Senin, 24 November 2014

Skripsi Ekonomi: Pengaruh Pengumuman Deviden Tunai Terhadap Reaksi Pasar

 BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Pengaruh Pengumuman Deviden Tunai Terhadap Reaksi Pasar
Sumber  pendanaan  dari  sebuah  perusahaan  dapat  berasal  dari  internal  maupun  eksternalperusahaan.  Pendanaan  internal  berupa  laba  yang  didapatkan  selama  periode  tertentu.  Sedangkan  pendanaan  eksternal  dapat  berasal  dari  kreditor  dan  investor.  Dengan  kondisi  ekonomi  di  Indonesia  seperti  saat  ini,  membuat  pihak  investor  untuk  benar-benar  berfikir  matang  sebelum  melakukan  investasi.  Mereka  benar-benar  membutuhkan  informasi-informasi  dari  pihak  manajemen  perusahaan  yang  dapat  membantu  mereka  untuk  memprediksikan  tingkat  risiko  dan  pengembalian  yang  akan  diterima  dari  investasi  yang  mereka  lakukan.

Banyak  sekali  informasi  yang  dapat  diperoleh  investor,  baik  informasi  tersedia  di  publik  maupun  pribadi  (privat)  dalam  pasar  modal.  Salah  satu  informasi  yang  penting  adalah  pengumuman  deviden.  Pengumuman  deviden  merupakan  salah  satu  informasi  yang  akan  direspon  pasar  karena  seringkali  dipakai  manajemen  untuk  menginformasikan  prestasi  dan  prospek  perusahaan  (Wibowo & Indriantoro, 1998).
Dalam  teori Efficiency  Market  Hypothesisharga  saham  akan  bereaksi  terhadap  informasi  yang  ada,  termasuk  di  dalamnya  berupa  informasi  tentang  pembagian deviden. Informasi pembagian deviden dipercaya dapat mempengaruhi  harga  saham  di  bursa  akbibat  dari  interaksi  investor  yang  menginginkan  keuntungan  dari momenttersebut  (Siaputra  &  Atmadja,  2006).  Hipotesis  ini   didukung  oleh  Signaling  Theory yang  mengasumsikan  bahwa  deviden  mengandung signal tentang profit perusahaan di masa mendatang yang digunakan  manajemen  untuk  menunjukkan  kinerja  perusahaan. Pembagian  deviden  yang  dilakukan  perusahaan  menunjukkan  bahwa  kinerja  dan  prospek  perusahaan  tersebut  baik.  Sehingga  diharapkan  investor  dan  calon  investor  akan  berpikir  positif terhadap kinerja perusahaan. (Wibowo & Indriantoro, 1998).
Pengumuman  deviden  dianggap  memiliki  kandungan  informasi  apabila  pasar  bereaksi  pada  saat  pengumuman  tersebut  diterima  oleh  pasar.  Reaksi  terhadap pengumuman ini dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dan  atau  volume  perdagangan  sekuritas  dari  perusahaan  yang  bersangkutan.  Untuk  mengukur  reaksi  dalam  bentuk  perubahan  hargadapat  menggunakan return sebagai  nilai  perubahan  harga  atau  dengan  menggunakan abnormal  return (Jogiyanto,  1998).  Jika  menggunakan abnormal  return,  maka  dapat  dikatakan  bahwa suatu pengumuman yang memiliki kandungan informasi akan memberikan  abnormal  return. Sebaliknya  jika tidak  mengandung informasi, maka  tidak akan  memberikan abnormal return.
Menurut  Sudjoko  (1999)  dalam  Selviana  Wijayanti  (2008),  investor  di  Indonesia menggunakan informasi mengenai kebijakan deviden dalam mengambil  keputusan.  Investor  akan memutuskan  untuk  berinvestasi  pada  perusahaan  yang  menetapkan  kebijakan  deviden  tinggi  karena  menganggap  perusahaan  memiliki  prospek  yang  baik  di  masa  mendatang.  Dapat  dikatakan  bahwa  investor  di  Indonesia  lebih  tertarik  pada  deviden  yang  memiliki  risiko  lebih  rendah  dibandingkan capital  gain.  Hal  ini  mendukung  Bird  in  Hands  Theory,  yang  mengatakan bahwa  investor  lebih  menyukai kepastian  yang akan  didapatkannya   pada  pembagian  deviden  daripada  ketidakpastian  dari capital  gain.Oleh  karena  itu,  kebijakan  deviden  merupakan  hal  penting  yang  harus  diperhatikan  oleh  perusahaan  dimana  penetapannya  harus  seimbang  dan  memperhatikan  pihakpihak yang berkepentingan pada perusahaan (stakeholder).
Kecenderungan  investor  di  Indonesia  yang  leb ih  tertarik  pada  informasi mengenai  deviden mendorong  perusahaan untuk lebih  memperhatikan  keb ijakan  deviden  karena  akan  mempengaruhi  keputusan  pemegang  saham  dalam  berinvestasi. Deviden akan diterima para investor pada saat ini, sedangkan capital  gainakan  diterima  di  masa  mendatang.  Oleh   karena  itu,  penerimaan  deviden  akan memberikan tingkat kepastian yang lebih tinggi dan risiko yang lebih rendah  dibanding penerimaan capital gain (Wijayanti, 2008).
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Augustina,  et  al  (2011)  menunjukkan  bahwa  pasar  terbukti  bereaksi  terhadap  adanya  pengumuman  deviden.
Pengumuman  kenaikan  deviden  mengakibatkan  adanya  abnormal  returnpositif,  pengumuman  penurunan  deviden  mengakibatkan abnormal  returnnegatif,  dan  pengumuman deviden stabil menunjukkan abnormal return yang tidak signifikan.
Selain itu, diketahui bahwa variabel yang signifikan positif mempengaruhi adanya  abnormal returnadalah dividend yield,  size diketahui tidak signifikan terhadap adanya abnormal return.
Lonie, et al (1996) menyatakan bahwa good newsmenghasilkan abnormal  returnpositif  yang lebih  besar, bad newsmenghasilkan abnormal  returnnegatif  yang lebih besar,  dan deviden  stabil berasosiasi  dengan abnormal  return positif.
Penelitian  tersebut  didukung  oleh Lani  and  Adwin  (2006)  yang  menemukan  bahwa  adanya  perubahan  harga  saham  secara  statistik  yang  disebabkan  oleh   pengumuman deviden pada 70,8% sampel penelitian serta pada portofolio saham  per  tahunnya.  Vivek  Syah  (2012)  juga  menemukan  bahwa  adanya abnormal  returnnegatif pada hari pengumuman dan juga abnormal returnsignifikan positif  pada H+1, yang mencerminkan optimisme dari investor.
Di  sisi  lain,  pembagian  deviden  kepada  pemegang  saham  menyebabkan  posisi  kas  suatu  perusahaan  semakin  berkurang.  Hal  ini  juga  menyebabkan  leverage (rasio  antara  utang  terhadap  ekuitas)  akan  semakin  besar.  Hal  ini  merupakan  petunjuk  eksplisit  bahwa  pembagian  deviden  akan  berdampak  terhadap pendanaan perusahaan, karena harus mengeluarkan dana kas besar untuk  para pemegang saham. Apabila pembayaran deviden tunai semakin besar, secara  keseluruhan posisi modal akan menurun. Semakin besar deviden yang dibayarkan  akan  mengurangi  besarnya  laba  ditahan, sehingga  posisi modal perusahaan  akan  menurun.  Kondisi ini berdampak terhadap pikiran negatif  para  investor  terhadap  perusahaan (Sugeng Haryanto, 2011).
Richard  Fairchild  (2010)  mengemukakan  bahwa  deviden  memberikan  sinyal  yang  membingungkan  bagi  investor.  Mereka  melihat  bahwa  kenaikan  deviden  merupakan  sinyal  positif  terhadap  pendapatan  perusahaan. Namun  sebagian  dari  mereka  menganggap  bahwa  kenaikan  deviden  adalah  suatu  sinyal  negatif karena pertumbuhan perusahaan berkurang.
Campbell & Beaneks (1995) menyatakan bahwa pembagian deviden tunai  kepada pemegang saham akan menyebabkan harga saham jatuh pada ex devidend  date.Pembagian  deviden  membuat  investor  berpikiran  negatif,  sehingga  harga  saham  perusahaan  pada  saat ex  devidend  datemengalami  penurunan,  sehingga  terjadi abnormal return yang negatif.
 Sugeng  Haryanto  (2011)  mengatakan  bahwa  investor  tidak  bereaksi  terhadap adanya informasi mengenai pengumuman deviden tunai. Hal ini terbukti  dengan  tidak  ditemukannya  perbedaan  yang  signifikan  secara  statistik  antara  average  abnormal return sebelum  dan  sesudah  pengumuman.  Kenaikan  dan  penurunan  deviden  tunai  bukan  merupakan  informasi  yang  mempunyai  kandungan informasi penting bagi investor, sehingga para investor tidak bereaksi  dengan cepat atas informasi yang masuk ke pasar tersebut. Hal ini terjadi  karena  perusahaan-perusahaan  yang  akan  membagikan  deviden tunai  sudah  dapat  diperkirakan sebelumnya yang dilihat dari kinerja keuangan perusahaan.
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Herdiansyah,  dkk  (2002)  mengatakan  bahwa  pengumuman  perubahan  (stabil)  deviden  tidak  berpengaruh  secara  signifikan  (statistically  unsignificant)  terhadap  peningkatan  (penurunan)  keuntungan  perusahaan.  Hal  ini  mengindikasikan  bahwa  pengumuman  deviden  tidak memiliki kandungan informasi  ke  pasar.  Peningkatan  (penurunan)  deviden  lebih  disebabkan  keuntungan  perusahaan  pada  periode  yang  sama  dengan  dilakukannya  pengumuman  deviden,  bukan   menggambarkan  peluang  profitabilitas perusahaan di waktu yang akan datang.
Berdasar research gapyang ditemukan antara dua pendapat yang berbeda  tersebut,  peneliti  merasa  masih  diperlukannya  penelitian  lanjutan  untuk  mendukung  teori  mengenai  pengumuman  deviden.  Penelitian  ini  dilakukan  mengingat  pentingnya  peran  pasar  modal  bagi  kegiatan  investasi  suatu  negara.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan hal yang penting sebagai dampak  dari  globalisasi.  Dibutuhkan suatu  indikator  yang  jelas  untuk  dapat  menggambarkan  pasang  surut  perekonomian  suatu  negara.  Salah  satu  indikator   yang  digunakan  adalah  pertumbuhan  sektor  keuangan  yang  stabil.  Stabilitas  tersebut  dapat  dipengaruhi  oleh  sehat  atau  tidaknya  sektor  keuangan negara  tersebut yang dapat diketahui dari kinerja lembaga keuangan negara.
Menurut SK Menkeu RI No. 792/1990 yang dimaksud lembaga keuangan  adalah  semua  perusahaan  yang  memiliki  kegiatan  di  bidang  keuangan  berupa  penghimpunan  dana  dan  penyaluran  dana  kepada  masyarakat  terutama  untuk  membiayai investasi perusahaan. Sektor keuangan merupakan sektor penting bagi  Indonesia. Jika perusahaan  sektor  keuangan dalam  kondisi yang stabil  dan  baik,  tentunya akan memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian suatu negara  karena merupakan  industri  yang sangat dinamis, kompleks, selalu berubah  serta  mempunyai interdepedensi yang tinggi antara sektor yang satu dengan sektor yang  lain (Bapepam-DJLK Depkeu RI).
Penelitian lain  telah menguji  adanya pengaruh  kinerja keuangan terhadap  adanya abnormal return. Ratna Novaliyanti (2007) meneliti pengaruh Earning per  Share  (EPS),  Return  on  Assets  (ROA),  Net  Profit  Margin  (NPM),  dan  Debt  Equity Ratio (DER) terhadap return saham (abnormal return) perusahaan properti  yang  terdaftar  di  Bursa  Efek  Jakarta.  Dari  hasil  analisis  menunjukkan  bahwa  secara  bersama-sama  variabel  kinerja  keuangan  (EPS,  NPM,  DER,  ROA)  berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham. Secara parsial,  variable  ROA  berpengaruh  signifikan  terhadap abnormal  return  saham,  sedangkan  variabel lainnya tidak berpengaruh secara signifikan.
Penelitian  ini menggunakan objek  penelitian  pada lembaga  keuangan  yang  terdaftar  di  Bursa  Efek Indonesia. Konsep  indikatoradanya  reaksi  pasar  adalah Abnormal  Return. Sedangkanfaktor-faktor  yang  diduga  mempengaruhi   abnormal  returnterdiri dari: besarnya deviden  yang dibayarkan (menggunakan  variabel devidend yield), profitabilitas (menggunakan variabel ROA), perubahan  profitabilitas  (menggunakan  variabel  delta  NPM),  dan  ukuran  perusahaan  (variabel size).  Berdasar  latar  belakang  tersebut, penelitian  ini mengambil judul  “Pengaruh pengumuman  deviden  tunai  terhadap  reaksi  pasar”  (Studi  pada  Lembaga Keuangan yang Terdaftar diBursa Efek Indonesia).

 Skripsi Ekonomi: Pengaruh Pengumuman Deviden Tunai Terhadap Reaksi Pasar

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi