangunan nasional melalui
penetapan kebijakan dan
program yang tepat
sasaran serta mengoptimalkan
sumber daya dan
melibatkan pelaku-pelaku pembangunan nasional. Bagi Indonesia, perencanaan
pembangunan memiliki tujuan yang sangat strategis dan
vital yaitu untuk
menentukan arah perjalanan
kehidupan bangsa Indonesia
ke depan. (Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional, 2013, Evaluasi
Paruh Waktu RPJMN 2010-2014:Bab I).
Pembangunan ekonomi daerah
merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah
dan masyarakat mengelola
segala sumberdaya yang
ada di daerah dan kemudian membentuk suatu
pola kemitraan atau kerjasama antara pemerintah daerah
dengan sektor swasta untukmenciptakan suatu
lapangan kerja baru
dan merangsang perkembangan
kegiatan perekonomian (pertumbuhan
ekonomi) di dalam wilayahtersebut (Arsyad, 2002: 108).
Akan tetapi kondisi daerah-daerah di Indonesia yang
baik dari segi
geografis maupun sumberdaya
alam memiliki potensi
yang berbeda, menimbulkan
daerah yang lebih makmur dan
lebih maju dibandingkan daerah
yang lainnya. Oleh
karena itu kebijakan-kebijakan pembangunan
dirancang untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
yang tinggi, dengan cara memanfaatkan potensi dan
sumberdaya yang ada di
masing-masing daerah/
wilayah dengan sebaik-baiknya. Proses
tersebut dilakukan agar pembangunan
dapat dirasakan dampaknya secara lebih merata. Untuk itu perhatian dari Pemerintah harus tertuju pada semua
daerah tanpa ada perlakuan khusus pada daerah
tertentu saja.
Secara geografis, Indonesia
merupakan salah satu negara
terluas di dunia dengan total luas 5.193.250 km². Hal ini
menempatkan Indonesia sebagai negara terluas
ke-7 di
dunia setelah Rusia, Kanada, Amerika
Serikat, China, Brasil
dan Australia. Selain sebagai
salah satu negara terluas
di dunia, Indonesia juga merupakan negara kepulauan terluas di dunia.
Satu pertiga luas Indonesia adalah daratan dan
dua pertiga luas
Indonesia adalah lautan.
Luas daratan Indonesia adalah1.919.440km²yang menempatkan
Indonesia sebagai negara
ke 15 terluas di dunia.Indonesia disebut juga sebagai
Nusantara, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari
enam kepulauan besar
(Jawa, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Bali dan
Nusa Tenggara, Maluku
dan Papua) serta
sekitar 17.508 pulau-pulau
kecil yang terbentang dari barat
ke timur sepanjang lebih dari 5.000 km
dan melintasi tiga zona waktu. (Satriya
(2013)).
Undang-undang No 17 Tahun 2007
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025 telah
mengamanatkan delapan misi pembangunan Indonesia
kedepan yaitu untuk
mewujudkan Indonesia sebagai negara
kepulauan. Dalam Bab
III Lampiran UU
No 17 Tahun
2007 tersebut dijelaskan bahwa salah satu misi pembangunan
Indonesia 25 tahun kedepan adalah mewujudkan Indonesia
menjadi sebuah negara
kepulauan yang maju, kuat, mandiri dan berbasiskan pada kepentingan
nasional.
Sebagai bagian dari wilayah nusantara, Pulau Jawa merupakan salah satu gugus
pulau besar di
Indonesiadengan jumlah penduduk tahun 2012
sebesar 142.105.546jiwa. Pulau Jawa yang terdiri dari enam provinsi (DKI
Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa
Barat, DIYogyakartadan Bekasi) tentu saja memiliki berbagai
persoalan yang harus
diselesaikan, diantaranya adalah
masalah kesenjangan distribusi
pendapatan dan pertumbuhan ekonomi. Aspek pemerataan pendapatan
merupakan hal penting
untuk dipantau, karena
pemerataan hasil pembangunan merupakan salah satu strategi dan
tujuan pembangunan nasional di Indonesia.
Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB)
tidak hanya menunjukkan bagaimana hasil-hasil pembangunan
tersebut didistribusikan ke setiap daerah dan siapa
saja yang menikmati
pertumbuhan ekonomi melainkan
juga seberapa jauh pembangunan tersebut
telah berhasil menyejahterakan masyarakatnya.
Perkembangan
PDRB menurut harga
konstan tahun 2000
yang dirinci menurut pembagian Pulau dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. PDRB
Atas Dasar Harga
Konstan 2000 Menurut
Pulau Tahun 2008-2012 (Milyar Rupiah) PULAU 2008 2009 2010
2011*) 2012**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Sumatera 428.695 443.681 468.441 497.441
526.378 Jawa 1.217.416 1.275.927 1.356.716 1.446.940 1.542.050 Bali 25.910
27.291 28.882 30.758 32.804 Kalimantan 174.965 181.031 190.763 200.245 209.920 Sulawesi
92.029 98.402 106.516 115.144 125.123 NusaTenggara, Maluku & Papua 60.031 68.026 71.668 73.537
76.717 RERATA 333.174 349.060 370.498 394.011 418.832 Catatan : *) Angka
sementara **) Angka sangat sementara Sumber
: BPS Indonesia.
(Diunduh dalam www.bps.go.id/tab_sub/view.php?Kat =2&tabel=1&daftar=1&id_subyek=52¬ab=2.
10 Oktober 2013
Pukul 10.20WIB. Diolah) Tabel 1.1
menunjukkan perkembangan nilai
PDRB Pulau-Pulau di Indonesia dari tahun 2008-2012. Selama tahun
2008-2012Pulau Jawa menempati peringkat pertama
dengan penerimaan PDRB
terbesar dibanding pulau lain
dan penerimaan tersebut
terus mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Rerata
nilai PDRB terbesar
di Pulau Jawa
terjadi pada tahun 2012
yaitu sebesar 418.832 milyar
rupiah. Tingginya PDRB Pulau
Jawa disebabkan oleh
perkembangan kegiatan investasi
dan produksi yang cukup pesat, dengan dukungan ketersediaan sarana
dan prasarana penunjang
kegiatan ekonomi yang
memadai dibanding wilayah lain. Perkembangan ekonomi Pulau
Sumatra; Kalimantan; Sulawesi;Nusa Tenggara, Maluku
dan Papua secara
bertahap mulai meningkat,
namun masih mengandalkan
ketersediaan sumberdaya alam
(primer). Hambatan percepatan pembangunan
ekonomi di wilayah
tersebut adalah terbatasnya
prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi serta
ketersediaan sumber daya manusia yang memadai.
Laju pertumbuhan
ekonomi merupakan indikator
keberhasilan pembangunan suatu
daerah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan
penentu utama bagi kelangsungan
pembangunan ekonomi. Setiap tahun
jumlah penduduk terus
mengalami pertambahan, maka
dibutuhkan pula penambahan
pendapatan setiap tahunnya.
Hal ini dapat
terpenuhi melalui peningkatan output secara agregat baik barang
maupun jasa atau Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) setiap tahunnya.
Catatan : *) Angka sementara **)
Angka sangat sementara Sumber : BPS
Indonesia (Diunduh dalam
www.bps.go.id /tab_sub/view.php?kat=2&tabel=1&daftar=1&id_subyek
=52¬ab=3. 10 Oktober 2013
Pukul 10.15 WIB, Diolah)
Gambar 1.1. Laju Pertumbuhan Antar Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2008-2012 Dapat
dilihat pada gambar
1.1 laju pertumbuhan Antar Provinsi
di Pulau Jawa
dari tahun 2008-2012.
Selama tahun 2008-2010Provinsi DKI Jakarta merupakan
provinsi dengan laju
pertumbuhan tertinggi dibanding provinsi
lain di Pulau
Jawa. Namun pada
tahun 2011 dan 2012 laju pertumbuhan tertinggi
diperoleh oleh Provinsi
Jawa Timur dengan
kisaran angka sebesar 7,1%.
Sedangkan Provinsi DI. Yogyakarta merupakan Provinsi dengan laju pertumbuhan terendah selama tahun
2008,2010, 2011 dan 2012.
PDRB per
kapita daerah merupakan salah
satu alat untuk
mengukur tingkat kesejahteraan
penduduk di suatu
daerah, dimana jika
semakin besar PDRB per kapita maka bisa diartikan semakin
baik pulatingkat kesejahteraan masyarakatnya. Begitu
juga sebaliknya jika PDRB per
kapita semakin kecil maka bisa
diartikan semakin buruk
tingkat kesejahteraan masyarakatnya.
PDRB per kapita di tiap Provinsi
di Pulau Jawa dapat dilihat pada tabel 1.2.
Tabel 1.2.PDRB PerKapita
ditiapProvinsi di Pulau Jawa Tahun 2008-2012Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Ribu
Rupiah) PROVINSI 2008 2009 2010 2011 *) 2012 **) (1) (2) (3) (4) (5) (6) DKI
Jakarta 37.665 39.084 41.014 43.397 45.703 Jawa Barat 6.986 7.156 7.452 7.829
8.180 Jawa Tengah 5.203 5.462 5.774 6.114 6.494 DI.Yogyakarta 5.644 5.846 6.064
6.346 6.632 Jawa Timur 8.236 8.603 9.102 9.738 10.393 Banten 7.878 8.037 8.286
8.623 8.928 RERATA 11.935 12.365 12.949 13.675 14.388 Catatan : *) Angka
sementara **) Angka sangat sementara Sumber : BPS Indonesia.(2013). PDRB
Menurut Lapangan usaha 2008-2012. Diolah
Dapat dilihat pada tabel 1.2 diatas dari tahun 2008-2012Provinsi yang memiliki
PDRB per kapita
yang tinggi yaitu
Provinsi DKI Jakarta,Jawa Timur
dan Banten. Hal inimenunjukkan bahwatingkat
kesejahteraan masyarakatProvinsi
DKI Jakarta,Jawa Timur dan Bantenbaik.
Sedangkan PDRB per
kapita Provinsi Jawa
Tengah paling kecil
dibanding dengan provinsi lain di Pulau Jawa. Hal
inimenunjukkan bahwatingkat kesejahteraan masyarakatdiProvinsi Jawa Tengah masih buruk.
Dari uraian tersebut terlihat
perbedaan PDRB per kapita antar Provinsi di
Pulau Jawa. Hal
ini merupakan indikator adanya
ketidakmerataan yang menyebabkan terjadinya ketimpangan atau disparitas antar Provinsi di
Pulau Jawa. Ketimpangan
ditunjang oleh perbedaan
potensi antar daerah
yang dimiliki baik
potensi sumber daya
alam, potensi sumber
daya manusia maupun infrastruktur
yangada di masing-masing Provinsi. Dengan perbedaan potensi
antar Provinsi tersebut,
maka ketimpangan antar
Provinsi juga akan semakin
besar.
Ketimpangan harus
segera diatasi karena
dikhawatirkan ketimpangan yang semakin besarakan menimbulkan
ketidakstabilan dalam perekonomian.
Ketimpangan yang tinggi dapat
membawa dampak buruk terhadap kestabilan perekonomian
dan kestabilan politik.
Oleh karena itu
perlu diusahakan ketimpangan yang
terjadi tidak terlalu
mencolok, atau perkembangan ketimpangan yang terjadi jangan sampai
membesar. Akan tetapi, usaha untuk menciptakan
pemerataan atau mengurangi disparitas pendapatan dalam suatu proses pembangunan ekonomi sangatlah sulit.
Salah
satu upaya yang
dapat dilakukan guna
meningkatkan perekonomian di
suatu daerah adalah dengan menganalisis dan menggali sektor-sektor yang
memang memiliki keunggulan
komparatif maupun memiliki keunggulan kompetitif. Keunggulan komparatif
merupakan keunggulan yang dimiliki di
suatu daerah dimana sektor tersebut mampu memenuhi kebutuhan domestik
dan selebihnya mampu
diekspor ke daerah
lain. Sedangkan keunggulan
kompetitif merupakan keunggulan yang dimiliki di suatu daerah dimana
sektor tersebut mampu
untuk bersaing atau
memiliki daya saing
di pasar.
Mengetahui sektor
unggulan di suatu daerahpenting untuk
dilakukan, mengingat kontribusi
sektor unggulan ini
terhadap perkembangan perekonomian
suatu daerah cukup
memberikan andil yang
besar. Hal ini berkaitan pada
perkembangan perekonomian jangka
panjang suatu daerah/ wilayah strategis
yang diharapkan dapat
membantu dalam masalah pengentasan
ketimpangan atau disparitas
pendapatan khususnya di
Pulau Jawa. Berdasarkan
uraian latar belakang
diatas dengan dukungan data
yang tersedia, studi ini
mengambiltema Pengembangan
SektorUnggulan Di Pulau Jawa Tahun 2008-2012.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar
belakang yang telah
dikemukakan di atas, rumusan permasalahan dalam studi ini adalah :.
1. Bagaimana tingkat disparitas pendapatan
di Pulau Jawa
berdasarkan Indeks Williamson dan Entropi Theil Tahun 2008-2012?.
2. Apakah basis ekonomi sektoral
yang perlu dikembangkan di tiap-tiap Provinsi guna
meningkatkan pertumbuhan di
wilayahnya berdasarkan Location Quotient Tahun 2008-2012?.
3. Bagaimana gambaran struktur
pertumbuhan ekonomi sektoral
antar Provinsi di Pulau Jawa
berdasarkan Tipologi Klassen Tahun 2008-2012?.
C.Tujuan Penelitian.
Berdasarkan permasalahanyang
telah dikemukakan diatas,tujuan penelitian dalam studi ini adalah :.
1. Untuk mengetahui
besar tingkat disparitas
pendapatan di Pulau
Jawa berdasarkan Indeks
Williamson dan Entropi Theil 2008-2012.
2. Untuk mengetahui basis ekonomi sektoral yang perlu dikembangkan di
tiaptiap provinsi guna
meningkatkan pertumbuhan di
wilayahnya berdasarkan Location Quotient Tahun 2008-2012.
3. Untuk mengetahui
gambaran struktur pertumbuhan
ekonomi sektoral antar Provinsi
di Pulau Jawa berdasarkan Tipologi Klassen Tahun 2008-2012.
D.Manfaat Penelitian.
Hasil dari
penellitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat
dan kontribusi sebagai berikut:.
1. Pengembangan Ilmu.
Diharapkan dari
hasil penelitian ini
dapat memberikan pengetahuan baru
atau gambaran tentang
disparitas pendapatan dan
pertumbuhan ekonomi khususnya di
tiap Provinsi di Pulau Jawa.
2. Pengambil Kebijakan.
Diharapkan dari
hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan bagi
pemerintah daerah di tiap-tiap provinsi di Pulau Jawa dan sebagai
sumber masukan yang
bermanfaat bagi pengambil
kebijakan, terutama yang
berkaitan dengan strategi peningkatan pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa.
3. Studi Selanjutnya.
Diharapkan hasil
penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk malakukan suatu penelitian yang lebih mendalam atau penelitian
baru yang lebih spesifik.
Skripsi Ekonomi: Analisis Disparitas Pendapatan Dan Pengembangan Sektor Unggulan Di Pulau Jawa Tahun 2008-2012
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi