BAB I.
PENDAHULUAN.
A.Latar Belakang.
Skripsi Ekonomi: Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Struktur Modal Sektor Perbankan Pada Saat Krisis Keuangan 2008-2009”
Krisis ekonomi
global tahun 2008
ternyata telah mempengaruhi keadaan
keuangan global. Negara-negara
di wilayah Eropa
dan di wilayah Asia-Pasifik,
terkena dampak krisis.
Dampak krisis yang dihadapi pada umumnya
adalah meningkatnya inflasi,
turunnya nilai tukar
mata uang, turunnya
pertumbuhan ekonomi, runtuhnya
indeks bursa dan
sejumlah institusi keuangan
mengalami kesulitan keuangan.
Krisis global tersebut berawal
dari krisis keuangan
Amerika Serikat karena
banyaknya default payment
dari instrumen credit default
swap di pasar keuangan
Amerika Serikat. Rekayasa instrumen keuangan yang
berbentuk subprime mortgage menjadi salah
satu sebab timbulnya
krisis ekonomi di
Amerika Serikat.
Subprime mortgage atau surat kredit
perumahan berbunga rendah di tahun 2001-2005
menyebabkan meningkatnya permintaan
rumah (boom in the
housing
market). Rendahnya tingkat
suku bunga di
tahun tersebut dikarenakan Bank Sentral Amerika
Serikatmengantisipasi kelesuan investasi karena dampak runtuhnya saham-saham teknologi
(burst of internet bubble) pada
Maret 2000. Rezim
suku bunga yang
rendahpada tahun 2001-2005 mendorong masyarakat Amerika
Serikatcenderung menjadi konsumtif tetapi dengan
mengandalkan pembiayaan daripinjaman bank. Rendahnya
tingkat suku bunga
ini juga mendorong
peningkatan ekspansi perusahaan
dan mendorong terciptanya
instrumen keuangan yang
mempunyai resiko tinggi dengan
pendapatan tinggi (higher
risk higher return)
atas dasar salah
satu prinsip investasi
keuanganyaitu lower risk lower return danhigher risk higher return.
Dampak langsung krisis keuangan
inibagi Indonesiaadalah kerugian beberapa perusahaan
di Indonesia yang
berinvestasi di institusi
keuangan Amerika Serikat.
Perusahaan keuangan ataupun
non bank yang mengalokasikan
dana pada sumber pendapatan alternatif, melalui pembelian saham atau obligasi
pada instrumen keuangan asing,
seperti Lehman Brothers,
Morgan Stanley, Citigroup,
Merril Lynch, Freddie
Mac, American International
Group (AIG) dan
lainnya. Sedangkan dampak
tidak langsung adalah turunnya likuiditas, melonjaknya
tingkat suku bunga, melemahnya nilai tukar rupiah,
turunnya harga komoditas
dan melemahnya pertumbuhan sumber
dana. Demikian juga,
menurunnya tingkat kepercayaan
konsumen, investor, dan pasar
terhadap berbagai institusi keuangan yang menyebabkan melemahnya
pasar modal. Dampak
krisis keuangan bagi
perbankan Indonesia dengan
adanya penarikan dana
oleh investor luar
negeri di berbagai
perusahaan Indonesa mengakibatkan
bank mengalami krisis likuiditas, penurunan nilai aktiva produktif
(earning assets) dalam bentuk kredit dan
surat berharga yang dibeli bank, penurunan kecukupan modal terutama karena
kerugian berasal dari
pencadangan atas penurunan
kualitas aktiva produktif dan gagal bayar bunga kredit.
Kelangkaan likuiditas menyebabkan penurunan kepercayaan di sektor korporasi dan
rumah tangga terhadap kondisi perekonomian. Menurunnya kapasitas permintaan dan
produksi di sektor riil dapat berpotensi
kuat terhadap kualitas aktiva perbankan di Indonesia. Gejolak keuangan
dan penurunan permintaan
akibat krisis keuangan juga mempengaruhi terdepresiasinya
nilai rupiah, tekanan inflasi yang cukup
kuat dan meningkatnya BI rate.
Permasalahan keuangan
global tersebut menyatakan
bahwa pentingnya keputusan
pendanaan secara tepat,
karena struktur modal merupakan salah
satu komponen yang
sangat penting dalam
menjalankan suatu perusahaan. Menurut
definisi, struktur modal mengacu pada kombinasi penggunaan hutang dan ekuitas (equity
security) dalam perencanaan struktur keuangan perusahaan
dalam jangka panjang (Amidu, 2007). Ketepatan komposisi
modal menjadi bagian
penting bagi perusahaan,
namun tidak berarti
bahwa struktur modal
setiap perusahaan sama.
Perusahaan non keuangan
membutuhkan modal terutama
untuk mendanai pembelian
aset atau properti
perusahaan serta untuk
membangun fasilitas produksi
dan melakukan produksi,
hal serupa juga
terjadi pada perusahaan
keuangan (bank).
Perbankan merupakan
salah satu pelaku
ekonomi yang memegang peran
sangat penting dalam
perekonomian suatu negara,
Menurut Riyanto (2011) struktur
modal adalah perimbangan
antara modal asing
(jangka panjang) dengan modal
sendiri. Sumber modal suatu bank terdiri dari modal sendiri
dan modal pihak
ketiga. Besar kecilnya
modal bank sangat berpengaruh
terhadap kemampuan bank
untuk melaksanakan kegiatan operasinya. Apabila modal bank sedikit, maka
kapasitas usaha bank menjadi terbatas
mengingat modal menunjukkan kemampuan meng-coverrisiko-risiko usaha
yang dihadapi. Industri
perbankan bersifat capital intensive, dimana bank mengelola dana masyarakat dengan berbagai
risikonya, sehingga bank harus memiliki
kapasitas dan kemampuan yang memadai untuk menanggung kerugian yang timbul dari risiko yang
dihadapi bank, baik risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, dan risiko lainnya.
Semakin besar modal yang disetor oleh
para pemegang saham, pihak manajemen akan leluasa untuk kebutuhan operasionalnya, sebab
sewaktu-waktu tidak akan
mengalami kesulitan memenuhi
kewajiban kepada kreditur.
Fungsi utama bank
adalah sebagai lembaga
intermediasi yang menerima
dana dari pihak
luar (masyarakat, industri
dan pihak lainnya)
dalam bentuk tabungan
serta penyaluran kredit kepada
masyarakat dan industri
lainnya, sangat memungkinkan
timbulnya nilai struktur
modal yang tinggi.
Bank menyediakan likuiditas
bagi para depositor
melalui current
accountdanextend credit, sedangkan
bagi para borrowers, bank juga menyediakan likuiditas
melalui penyaluran kredit yang likuid (Amidu,
2007). Dalam fungsinya
tersebut bank harus
bijak dalam mengidentifikasi, menilai, memonitor serta
mengelola risiko yang timbul dari aktivitas
bisnisnya tersebut, sehingga
kegiatan operasional bank
tidak terhambat.
Sekilas tentang kondisi perbankan
di Indonesia, segala hal yang terkait dengan
regulasi perbankan di Indonesia menjadi otoritas Bank Sentral. Hal ini lebih
didasarkan atas pentingnya
peran bank sebagai
perusahaan yang menjalankan fungsi intermediasi atas dana yang
diterima dari nasabah, dalam hal ini
masyarakat umum maupun
korporasi. Jika sebuah
bank mengalami kegagalan,
dampak yang ditimbulkan
akan meluas dan
mempengaruhi nasabah maupun lembaga-lembaga lain
yang menyimpan dananya
atau bahkan menginvestasikan modalnya
di bank. Bahkan
hal tersebut dapat berdampak pula
pada perekonomian nasional.
Mengingat pentingnya peran bank
tersebut maka bank sentral perlu menerapkan
pengawasan yang baik dan
benar. Hal ini bertujuan untuk menjaga kepercayaan nasabah terhadap aktivitas
perbankan. Di Indonesia,
Bank Indonesia selaku
bank sentral menerapkan
konsep kerangka perhitungan
modal yang mengatur
tentang konsep permodalan bank,
yaituBasel II. Tujuan utama dari Basel II ini adalah untuk
meningkatkan keamanan dan
kesehatan sistem keuangan,
dengan menitikberatkan pada
perhitungan permodalan yang
berbasis risiko, supervisory review process, dan market
discipline. Dengan adanya ketetapan tentang
Capital Adequancy Ratio(CAR) yang ditetapkan ini, maka bank harus lebih
fokus dalam menjaga
kecukupan modalnya. Terkait
dengan adanya konsep
Basel II yang
diterapkan di Indonesia,
maka hal ini
mendukung argumentasi bahwa struktur modal merupakan elemen penting yang
sangat diperhatikan dalam
dunia perbankan. Bank
memiliki karakteristik yang
unik jika dibandingkan
dengan perusahaan non
keuangan lainnya sehingga memungkinkan
adanya perbedaan dampak
faktor yang mempengaruhi struktur modal bank itu sendiri.
Dalam penelitian
ini digunakan enam
variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal, antara lain
profitabilitas, pertumbuhan, struktur aset, risiko,
ukuran, likuiditas sebagai
faktor internal. Indeks
Harga Saham Gabungan
(IHSG) sebagai faktor
eksternal berfungsi juga
sebagai variabel moderasi. Perkembangan sektor perbankan akan
mendorong kecenderungan untuk memanfaatkan
instrumen hutang, sebaliknya pengembangan
pasar modal akanmendorong
penggunaan instrumensaham untuk
pembiayaan perusahaan. Dalam
penelitian ini peneliti mencoba menguji interaksi pengaruh variabel
internal terhadap struktur modal
dengan IHSG sebagai
variabel moderasi, apakah
dari hipotesis yang
dikemukakan bahwa variabel internal berpengaruh terhadap struktur modal demikian
sebaliknya dapat memperkuat atau
memperlemah ketika dimoderasi oleh variabel IHSG.
Banyak penelitian
yang telah dilakukan untuk
menguji faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap struktur modal
perusahaan, diantaranya yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Amidu (2007).Meneliti pengaruh profitability, growth, tax, asset structure, size,
danriskterhadap struktur modal bank-bank yang
berada di Ghana.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa profitability, growth, tax,
asset structure,
dansizesignifikan terhadap variabel
leverage.
Sedangkan faktor
yang terbukti tidak mempengaruhi struktur modal bank
di Ghana adalah faktor risk.
Ahmad dan Abbas (2011) meneliti tentang faktorfaktor
penentu struktur modal bank di Pakistan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitability, size,non-debt
tax shieldsecara signifikan
berpengaruh terhadap struktur
modal. Penilitian ini
didasari oleh teori
yang melandasi keputusan struktur modal perusahaan, yaitu
trade off theorydanpecking order theory.
Penelitian yang
dilakukan Rivai (2011)
dengan sampel perusahaanperusahaan non
keuangan yang terdaftar
di BEI, menemukan
hasil bahwa inflasi, perubahan produk domestik bruto dan
perubahan IHSGmemberikan pengaruh yang
signifikan terhadap struktur
modal perusahaan.Pao (2007) menemukan
hasil bahwa faktor
makroekonomi yang dianggap
dapat mempengaruhi keputusan
pemilihan struktur modal
adalah faktor capital market,
faktor money marketdan inflasi.
Hasil penelitiannya adalah capital marketdan
inflasi berpengaruh negatif
terhadap struktur modal, sedangkan money marketberpengaruh
positif terhadap struktur modal.
Berdasarkan
hasil penelitian di
atas, dengan adanya
fluktuasi pada indikator
ekonomi di Indonesia,
tentunya akan mempengaruhi
keputusan pihak manajemen
perbankan dalam memilih bentuk struktur modal yang tepat bagi
perusahaannya. Dari penjelasan
diatas terlihat bahwa
pentingnya struktur modal
perbankan sehingga penulis tertarik
untuk melakukan penelitian
mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal perbankan. Berdasarkan
uraian di atas,
maka penulis tertarik
untuk mengambil judul
skripsi MEMPENGARUHI STRUKTUR
MODAL SEKTOR PERBANKAN
PADA SAAT KRISIS KEUANGAN 2008- .
B.Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar
belakang yang telah
dipaparkan diatas mengenai faktor
internal dan eksternal
yang mempengaruhi struktur
modal sektor perbankanpada saat krisis keuangan 2008-2009,
maka rumusan masalahnya sebagai berikut
:.
1.Apakah profitabilitas
berpengaruh terhadap struktur modal perbankan pada saat krisis keuangan 2008-2009, baik dengan
atau tanpa moderasi IHSG?.
2.Apakah pertumbuhan
berpengaruh terhadap struktur
modal perbankan pada saat krisis keuangan 2008-2009, baik dengan atau tanpa moderasi IHSG?.
3.Apakah struktur
aktiva berpengaruh terhadap
struktur modal perbankan pada saat krisis keuangan 2008-2009, baik dengan atau tanpa moderasi IHSG?.
4.Apakah risiko berpengaruh terhadap struktur
modal perbankan pada saat krisis
keuangan 2008-2009, baik dengan atau tanpa moderasi IHSG?.
5.Apakah ukuran berpengaruh
terhadap struktur modalperbankan pada saat krisis keuangan 2008-2009, baik dengan atau
tanpa moderasi IHSG?.
6.Apakah likuiditas
berpengaruh terhadap struktur
modal perbankan pada saat
krisis keuangan 2008-2009, baik dengan atau tanpa moderasi IHSG?.
7.Apakah IHSG berpengaruh
terhadap struktur modal perbankan pada saat krisis keuangan 2008-2009?.
C.Tujuan Penelitian.
Dari perumusan
masalah yang telah
dipaparkan diatas, peneliti memiliki tujuan sebagai berikut :.
1.Untuk mengetahui
pengaruh profitabilitas terhadap
struktur modal perbankan pada saat krisis keuangan 2008-2009,
baik dengan atau tanpa moderasi IHSG.
2.Untuk mengetahui
pengaruh pertumbuhan terhadap
struktur modal perbankan pada saat krisis keuangan 2008-2009,
baik dengan atau tanpa moderasi IHSG.
3.Untuk mengetahui
pengaruh struktur aktiva terhadap
struktur modal perbankan pada saat krisis keuangan 2008-2009,
baik dengan atau tanpa moderasi IHSG.
4.Untuk mengetahui
pengaruh risiko terhadap
struktur modal perbankan pada saat krisis keuangan 2008-2009, baik dengan atau tanpa moderasi IHSG.
5.Untuk
mengetahui pengaruh ukuran
terhadap struktur modal
perbankan pada saat krisis
keuangan 2008-2009, baik dengan
atau tanpa moderasi IHSG.
6.Untuk mengetahui pengaruh
likuiditas terhadap struktur modal perbankan pada saat krisis keuangan 2008-2009, baik dengan atau tanpa moderasi IHSG.
7.Untuk mengetahui
pengaruh IHSG terhadap
struktur modal perbankan pada saat krisis keuangan 2008-2009.
D.Manfaat Penelitian.
Berdasarkan hasil
studi empiris ini,
diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :.
1.Manfaat teoritis.
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk menambah pemahaman
mengenai faktor internal
dan eksternal yang
mempengaruhi struktur modal
sektor perbankan.
2.Manfaat praktis dan manajerial.
Manfaat yang
di dapat dari
penelitian ini baik
untuk pihak perusahaan, investor, peneliti dan akademisi sendiri
sebagai berikut : a.Untuk pihak perusahaan
sendiri, penelitian ini
dapat membantu perusahaan
dalam menentukan kebijakan
yang akan dibuat
dalam kaitannya dengan pengambilan
keputusan pendanaan.
b.Untuk pihak
investor, penelitian ini
dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi ke
perusahaan tersebut.
c.Untuk pihak peneliti,
penelitian ini dapat menjadi informasi pembelajaran sehingga
dapat menambah pengetahuan
dan dapat digunakan
untuk penelitian yang lebih
lanjut mengenai faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi struktur modal sektor perbankan.
d.Untuk pihak
akademisi penelitian ini
dapat menjadi bukti
dan pembelajaran mengenai
faktor internal dan
eksternal yang mempengaruhi struktur modal sektor perbankan.
Skripsi Ekonomi: Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Struktur Modal Sektor Perbankan Pada Saat Krisis Keuangan 2008-2009”
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi