BAB I.
PENDAHULUAN.
A. LATAR BELAKANG MASALAH.
Skripsi Ekonomi: Pengaruh Corporate Image Pada Customer Satisfaction Yang Dimediasi Oleh Servicescape Dan Employees
Gaya hidup kaum modern di
perkotaan saat ini menuntut wanita dan pria untuk lebih memperhatikan penampilan. Tidak hanya
dalam berbusana, namun juga penampilan kulit wajah
dan tubuh. Penampilan
diri seutuhnya menjadi
sebuah kebutuhan penting untuk menunjang kepercayaan diri. Di
Yogyakarta , pertumbuhan industri kecantikan saat ini
sangat maju dan
cepat. Hal ini
ditandai dengan banyaknya
bermunculan skin care yang
dibangun sebagai salah
satu sarana pelayanan
perawatan kulit untuk
masyarakat luas. Beberapa
diantaranya, Natasha Skin Care, Larissa,
Estetika Skin Care, Nava Green Skin Care, London Beauty Center (LBC),
dan lain-lain yang menawarkan jasa perawatan kulit.
Situasi ini
mendorong berbagai perusahaan
yang bergerak di
bidang skin care untuk terus
berinovasi menciptakan produk berkualitas
yang dicari konsumen
dan melakukan strategi-strategi untuk
memenangkan pasar. Sebagai
salah satu pelaku
skin care, Natasha Skin Care
hadir untuk menjawab kebutuhan wanita dan pria akan pusat perawatan
kulit. Natasha Skin Care merupakan
salah satu pelaku
skin care yang beroperasi
di hampir seluruh wilayah nusantara
dan memiliki banyak cabang di
berbagai wilayah yang tersebar di
daerah-daerah atau kota-kota besar di Indonesia.
Natasha Skin
Care melakukan berbagai
upaya untuk mampu
bersaing melalui membangun
citra positif mengenai
produk jasanya, seperti
pelayanan dan paket
jasa yang memuaskan
yang diberikan kepada
pelanggan. Selain perawatan
kulit, kualitas 1 pelayanan yang
baik, citra perusahaan
dan servicescape merupakan
hal yang penting pada sebuah skin care
(http://www.natasha-skin.com/profile-natasha-skin-care/).
Servicescape merupakan
isu yang menarik
untuk diteliti karena
puas atau tidaknya
pelanggan terhadap kualitas
yang dirasakan melalui
servicescape memberikan peran penting yang mempengaruhi berapa lama
konsumen akan menikmati fasilitas yang disediakan dan
berapa banyak uang
yang akan dikeluarkan
(Wakefield dan Blodgett, 1996).
Servicescape menggambarkan lingkungan
fisik sebuah perusahaan
jasa.
Servicescape mencakup desain
eksterior dan interior. Suasana sekitar meliputi suhu udara yang nyaman , suara, aroma, serta bagian nyata
dari layanan seperti kartu nama, brosur, dan materi
komunikasi lainnya (Anja Bitner, 1992;
Wakefield dan Blodgett,
1996 dalam Reimer, Richard Kuehn, 2005).
Servicescape dalam
perusahaan jasa dapat
diukur dengan skala
estetika, aksesibilitas dan
kebersihan lingkungan perusahaan.
Kemampuan servicescape untuk mempengaruhi perilaku
dan menciptakan image
secara khusus terlihat
dari pelayanan bisnis.
Perusahaan merupakan tempat
dimana pelayanan itu
diciptakan. Perusahaan memiliki dampak yang kuat pada persepsi
konsumen mengenai pengalaman pelayanan.
Servicescape sangat
berpengaruh dalam mengkomunikasikan image
dan tujuan perusahaan kepada pelanggan (Berry et al.,
1986 dalam Bitner et al., 1992).
Robertson dan Gatignon
dalam Long et al.,
2010 berpendapat bahwa corporate image
membantu konsumen mengetahui
produk atau jasa
yang ditawarkan perusahaan dan
sebagai pertimbangan dalam
membuat keputusan pembelian.
Nguyen dan Leblanc (2001) dalam penelitiannya menemukan
bahwa corporate image berkaitan dengan dasar dan
kegiatan perusahaan. Sebagai
contoh, nama perusahaan,
arsitektur perusahaan, dan kualitas
produk atau jasa yang dapat memperkuat kesan pelanggan pada perusahaan.
Corporate image
merupakan kepercayaan pemegang
saham, presepsi, perasaan, dan
sikap yang telah
terbentuk melalui respon
pelanggan untuk sebuah
strategi organisasi, atau misi
dan visi perusahaan. Corporate
image dapat diukur melalui produk yang berkaitan dengan misi,
nilai-nilai dan positioning,
sejalan dengan strategi
branding perusahaan. Corporate image
yang baik dapat menjadi daya saing perusahaan untuk tetap bertahan
dari pesaing-pesaingnya. Sebuah
corporate image memberikan
nilai tambah yang melekat pada perusahan, produk
dan jasa perusahaan.
Akibatnya, corporate image berfungsi
sebagai pertimbangan untuk
berbagai stakeholder atau
pemegang saham melihat perusahaan (Minkiewicz et al., 2011 ).
Karyawan merupakan bagian dari
perusahaan. Mereka dibutuhkan untuk
menjadi pengenal atau
brand ambassadors. Karyawan
sebagai penghubung antara
organisasi internal dan
lingkungan eksternal. Tindakan mereka
memiliki dampak yang kuat dalam menciptakan image
diantara pelanggan (Hardaker
S,dan Fill C,
2006). Hawabhay et al dalam Minkiewicz
et al., 2011 menyatakan bahwa
perilaku karyawan diperlukan untuk proses pencitraan
perusahaan berdasarkan pentingnya
peran memindahkan corporate image sehingga menciptakan sebuah ikatan emosi
dengan pelanggan.
Karyawan merupakan
salah satu unsur
pada organisasi pelayanan
dimana pengalaman pengunjung
dirasakan melalui interaksi
dengan karyawan. Surprenant
dan Solomon (1987) berpendapat bahwa karyawan yang berkompeten,
menolong dan ramah akan memberikan kepuasan
pada pelanggan. Selain dipengaruhi oleh tingkat layanan juga dipengaruhi
oleh pengalaman sebelumnya,
informasi word of
mouth (WOM )
ataupun komunikasi eksternal
(Anderson, 1996; Bitner,
1992; Nanda, 2005;
O'Cass dan Grace, 2004; Wakefield dan Blodgett, 1996).
Customer satisfaction
merupakan perbandingan antara
apa yang diharapkan pelanggan
(customer expectation) dengan
apa yang diperoleh
pelanggan (perceived quality) Kotler and Keller (2011). Pengalaman pada pelayanan yang dirasakan
pelanggan mempengaruhi puas atau
tidaknya konsumen dan kesedian mereka untuk kembali pada perusahaan
(Ove et al.,
2004). Penelitian yang
dilakukan oleh Athanassopoulos (2000) mengindikasikan bahwa
produk yang inovatif,
pelayanan karyawan, harga
yang terjangkau, kenyamanan dan
corporate image menentukan customer satisfaction.
Dalam industri
jasa customer satisfaction
dapat diukur dengan
skala kepuasan yang dikembangkan
oleh Oliver (1980) melalui elemen kognitif, sikap pada perilaku puas terhadap pelayanan yang dirasakan. Terciptanya customer satisfaction dapat memberikan beberapa
manfaat, diantaranya pengaruh
perusahaan dengan pelanggannya
menjadi harmonis, memberikan
dasar yang baik
bagi pembelian ulang,
terciptanya loyalitas pelanggan,
dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan (Tjiptono, 2008).
Penelitian yang dilakukan oleh
Minkiewicz et al., (2011)
yang meneliti pengaruh corporate image
pada customer satisfaction
yang dimediasi oleh
servicescape dan employees di sektor jasa rekreasi yang
melibatkan 195 orang pengunjung kebun
binatang Australia dalam periode waktu
tertentu. Dengan menggunakan metode
analisis Structural Equation Model
dan Multiple regresi,
hasil yang di
peroleh menunjukkan bahwa corporate
image
memiliki pengaruh signifikan
positif pada kepuasan
pelanggan. Akan tetapi
servicescape dan employees
tidak memediasi pengaruh
corporate image pada customer satisfaction, dimana
employees secara langsung berpengaruh pada customer satisfaction.
Servicescape memiliki
peran penting dalam
menentukan puas atau
tidaknya pelanggan terhadap
kualitas yang dirasakan
melalui servicescape yang
mempengaruhi berapa lama konsumen
akan menikmati fasilitas yang disediakan dan berapa banyak uang yang
akan dikeluarkan (Wakefield
dan Blodgett, 1996).
Dalam industri ritel
peran servicescape atau
athmospheric yang meliputi
sistem pencahaayaan, pengaturan
tata letak, penataan
atau pengaturan barang
dagangan yang baik,
komunikasi virtual, pencahayaan,
warna dan music
(servicescape) merupakan factor
penunjang yang menentukan kepuasan pelanggan dan menarik
seseorang untuk berbelanja (Utami, 2006).
Servicescape yang
meliputi desain dan
dekorasi interior yang
inovatif, musik yang menyenangkan, cahaya penenerangan dan
aroma ruangan, skema warna, pengaturan yang
menarik dapat menentukan tingkat kepuasan pelanggan (Han &Ryu, 2009; Kim
& Moon, 2009).
Namun dalam penelitian
yang dilakukan oleh
Minkiewics et al.,
(2011) bahwasanya servicescape
tidak berpengaruh pada customer satisfaction. Tetapi corporate image
dan employees yang
berpengaruh pada customer
satisfaction. Hal ini menjadi isu yang
menarik untuk diteliti lebih lanjut.
Menindaklanjuti penelitian
yang dilakukan oleh Minkiewics
et al .,(2011) dalam rangka
pemenuhan prinsip generalisasi model penelitian
yang telah dikembangkan oleh Minkiewics et
al .,(2011) perlu
kiranya dilakukan penelitian
di setting yang
berbeda.
Minkiewics melakukan
penelitian pada industri pelayanan
yang low contact. Penelitian ini akan diterapkan pada industri pelayanan
yang high contact yang mengambil setting
di Natasha skin
care. Penelitian ini
diharapkan mampu menerapkan
model yang telah dikembangkan
oleh Minkiewics untuk
memberikan kajian yang
lebih mendalam mengenai generalisasi model penelitian.
Berdasarkan uraian
latar belakang diatas,
penelitian ini berjudul
“Pengaruh Corporate image
pada Customer satisfaction
yang dimediasi oleh
Servicescape dan Employees (Studi pada Pelanggan Natasha Skin
Care di Yogyakarta)”.
B. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN.
Berdasarkan uraian
latar belakang masalah
di atas, rumusan
masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah :.
1. Apakah corporate image berpengaruh signifikan
pada customer satisfaction?.
2. Apakah corporate image berpengaruh signifikan
pada employees ?.
3. Apakah
employees memediasai pengaruh
corporate image pada
customer satisfaction?.
4. Apakah corporate image berpengaruh signifikan
pada servicescape?.
5. Apakah
servicescape memediasai pengaruh
corporate image pada
customer satisfaction?.
C. TUJUAN PENELITIAN.
Berdasarkan perumusan
masalah tersebut, maka
tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :.
1. Menganalisis pengaruh corporate image pada
customer satisfaction.
2. Menganalisis pengaruh corporate image
pada employees.
3. Menganalisis
pengaruh mediasi employees diantara
corporate image pada customer satisfaction.
4. Menganalisis pengaruh corporate image pada
servicescape.
5.
Menganalisis pengaruh mediasi
servicescape diantara corporate
image pada customer satisfaction.
D. MANFAAT PENELITIAN.
Adapun manfaat yang bisa diambil
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:.
1. Manfaat Praktisi Penelitian
ini diharapkan dapat
memberikan informasi yang
berguna untuk pemasar
dan industri jasa
dalam merancang strategi
perusahaan untuk mengetahui perilaku
konsumen. Selain itu
penelitian ini diharapkan
mampu membantu perusahaan
dalam memahami dan
mengelola servicescape untuk
meningkatkan kepuasan konsumen.
2. Manfaat Akademisi Penelitian ini
diharapkan dapat digunakan
sebagai acuan dalam
studi-studi mendatang yang
dapat dikembangkan dan
diuji kembali dengan
menggunakan pendekatan dan
metode yang berbeda.
Selain itu, memberikan
masukan, referensi, dan
perbandingan mengenai penelitian
serupa. Sehingga dapat
membantu memperluas wawasan
dan dapat disempurnakan
lagi pada penelitian-penelitian selanjutnya.
Skripsi Ekonomi: Pengaruh Corporate Image Pada Customer Satisfaction Yang Dimediasi Oleh Servicescape Dan Employees
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi