Senin, 03 November 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis Prosedur Pencairan Gaji Sampai Dengan Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil Di Rsud Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

BAB I.
PENDAHULUAN.
A.GAMBARAN UMUM RSUD SOEDIRAN MANGUN SUMARSO.
Skripsi Ekonomi: Analisis Prosedur Pencairan Gaji Sampai Dengan Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil Di Rsud Soediran Mangun Sumarso Wonogiri
1. SEJARAH  DAN  PERKEMBANGAN  RUMAH  SAKIT  UMUM  DAERAH SOEDIRAN MANGUN SUMARSO.
Sejarah  berdirinya  RSUD  Dr  Soediran  Mangun  Soemarso  Wonogiri  secara  singkat  dapat  diuraikan,  bahwa  sebelum  dikelola  oleh  Pemerintah Kabupaten yang dulu disebut Pemerintah Swatantra, RSUD Dr  Soediran Mangun Soemarso Wonogiri adalah milik Zending dan berlokasi  dikampung Sanggrahan,  Kelurahan  Giripurwo,  Kecamatan  Wonogiri.

Pemerintah  Daerah  Swatantra  Tingkat  II  Wonogiri  tahun  1958  membangun  gedung  yang  disiapkan  untuk  RSUD  Dr  Soediran  Mangun  Soemarso  Wonogiri  yang  berlokasi  di  kampung  Joho  Lor,  Kelurahan  Giriwono. Pada tahun 1958 sebelum digunakan untuk RSUD Dr Soediran  Mangun  Soemarso  Wonogiri, gedung  yang  dimanfaatkan sebagai asrama  petugas atau peserta training center pemberantasan Frambusia.Baru pada  tahun  1958  RSUD Dr  Soediran  Mangun  Soemarso  Wonogiri  menempati  lokasi di  kampung  Joho  Lor,  Kelurahan  Giriwono,  Kecamatan  Wonogiri  atau jalan Ahmad Yani nomor 40 Wonogiri hingga sekarang.
RSUD  Dr  Soediran  Mangun  Soemarso  Wonogiri  adalah  rumah  sakit  milik pemerintah, didirikan  dengan  ijin operasional  yang ditetapkan  oleh  Departemen  Kesehatan  Republik  Indonesia  dengan  surat  keputusan   Nomor  13827/G  tanggal  13  Januari  1956  dan  mulai  difungsikan  pada  tanggal 13 Pebruari 1956, dengan klasifikasi Rumah Sakit kelas D. Sejak  bulan  Juni  1983  klasifikasi  rumah  sakit  dinaikkan  menjadikelas  C  atas  dasar  Surat  Keputusan  Menteri  Kesehatan  Republik  Indonesia  Nomor  233/MenKes/VI/1983  tanggal  11  Juni  1983.  Pada  bulan  Juni  1996,  berdasarkan  Surat  Keputusan  Menteri  Kesehatan  Republik  Indonesia  Nomor  566/Menkes/VI/1996  tanggal  5  Juni  1996  klasifikasi  RSUD  Dr  Soediran  Mangun  Soemarso  Wonogiri  ditetapkan  menjadi  kelas  B  (non  pendidikan) dan terdiri dari 9 Unit Pelayanan Fungsional yaitu : Penyakit  dalam,  bedah.  Kesehatan  anak,  kebidanan,  penyakit  kandungan,  syaraf,  THT,  mata,  penyakit  kulit  dan  kelamin.  Beberapa  Unit  Pelayanan  Fungsional  tersebut  masih  ditunjang  oleh  unit  pelayanan  lain  seperti  bangsal  pelayanan  umum,  isolasi,  Intensif  Care  Unit  (ICU) dan  perinatologi. Sampai saat ini status RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso  Wonogiri masih sebagai Rumah Sakit kelas B (non pendidikan).
RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri menempati tanah  seluas 45.330 m , dengan  luas  bangunan 30.000 m . Lokasi  tapak  RSUD  Dr  Soediran  Mangun  Soemarso  Wonogiri  terletak  di  jalan  Ahmad  Yani  40,  Kelurahan  Giriwono, Kecamatan  Wonogiri,  Kabupaten  Wonogiri  dengan batas-batas fisik sebagai berikut : a. Batas sebelah Utara Jl. Ahmad Yani (jalan raya Wonogiri-Solo).
b.Batas sebelah Selatan Jl. Lingkungan dan permukiman penduduk.
c. Batas sebelah Timur Jl. Lingkungan dan permukimanpenduduk.
 d.Batas sebelah Barat Jl. Lingkungan dan permukiman penduduk.
RSUD  Dr  Soediran  Mangun  Soemarso  Wonogiri  memiliki  sumber  daya  manusia  yang  terdiri  dari  34  orang  tenaga  medik,  253  orang  paramedik  keperawatan, orang 71 paramedik non keperawatan dan 240 orang tenaga  non medik atau administrasi.
2. KEDUDUKAN,  TUGAS, dan FUNGSI,  RSUD  SOEDIRAN  MANGUN  SUMARSO a. Kedudukan  Rumah Sakit Umum dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung  jawab kepada Bupati Kepala Daerah.
b.Tugas pokok RSUD  Dr  Soediran  Mangun  Soemarso  Wonogiri  mempunyai  tugas  pokok  melaksanakan  upaya  kesehatan  secara  berdaya  guna  dan  berhasil  guna  dengan  mengutamakan  upaya  penyembuhan  dan  pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya  peningkatan  pelayanan  pencegahan  serta  melaksanakan  upaya  rujukan.
c. Fungsi 1) Menyelenggarakan pelayanan medis.
2) Menyelenggarakan penunjang medis dan non medis.
3) Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan.
4) Menyelenggarakan pelayanan rujukan.
 5) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
6) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan.
7) Menyelenggarakan administrasi dan keuangan.
8) Menyelenggarakan pemeliharaan sarana dan prasarana.
Susunan  organisasi  dan  tata  kerja  (SOT)   RSUD  Dr  Soediran  Mangun  Soemarso  Wonogiri  berbentuk  Badan  Layanan  Umum.
Berdasarkan Peraturan Bupati nomor 98 tahun 2008, RSUD dipimpin oleh  seorang  kepala  yaitu   suatu  jabatan  struktural  dengan  kedudukan  eselon  IIB. Sejak berdiri hingga saat ini telah mengalami beberapa kali pergantian  pimpinan tersaji berikut ini : a. Tahun 1942-1960 dipimpin oleh Dr. R. Soediran MS.
b.Tahun 1960-1962 dipimpin oleh Dr. Satar Malik.
c. Tahun 1962-1966 dipimpin oleh Dr. Widya Harsana.
d.Tahun 1966-1969 dipimpin oleh Dr. Sudaryatmi.
e. Tahun 1969-1987 dipimpin oleh Dr. Tjoe Bwee Lan LIH.
f. Tahun 1987-1991 dipimpin oleh Dr. Suradi.
g.Tahun  1991-2002  dipimpin  oleh  Dr.  H.  Soemarsono,  M  Kesehatan  (MMR).
h.Tahun 2002-2009 dipimpin oleh Dr. Dwi Handoyo, MM.
i. Tahun 2009 sampai sekarang dipimpin oleh Dr. Setyarini, M.Kes.
 Organisasi dan tata kerja RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri: a. Keputusan  Menteri  Dalam  Negeri  Nomor  22  tahun  1994,  tentang  Pedoman dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah.
b.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 544/ Menkes/ VI/ 1996, tentang  penetapan  RSUD  Dr  Soediran  Mangun  Soemarso  Wonogiri  menjadi  kelas B (nonpendidikan).
c. Peratururan Daerah Wonogiri Nomor 21 tahun 2001 tentang Organisasi  dan Tata Kerja RSUD Wonogiri.
Susunan  Organisasi  RSUD  Dr  Soediran  Mangun  Soemarso  Wonogiri terdiri dari : a. Direktur Rumah Sakit Tugas pokoknya adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan  upaya penyembuhan,  pemukihan,  peningkatan,  pencegahan,  pelayanan  rujukan, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat.
b.Wakil Direktur Umum dan Keuangan Tugas  pokoknya  adalah  mengkoordinasikan  penyiapan  perumusan  kebijakan teknis,  pelaksanaan  dan  pelayanan  administrasi  dan  teknis  dibidang umum, perencanaan program dan keuangan.
c. Wakil Direktur Pelayanan dan Penunjang Medik Tugas pokoknya adalah melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan  teknis,  pelaksanaan  dan  pelayanan  administrasi  dan  teknis  di  bidang  pelayanan medis rawat jalan dan rawat inap.
 BADAN  PENGELOLA  RSUD  Dr  SOEDIRAN  MANGUN  SOEMARSO  WONOGIRI PERDA NOMOR : 98 TAHUN 200TANGGAL : 30 DESEMBER 200TENTANG  : SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH 1.1Susunan Organisani RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri Sumber : Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri DIREKTUR RSUD Dr  SOEDIRAN MS  WONOGIRI KA.SUB.BAGIAN  TATA USAHA WAKIL DIREKTUR PELAYANAN DAN  PENUNJANG MEDIK WAKIL DIREKTUR UMUM DAN  KEUANGAN KA BAGIAN  KEUANGAN KA. BAGIAN  UMUM KELOMPOK  JABATAN  FUNGSIONAL KA.SUB.BAGIAN  KEPEGAWAIAN KA.SUB.BAGIAN  RUMAH TANGGA  DAN  PERLENGKAPAN KA. BAGIAN  PERENCANAAN  PROGRAM KA.SUB.BAGIAN  PENYUSUNAN  PROGRAM,  PELAPORAN DAN  EVALUASI ()PPE)  KA.SUB.BAGIAN  HUKUM,  HUBUNGAN  MASYARAKAT  DAN PERSPUSTAKAAN KA.SUB.BAGIAN  REKAM MEDIK KA.SUB.BAGIAN  ANGGARAN KA.SUB.BAGIAN  PERBENDAHARA AN KA.SUB.BAGIAN  VERIFIKASI DAN  PELAPORAN KA. BIDANG  PERAWATAN  KA. BIDANG  PENINJANG  MEDIK  KA. BIDANG  PELAYANAN  MEDIK  KA. SEKSIASUHAN  KEPERAWATAN DAN  KEBID SEKSI ETIKA, MUTU,  KEPERAWATAN DAN  KEBID.
INSTALASI SEKSI INFEKSI  NOSOKOMIAL  DAN  LOUNDRY SEKSI ALAT  KESEHATAN INSTALAS I  3. FALSAFAH, VISI, DAN  MISI  RSUD  Dr  SOEDIRAN  MANGUN  SUMARSO Falsafah  Terciptanya  kepuasan  pengguna  RSUD  Dr  Soediran  Mangun  Soemarso  Wonogiri merupakan kebahagiaan kami.
Visi  Terciptanya  pelayanan  prima  dan  terwujudnya  Rumah  Sakit  unggulan  yang  diminati masyarakat.
Misi - Mewujudkan  kinerja  pelayananyang  bermutu,  efisien,  efektif,  adil  dan  terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
- Menyelenggarakan sistem pelayanan yang profesional.
Motto Senyum adalah budaya pelayanan kami.
B. Latar Belakang Masalah Pajak  adalah  iuran  rakyat  kepada  kas  negara berdasarkan  undangundang sehingga dapat  dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara  langsung.  Pajak  juga  disebut  sumber  penerimaan  negara  untuk  pembiayaan  pemerintah dan pembangunan di Indonesia. Peran pajak terhadap penerimaan  negara  dari  tahun ke  tahun  semakin  dominan,  terutama  sejak  penerimaan  minyak  dan  gas  bumi  tidak  mampu  lagi  membiayai  belanja  pemerintah.
Semakin  besarnya  peranan  pajak  dalam  pembangunan  menjadi  perhatian   semua  pihak, karena  tingginya  pajak  menunjukkan kemampuan kemandirian  bangsa dalam membiayai pembangunan dari seluruh komponen bangsa. Pajak  dipungut penguasa berdasarkan norma hukumuntuk menutup biaya produksi  barang-barang  dan jasa  kolektif untuk  mencapaikesejahteraan  umum.  Pajak  merupakan sumber utama pemasukan negara yang dalam penyelenggaraannya  dilaksanakanoleh Direktorat Jendral Pajak.
Pajak  memberikan  manfaat  secara  tidak  langsung  bagi  masyarakat,  karena kontraprestasi yang akan dikembalikan pada masyarakat adalah dalam  bentuk pembangunan infrasruktur dan fasilitas umum,sehingga pajak tersebut  seharusnya dapat  dinikmati  secara  merata  oleh  seluruh  lapisan  masyarakat.
Selain  untuk  membangun  infrastruktur  dan  fasilitas  umum,  pajak  juga  dipergunakan  untuk  membayar  gaji  pegawai  negeri,pensiunan  pegawai  negeri,bahkan subsidi yang selama ini dirasakan oleh masyarakat berasal dari  pajak yang dibayarkan.
Pencairan  gaji  yang  termuat  terkhusus  untuk  gaji  pegawai  negeri  sipil  yang  bekerja  bagi  Pemerintah  Daerah.  Langkah  pencairan  tidaklah  mudah, karena diatur oleh Peraturan Daerah. Mekanisme pencairan yang tidak  mudah  ini  perlu  disosialisasikan  pada  masyarakat  luas.  Untuk  itu,  penulis  memaparkan  mekanisme  atas  pencairan  gaji  pegawai  negeri  sipil  sesuai  dengan  Peraturan  yang  telah  disusun  Pemerintah  Daerah.  Pemaparan  yang  dijelaskan merupakan hasil dari pengamatan ataskegiatan pencairan gaji yang  selama  ini  terjadi.  Pencairan  gaji  pegawai  negeri  sipil  melibatkan  pihak  penting  yang  terkait.  Pihak  tersebut  yang  nantinya  akan  melaksanakan   anggaran  dan  bertanggung  jawab  atas  cairnya  anggaran.  Pihak  yang  terkait  harus  menjalankan  tugas  yang  diberikan  sesuai  yang  diatur  oleh  Peraturan  Daerah.  Meski  tidak  semua  pegawai  negeri sipil  dapat  mencairkan  anggaran  gaji tapi bukan berarti pihak yang terlibat dalam pencairan gaji sedikit.
Dalam pembahasan akan dijelaskan pihak-pihak yang terkait dalam  pencairan  gaji  pegawai  negeri  sipil.  Pembahasan  memaparkan  pihak  yang  terkait dan tugas yang selama ini telah dilakukan apakah sudah sesuai dengan  peraturan  yang  berlaku.  Pihak  yang  terkait  dirasa  perlu  dipaparkan  untuk  mengetahui lebih jauh peran setiap pihak dalam proses pencairan gaji pegawai  negeri  sipil.  Bukan  hanya  pihak  yang  terkait  dan  mekanisme  pencairan  gaji  yang  diatur  oleh  Pemerintah Daerah  tetapi  juga  dokumen  yang  digunakan.
Dokumen  yang  digunakan  merupakan  syarat  syarat  tertulis  yang  harus  dipenuhi  dan  diajukan  untuk  dapat  mencairkan anggaran.  Dokumen  tersebut  memuat  surat  dari  awal  permintaan  anggaran  sampai  dokumen  yang  menunjukkan perintah untuk mencairkan dana pada bank yang ditunjuk.
Dokumen untuk mencairkan anggaran terdiri dari beberapa surat, dan  surat tersebut tidaklah sedikit, untuk itu perlu adanya suatu pembahasan untuk  menunjukkan  surat  surat  yang  diperlukan  dalam  proses  cairnya  anggaran  gaji. Pembahasan tersebut akan menjelaskan dokumen yang harus dipenuhi di  dalam  proses  pencairan  gaji  berlandaskan  atas  pengamatan  yang  dilakukan  pada proses pencairan gaji pegawai negeri sipil. Gaji atas Pegawai negeri sipil  yang sudah cair juga terutang pajak penghasilan pasal 21. Pajak yang terutang  tersebut  harus  disetorkan  ke  kas  Negara.  Penyetoran  pajak  penghasilan   1menggunakan  dokumen  yang  diperlukan  untuk  diserahkan  ke  kantor  pajak.
Dalam  penyetoran  pajak  penghasilan  atas  gaji  pegawai  negeri  sipil  terdapat  mekanisme  yang harus  ditaati.  Perlu  adanya  pembahasan yang menunjukkan  mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 21 atas pegawai negeri sipil yang selama  ini  terjadi  apakah  sesuai  dengan  peraturan  yang  berlaku.  Pembahasan  yang  dilakukan  atas  dasar  kegiatan  prosedur  penggajian  yang  selama  ini  terjadi  pada  Rumah  Sakit  Umum  Daerah  Wonogiri.  Berdasar  latar  belakang  diatas,  maka  penulis  membuat  laporan  dengan  judul  PENCAIRAN  GAJI  SAMPAI  DENGAN  PENGENAAN  PAJAK  PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PEGAWAI NEGERI  SIPIL  DI  RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOEDIRAN MANGUN SUMARSO.
Skripsi Ekonomi: Analisis Prosedur Pencairan Gaji Sampai Dengan Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil Di Rsud Soediran Mangun Sumarso Wonogiri



Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi