Kamis, 27 November 2014

Skripsi Ekonomi: Pengaruh analisis fundamental terhadap nilai perusahaan manufaktur

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Pengaruh analisis fundamental terhadap nilai perusahaan manufaktur
Pasar  modal  memiliki  peran  penting  dalam  kegiatan  ekonomi  suatu  negara.  Terutama  di  negara-negara  yang  menganut  sistem  ekonomi  pasar,  pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar  modal  dapat  menjadi  sumber  dana  alternatif  bagi  perusahaan.  Salah  satu  kelebihan  pasar  modal  adalah  kemampuannya  menyediakan  modal  dalam  jangka  panjang  dan  tanpa  batas.  Dengan  demikian,  untuk  membiayai  investasi  pada  proyek-proyek  jangka  panjang  dan  memerlukan  modal  yang  besar  sudah selayaknya  para pengusaha menggunakan dana-dana dari pasar  modal.  Investasi  pada  hakikatnya  merupakan  penempatan  sejumlah  dana  pada  saat  ini  dengan  harapan  untuk  memperoleh  keuntungan  di  masa  mendatang.

Perdagangan  surat  berharga  merupakan  cara  untuk  menarik  dana  masyarakat  dalam  hal  ini  investor  untuk  mengembangkan  perekonomian  dimana  dana  tersebut  adalah  modal  yang  dibutuhkan  perusahaan  untuk  memperluas  usahanya.  Dengan  dijualnya  saham  pasar  modal  berarti  masyarakat diberi kesempatan  untuk memiliki dan mendapatkan keuntungan.
Dengan kata lain pasar modal dapat membantu pendapatan masyakarat. Motif  dari perusahaan yang menjual sahamnya untuk memperoleh dana yang akan    digunakan  dalam  pengembangan  usahanya  dan  bagi  pemodal  adalah  untuk  mendapatkan  penghasilan  dari  modalnya.  Dari  aktivitas  pasar  modal,  harga  saham  merupakan  faktor  yang  sangat  penting  dan  harus  diperhatikan  oleh  investor  dalam  melakukan  investasi  karena  harga  saham  menunjukkan  prestasi  emiten,  pergerakan  harga  saham  searah  dengan  kinerja  emiten.
Apabila  emiten  mempunyai  prestasi  yang  semakin  baik  maka  keuntungan  yang dapat dihasilkan dari operasi usaha semakin besar. Pada kondisi  yang  demikian,  harga  saham  emiten  yang  bersangkutan  cenderung  naik.  Harga  saham juga menunjukkan nilai suatu perusahaan.
Nilai  saham  merupakan  indeks  yang  tepat  untuk  mengukur  nilai perusahaan.   Sehingga  sering  kali  dikatakan  memaksimumkan  nilai  perusahaan  juga  berarti  memaksimumkan  kekayaan  pemegang  saham.
Dengan  semakin  tinggi  harga  saham,  maka  semakin  tinggi  pula  nilai  perusahaan tersebut dan sebaliknya. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang  menerbitkan  saham  sangat  memperhatikan  harga  sahamnya.  Harga  yang  terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Namun  bila  harga  saham  terlalu  tinggi  mengurangi  kemampuan  investor  untuk  membeli  sehingga  menimbulkan  harga  saham  sulit  untuk  meningkat  lagi.
Dengan perubahan posisi keuangan hal ini akan mempengaruhi harga saham  perusahaan.  Laporan  keuangan  dirancang  untuk  membatu  para  pemakai  laporan  untuk  mengidentifikasi  hubungan  variabel-variabel  dari  laporan  keuangan.  Dengan  laporan  keuangan  perusahaan  tersebut,  investor  dapat    memperoleh  data  mengenai  Earning  Per  Share(EPS),  Ratio  on  Activa  (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR).
Penilaian  terhadap  harga  saham  secara  akurat  bisa  meminimalkan  resiko  sekaligus  mambantu  investor  mendapatkan  keuntungan,  mengingat  investasi  saham  di  pasar  modal  merupakan  jenis  investasi  yang  cukup  berisiko meskipun menjanjikan keuntungan yang relatif besar (Widoatmodjo,  1996).  Dalam  melakukan  investasi  sekuritas  saham  investor  akan  mengharapkan  saham  yang  memberikan  return  tertinggi.  Harapan  tersebut  sesuai dengan tujuan investasi yaitu memaksimalkan return yang diharapkan.
Return merupakan  imbalan atas kesediaan investor untuk  menanggung  risiko atas investasi yang dilakukan. Sunariyah (2003) menguraikan beberapa  faktor  yang  mempengaruhi  harga  saham  perusahaan  dalam  rangka  proses  analisis  investasi  saham,  yaitu:  faktor-faktor  fundamental,  dan  faktor-faktor  teknikal.
Faktor-faktor  fundamental  terdiri  atas  laporan  keuangan,  corporate  action,  perkembangan  ekonomi  makro,  politik,  dan  sosial.  Faktor-faktor  teknikal  meliputi  perkembangan  kurs  saham,  volume  perdagangan,  perkembangan harga saham dari  waktu ke waktu, keadaan pasar modal, serta  faktor-faktor lain yang bersifat teknis. Earning Per Share (EPS) atau laba per  saham  yang  merupakan  faktor  fundamental  yang  perlu  diperhitungkan investor  untuk  mengambil  keputusan  dalam  investasinya.  Kieso  (1995) mendefinisikan  Earning  Per  Share  (EPS)  sebagai  suatu  angka  yang  menunjukkan laba yang dihasilkan oleh setiap lembar saham biasa.     Dengan demikian EPS mencerminkan kinerja perusahaan dalam suatu  periode  tertentu.  Perusahaan  yang  memiliki  nilai  EPS  yang  tinggi  akan  dianggap  bagus  kinerjanya.  Investor  umumnya  tertarik  dengan  nilai  EPS  yang  tinggi,  mereka  mengasumsikan  bahwa  suatu  perusahaan  yang  mempunyai EPS tinggi berarti berdampak positif terhadap harga saham.
Mulyono (2000) meneliti tentang pengaruh  Earning Per Share  (EPS)  dan  tingkat  suku  bunga  terhadap  harga  saham.  Objek  peniltian  tersebut  adalah  perusahaan  aneka  industri  yang  terdaftar  di  BEI  pada  periode  1992-1997. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa EPS dan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Untuk  mengukur  baik  tidaknya  kinerja  keuangan  suatu  perusahaan,  diperlukan  alat  pembanding  rasio  keuangan  untuk  menganalisis  rasio  fundamental perusahaan. Rasio  yang banyak digunakan dalam pengambilan  keputusan  investasi  adalah  Earnings  Per  Share  (EPS),  Return  on  Assets  (ROA),  Debt to Equity Ratio  (DER), dan  Current Ratio  (CR) investor dapat  mempertimbangkan  rasio  tersebut  guna  memilih  saham  mana  yang  memberikan keuntungan besar di masa yang akan datang.
Earnings  per  Share  (EPS)  merupakan  salah  satu  alat  ukur  bagi  manajemen untuk menilai besarnya bagian  keuntungan  yang diperoleh oleh  pemegang saham. Semakin tinggi EPS, semakin besar laba  yang dihasilkan  oleh  perusahaan.  Sebaliknya  semakin  kecil  EPS,  semakin  kecil  laba  yang  dihasilkan  oleh  perusahaan.  Sehingga,  hal  ini  dapat  dijadikan  bahan  pertimbangan dalam menilai suatu perusahaan.
  Return  on  Assets  (ROA)  merupakan  suatu  rasio  penting  yang  dapat  dipergunakan  untuk  mengukur  kemampuan  perusahaan  memperoleh  laba  dengan asset yang dimilikinya. Investor yang hendak menanamkan modalnya  dapat mempergunakan rasio ini sebagai bahan pertimbangan apakah emiten  dalam operasinya nanti dapat memperoleh laba. Dengan kemampuan emiten  yang tinggi untuk menghasilkan laba atas asetnya maka akan terlihat bahwa  nilai PBV suatu perusahaan akan meningkat.
Debt  to  Equity  Ratio  (DER)  yang  diproksi  dari  rasio  solvabilitas  ini  menunjukkan  bagaimana  komposisi  pendanaan  sendiri  atau  memanfaatkan  utang-utangnya.  Semakin  kecil  kecil  DER,  maka  semakin  kecil  pula  utang  bunga  yang  dapat  meningkatkan  laba  perusahaan  sehingga  akan  mempengaruhi nila PBV  perusahaan. Sedangkan semakin tinggi DER, maka  akan  meningkatkan  utang  bunga  perusahaan  yang  dapat  menurunkan  laba  perusahaan sehingga,  menurun nilai PBV perusahaan.
Variabel DER atau rasio  hutang  terhadap ekuitas adalah suatu upaya  untuk memperlihatkan dalam  format  lain, proporsi relatif dari klaim pemberi  pinjaman  terhadap  hak  kepemilikan  dan  digunakan  sebagai  peranan  utang  dalam meningkatkan laba per saham (Helfert, 1997).  Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan oleh para kreditur dengan  jumlah  modal  sendiri  yang  diberikan  oleh  pemilik  perusahaan.  Keberadaan  DER  biasanya  digunakan  untuk  mengukur  financial  leverage  suatu  perusahaan.  Financial leverage  akan menguntungkan jika  return  atas aktiva  lebih besar dari pada biaya hutang  dengan demikian hasil pengembalian atas    modal  dengan  menggunakan  leverage  juga  akan  meningkat  (Weston  &  Copland, 1996). Namun, leverage  merupakan pedang yang bermata dua, bila  hasil  pengembalian  atas  aktiva  lebih  kecil  daripada  biaya  hutang,  maka  leverage  akan mengurangi hasil  pengembalian atas modal. Dengan demikian  DER  memiliki  pengaruh  terhadap  laba  perusahaan  sehingga  mempengaruhi  pendapatan pemegang saham.
Current  Ratio  (CR)  merupakan  rasio  likuiditas  yang  peling  umum  digunakan  dalam  mengukur  tingkat  likuiditas  perusahaan.  Semakin  tinggi  rasio  ini,  maka  perusahaan  dianggap  semakin  mampu  untuk  melunasi  kewajiban jangka pendeknya.  Current Ratio  merupakan ukuran fundamental  likuiditas  perusahaan  dan  sering  juga  disebut  sebagai  rasio  modal  kerja  (working capital).  Current Ratio  dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk  mengukur  tingkat  keamanan  (margin  of  safety)  suatu  perusahaan.  Current  Ratio (CR) menunjukkan hubungan  antara kas dan aktiva lancar lainnya dari  sebuah  perusahaan  dengan  kewajiban  lancarnya  (Brigham  dan  Houston,  2009).  Semakin  besar  current  ratio  yang  dimiliki  menunjukkan  besarnya  kemampuan  perusahaan  dalam  memenuhi  kebutuhan  operasionalnya  terutama modal  kerja yang sangat penting untuk menjaga kinerja perusahaan  yang pada akhirnya mempengaruhi nilai PBV perusahaan.
Penelitian mengenai EPS  terhadap Nilai Saham  dilakukan oleh Nasir  (2008),  Sasongko  dan  Nila  (2006),  Nurida  (2010)  dan  Kusumawardani  (2009)  hasil  dari  semua  penelitian  menunjukkan  bahwa  variable  EPS  berpengaruh terhadap harga saham.     Penelitian  mengenai  pengaruh  ROA  terhadap  harga  saham  pernah  diteliti oleh Kusumawardani (2009)  hasilnya menunjukkan bahwa  Return On  Asset  berpengaruh  secara  signifikan  terhadap  harga  saham.  Sedangkan  penelitian  Sasongko  dan  Nila  (2006)  hasilnya  menunjukkan  bahwa  ROA  tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Penelitan Nasir (2008) tentang pengaruh DER terhadap harga saham,  menunjukkan  bahwa  variabel  DER  secara  parsial  mempunyai  pengaruh  terhadap  harga  saham.  Sesuai  dengan  penelitian  yang  dilakukan  Nurida  (2010)  dan  Kusumawardani  (2009)  menunjukkan  bahwa  DER  mempunyai  pengaruh signifikan terhadap harga saham. Berbeda dengan penelitian  yang  dilakukan  oleh  Ikhsan  (2009)  yang  menyimpulkan  bahwa  DER  tidak  mempunyai pengaruh terhadap  harga saham.
Penelitian  mengenai  pengaruh  CR  terhadap  harga  saham  pernah  dilakukan  oleh  Nurida  (2010),  hasil  dari  penelitian  tersebut  menunjukkan  bahwa  CR  secara  simultan  berpengaruh  terhadap  harga  saham.  Berbeda  dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Ikhsan  (2009)  dan  Kusumawardani  (2009),  hasil  penelitiannya  bertentangan  dengan  hasil  penelitian  Nurida  (2010),  hasil  penelitian  ini  menunjukkan  CR  tidak  berpengaruh  signifikan  terhadap harga saham.
Penelitian  ini  mengacu  dari  penelitian  Nurida  (2010)  yang  meneliti  tentang  Pengaruh  Current  Ratio  (CR),  Debt  to  Equity  Ratio  (DER),dan  Earnings  per  Share  (EPS)  terhadap  Harga  Saham  pada  Perusahaan  Jakarta  Islamic  Index  yang  terdaftar  di  BEI  2005-2008.  Variabel  independen  yang    digunakan  dalam  penelitian  tersebut  adalah  Current  Ratio  (CR),  Debt  to  Equity Ratio (DER),  dan Earnings per Share (EPS). Variabel dependen yang  digunakan adalah  Harga Saham pada Perusahaan Jakarta Islamic Index yang  terdaftar  di  BEI  2005-2008.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  ketiga  variabel berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Perbedaan  penelitian  ini  dengan  penelitian  Nurida  (2010)  adalah  pada  periode  pengamatan.  Tujuan  dari  penelitian  ini  adalah  untuk  mengembangkan  penelitian,  dengan  menambahkan  variabel  lain  dengan  harapan akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Variabel yang ditambahkan  peneliti dalam penelitian ini adalah variabel  Return on Assets (ROA).  Return  on  Assets  (ROA)  merupakan  suatu  rasio  penting  yang  dapat  dipergunakan  untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan asset yang  dimilikinya.  Investor  yang  hendak  menanamkan  modalnya  dapat  mempergunakan rasio ini sebagai bahan pertimbangan apakah emiten dalam  operasinya  nanti  dapat  memperoleh  laba.  Dengan  kemampuan  emiten  yang  tinggi untuk menghasilkan laba atas asetnya maka akan terlihat bahwa  nilai  PBV akan meningkat.
Pemilihan  sektor  manufaktur   sebagai  objek  penelitian  karena  sektor  manufaktur   memiliki  jumlah  perusahaan  yang  paling  besar  dan  merupakan  industri  yang  bergerak  menghasilkan  barang  dan  jasa  serta  emiten  terbesar  dibanding industri lain.
Dalam penelitian ini dijelaskan beberapa faktor  fundamental  yang  mempengaruhi Harga saham yaitu EPS, ROA, DER, dan CR. Dari penjelasan    di  atas  maka  penelitian  ini  mengambil  judul  “Pengaruh  Analisis  Fundamental  Terhadap  Nilai  Perusahaan  Manufaktur   yang  terdaftar  Di Bursa Efek Indonesia”.
B.  Rumusan Masalah.
Berdasarkan  latar  belakang  yang  telah  dipaparkan  diatas  maka  perumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:.
1.  Apakah  Earning Per Share  (EPS) berpengaruh terhadap  nilai  perusahaan  Manufaktur yang  terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BE I) selama tahun  2009-2011?.
2.  Apakah  Return On Assets (ROA)  berpengaruh terhadap  nilai  perusahaan  Manufaktur   yang terdaftar di  Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun  2009-2011?.
3.  Apakah  Debt Equity Ratio  (DER) berpengaruh terhadap  nilai  perusahaan  Manufaktur yang  terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun  2009-2011?.
4.  Apakah  Current  Ratio  (CR)  berpengaruh  terhadap  nilai  perusahaan  Manufaktur yang  terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun  2009-2011?.
5.  Apakah  kelima  faktor  yang  diteliti  (EPS,  ROA,  DER,  dan  CR)  secara  simultan  berpengaruh  terhadap  nilai  perusahaan  manufaktur   yang  terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2009-2011?.
C.  Tujuan Penelitian.
Tujuan  dari  penelitian  ini  adalah  untuk  mengetahui  secara  bersamasama  Earnings  per  Share  (EPS),  Return  on  Assets  (ROA),  Debt  to  Equity  Ratio  (DER,  dan  Current  Ratio  (CR)  terhadap  nilai  perusahaan  serta  untuk mengetahui  secara  parsial  Earnings  per  Share  (EPS),  Return  on  Assets  (ROA),  Debt  to  Equity  Ratio  (DER,  dan  Current  Ratio  (CR)  terhadap  nilai  perusahaan.
D.  Manfaat penelitian.
1.  Bagi peneliti, diharapkan sebagai sarana untuk  mengaplikasikan ilmunya  guna  kepentingan  ilmu  pengetahuan  khususnya  dibidang  manajemen  keuangan dan pasar modal.
2.   Bagi  para  akademisi,  hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  kontribusi untuk memahami pengaruh EPS, ROA, DER dan CR terhadap nilai perusahaan.
3.  Bagi investor dan calon investor, hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai  salah  satu  pertimbangan  pengambilan  keputusan  investasi  saham  dari  perusahaan manufaktur .
4.  Bagi  perusahaan,  hasil  penelitian  ini  dapat  memberikan  bahan  kajian  tentang EPS, ROA, DER dan CR terhadap nilai perusahaan.

5.  Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi bahan perbandingan  untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.
  Skripsi Ekonomi: Pengaruh analisis fundamental terhadap nilai perusahaan manufaktur

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi