Senin, 10 November 2014

Skripsi Ekonomi: Pengaruh perilaku kepemimpinan partisipatif pada komitmen organisasional yang dimediasi oleh pemberdayaan

   BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Pengaruh perilaku kepemimpinan partisipatif pada komitmen organisasional yang dimediasi oleh pemberdayaan
Organisasi  sering  diartikan  sebagai  kelompok  orang  yang  secara  bersama-sama  ingin  mencapai  tujuan  yang  sama  (Reksohadiprodjo,  1987). Organisasi  juga  didefinisikan  sebagai  satuan  sosial  yang  dikoordinasi  secara  sadar, terdiri dari dua orang atau lebih  yang berfungsi atas dasar yang relatif  terus  menerus  untuk  mencapai  tujuan  atau  seperangkat  tujuan  bersama.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di  semua  aspek  kehidupan  manusia  karena berbagai  permasalahan  hanya  dapat  dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan  teknologi.  Selain bermanfaat  bagi  kehidupan  manusia  di  satu  sisi  perubahan  tersebut juga membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin  ketat. Suatu organisasi dapat berjalan efektif apabila fungsi-fungsi manajemen  seperti perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan pengawasan yang ada di  dalamnya berfungsi dengan baik, serta unsur-unsur penunjangnya tersedia dan  memenuhi persyaratan (Robbins, 2001).
Aset  penting  dalam  organisasi  adalah  sumberdaya  manusia.
Sumberdaya  manusia  berfungsi  sebagai  penggerak  sumberdaya  lain  yang  dimiliki  organisasi.  Sumberdaya  manusia  dalam  organisasi  juga  harus  di  arahkan, dikoordinasi untuk menghasilkan  kontribusi terbaik bagi organisasi,  sehingga  apa  yang  menjadi  tujuan  organisasi  dapat  terwujud.  Maka  dari  itu      organisasi membutuhkan pemimpin,  yaitu seorang yang dapat menggerakkan  dan  mengarahkan  sumberdaya  manusia  dalam  tubuh  organisasi  tersebut.
Kepemimpinan  didefinisikan  sebagai  proses  mempengaruhi  aktivitas  seseorang  atau  sekelompok  orang  untuk  mencapai  tujuan.  Perusahaan  perlu  memberikan perhatian khusus dalam mengelola sumberdaya    manusia sebagai  salah  satu  faktor  penentu  keberhasilan  dalam  mencapai  tujuan  perusahaan.
Dengan begitu, maka perusahaan membutuhkan manajemen  yang handal dan  mampu  mengelola  sumberdaya    manusia  dengan  efektif  dan  efisien.  Dalam  suatu perusahaan, kepemimpinan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam  kepentingan perusahaan dan organisasi tersebut.  Untuk mencapai tujuan yang  telah ditetapkan seorang pimpinan harus dapat menggunakan seluruh  sumber daya  yang  dimiliki  perusahaan  secara  efektif  sehingga  dapat  memudahkan  dalam pencapaian tujuan perusahaan tersebut  (Hersey, 1990).
Keberhasilan  sebuah  organisasi tidak  terbatas  pada  kemampuan  yang  dikelola,  peran  pemimpin  sebagai  pengarah  dan  pengendali  juga  sangat  menentukan  (Budiyono,  2004).  Seorang  pimpinan  adalah  salah  satu  unsur  yang  menentukan  dalam  pengembangan  perusahaan.  Untuk  menentukan  berhasil tidaknya suatu perusahaan, banyak ditentukan oleh seorang pemimpin  perusahaan.  Dalam  perusahaan  kecil  maupun  besar,  permasalahan  yang  berhubungan  dengan  fungsi  manajemennya  mungkin  tidak  terlalu  rumit,  namun jika perusahaan tersebut mengalami perluasan dan berkembang,  maka  permasalahan tersebut akan  semakin rumit. Dengan  kata  lain, semakin besar  suatu  organisasi  atau  perusahaan,  maka  akan  mengakibatkan  semakin      kompleks  masalah  yang  dihadapi  oleh  manajemen  perusahaan.  Salah  satu  unsur  terpenting  yang  dapat  mendukung  jalannya  perusahaan  adalah  sumberdaya  manusia  (karyawan).  Dengan  demikian  maka  manajemen  sumberdaya    manusia  mempunyai  peran  penting  dalam  menentukan  keberhasilan perusahaan.
Pembuatan  keputusan  adalah  salah  satu  fungsi  yang  paling  penting  yang dilakukan oleh para pemimpin. Banyak dari aktivitas para manajer dan  administrator  menyangkut  pembuatan  dan  pelaksanaan  keputusan,  termasuk  merencanakan pekerjaan, memecahkan masalah-masalah teknis, memilih para  bawahan,  menentukan  kenaikan  upah,  membuat  penugasan  kerja,  dan  sebagainya. Kepemimpinan partisipatif menyangkat usaha-usaha oleh seorang  manajer  untuk  mendorong  dan  memudahkan  partisipasi  orang  lain  dalam  pengambilan  keputusan  yang  jika  tidak  akan  dibuat  tersendiri  oleh  manajer  tersebut.  Mengikutsertakan  orang  lain  dalam  pengambilan  keputusan  seringkali  adalah  suatu  bagian  yang  perlu  dari  proses  politis  untuk  memperoleh keputusan dan impementasi dalam organisasi. Suatu praktik yang  umum  untuk  mengikutsertakan  orang  lain  dalam  membuat  suatu  keputusan  yang akan mempengaruhi mereka  yang  penting  malalui berbagai cara (Yukl,  1998).
Keberhasilan  suatu  organisasi  dalam  mencapai  tujuan  sangat  ditentukan  oleh  beberapa  faktor,  antara  lain  ketersediaan  sumber  dana,  kerjasama tim, dan komitmen bersama untuk memperoleh hasil yang terbaik.
Namun, keberhasilan sebuah organisasi tidak terbatas pada kemampuan yang      dikelola,  peran  pemimpin  sebagai  pengarah  dan  pengendali  juga  sangat  menentukan  (Budiyono,  2004).  Mereka  adalah  penentu  bagi  keefektifan  berjalannya  kegiatan  dalam  organisasi.  Keberhasilan  dan  kinerja  seseorang  dalam  suatu  bidang  pekerjaan  ditentukan  oleh  tingkat  kompetensi,  profesionalisme,  serta  komitmennya  terhadap  bidang  pekerjaan  yang  ditekuninya  (Robbins,  2001).  Oleh  karena  itu,  organisasi  dituntut  untuk  mampu  menciptakan  lingkungan  kerja  yang  kondusif  demi  meningkatkan  sumberdaya  manusia yang berkomitmen tinggi.
Mowday dan Porter (1979) mendefinisikan komitmen organisasional  sebagai keterikatan karyawan pada organisasi dimana ia bekerja. Komitmen  dibutuhkan  oleh  organisasi  agar  sumberdaya    yang  kompeten  di  dalamnya  dapat  terjaga  dan  terpelihara  dengan  baik.  Hal  ini  dikarenakan,  pegawai  dengan komitmen organisasional  yang tinggi akan mampu mencapai kinerja  yang  tinggi  serta  menunjukkan  dedikasi  dan  dukungan  yang  kuat  dalam  pencapaian tujuan organisasi (Luchak & Gellatly, 2007).
Allen  dan  Meyer  (1990)  mengembangkan  tiga  komponen  model  dalam  komitmen  organisasional.  Komitmen  afektif  berkaitan  dengan  emosional,  identifikasi,  dan  keterlibatan  karyawan  untuk  mendukung  organisasi.  Komitmen  normatif  merupakan  perasaan  karyawan  tentang  kewajiban untuk mendukung organisasi. Komitmen keberlanjutan didasarkan  pada  persepsi  karyawan  tentang  kerugian  yang  akan  dihadapinya  jika  meninggalkan  organisasi.  Rendahnya  komitmen  karyawan,  menimbulkan  tidak  adanya  keinginan  dan  kesiapan  individu  dalam  organisasi  untuk      menerima  berbagai  tantangan  dan  tanggung  jawab  pekerjaan,  sehingga  pengembangan diri dan kreativitas karyawan cenderung menurun. Jika hal ini  berlangsung secara terus-menerus, akan berdampak buruk pada terganggunya  kegiatan  operasional  perusahaan  secara  keseluruhan.  Mengingat  begitu  pentingnya  isu  komitmen  organisasional  bagi  suatu  organisasi,  maka  perlu  kiranya mengidentifikasikan beberapa faktor penyebab terjadinya  komitmen  organisasional.
Komitmen organisasional dapat terwujud jika organisasi/  perusahaan  memberi  dorongan,  respek,  menghargai  kontribusi,  serta  memberi  apresiasi  bagi individu karyawan dalam pekerjaannya (Fu,  Bolander & Jones  , 2009).
Jika  organisasi  peduli  dengan  keberadaan  dan  kesejahteraan  personal  karyawan  serta  menghargai  kontribusinya,  maka  sebagai  timbal  baliknya  karyawan akan meningkatkan komitmen organisasional dalam dirinya.
Fox (1998) mendefinisikan  employee empowerment  sebagai kekuatan  menanamkan  pemberdayaan  pada  karyawan  dan  menyarankan  bahwa  pemberdayaan  karyawan  secara  histories  dimaksud  sebagai  rasa  karyawan  memperkuat organisasi dari rasa kekuatan pribadi.  Temuan secara konsisten  menyarankan memberdayakan bawahan dapat melayani tujuan terkait dengan  efektivitas  manajerial  dan  organisasi.  Dengan  demikian,  pemberdayaan  dianggap  sebagai  cara  untuk  mendorong  dan  meningkatkan  pengambilan  keputusan  di  tingkat  bawah  dari  sebuah  organisasi,  yang  akibatnya  memperkaya pengalaman kerja karyawan (Liden, Wayne & Sparrowe, 2000).
    Berdasarkan latar belakang  yang telah diuraikan di atas penulis tertarik  untuk  mereplikasi  model  penelitian  Huang,  Shi,  Zhang,  dan  Cheung  (2006) yang  berjudul  “The  impact  of  participative  leadership  behavior  on  psychological empowerment and organizational commitment in Chinese stateowned  enterprises:  the  moderating  role  of  organizational  tenure’’,  adapun  perbedaan  dengan  penelitian  tersebut  yaitu  terletak  pada  masa  kerja,  dalam  penelitian  ini  peneliti  menghilangkan  salah  satu  variabel  yang  digunakan  dalam penelitian sebelumnya  yaitu variabel masa kerja. Adapun  judul  dalam  penelitian  ini  adalah:  ”PENGARUH  PERILAKU  KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF  PADA  KOMITMEN  ORGANISASIONAL  YANG DIMEDIASI  OLEH  PEMBERDAYAAN  (Studi  pada  karyawan  Dinas  Pekerjaan Umum Surakarta)”.
B.  Perumusan Masalah.
Berdasarkan  latar  belakang  permasalahan  maka  dirumuskan  masalah  sebagai berikut:.
1.  Apakah  terdapat  pengaruh  signifikan  positif  perilaku  kepemimpinan  partisipatif pada pemberdayaan?.
2.  Apakah  terdapat  pengaruh  signifikan  positif  pemberdayaan  pada komitmen organisasi?.
3.  Apakah  terdapat  pengaruh  signifikan  positif  perilaku  kepemimpinan partisipatif  pada komitmen organisasi?.
    4.  Apakah  pemberdayaan  memediasi  pengaruh  kepemimpinan  partisipatif  pada komitmen organisasi?.
C.  Tujuan Penelitian.
Studi ini bertujuan untuk menguji model kausal yang diharapkan dapat  digunakan  untuk  memprediksi  kepemimpinan  partisipatif  pada  kantor  Dinas  Pekerjaan  Umum  Surakarta.  Model  yang  dihasilkan  merupakan  model  yang  dikonstruksi  dengan  bertumpu  pada  model  dari  literatur  sebelumnya  yang  mengungkap permasalahan  tentang  kepemimpinan  partisipatif,  maka peneliti  mengambil tujuan penelitian: .
1.  Untuk  mengetahui  pengaruh  perilaku  kepemimpinan  partisipatif  pada pemberdayaan.
2.  Untuk  mengetahui  pengaruh  perilaku  pemberdayaan  pada  komitmen  organisasi.
3.  Untuk  mengetahui  pengaruh  perilaku  kepemimpinan  partisipatif  pada  komitmen organisasi.
4.  Untuk  mengetahui  pemberdayaan  dalam  memediasi  pengaruh  perilaku  kepemimpinan pada komitmen organisasi.
D.  Manfaat Penelitian.
1.  Bagi Penulis Secara teoritis menerapkan ilmu-ilmu pengetahuan yang diproses  ke  dalam  praktek  secara  praktis  dalam  bidang  manajemen  sumberdaya     manusia yang menarik kesimpulan dari hasil; penelitian yang berhubungan  dengan masalah yang sedang dihadapi  organisasi  dalam hubungan dengan  pengaruh kepemimpinan pada pemberdayaan karyawan dan komitmen.
2.  Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan  sebagai masukan  pada  Kantor  Dinas Pekerjaan Umum Surakarta  dalam upaya peningkatan  kepemimpinan  dimasa yang akan datang, serta dapat lebih objektif dalam  melihat  faktor-faktor  kepemimpinan,  komitmen  organisasi,  dan  pemberdayaan karyawan.
3.  Bagi Pihak Lain Sebagai  salah  satu  sumber  acuan  penelitian  lain  untuk  menjadi  referensi  atau  perbandingan  terhadap  masalah-masalah  yang  sama  sebagaimana tersebut.

 Skripsi Ekonomi: Pengaruh perilaku kepemimpinan partisipatif pada komitmen organisasional yang dimediasi oleh pemberdayaan

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi