BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Penelitian.
Skripsi Ekonomi: Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Go Publik Di Busa Efek Indonesia
Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1 Ayat (13) tentang Pasar Modal,
“Pasar modal adalah kegiatan
yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan
efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan
efek”. Instrumen yang
diperjualbelikan di pasar
modal adalah obligasi,
saham, instrumen derivatif,
dan instrumen lainnya.
Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi
lain (misalnya Pemerintah)
dan sebagai sarana
bagi kegiatan berinvestasi.
Pasar modal berperan besar bagi
perekonomian suatu negara karena menjalankan
dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan (Dharmadji
Fakhruddin, 2012). Pasar
modal dikatakan memiliki
fungsi ekonomi karena
pasar menyediakan fasilitas
atau wahana yang mempertemukan
dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memiliki kekurangan
dana (issuer). Dengan adanya pasar modal,
pihak yang memiliki
kelebihan dana dapat
menginvestasikan dana tersebut
dengan harapan memperoleh imbalan (return), sedangkan pihak issuer (dalam
hal ini perusahaan)
dapat memanfaatkan dana
tersebut untuk kepentingan investasi
tanpa harus menunggu
tersedianya dana dari
operasi perusahaan.
Pasar modal dikatakan
memiliki fungsi keuangan
karena memberikan kemungkinan
dan kesempatan memperoleh
imbalan (return) bagi pemilik dana sesuai dengan karakteristik
investasi yang dipilih.
Perusahaan memiliki
berbagai alternatif sumber
pendanaan, baik yang
berasal dari dalam
maupun dari luar
perusahaan (Sunariyah, 2006).
Alternatif pendanaan yang berasal dari dalam
perusahaan umumnya dengan menggunakan
laba ditahan perusahaan,
sedangkan alternatif pendanaan dari luar
perusahaan dapat berasal
dari kreditur berupa
penerbitan obligasi, maupun
pendanaan yang bersifat
penyerahan dalam bentuk
saham.
Pendanaan melalui
mekanisme penyertaan umumnya
dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat.
Perusahaan yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia terdiri
dari berbagai sektor,
salah satunya adalah
sektor pertambangan. Bahan
tambang memiliki banyak
manfaat, diantaranya minyak
bumi dan batu
bara yang sangat
bermanfaat sebagai bahan
bakar. Kegiatan pertambangan
merupakan usaha yang padat modal, berisiko tinggi, umumnya berteknologi tinggi, dan jangka
waktu untuk berproduksi cukup panjang, sehingga hanya perusahaanperusahaan
tertentu yang berani menekuni usaha ini, khususnya yang berskala besar.
Peran investor dalam
pengembangan usaha pertambangan
sangat diperlukan karena
dapat menambah modal
perusahaan yang akhirnya
dapat memajukan sektor
pertambangan di Indonesia.
Pertumbuhan industri
pertambangan cukup signifikan
dalam dua dasawarsa
terakhir, hal ini dilihat
dari kontribusi penerimaan
negara dari industri tambang.
Diungkapkan oleh Ketua
Umum Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia
(Aspindo), Tjahyono Imawan,
"Penerimaan negara dari
sektor pertambangan meningkat
dari Rp 42,6
triliun pada tahun
2009 menjadi Rp
51,6 triliun pada
2010," kata Tjahyono.Selain itu,
ia menambahkan peran
penting pertumbuhan industri
pertambangan Indonesia dapat dilihat dari produksi barang tambang
nasional, seperti batu bara, timah, nikel, tembaga,
dan emas yang
termasuk dalam 10 besar
dunia. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan industri
pertambangan diharapkan akan menarik minat
investor untuk menginvestasikan modalnya
di pasar modal khususnya
sektor pertambangan.
Dilihat dari trading
volume dan trading frequency
dari berbagai sektor
perusahaan yang listing di BEI,
sektor pertambangan memiliki
nilai trading volume dan trading frequency yang paling
tinggi diantara sektorsektor lainnya. Trading volumeadalah
banyaknya lembar saham suatu emiten yang
diperjualbelikan di pasar modal
setiap hari bursa dengan tingkat
harga yang disepakati oleh pihak penjual
dan pembeli saham melalui perantara atau broker (Rosiana, 2012).
Jika para investor
menganggap saham dengan volume
yang tinggi merupakan
saham yang memiliki
prospek baik, maka minat
investor terhadap saham tersebut mengalami kenaikan,
sedangkan trading frequency saham
adalah berapa kali terjadinya transaksi jual beli pada saham yang bersangkutan pada waktu tertentu
(Rosiana, 2012). Saham yang frekuensi perdagangannya besar dipengaruhi transaksi
saham yang sangat aktif.
Hal in i disebabkan
karena banyaknya minat
investor. Terjadinya peningkatan
permintaan saham secara tidak langsung meningkatkanfrekuensi perdagangan.
Berikut ini adalah
data trading volume dan trading frequency berbagai sektor perusahaan di BEI
periode 2009-2011.
Tabel 1.Trading Volumedan Trading
FrequencyPeriode 2009-201Industry Classification 2009 2010 201Trading Volume (Million)
Trading Frequency (X) Trading Volume (Million) Trading Frequency (X) Trading Volume
(Million) Trading Frequency (X) Agriculture 64,768 1,373,667 52,344 1,084,931
50,823 1,078,95Mining 335,378 6,247,227 295,661 5,203,081 301,907 4,883,30Basic
Industry And Chemicals 50,506 1,435,114 87,944 3,327,865 88,226 3,617,96Miscellaneous
Industry 24,636 566,641 32,23 1,412,112 32,042 1,818,73Consumer Goods Industry
32,977 964,081 30,939 1,827,180 29,09 2,058,74Property, Real Estate, and Building
Construct 211,469 2,395,223 287,837 3,362,298 231,325 3,191,07Infrastructure,
Utilities, and Transportation 310,937
3,320,146 165,89 2,540,133 119,337 2,535,34Finance 74,507 1,852,387 96,528
2,695,139 118,176 4,009,64Trade, Services & Investment 362,481 2,822,110
281,493 4,465,821 232,624 4,829,28(Sumber : IDX Statistic 2009-2011) Tabel 1.1
dapat dilihat bahwa sektor
mining (pertambangan) memiliki
trading volume dan trading frequency yang paling
besar diantara sektor-sektor
lainnya. Hanya trading volume tahun
2009 yang merupakan terbesar
kedua setelah sektor trade, service, and investment. Dengan demikian, saham sektor pertambangan sering
diperdagangkan di dalam bursa saham. Karena
sering diperdagangkan di
dalam bursa saham,
maka diperlukan
suatu analisis supaya
investor bisa menilai
kinerja keuangan perusahaan. Dua
macam analisis yang banyak digunakan
untuk menentukan nilai
saham adalah analisis
fundamental atau analisis
perusahaan (company analysis) dan analisis teknikal (Hartono,
2008).
Analisis fundamental
adalah metode analisis
yang didasarkan pada fundamental ekonomi
suatu perusahaan. Teknik
ini menitikberatkan pada rasio finansial perusahaan, sedangkan
analisis teknikal merupakan
suatu teknik analisis
yang dikenal dalam
dunia keuangan yang
digunakan untuk memprediksi trend suatu harga
saham dengan cara
mempelajari data pasar yang
lampau, terutama pergerakan harga dan volume.
Aguslan (mengutip
dari Shahib Natarsyah,
2000) menyatakan bahwa dengan asumsi para investor adalah
rasional, maka aspek fundamental menjadi
dasar penilaian yang utama bagi seorang fundamentalis, argumentasi dasarnya adalah bahwa harga saham mewakili
nilai perusahaan, tidak hanya nilai
intrinsik (intrinsic value)
suatu saham yang
merupakan nilai sesungguhnya
pada suatu saat,
tapi juga dan
bahkan lebih penting
adalah harapan akan kemampuan
perusahaan dalam meningkatkan nilai kekayaan di kemudian
hari (2005: 3).Faktor
fundamental berhubungan dengan
laporan keuangan perusahaan
yang mampu menggambarkan struktur
keuangan perusahaan dan
mengidentifikasi prospek perusahaan
untuk dapat memperkirakan returnsaham di masa yang akan
datang.
Returnmerupakan hasil
yang diperoleh dari
investasi. Returntotal merupakan
return keseluruhan dari suatu
investasi dalam suatu
periode tertentu. Returntotal sering
disebut sebagai return saja.
Returntotal terdiri dari capital gain (loss)dan yield. Capital gainatau capital loss merupakan selisih
dari harga investasi
sekarang relatif dengan
harga periode yang lalu.
Yieldmerupakan prosentase
penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi.
Analisis fundamental
merupakan analisis yang
sangat penting dilakukan oleh
investor atau calon
investor ketika berinvestasi
di pasar modal. Salah satu analisis fundamental
yang dapat dilakukan adalah dengan menilai
kinerja keuangan emiten.
Parameter kinerja keuangan
emiten dapat dinilai
dari informasi laporan
keuangan yang disajikan
setiap periodenya.
Rasio keuangan
suatu perusahaan mencerminkan
kinerja keuangan perusahaan
dan dapat dipergunakan
oleh para stakeholders dengan kepentingannya masing-masing (Firmansyah,
Waspada, dan Mayasari, 2009).
Hanafi (2003)
dan Ang (1997)
mengelompokkan rasio keuangan
ke dalam lima rasio yaitu rasio likuiditas,
solvabilitas, profitab ilitas, aktivitas dan rasio pasar.
Kelima rasio tersebut
digunakan untuk melihat
prospek dan risiko perusahaan pada masa yang akan datang. Faktor
prospek dalam rasio tersebut akan mempengaruhi
harapan investor terhadap
perusahaan pada masa-masa mendatang
serta dapat memprediksi return saham di
pasar modal. Menurut Samsul (2006), “Apabila ingin mengetahui
kekuatan manajemen, maka rasio liku
iditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas harus dianalisis, dan jika
ingin menilai kinerja
perusahaan, maka rasio
profitabilitas harus diperhatikan” (hlm.143).
Jika ingin mengetahui
nilai laba perusahaan
(earnings) menggunakan
rasio pasar. Penelitian
ini menggunakan kelima
jenis rasio tersebut.
Rasio likuiditas
digunakan untuk menganalisis
dan menginterpretasikan posisi
keuangan jangka pendek (Munawir, 1979). Salah satu jenis
rasio likuid itas yang sering
digunakan adalah Current Ratio(CR) untuk menganalisis posisi modal kerja suatu
perusahaan, yaitu perbandingan antara
jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar.
Rasio solvabilitas
menggambarkan kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya (Prastowo dan Juliaty, 2002).
Debt to
Equity Ratio (DER) adalah
salah satu jenis
rasio solvabilitas yang sering digunakan.
DER dapat memberikan
gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga
dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya
suatu hutang.
Rasio aktivitas
berguna untuk mengukur
sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas
aset (Hanafi, 2003). Salah satu
jenis rasio aktivitas
adalah Total Assets Turnover (TATO). TATO mengukur
aktivitas aktiva dan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan penjualan
melalui penggunaan aktiva tersebut.
Rasio profitabilitas berguna
untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk memperoleh keuntungan
(Munawir, 1979). Return on Equity(ROE) dan Return
on Investment (ROI) adalah
rasio profitabilitas.
ROE memberikan
gambaran terhadap kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba atas investasi modal yang
dilakukan investor (Firmansyah, Waspada, dan Mayasari, 2009). ROI digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktivayang digunakan
untuk operasi perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan (Munawir, 1979).
Skripsi Ekonomi: Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Go Publik Di Busa Efek Indonesia
Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi