Selasa, 25 November 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Go Publik Di Busa Efek Indonesia

 BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Penelitian.
 Skripsi Ekonomi: Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Go Publik Di Busa Efek Indonesia
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995  Pasal  1 Ayat (13) tentang Pasar  Modal,  “Pasar modal  adalah  kegiatan  yang  bersangkutan  dengan  penawaran  umum  dan  perdagangan  efek,  perusahaan  publik  yang  berkaitan  dengan  efek  yang  diterbitkannya,  serta  lembaga  dan  profesi  yang  berkaitan  dengan  efek”.  Instrumen  yang  diperjualbelikan  di  pasar  modal  adalah  obligasi,  saham,  instrumen  derivatif,  dan  instrumen  lainnya.  Pasar  modal merupakan sarana  pendanaan bagi perusahaan maupun  institusi  lain  (misalnya  Pemerintah)  dan  sebagai  sarana  bagi  kegiatan  berinvestasi.

Pasar modal berperan besar bagi perekonomian suatu negara karena  menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan  (Dharmadji  Fakhruddin,  2012).  Pasar  modal  dikatakan  memiliki  fungsi  ekonomi  karena  pasar  menyediakan  fasilitas  atau  wahana  yang  mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana  (investor) dan pihak yang memiliki kekurangan dana (issuer). Dengan adanya  pasar  modal,  pihak  yang  memiliki  kelebihan  dana  dapat  menginvestasikan  dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return), sedangkan pihak  issuer (dalam  hal  ini  perusahaan)  dapat  memanfaatkan  dana  tersebut untuk  kepentingan  investasi  tanpa  harus  menunggu  tersedianya  dana  dari  operasi   perusahaan.  Pasar  modal  dikatakan  memiliki  fungsi  keuangan  karena  memberikan  kemungkinan  dan  kesempatan  memperoleh  imbalan  (return)  bagi pemilik dana sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.
Perusahaan  memiliki  berbagai  alternatif  sumber  pendanaan,  baik  yang  berasal  dari  dalam  maupun  dari  luar  perusahaan  (Sunariyah,  2006).
Alternatif  pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan  umumnya  dengan  menggunakan  laba  ditahan  perusahaan,  sedangkan  alternatif  pendanaan dari  luar  perusahaan  dapat  berasal  dari  kreditur  berupa  penerbitan  obligasi,  maupun  pendanaan  yang  bersifat  penyerahan  dalam  bentuk  saham.
Pendanaan  melalui  mekanisme  penyertaan  umumnya  dilakukan  dengan  menjual saham perusahaan kepada masyarakat.
Perusahaan  yang  terdaftar  di  Bursa  Efek  Indonesia  terdiri  dari  berbagai  sektor,  salah  satunya  adalah  sektor  pertambangan.  Bahan  tambang  memiliki  banyak  manfaat,  diantaranya  minyak  bumi  dan  batu  bara  yang  sangat  bermanfaat  sebagai  bahan  bakar.  Kegiatan  pertambangan  merupakan  usaha  yang padat modal, berisiko  tinggi, umumnya berteknologi tinggi,  dan  jangka waktu untuk berproduksi cukup panjang, sehingga hanya perusahaanperusahaan tertentu yang berani menekuni usaha ini, khususnya yang berskala  besar.  Peran  investor  dalam  pengembangan  usaha  pertambangan  sangat  diperlukan  karena  dapat  menambah  modal  perusahaan  yang  akhirnya  dapat  memajukan sektor pertambangan di Indonesia.
Pertumbuhan  industri  pertambangan  cukup  signifikan  dalam  dua  dasawarsa  terakhir, hal  ini  dilihat  dari  kontribusi  penerimaan  negara  dari   industri  tambang.  Diungkapkan  oleh  Ketua  Umum  Asosiasi  Jasa  Pertambangan  Indonesia  (Aspindo),  Tjahyono  Imawan,  "Penerimaan  negara  dari  sektor  pertambangan  meningkat  dari  Rp  42,6  triliun  pada  tahun  2009  menjadi  Rp  51,6  triliun  pada  2010,"  kata  Tjahyono.Selain  itu,  ia  menambahkan  peran  penting  pertumbuhan  industri  pertambangan  Indonesia  dapat dilihat dari produksi barang tambang nasional, seperti batu bara, timah,  nikel,  tembaga,  dan  emas  yang  termasuk dalam  10  besar  dunia.  Dengan  semakin meningkatnya pertumbuhan industri pertambangan diharapkan akan  menarik  minat  investor  untuk  menginvestasikan  modalnya  di  pasar  modal  khususnya sektor pertambangan.
Dilihat  dari trading  volume dan trading  frequency dari  berbagai  sektor  perusahaan  yang listing di  BEI,  sektor  pertambangan  memiliki  nilai  trading  volume dan trading  frequency yang  paling  tinggi  diantara  sektorsektor lainnya. Trading volumeadalah banyaknya lembar saham suatu emiten  yang diperjualbelikan di pasar modal  setiap  hari bursa dengan tingkat harga  yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham melalui perantara atau  broker (Rosiana,  2012).  Jika  para  investor  menganggap  saham  dengan  volume  yang  tinggi  merupakan  saham  yang  memiliki  prospek  baik, maka  minat  investor  terhadap  saham tersebut  mengalami  kenaikan,  sedangkan  trading frequency saham adalah berapa kali terjadinya transaksi jual beli pada  saham yang bersangkutan pada waktu tertentu (Rosiana, 2012). Saham yang  frekuensi  perdagangannya  besar dipengaruhi  transaksi  saham  yang  sangat  aktif.  Hal  in i  disebabkan  karena  banyaknya  minat  investor.  Terjadinya   peningkatan permintaan saham secara tidak langsung meningkatkanfrekuensi  perdagangan.  Berikut  ini  adalah  data trading  volume dan trading  frequency berbagai sektor perusahaan di BEI periode 2009-2011.
Tabel 1.Trading Volumedan Trading FrequencyPeriode 2009-201Industry Classification 2009 2010 201Trading Volume (Million) Trading Frequency (X) Trading Volume (Million) Trading Frequency (X) Trading Volume (Million) Trading Frequency (X) Agriculture 64,768 1,373,667 52,344 1,084,931 50,823 1,078,95Mining 335,378 6,247,227 295,661 5,203,081 301,907 4,883,30Basic Industry And Chemicals 50,506 1,435,114 87,944 3,327,865 88,226 3,617,96Miscellaneous Industry 24,636 566,641 32,23 1,412,112 32,042 1,818,73Consumer Goods Industry 32,977 964,081 30,939 1,827,180 29,09 2,058,74Property, Real Estate, and Building Construct 211,469 2,395,223 287,837 3,362,298 231,325 3,191,07Infrastructure, Utilities, and  Transportation 310,937 3,320,146 165,89 2,540,133 119,337 2,535,34Finance 74,507 1,852,387 96,528 2,695,139 118,176 4,009,64Trade, Services & Investment 362,481 2,822,110 281,493 4,465,821 232,624 4,829,28(Sumber : IDX Statistic 2009-2011) Tabel  1.1  dapat dilihat  bahwa  sektor  mining (pertambangan)  memiliki trading  volume dan trading  frequency yang  paling  besar  diantara  sektor-sektor  lainnya.  Hanya trading  volume tahun  2009  yang  merupakan  terbesar  kedua  setelah  sektor trade, service, and investment.  Dengan  demikian, saham sektor pertambangan sering diperdagangkan di dalam bursa  saham.  Karena  sering  diperdagangkan  di  dalam  bursa  saham,  maka   diperlukan  suatu  analisis  supaya  investor  bisa  menilai  kinerja keuangan  perusahaan. Dua macam analisis yang  banyak  digunakan  untuk  menentukan  nilai  saham  adalah  analisis  fundamental  atau  analisis  perusahaan  (company  analysis) dan analisis teknikal (Hartono, 2008).
Analisis  fundamental  adalah  metode  analisis  yang  didasarkan  pada  fundamental  ekonomi  suatu  perusahaan.  Teknik  ini  menitikberatkan  pada  rasio  finansial perusahaan,  sedangkan  analisis  teknikal  merupakan  suatu  teknik  analisis  yang  dikenal  dalam  dunia  keuangan  yang  digunakan  untuk  memprediksi trend suatu  harga  saham  dengan  cara  mempelajari  data  pasar  yang lampau, terutama pergerakan harga dan volume.
Aguslan  (mengutip  dari  Shahib  Natarsyah,  2000)   menyatakan  bahwa dengan asumsi para investor adalah rasional, maka aspek fundamental  menjadi dasar penilaian yang utama bagi seorang fundamentalis, argumentasi  dasarnya adalah  bahwa harga saham  mewakili  nilai  perusahaan,  tidak hanya  nilai  intrinsik  (intrinsic  value)  suatu  saham  yang  merupakan  nilai  sesungguhnya  pada  suatu  saat,  tapi  juga  dan  bahkan  lebih  penting  adalah  harapan akan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilai kekayaan di  kemudian  hari  (2005:  3).Faktor  fundamental  berhubungan  dengan  laporan  keuangan  perusahaan  yang mampu  menggambarkan  struktur  keuangan  perusahaan  dan  mengidentifikasi  prospek  perusahaan  untuk  dapat  memperkirakan returnsaham di masa yang akan datang.
Returnmerupakan  hasil  yang  diperoleh  dari  investasi. Returntotal  merupakan return keseluruhan  dari  suatu  investasi  dalam  suatu  periode   tertentu. Returntotal  sering  disebut  sebagai return saja. Returntotal  terdiri  dari capital gain  (loss)dan yield. Capital  gainatau capital loss merupakan  selisih  dari  harga  investasi  sekarang  relatif  dengan  harga  periode  yang lalu.
Yieldmerupakan prosentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi  periode tertentu dari suatu investasi.
Analisis  fundamental  merupakan  analisis  yang  sangat penting  dilakukan  oleh  investor  atau  calon  investor  ketika  berinvestasi  di  pasar  modal. Salah satu analisis fundamental yang  dapat dilakukan adalah dengan  menilai  kinerja  keuangan  emiten.  Parameter  kinerja  keuangan  emiten  dapat  dinilai  dari  informasi  laporan  keuangan  yang  disajikan  setiap  periodenya.
Rasio  keuangan  suatu  perusahaan  mencerminkan  kinerja  keuangan  perusahaan  dan  dapat  dipergunakan  oleh  para  stakeholders dengan  kepentingannya masing-masing (Firmansyah, Waspada, dan Mayasari, 2009).
Hanafi  (2003)  dan  Ang  (1997)  mengelompokkan  rasio  keuangan  ke  dalam  lima rasio yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, profitab ilitas, aktivitas dan rasio  pasar.  Kelima  rasio  tersebut  digunakan  untuk  melihat  prospek  dan  risiko  perusahaan pada masa yang akan datang. Faktor prospek dalam rasio tersebut  akan  mempengaruhi  harapan  investor  terhadap  perusahaan  pada masa-masa  mendatang  serta  dapat  memprediksi return saham  di  pasar modal.  Menurut  Samsul (2006), “Apabila ingin mengetahui kekuatan manajemen, maka rasio  liku iditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas harus dianalisis, dan jika ingin  menilai  kinerja  perusahaan,  maka  rasio  profitabilitas  harus  diperhatikan”  (hlm.143).  Jika  ingin  mengetahui  nilai  laba  perusahaan  (earnings)   menggunakan  rasio  pasar.  Penelitian  ini  menggunakan  kelima  jenis  rasio  tersebut.
Rasio  likuiditas  digunakan  untuk  menganalisis  dan  menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek (Munawir, 1979). Salah  satu jenis  rasio likuid itas  yang sering digunakan adalah Current  Ratio(CR)  untuk menganalisis posisi modal kerja suatu perusahaan, yaitu perbandingan  antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar.
Rasio  solvabilitas  menggambarkan  kemampuan  suatu  perusahaan  dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Prastowo dan Juliaty, 2002).
Debt  to  Equity  Ratio (DER)  adalah  salah  satu  jenis  rasio  solvabilitas  yang  sering  digunakan.  DER  dapat  memberikan  gambaran  mengenai  struktur  modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak  tertagihnya suatu hutang.
Rasio  aktivitas  berguna  untuk  mengukur  sejauh  mana  efektivitas  penggunaan aset dengan melihat tingkat  aktivitas  aset  (Hanafi, 2003). Salah  satu  jenis  rasio  aktivitas  adalah Total  Assets  Turnover (TATO).  TATO  mengukur aktivitas  aktiva dan  kemampuan  perusahaan dalam menghasilkan  penjualan melalui penggunaan aktiva tersebut.
Rasio  profitabilitas  berguna  untuk  mengukur  kemampuan  perusahaan  untuk  memperoleh  keuntungan  (Munawir,  1979). Return  on  Equity(ROE)  dan Return  on  Investment (ROI)  adalah  rasio  profitabilitas.
ROE  memberikan  gambaran  terhadap  kemampuan  perusahaan  dalam  menghasilkan laba atas investasi modal yang dilakukan investor (Firmansyah,   Waspada, dan Mayasari, 2009). ROI digunakan untuk mengukur kemampuan  perusahaan  dengan  keseluruhan  dana  yang  ditanamkan  dalam  aktivayang  digunakan  untuk  operasi  perusahaan  untuk  menghasilkan  keuntungan  (Munawir, 1979).

 Skripsi Ekonomi: Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Go Publik Di Busa Efek Indonesia

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi