BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Pengaruh perilaku kepemimpinan partisipatif pada komitmen organisasional yang dimediasi oleh pemberdayaan
Organisasi sering
diartikan sebagai kelompok
orang yang secara bersama-sama
ingin mencapai tujuan
yang sama (Reksohadiprodjo, 1987). Organisasi juga
didefinisikan sebagai satuan
sosial yang dikoordinasi
secara sadar, terdiri dari dua
orang atau lebih yang berfungsi atas
dasar yang relatif terus menerus
untuk mencapai tujuan
atau seperangkat tujuan
bersama.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah membawa perubahan di semua aspek
kehidupan manusia karena berbagai permasalahan
hanya dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan
peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain bermanfaat bagi
kehidupan manusia di
satu sisi perubahan tersebut juga membawa manusia ke dalam era
persaingan global yang semakin ketat.
Suatu organisasi dapat berjalan efektif apabila fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian,
motivasi dan pengawasan yang ada di dalamnya
berfungsi dengan baik, serta unsur-unsur penunjangnya tersedia dan memenuhi persyaratan (Robbins, 2001).
Aset penting
dalam organisasi adalah
sumberdaya manusia.
Sumberdaya manusia
berfungsi sebagai penggerak
sumberdaya lain yang dimiliki organisasi.
Sumberdaya manusia dalam
organisasi juga harus
di arahkan, dikoordinasi untuk
menghasilkan kontribusi terbaik bagi
organisasi, sehingga apa
yang menjadi tujuan
organisasi dapat terwujud.
Maka dari itu organisasi membutuhkan pemimpin, yaitu seorang yang dapat menggerakkan dan
mengarahkan sumberdaya manusia
dalam tubuh organisasi
tersebut.
Kepemimpinan didefinisikan
sebagai proses mempengaruhi
aktivitas seseorang atau
sekelompok orang untuk
mencapai tujuan. Perusahaan
perlu memberikan perhatian khusus
dalam mengelola sumberdaya manusia
sebagai salah satu
faktor penentu keberhasilan
dalam mencapai tujuan
perusahaan.
Dengan begitu, maka perusahaan
membutuhkan manajemen yang handal dan mampu
mengelola sumberdaya manusia
dengan efektif dan
efisien. Dalam suatu perusahaan, kepemimpinan memiliki
pengaruh yang cukup besar dalam kepentingan
perusahaan dan organisasi tersebut.
Untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan seorang pimpinan harus dapat menggunakan seluruh sumber daya
yang dimiliki perusahaan
secara efektif sehingga
dapat memudahkan dalam pencapaian tujuan perusahaan
tersebut (Hersey, 1990).
Keberhasilan sebuah
organisasi tidak terbatas pada
kemampuan yang dikelola,
peran pemimpin sebagai
pengarah dan pengendali
juga sangat menentukan
(Budiyono, 2004). Seorang
pimpinan adalah salah
satu unsur yang
menentukan dalam pengembangan
perusahaan. Untuk menentukan berhasil tidaknya suatu perusahaan, banyak
ditentukan oleh seorang pemimpin perusahaan. Dalam
perusahaan kecil maupun
besar, permasalahan yang berhubungan dengan
fungsi manajemennya mungkin
tidak terlalu rumit, namun jika perusahaan tersebut mengalami
perluasan dan berkembang, maka permasalahan tersebut akan semakin rumit. Dengan kata
lain, semakin besar suatu organisasi
atau perusahaan, maka
akan mengakibatkan semakin kompleks
masalah yang dihadapi
oleh manajemen perusahaan.
Salah satu unsur
terpenting yang dapat
mendukung jalannya perusahaan
adalah sumberdaya manusia
(karyawan). Dengan demikian
maka manajemen sumberdaya
manusia mempunyai peran
penting dalam menentukan keberhasilan perusahaan.
Pembuatan keputusan
adalah salah satu
fungsi yang paling
penting yang dilakukan oleh para
pemimpin. Banyak dari aktivitas para manajer dan administrator
menyangkut pembuatan dan
pelaksanaan keputusan, termasuk merencanakan pekerjaan, memecahkan
masalah-masalah teknis, memilih para bawahan, menentukan
kenaikan upah, membuat
penugasan kerja, dan sebagainya.
Kepemimpinan partisipatif menyangkat usaha-usaha oleh seorang manajer
untuk mendorong dan
memudahkan partisipasi orang
lain dalam pengambilan
keputusan yang jika
tidak akan dibuat
tersendiri oleh manajer tersebut.
Mengikutsertakan orang lain
dalam pengambilan keputusan seringkali
adalah suatu bagian
yang perlu dari
proses politis untuk memperoleh
keputusan dan impementasi dalam organisasi. Suatu praktik yang umum
untuk mengikutsertakan orang
lain dalam membuat
suatu keputusan yang akan mempengaruhi mereka yang
penting malalui berbagai cara
(Yukl, 1998).
Keberhasilan suatu
organisasi dalam mencapai
tujuan sangat ditentukan
oleh beberapa faktor,
antara lain ketersediaan
sumber dana, kerjasama tim, dan komitmen bersama untuk
memperoleh hasil yang terbaik.
Namun, keberhasilan sebuah
organisasi tidak terbatas pada kemampuan yang dikelola,
peran pemimpin sebagai
pengarah dan pengendali
juga sangat menentukan
(Budiyono, 2004). Mereka
adalah penentu bagi
keefektifan berjalannya kegiatan
dalam organisasi. Keberhasilan
dan kinerja seseorang dalam
suatu bidang pekerjaan
ditentukan oleh tingkat
kompetensi, profesionalisme, serta
komitmennya terhadap bidang
pekerjaan yang ditekuninya
(Robbins, 2001). Oleh
karena itu, organisasi
dituntut untuk mampu
menciptakan lingkungan kerja
yang kondusif demi
meningkatkan sumberdaya manusia yang berkomitmen tinggi.
Mowday dan Porter (1979)
mendefinisikan komitmen organisasional sebagai
keterikatan karyawan pada organisasi dimana ia bekerja. Komitmen dibutuhkan
oleh organisasi agar
sumberdaya yang kompeten
di dalamnya dapat
terjaga dan terpelihara
dengan baik. Hal
ini dikarenakan, pegawai dengan komitmen organisasional yang tinggi akan mampu mencapai kinerja yang
tinggi serta menunjukkan
dedikasi dan dukungan
yang kuat dalam pencapaian
tujuan organisasi (Luchak & Gellatly, 2007).
Allen dan
Meyer (1990) mengembangkan
tiga komponen model dalam komitmen
organisasional. Komitmen afektif
berkaitan dengan emosional,
identifikasi, dan keterlibatan
karyawan untuk mendukung organisasi.
Komitmen normatif merupakan
perasaan karyawan tentang kewajiban untuk mendukung organisasi. Komitmen
keberlanjutan didasarkan pada persepsi
karyawan tentang kerugian
yang akan dihadapinya
jika meninggalkan organisasi.
Rendahnya komitmen karyawan,
menimbulkan tidak adanya
keinginan dan kesiapan
individu dalam organisasi
untuk menerima berbagai
tantangan dan tanggung
jawab pekerjaan, sehingga pengembangan diri dan kreativitas karyawan
cenderung menurun. Jika hal ini berlangsung
secara terus-menerus, akan berdampak buruk pada terganggunya kegiatan
operasional perusahaan secara
keseluruhan. Mengingat begitu pentingnya
isu komitmen organisasional bagi
suatu organisasi, maka
perlu kiranya mengidentifikasikan
beberapa faktor penyebab terjadinya
komitmen organisasional.
Komitmen organisasional dapat
terwujud jika organisasi/ perusahaan memberi
dorongan, respek, menghargai
kontribusi, serta memberi
apresiasi bagi individu karyawan
dalam pekerjaannya (Fu, Bolander &
Jones , 2009).
Jika organisasi
peduli dengan keberadaan
dan kesejahteraan personal karyawan
serta menghargai kontribusinya, maka
sebagai timbal baliknya karyawan akan meningkatkan komitmen
organisasional dalam dirinya.
Fox (1998) mendefinisikan employee empowerment sebagai kekuatan menanamkan
pemberdayaan pada karyawan
dan menyarankan bahwa pemberdayaan karyawan
secara histories dimaksud
sebagai rasa karyawan memperkuat organisasi dari rasa kekuatan
pribadi. Temuan secara konsisten menyarankan memberdayakan bawahan dapat
melayani tujuan terkait dengan efektivitas manajerial
dan organisasi. Dengan
demikian, pemberdayaan dianggap
sebagai cara untuk
mendorong dan meningkatkan
pengambilan keputusan di
tingkat bawah dari
sebuah organisasi, yang
akibatnya memperkaya pengalaman
kerja karyawan (Liden, Wayne & Sparrowe, 2000).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas penulis tertarik
untuk
mereplikasi model penelitian
Huang, Shi, Zhang,
dan Cheung (2006) yang
berjudul “The impact
of participative leadership
behavior on psychological empowerment and organizational
commitment in Chinese stateowned
enterprises: the moderating
role of organizational tenure’’,
adapun perbedaan dengan
penelitian tersebut yaitu
terletak pada masa
kerja, dalam penelitian
ini peneliti menghilangkan
salah satu variabel
yang digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu variabel masa kerja. Adapun judul
dalam penelitian ini
adalah: ”PENGARUH PERILAKU
KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF
PADA KOMITMEN ORGANISASIONAL YANG DIMEDIASI OLEH
PEMBERDAYAAN (Studi pada
karyawan Dinas Pekerjaan Umum Surakarta)”.
B. Perumusan Masalah.
Berdasarkan latar
belakang permasalahan maka
dirumuskan masalah sebagai berikut:.
1. Apakah
terdapat pengaruh signifikan
positif perilaku kepemimpinan partisipatif pada pemberdayaan?.
2. Apakah
terdapat pengaruh signifikan
positif pemberdayaan pada komitmen organisasi?.
3. Apakah
terdapat pengaruh signifikan
positif perilaku kepemimpinan partisipatif pada komitmen organisasi?.
4.
Apakah pemberdayaan memediasi
pengaruh kepemimpinan partisipatif pada komitmen organisasi?.
C. Tujuan Penelitian.
Studi ini bertujuan untuk menguji
model kausal yang diharapkan dapat digunakan untuk
memprediksi kepemimpinan partisipatif
pada kantor Dinas Pekerjaan Umum
Surakarta. Model yang
dihasilkan merupakan model
yang dikonstruksi dengan
bertumpu pada model
dari literatur sebelumnya
yang mengungkap permasalahan tentang
kepemimpinan partisipatif, maka peneliti mengambil tujuan penelitian: .
1. Untuk
mengetahui pengaruh perilaku
kepemimpinan partisipatif pada pemberdayaan.
2. Untuk
mengetahui pengaruh perilaku
pemberdayaan pada komitmen organisasi.
3. Untuk
mengetahui pengaruh perilaku
kepemimpinan partisipatif pada komitmen
organisasi.
4. Untuk
mengetahui pemberdayaan dalam
memediasi pengaruh perilaku kepemimpinan pada komitmen organisasi.
D. Manfaat Penelitian.
1. Bagi Penulis Secara teoritis menerapkan
ilmu-ilmu pengetahuan yang diproses ke dalam
praktek secara praktis
dalam bidang manajemen
sumberdaya manusia yang
menarik kesimpulan dari hasil; penelitian yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi organisasi
dalam hubungan dengan pengaruh
kepemimpinan pada pemberdayaan karyawan dan komitmen.
2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan pada Kantor
Dinas Pekerjaan Umum Surakarta
dalam upaya peningkatan kepemimpinan dimasa yang akan datang, serta dapat lebih
objektif dalam melihat faktor-faktor
kepemimpinan, komitmen organisasi,
dan pemberdayaan karyawan.
3. Bagi Pihak Lain Sebagai salah
satu sumber acuan
penelitian lain untuk
menjadi referensi atau
perbandingan terhadap masalah-masalah yang
sama sebagaimana tersebut.
Skripsi Ekonomi: Pengaruh perilaku kepemimpinan partisipatif pada komitmen organisasional yang dimediasi oleh pemberdayaan
Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi