Senin, 10 November 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis peran pajak hotel terhadap pendapatan asli daerah Kota Yogyakarta tahun 2003-2012

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang.
Skripsi Ekonomi: Analisis peran pajak hotel terhadap pendapatan asli daerah Kota Yogyakarta tahun 2003-2012
Peraturan mengenai kebijakan otonomi daerah di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945, yaitu dengan  membagi  tiga  daerah  otonom  menjadi  wilayah karesidenan, kabupaten, dan kota. Akan tetapi seiring dengan pergeseran paradigma dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan dari sentralisasi menjadi desentralisasi, keberadaan landasan otonomi daerah pun mengalami pasang surut perubahan.

Perubahan undang-undang mengenai otonomi daerah dimulai pada era tahun  1999-an dan perubahan  terakhir  terjadi  pada  tahun  2004  yaitu dari Undang-Undang  Nomor 22  Tahun  1999  tentang  Pemerintahan  Daerah  dan Undang-Undang  Nomor 25  Tahun  1999  tentang  Perimbangan  Keuangan antara  Pemerintah  Pusat  dan  Pemerintah  Daerah yang  kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Nomor 33 Tahun 2004.
Undang-undang  tersebut  menjadi  landasan  utama  penyelenggaraan otonomi daerah  di  Indonesia dengan  sistem  desentralisasi,  yang  memberikan kewenangan  kepada  setiap  daerah  untuk  mengelola  berbagai  urusan pemerintahannya  sendiri, kecuali  urusan  pertahanan,  keamanan,  kehakiman, internasional, dan moneter.
   Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai secara penuh sejak  Januari 2001, dengan harapan dapat menghasilkan 2 (dua) manfaat yang baik, pertama  adalah  dapat  mendorong peningkatan  partisipasi,  prakarsa,  dan kreativitas  masyarakat  dalam  pembangunan  daerah  serta  mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan diseluruh daerah dengan memanfaatkan sumber  daya  dan  potensi  yang  tersedia  dimasing-masing  daerah.  Sedangkan manfaat  yang  ke  dua  adalah  agar  dapat  memperbaiki  alokasi  sumber  daya produktif melalui pergeseran peran pengambilan keputusan publik ke tingkat pemerintah  yang  paling  rendah  yang  memiliki  informasi  yang  lengkap (Mardiasmo, 2004:10).
Guna menunjang kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan nasional yang  maksimal,  pemerintah  mengeluarkan  kebijakan  dibidang  penerimaan daerah  yang  berorientasi  pada  peningkatan  kemampuan  daerah  untuk membiayai  urusan  rumah  tangga  sendiri,  yaitu Pendapatan  dan  Pembiayaan.
Sumber pendapatan daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, Pasal 5, Ayat 2 terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah  yang Sah. Salah  satu  sumber  pendapatan  yang sangat menunjang penerimaan daerah adalah Pendapatan Asli Daerah, terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Bagian Laba Usaha Daerah,  dan Lainlain Pendapatan  Asli  Daerah.  Pendapatan  Asli  Daerah  merupakan  sumber pendapatan  daerah  yang  diperoleh  daerah  yang  pemungutannya  berdasarkan peraturan daerah sesuai perundang-undangan yang berlaku.
Salah  satu  sumber Pendapatan  Asli  Daerah yang  dapat  menunjang dalam pelaksanaan pemerintahan adalah penerimaan dari sektor Pajak Daerah.
   Penerimaan Pajak Daerah di Kota Yogyakarta menurut Peraturan Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2011 terdiri dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Air Bawah Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bea Perolehan Hak  atas Tanah  dan Bangunan  (BPHTB),  dan Pajak  Bumi  dan Bangunan. Diantara  kesepuluh  pos Pajak Daerah  tersebut, yang mempunyai peranan  sangat  penting  dalam  peningkatan Pendapatan  Asli  Daerah Kota Yogyakarta adalah Pajak Hotel, karena pajak tersebut merupakan penyumbang terbesar penerimaan Pajak Daerah yang nilainya meningkat setiap tahun.
Pajak Hotel di Kota Yogyakarta merupakan sumber penerimaan paling dominan  dalam pos Pajak Daerah,  hal tersebut disebabkan  karena  adanya berbagai  macam  faktor  pendukung  dan  daya tarik  yang disajikan  dan ditawarkan.  Faktor  pendukung  tersebut  diantaranya adalah karena Kota Yogyakarta  mempunyai berbagai macam  predikat yang  disandang baik  dari sejarah  maupun  potensinya,  seperti sebutan sebagai kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar,  dan kota pariwisata. Keempat faktor  pendukung tersebut membuat Kota Yogyakarta memiliki daya tarik tersendiri dan menjadi tempat favorit yang sering disinggahi oleh para wisatawan.
Kota Yogyakarta  adalah  daerah  tujuan  wisata  terbesar  kedua  setelah Bali,  hal  ini  dikarenakan  oleh tersedianya  berbagai  jenis  obyek  wisata yang sudah dikembangkan,  seperti  wisata  alam,  wisata  sejarah,  wisata  budaya, wisata pendidikan, wisata belanja, bahkan yang terbaru adalah wisata malam.
Tersedianya obyek wisata tersebut dapat menciptakan potensi pariwisata yang tinggi dan dapat mendorong para pengusaha untuk berinvestasi lebih banyak    lagi dengan  mengembangkan  dan  mendirikan  fasilitas  pendukungnya, sehingga terciptalah area  benefit yang dapat menguntungkan seperti tempat penginapan hotel.
Jumlah hotel di Kota Yogyakarta dari tahun 2003 hingga 2012 hampir secara  keseluruhan setiap  tahunnya  selalu mengalami  peningkatan. Hanya pada  tahun  2005  dan  2007  saja  jumlah  hotel  sempat  mengalami  penurunan.
Jumlah  hotel  paling  banyak  terjadi pada  tahun  2012 dengan  421  unit  hotel, yang terdiri dari 34 unit jenis hotel berbintang dan 387 unit untuk jenis hotel tidak  berbintang.  Sedangkan  untuk  jumlah  hotel  terkecil  terjadi  pada  tahun 2007 dengan jumlah 323 unit hotel yang terdiri dari 21 unit hotel bintang dan 302 unit hotel tidak berbinatang. Jumlah hotel di Kota Yogyakarta untuk tahun 2003-2012 dapat dilihat pada Tabel 1.1. sebagai berikut: Tabel  1.1 Jumlah  Hotel di Kota Yogyakarta berdasar Klasifikasinya Tahun 2003 – 2012 (unit) Tahun Hotel Bintang Hotel Non Bintang Total (1) (2) (3) (4) 2003 24 302 3 2004 23 307 3 2005 23 300 3 2006 21 315 3 2007 21 302 3 2008 22 318 3 2009 22 330 3 2010 26 340 3 2011 31 356 3 2012 34 387 4 Sumber: BPS dan DPDPK Kota Yogyakarta    Banyaknya  jumlah  hotel sangat berpengaruh  terhadap  besarnya penerimaan Pajak Daerah  dan Pendapatan Asli Daerah,  sehingga pembangunan  hotel di Kota Yogyakarta harus  terus dikembangkan  dan dilaksanakan karena  jika  dilihat  dari potensi  penerimaannya, Pajak  Hotel termasuk dalam  pos  penerimaan pajak  yang paling tinggi  dibanding  dengan penerimaan pos-pos Pajak Daerah lainnya.  Perlu  dilakukan startegi usaha peningkatan  dan  pengembangan untuk meningkatkan penerimaan pos Pajak Hotel di Kota Yogyakarta  agar  jumlah  wajib  pajak  terus  meningkat setiap tahunnya. Penerimaan pos Pajak  Hotel diharapkan  dapat  memberikan kontribusi dan manfaat yang besar untuk menambah penerimaan daerah Kota Yogyakarta. Sehingga wilayah Kota Yogyakarta dapat menjadi wilayah yang lebih mandiri dan  dapat membiayai  sendiri  pelaksanaan kegiatan-kegiatan pada era sistem otonomi daerah yang berlaku seperti sekarang.
Perkembangan  realisasi  penerimaan Pajak  Hotel di Kota Yogyakarta untuk 10 (sepuluh) tahun terakhir, yaitu 2003-2012 secara keseluruhan selalu mengalami kenaikan, hanya pada tahun 2006 Pajak Hotel sempat mengalami penurunan sebesar 19  persen  menjadi Rp 14.575.296.725,00. Hal  tersebut disebabkan oleh adanya dampak dari bencana alam Gempa Bumi dan Gunung Merapi yang meletus pada  saat  itu  sehingga  melemahkan  sektor  pariwisata dan berdampak kepada penerimaan Pajak Hotel itu sendiri. Penerimaan Pajak Hotel terbesar di Kota Yogyakarta terjadi  pada  tahun  2012 sebesar Rp 56.007.418.844,00 dengan kenaikan 47,93 persen dari tahun sebelumnya dan  penerimaan Pajak  Hotel paling  kecil  terjadi  pada  tahun 2003  sebesar Rp 11.859.150.595,00 dengan  kenaikan  dari  tahun  sebelumnya  yang malah    cukup  besar  yaitu  21,49  persen. Rata-rata  pertumbuhan  Pajak  Hotel,  Pajak Daerah,  Pendapatan  Asli  Daerah  Kota  Yogyakarta  tahun  2004-2012  secara berturut-turut sebesar 0,09 persen, 0,15 persen, dan 0,38 persen.
Tabel  1.2. Realisasi Penerimaan Pajak  Hotel,  Pajak  Daerah  dan  PAD Kota Yogyakarta Tahun 2003 – 2012 (dalam rupiah) Tahun Pajak Hotel Pajak Daerah PAD (1) (2) (3) (4) 2003 11.859.150.595 33.526.514.267 68.621.564.0 2004 14.408.220.726 40.581.980.256 70.412.081.0 2005 17.994.725.877 46.106.723.374 79.414.345.0 2006 14.575.296.725 43.997.150.025 91.626.503.0 2007 20.529.610.846 54.782.973.892 114.098.350.9 2008 26.543.726.858 62.452.770.490 132.431.571.5 2009 30.789.901.395 71.852.539.011 161.473.838.2 2010 32.515.281.932 78.254.579.242 179.423.640.0 2011 37.859.535.936 120.457.515.127 228.870.559.6 2012 56.007.418.844 208.814.480.287 339.292.457.5 Sumber: P3ADK dan DPDPK Kota Yogyakarta Tabel 1.3. Laju Pertumbuhan Pajak Hotel, Pajak Daerah dan PAD Kota Yogyakarta Tahun 2003 – 2012 (dalam persen) Tahun Pertumbuhan Pajak Hotel Pertumbuhan Pajak Daerah Pertumbuhan PAD (1) (2) (3) (4) 2003 - - -2004 21,49 21,04 2, 2005 24,89 13,61 12, 2006 (19,00) (4,58) 15, 2007 40,85 24,51 24, 2008 29,29 14,00 16, 2009 16,00 15,05 21, 2010 5,60 8,91 11, 2011 16,44 53,93 27,    2012 47,93 73,35 48, r = -  0,09 0,15 0, Sumber: Diolah dari Tabel 1.2.
Sektor  pariwisata Kota Yogyakarta  yang  maju  menyebabkan penerimaan pos Pajak Hotel menjadi cukup tinggi, sehingga bisnis perhotelan sangat  potensial  dan layak untuk dikembangkan lebih lanjut lagi. Dengan adanya  dukungan  pemerintah  dalam visi Kota Yogyakarta tentang pengembangan  sektor  pariwisata berbasis  budaya diharapkan  perkembangan dari penerimaan Pajak Hotel menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Berdasarkan  latar belakang yang  telah  diuraikan,  studi  ini  mengkaji peran Pajak Hotel terhadap Pajak Daerah dan PAD Kota Yogyakarta selama 10  (sepuluh)  tahun,  yaitu  tahun  2003-2012 melalui beberapa alat  analisis.
Hasil  studi  ini  diharapkan  dapat  menjadi  bahan  pertimbangan  evaluasi  dan optimalisasi ke depan pemerintah Kota Yogyakarta. Penelitian ini diberi judul “ANALISIS PERAN PAJAK  HOTEL TERHADAP  PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2003-2012”.

 Skripsi Ekonomi: Analisis peran pajak hotel terhadap pendapatan asli daerah Kota Yogyakarta tahun 2003-2012

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi