Selasa, 25 November 2014

Skripsi Ekonomi: Political Connections Dan Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

 BAB I.
PENDAHULUAN.
1.1.Latar Belakang.
Skripsi Ekonomi: Political Connections Dan Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
Bisnis  dan political  connectionsbukan  merupakan  hal  yang  barudi  Indonesia. Hampir  22  persen  perusahaan  terbuka  di  Indonesia  merupakan  perusahaan  yang  memiliki political  connections (www.pelita.or.id).  Dari penelitian  terhadap  perusahaan–perusahaan  dari  47  negara  di  dunia,  Faccio  (2006)  menyatakan  bahwa  perusahaan  yang  memiliki political  connections tidak sama di berbagai negara karena hasil penelitiannya membuktikan bahwa  political  connections lebih  umum  terjadi  pada  perusahaan  yang  tingkat  korupsi negaranya leb ih tinggi.

Pada  tahun  2012, Indonesia  termasuk  dalam  negara  dengan  tingkat  korupsi tinggiyang dapat dilihat dari skor Corruption Perception Index(CPI)  yaitu 32 dari  100  dengan  persepsi bahwa  0 dipersepsikan sangat  korup  dan  100 sangat bersih(www.ti.or.id). Indonesia berada pada urutan 118 dari  176  negara yang diukur oleh Lembaga  Transparansi Internasional. Masih banyak  pula  pemberitaan di  Indonesia tentang  penangkapan atas  kasus  suap  atau  korupsi oleh  publik  terhadap  anggota  parlemen,  bupati,  walikota,  gubernur,  menteri, Konsultan Jenderal, dan duta besar yang salah satunya adalah kepala  polisi  Republik  Indonesia  atau  Kapolri  (www.tempo.co).  Hal  tersebut  mengindikasikan  masih  banyak  perusahaan  yang  berharap  mendapat  keuntungan atau timbal balik dari political connections.
 Fisman (2001) pernah meneliti tentang political connectionspada era  kepemimpinan  Presiden  Soeharto  di  Indonesia.  Negara  Indonesia  dan  Presiden  Soeharto  menjadi  populer  dalam  pengembangan  awal  literatur  political connections(Purwoto, 2011). Fisman (2001) mengungkapkan bukti  tentang  kepanikan  investor  pada  saat  pencekalan  penurunan  Presiden  Soeharto dari  jabatan  kepresidenannya  karena  investor  yang  memiliki  political  connections dengan  Presiden  Soeharto  mendapat  manfaat  pembiayaan saat Presiden Soeharto menjabat. Memperkuat bukti dari Fisman,  Leuz dan Gee (2006) juga meneliti political connectionsdi Indonesia.
Leuz  dan  Gee  (2006) dalam  penelitiannya menyimpulkan  bahwa  political  connections tidak  hanya  merubah  strategi  keuangan  perusahaan  tetapi  juga  mempengaruhi  kinerja  jangka  panjang  perusahaan  yang  terbukti  bahwa  perusahaan denganpolitical  connectionsyang  mengalami  kesulitan  dalam  membangun hubungan dengan pemerintah  baru  akan berkinerja  lebih  buruk  di  bawah  pemerintah  yang  baru  dan  akan  lebih  sulit  meningkatkan  masalah keuangan mereka.
Dari  uraian  dan  fakta  mengenai  korupsi  dan  politik  tersebut  dapat  dikatakan  bahwa bisnis  dan  politik  saling  berkaitan  erat.  Kaitan  politik  dan  bisnis  dijelaskan  dalam  penelitian  Wulandari  (2012)  bahwa  partai–partai  politik  untuk  membiayai  aktivitasnya  membutuhkan  sumber–sumber  pendanaan.  Wulandari  (2012) juga  menjelaskan  bahwa  dalam  pendanaan  partai,  partai  politik  mencari  calon-calon  anggota  legislatif  atau  pemerintah  daerah dari  mereka  yang memiliki modal  besar yang  tidak berkaitan apapun   dengan partainya sehingga yang menjadi target utama mereka adalah pelaku  bisnis.  Pelaku  bisnis  memberikan  dana tentu  juga  tidak  dengan  gratis.  Atas  dana yang disumbangkan, para pelaku bisnis mendapat timbal balik ekonomi  untuk peningkatan kinerja bisnis atau kinerja perusahaan mereka.
Kinerja  perusahaan  merupakan  hal  penting  dalam  suatu  perusahaan.
Jika  kinerja  perusahaan  tidak  baik  maka  strategi  perusahaan  tidak  dapat  dijalankan sehingga  tujuan  perusahaan  tidak  akan  tercapai. Mulyadi  (2007:  337)  menyatakan  bahwa kinerja  merupakan keberhasilan  personil, tim, atau  unit  organisasi  dalam  mewujudkan  sasaran  strategikyang  telah  ditetapkan  sebelumnya. Menurut Sambudi  (2010),  kinerja  keuangan  merupakan  gambaran  hasil  ekonomi  yang  diraih  oleh  perusahaan  pada periode  tertentu  melalui aktivitas–aktivitas perusahaan untuk mendapatkan keuntungan secara  efisien  dan  efektif. Oleh  karena  itu  pihak  perusahaan  akan  melakukan  berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan, salah  satunya yaitu  dengan political  connections karena  pihak  perusahaan akan memperoleh  banyak keuntungan ekonomi dengan political connections.
Hasilpenelitian Adhikari, Derashid, dan Zhang (2006) pada penelitian  yang  dilakukan  di  Malaysia membuktikan  bahwa  perusahaan  memperoleh  keuntungan dengan memiliki political  connections.  Hasil  penelitian  mereka  menjelaskan  bahwa  perusahaan  yang  memiliki political  connections membayar pajak signifikan  lebih rendah dari perusahaan lainnya. Penelitian Wu, Wu,  Zhou, dan Wu  (2012) pada  perusahaan–perusahaan di China juga  menambah buktibahwa political connectionspada perusahaan meningkatkan   kinerja perusahaan serta memperoleh keuntungan pajak.Leuz dan Gee (2006)  memperlihatkan  manfaat  dari political  connections perusahaan  dengan  pemerintah  yaitu political  connections dapat  menurunkan  manfaat  dari  pembiayaan  global.  Perusahaan  yang  memiliki political  connections juga mendapat  akses  lebih  mudah  untuk  melakukan  kredit  dan  memperoleh  keuntungan  dalam hal  kinerja  perusahaan  (Boubakri,  Cosset,  dan  Saffar,  2012).  Hal  serupa  dibuktikan  oleh  Li,  Meng,  Wang,  dan  Zhou  (2008)  dan  Claessens,  Feijen  dan  Laeven  (2008)  bahwa  perusahaan  yang memiliki  political connectionslebih mudah  dalam  mendapatkan  kredit  dari bank  atau  lembaga  lainnya. Selain  itu, perusahaan  yang baru go  publicyang memiliki  political connectionsmemiliki harga penawaran yang relatif  lebih tinggi saat  Initial  Public Offering (IPO) dan biaya tetap  yang rendah  selama  proses go  public(Francis, Hasan, dan Sun, 2009).
Berbeda  dari  hasil  penelitian  yang  menyatakan  bahwa political  connections memberikan  keuntungan,  hasil  penelitian  Wulandari  (2012)  justru  menunjukkan  bahwa  perusahaan yang  memiliki political  connections memiliki  kinerja  yang  lebih  rendah  dibandingkan  perusahaan  yang  tidak  memiliki political  connections.  Purwoto  (2011)  mengimplikasikan  hasil  penelitiannya  bahwa  keberadaan  political  connections menghambat  penyediaan  informasi  spesifik  perusahaan  di  pasar  saham  sehingga kinerja  perusahaantidak tercermin dalam pergerakan harga saham.
Dengan  demikian  masih  terdapat  ketidakkonsistenan  hasil  penelitian  mengenai political  connections terhadap  kinerja  perusahaan.  Di  Indonesia,   penelitian  mengenai  political  connections terhadap  kinerja  perusahaan  ataupun  penelitian  tentang political  connections dari  pandangan  akuntansi  masih sedikit. Beberapa penelitian mengenai political connectionsyang telah  dilakukan antara lain Purwoto (2011) yang meneliti pengaruh koneksi politis,  kepemilikan  pemerintah,  dan  keburaman  laporan  keuangan  terhadap  kesinkronan dan risiko crashharga saham, Wulandari (2012) menguji tentang  pengaruh political  connections dan  struktur  kepemilikan  terhadap  kinerja  perusahaan,  serta  Primasari  (2013)  yang  menguraikan  tentang  pengaruh  koneksi politik dan corporate governanceterhadap audit fee.
Ketidakkonsistenan  dan  masih  sedikitnya  penelitian  sebelumnya  mengenai  pengaruh political  connections terhadap  kinerja  perusahaan  membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hal tersebut.
Penelitian ini juga merupakan replikasi dari penelitian Wu et al. (2012), akan  tetapi penelitian  ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Penelitian  ini  lebih  sederhana  karena  hanya  menguji  pengaruh political  connections terhadap  kinerja  perusahaan,  sedangkan  penelitian  Wu  et  al.  (2012)  menguji  tentang  pengaruh  political  connections terhadap  kinerja  perusahaan,  pengaruh  political  connections terhadap  pajak,  dan  pengaruh political  connections terhadap  investasi  yang  berlebih  atas free  cash  flow.  Dalam  penelitiannya,  Wu  et  al.  (2012)  membedakan ketiga  hipotesis  tersebut  atas perusahaan  swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedangkan dalam penelitian  ini,  peneliti menambahkan  kepemilikan  saham (ownership) sebagai  variabel   kontrol.  Penelitian  ini  juga  hanya  menggunakan Tobin’s Q  sebagai  variabel  terikat, sedangkan Wu et al. (2012) menggunakan ROA dan Tobin’s Q.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis tertarik melakukan  penelitian  dengan  judul  “POLI TICAL  CONNECTIONS DAN KINERJA  PERUSAHAAN (STUDI  EMPIRIS  PADA  PERUSAHAAN  YANG  TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)”.
1.2.Perumusan Masalah.
Sesuai yang diungkapkan dalam latar belakang, Indonesia merupakan  negara dengan tingkat korupsi yang sangat tinggi. Indonesia termasuk dalam  negara  dengan  tingkat  korupsi  tinggi  yang  dilihat  dari  skor Corruption  Perception  Index (CPI)  yaitu  32  dari  100  dengan  persepsi  bahwa  0  dipersepsikan sangat korup dan 100 sangat bersih (www.ti.or.id).
Menurut  Meyer  dan  Rowan  (1977) tentang  teori  kelembagaan  (institutional  theory)  bahwa organisasi  berada  dalam  lingkungan  sosial  sehingga keputusan yang diambil  dalam  sebuah  organisasi akan  dipengaruhi  oleh organisasi  atau  institusi  yang lain,  termasuk  pemerintah.  Untuk  mendapatkan  kemudahan  sumber  daya  akses  dan  sumber  dana,  perusahaan  seringkali  menciptakan political  connections.  Dengan  adanya  sumber  daya  akses  yang  mudah  dan  sumber  dana  yang  banyak  dapat  membantu  perusahaan memperoleh kemudahan dalam menciptakan nilai bagi pemegang  saham. Atas dasar hal tersebut, masalah dalam penelitian  iniadalah“apakah  political connectionsberpengaruh terhadap kinerja perusahaan?”.
 1.3.Tujuan Penelitian.
Tujuan  penelitian  ini  yaitu  untuk  menguji  terkait  pengaruh political  connections pada  tahun  sebelumnya  (t-1)terhadap  kinerja  perusahaan pada  tahun  sekarang  (t)  pada  perusahaan go  publicyang  terdaftar  di  Bursa  Efek  Indonesia(BEI).
1.4.Manfaat Penelitian.
Penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  kontribusi  bagi  pihakpihak terkait berikut ini.
1. Bagi Akademisi Bagi  akademisi,  hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  digunakan  sebagai  referensi  dan  landasan  penelitian  berikutnya  terutama  penelitian  yang terkait dengan political connectionsdan kinerja perusahaan.
2. Bagi Investor Bagi  investor,hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  digunakan  sebagai  bahan  pertimbangan  dalam menentukan  strategi  investasi  dan  pengambilan keputusan investasi.

 Skripsi Ekonomi: Political Connections Dan Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi