Senin, 24 November 2014

Skripsi Ekonomi: Pengaruh Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dan Harga Batubara Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan

   BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Pengaruh Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dan Harga Batubara Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan 
Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 20 menimbulkan dampak terhadap pasar modal di Indonesia. Pasar modal adalah pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahu, seperti saham dan obligasi (Tandelilin 2010:26). Dari berbagai penelitian terdahulu disebutkan bahwa badai krisis ini mengakibatkan harga minyak dunia berpengaruh sangat besar terhadap pasar modal yaitu terjadi penurunan yang drastis terhadap harga saham. Hayo dan Kutan (2004) mengatakan bahwa pergerakan pasar modal di Rusia dipengaruhi oleh perubahan harga minyak dunia dan pergerakan pasar modal di Amerika Serikat (Indeks Dow Jones).

Kilian dan Park (2007) me n e liti tentang pengaruh harga minyak dunia terhadap tingkat keuntungan agregat pasar modal Amerika Serikat.
Hasil penelitiannya adalah perubahan harga minyak dunia memiliki dua pengaruh bagi pasar modal di Amerika Serikat. Apabila kenaikan harga minyak dunia disebabkan oleh meningkatnya permintaan minyak dunia akibat ketidakpastian ketersediaan minyak di masa depan, maka hal ini akan membawa pengaruh negatif bagi pasar modal. Tetapi apabila meningkatnya harga minyak dunia disebabkan oleh peningkatan perekonomian global, maka akan memberikan dampak positif bagi pasar modal.
   Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh Sirucek (2012) tentang hubungan yang positif antara harga minyak dan indeks harga saham Amerika Serikat. Selain Rusia dan Amerika Serikat, argumentasi inipun dikuatkan oleh pendapat Ono (2011) yang menemukan bukti bahwa harga minyak juga merespon positif terhadap tingkat pengembalian saham di bursa saham Cina dan India. Sementara untuk negara Brazil tidak ada respon yang signifikan.
Pertumbuhan indeks yang tinggi di sektor pertambangan menunjukkan minat investor yang besar terhadap saham-saham sektor pertambangan yang dipandang sebagai pilihan investasi yang menguntungkan. Perusahaan pertambangan batu bara merupakan perusahaan yang memiliki nilai kapitalisasi pasar yang terbesar di sektor industri pertambangan batu bara.
Sumani dan Wiputra (2012) meneliti tentang pengaruh harga komoditas batubara dan indeks harga saham gabungan yang memiliki pengaruh pasar terhadap return saham perusahaan pertambangan batubara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga komoditas batubara tidak memberikan pengaruh positif terhadap return saham perusahaan pertambangan batubara. Secara simultan kedua variabel independen tersebut memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Dari berbagai literatur disebutkan bahwa IHSG dipengaruhi oleh fluktuasi makroekonomi. Valadkhani et al. (2006) menguji pengaruh antara variabel makro ekonomi dan indeks pasar modal dunia terhadap indeks bursa saham Thailand. Variabel penelitian yang digunakan adalah tingkat suku bunga, nilai tukar baht, indeks harga konsumen, harga minyak, dan jumlah penawaran uang, serta indeks bursa saham di beberapa    negara. Hasil penelitian adalah bahwa variabel makro ekonomi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Thailand kecuali variabel harga minyak sedangkan untuk bursa saham Asia Tenggara memberikan pengaruh yang signifikan terhadap bursa Thailand baik untuk sebelum maupun sesudah krisis, sementara bursa internasional tidak memberikan pengaruh yang signifikan.
Selain minyak dan batubara, emas merupakan salah satu komoditi penting yang dapat mempengaruhi pergerakan bursa saham. Hal ini didasari bahwa emas merupakan salah satu alternatif investasi yang cenderung aman dan bebas resiko (Sunariyah, 2006). Menurut Wiliam Tanuwidjaja (2009), emas dianggap sebagai lambang kekuasaan dan kekayaan. Emas juga merupakan benda yang sangat efektif digunakan untuk melindungi asset dari inflasi dan fluktuasi nilai tukar. Hasil penelitian untuk variabel emas memberikan kesimpulan yang berlawanan. Penelitian yang dilakukan oleh Smith (2001) meneliti pengaruh antara harga emas dunia terhadap indeks harga saham di Amerika Serikat. Hasil penelitian yang didapat adalah harga emas dunia memiliki hubungan yang negatif dengan indeks harga saham.
Sementara Twite (2002) menemukan hasil bahwa emas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi secara positif pergerakan indeks saham di Australia.
Sementara Kusuma (2012) meneliti pengaruh kurs, harga minyak ,harga emas terhadap index harga saham gabungan sektor pertambangan.
Variabel pada penelitian ini adalah, IHSG bagian pertambangan, kurs, harga minyak, harga emas. Penelitian ini menunjukan bahwa secara umum variabel    Kurs Rupiah per Dollar AS, Harga Minyak Dunia dan Harga Emas Dunia mempunyai pengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yaitu ketika kurs rupiah meningkat indeks saham sektor pertambangan juga mengalami peningkatan begitu juga dengan harga emas dunia dan harga minyak dunia yang menunjukan pergerakan yang searah.
Adrian Agung (2010) dalam tesis meneliti pengaruh variabel kurs dolar, suku bunga SBI, harga minyak dunia, harga emas dunia, index Nikkei 225, index dowjones terhadap IHSG. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel kurs, suku bunga SBI, harga minyak dunia, harga emas dunia, index Nikkei, index dow jones mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap index harga saham gabungan.
Sumber: www.duniainvestasi.com (2013) Gambar 1.
PERGERAKAN INDEKS SEKTOR PERTAMBANGAN JANUARI 2008 – DESEMBER 20    Sektor pertambangan di Indonesia mengalami peningkatan beberapa tahun terakhir seperti tampak pada grafik pergerakan indeks sektoral di atas.
grafik menunjukkan adanya penurunan harga saham-saham pertambangan yang menyebabkan indeks sektoral pertambangan terus bergerak turun pada akhir tahun 2008 yang disebakan oleh krisis global yang terjadi di Amerika Serikat akibat subprime mortgage. Indeks berada di level tertinggi 3,439.
pada bulan Februari tahun 2008 dan mengalami penurunan di level 874.
pada bulan Desember. Pada tahun 2008, sampai dengan semester pertama, rata-rata nilai transaksi harian meningkat menjadi Rp 5,6 triliun dibandingkan tahun 2007. Meskipun pada Semester II, terjadi penurunan karena ada krisis subprime mortgage di Amerika yan mempengaruhi semua bursa di dunia tidak terkecuali Indonesia, akan tetapi rata-rata nilai transaksi pada tahun 20 masih lebih tinggi dari tahun 2007 yaitu sekitar Rp 4,5 triliun.
Indeks harga saham sektor pertambangan mulai Semester II tahun 2009 mencatatkan kenaikan yang luar biasa, dimana sejak awal tahun pembukaan hingga akhir penutupan indeks harga saham sektor pertambangan sudah mencetak kenaikan berkisar 154 % dari level 880.44 ke level 2236.87.
Kenaikan tajam Indeks harga saham sektor pertambangan sepanjang tahun 2009 tidak terlepas dari sentiment-sentimen positif yang berasal baik dalam negeri maupun luar negeri. Salah satu sentimen positif dari luar negeri yaitu pemulihan ekonomi di Amerika Serikat terutama dengan suksesnya paket bailout yang dilakukan oleh pemerintah untuk menyelematkan berbagai perusahaan besar di sana. Pemulihan ekonomi tersebut juga mendapat dukungan dari melonjaknya harga-harga komoditas seiring melesatnya harga    minyak dunia. Selain itu emas juga sukses mencetak rekor tertinggi baru sepanjang tahun 2009.
Pengaruh naik-turun harga batu bara di pasar dunia terhadap kinerja indeks sektor pertambangan cenderung turun dalam 4,5 tahun terakhir.
Berdasarkan data Bloomberg, yang diolah Departemen Riset IFT, korelasi pergerakan harga batu bara dunia terhadap kinerja indeks sektor pertambangan pada 2008 korelasi pergerakan harga batu bara dengan indeks sektor pertambangan sebesar 0,76 poin, pada 2009 sebesar 0,20 poin, pada 20 sebesar 0,18 poin, pada 2011 sebesar 0,23 poin, dan pada semester I 20 tercatat hanya sebesar 0,10 poin. Ini menunjukkan volatilitas harga batu bara dunia tidak terlalu mempengaruhi kinerja indeks sektor pertambangan.
Padahal saham-saham emiten produsen batu bara memiliki bobot yang besar dalam mempengaruhi kinerja indeks sektor pertambangan. Sebanyak  dari 41 saham yang terdaftar di indeks sektor pertambangan, memberikan bobot paling besar dari 10 teratas saham yang menyusun indeks pertambangan. Dari sembilan saham emiten batu bara dengan bobot paling besar, diantaranya PT Adaro Energy Tb (ADRO) dengan bobot 14,51% terhadap indeks sektor pertambangan, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sebesar 11,96%, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) sebesar 11,01%, PT Bukit Asaam (Persero) Tbk (PTBA) sebesar 10,54%, PT Bumi resources Tbk (BUMI) sebesar 7,03%, dan PT Harum Energy Tbk (HRUM) sebesar 4,69% (www.bloomberg.com, 2013).
   Sementara itu, pengaruh pergerakan harga minyak dunia juga terlihat lebih besar pengaruhnya terhadap kinerja indeks sektor pertambangan. Pada semester I tahun 2012, korelasinya mencapai 0,23 poin, lebih tinggi dibandingkan 2011 sebesar 0,17 poin. Namun pengaruh naik turun harga minyak tahun ini lebih kecil dibandingkan korelasi 2010 yang mencapai 0, poin. Menurut Departemen Riset IFT, pelaku pasar Indonesia masih lebih sering menggunakan harga minyak dunia sebagai acuan untuk bertransaksi.
Naik-turun harga minyak dunia juga menjadi acuan mengenai ekspektasi kenaikan atau penurunan harga batu bara dunia, sehingga korelasi indeks pertambangan di Indonesia lebih kuat kepada perubahan harga minyak.
Pentingnya penelitian ini adalah untuk melihat secara langsung pengaruh harga emas, harga minyak dunia, dan harga batubara sebagai variabel independen terhadap indeks harga saham sektor pertambangan sebagai variabel dependen. Karena harga minyak dunia dan harga emas itu menjadi patokan harga saham sektor pertambangan. Selain itu, sektor petambangan didominasi oleh perusahaan-perusahan batubara. Berdasarkan uraian di atas dan beberapa literatur terdahulu, adapun judul penelitian ini adalah " Pengaruh Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dan Harga Batubara Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2008 - 2012".

 Skripsi Ekonomi: Pengaruh Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dan Harga Batubara Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan 

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi