Senin, 10 November 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis pendapatan pedagang di pasar bekonang setelah revitalisasi

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang.
 Skripsi Ekonomi: Analisis pendapatan pedagang di pasar bekonang setelah revitalisasi
Perkembangan  perekonomian  Indonesia  pada  saat  ini  bisa  diukur  oleh  maraknya  pembangunan  pusat  perdagangan.  Keberadaan  pusat  perdagangan merupakan salah satu indikator paling nyata kegiatan ekonomi  masyarakat  di  suatu  wilayah.  Menurut  bentuk  fisik,  pusat  perdagangan  dibagi menjadi dua yaitu pasar tradisional dan pasar modern.

Dari  sisi  kepentingan  ekonomi,  semakin  meningkatnya  jumlah  pusat  perdagangan,  baik  yang  tradisional  maupun  modern  mendorong  terciptanya peluang kerja bagi banyak orang. Mulai dari jasa tenaga satuan  pengamanan, penjaga toko, pengantar barang,  cleaning service, hingga jasa  transportasi.  Ini  berarti  kehadiran  pusat  perdagangan  ikut  serta  dalam  mengentaskan masalah pengangguran dan kemiskinan.
Pasar  merupakan  tempat  pertemuan  antara  demand  dan  supply.
Pasar  dalam  teori  ekonomi  merupakan  suatu  situasi  dimana  penjual  (produsen  dan  pedagang)  dan  pembeli  (konsumen)  melakukan  transaksi  setelah  kedua  belah  pihak  menyatakan  sepakat  tentang  harga  terhadap  sejumlah  (kuantitas)  barang  dengan  kuantitas  tertentu  yang  menjadi  objek  transaksi.
1    Image  pasar yang selama ini tertanam di  masyarakat adalah tempat  berdagang  yang  kumuh,  kotor,  penyebab  kemacetan.  Hal  ini  yang  menyebabkan  pasar  lama  kelamaan  tidak  akan  dilirik  oleh  masyarakat.
Walaupun pada keadaan yang sebenarnya, pasar justru memiliki posisi yang  strategis yang mudah dijangkau oleh siapa saja karena terletak ditengah kota.
Dalam  memenuhi  kebutuhan  sehari-hari,  dahulu  masyarakat  banyak  mendapatkannya  melalui  pedagang  eceran  yang terdapat  di  Pasar  tradisonal ini.  Namun  seiring  berkembangnya  kota  dan  perekonomian,  perdagangan eceran  juga  mengalami  perkembangan  dengan  munculnya  perdagangan  eceran  modern  di  Indonesia  pada  tahun  1970-an  dengan  munculnya  pasar swalayan dalam bentuk supermarket (Sulistyowati, 1999).
Sekarang  ini,  banyak  bermunculan  pasar  modern  yang  mulai  menggeser  keberadaan  pasar  tradisional.  Perubahan  pasar  tradisional  (wet  market)  ke  pasar  modern  (seperti  mini  market,  supermarket  bahkan  hypermarket)  tidak  terelakan.  Hasil  penelitian  AC  Nielson  menyebutkan,  tingkat  pertumbuhan pasar tradisional di Indonesia hanya 8,01%, sedangkan  pasar  modern  (hiper  market)  sebesar  31,4%.  AC  Nielson  merinci,  pertumbuhan  supermarket  dan  minimarket  di  Jakarta  sebesar  16,9%,  Jawa  Barat 20%, Jawa Tengah 9,4 persen, Jawa Timur 13,3 persen (Kompas, 22  Juni 2004).
Berdasarkan  data  AC  Nielsen  tahun  2008,  diketahui  bahwa  pertumbuhan  pasar  modern  setiap  tahunnya  mencatat  kisaran  angka  10  %    hingga  30  %.  Hal  ini  ditunjukkan  dengan  ekspansi  pasar  modern  sangat  agresif  hingga  masuk  ke  wilayah  pemukiman  rakyat.  Pasar  modern  memberikan  kenyamanan,  kelengkapan  serta  kemewahan  yang  tidak  bisa  didapatkan ketika berada di pasar tradisional.  Pasar tradisional yang berada  di  wilayah  pedesaan  maupun  pemukiman  rakyat  secara  langsung  terkena  imbasnya dengan berhadapan langsung dengan pasar modern tersebut.
Persaingan  diantara  keduanya  pun  tidak  terhindari.  Hal  ini  menyebabkan  masyarakat  mulai  meninggalkan  pasar  tradisional  sehingga  berakibat  pada  penurunan  pendapatan  para  pedagang  di  pasar  tradisional  yang  tidak  jarang  juga  menyebabkan  pedagang  harus  gulung  tikar.  Tidak  hanya itu, karena minimnya aturan zonasi dari pembangunan pasar modern  maka pasar tradisional yang berada di kota-kota besar pun terkena imbasnya.
Persaingan  head  to  head  akibat  menjamurnya  pasar  modern  membawa  dampak  buruk  terhadap  keberadaan  pasar  tradisional..  Salah  satu  dampak  nyata dari kehadiran pasar modern di tengah tengah pasar tradisional adalah  turunnya omzet dan pendapatan terhadap pedagang pasar setiap harinya.
Pasar tradisional memiliki berbagai kelemahan yang telah menjadi  karakter dasar yang sangat sulit diubah, mulai dari faktor desain, tata ruang,  tata  letak,  dan  tampilan  yang  tidak  sebaik  pasar  modern,  alokasi  waktu  operasional  yang  relatif  terbatas,  kurangnya  teknologi  yang  digunakan,  kualitas barang yang kurang baik, kurangnya promosi penjualan, rendahnya  tingkat keamanan,  kesemrawutan  parkir, hingga berbagai isu yang merusak    citra  pasar  tradisional  seperti  maraknya  informasi  produk  barang  yang  menggunakan zat kimia berbahaya, praktek penjualan daging oplosan, serta  kecurangan-kecurangan  lain  dalam  aktivitas  penjualan  dan  perdagangan.
Kompleksitas kelemahan pasar tradisional tersebut menyebabkan konsumen  beralih dari pasar tradisional ke pasar modern.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kembali kondisi  pasar  tradisional  dapat  berupa  peremajaan  dan  renovasi  keadaan  fisik  maupun  non  fisiknya.  Salah  satu  kebijakan  pemerintah  dalam  upaya  menyelamatkan  pasar  tradisional  yaitu  revitalisasi  pasar  tradisional.
Revitalisasi  pasar  tradisional  merupakan  program  pemerintah  melalui  Kementerian  Perdagangan  dan  Kementerian  Negara  Urusan  Koperasi  dan  Usaha Kecil dengan sasaran memberdayakan para pelaku usaha mikro yang  selama ini tumbuh di pasar yang belum memiliki fasilitas transaksi tempat  berusaha yang layak, sehat, bersih, dan nyaman, serta dimiliki dan dikelola  oleh pedagang sendiri dalam wadah koperasi.
Program  revitalisasi  pasar  tradisional  digagas  dengan  maksud  menjawab  semua  permasalahan  yang  melekat  pada  pasar  tradisonal.
Penyebabnya,  pasar  tradisional  dikelola  tanpa  inovasi  yang  berarti  yang  mengakibatkan pasar menjadi tidak nyaman dan kompetitif (Kasali, 2007).
Dalam  menjalankan  aktivitas  ekonomi  di  pasar  tradisional,  kondisi  fisik  memegang  peranan  yang  penting.  Rancangan  fisik  pasar  harus  mempertimbangkan  fungsi  pasar  sebagai  tempat  aktivitas  ekonomi  sosial    komunitas  penggunanya.  Program  revitalisasi  pasar  tradisional  juga  menyentuh  tata  kelola  (kelembagaan)  pasar.  Mewujudkan  pasar  yang  profesional  haruslah  dikelola  dengan  manajemen  yang  terpadu  dimana  seluruh manajemen pasar terintegrasi menjadi satu.
Karena  keadaan  seperti  itulah  Pemerintah  Daerah  mulai  membangun  kembali  pasar  tradisional  agar  mampu  bersaing  dengan  pasar  modern  sehingga  tidak  menimbulkan  ketimpangan  sosial  dimasyarakat.
Dengan adanya pembangunan pasar tradisional yang semakin baik, semakin  teratur,  dan  jauh  dari  kata  kumuh  dapat  menghilangkan  image  pasar  tradisional  yang  selama  ini  telah  tertanam  dimasyarakat.  Selain  itu,  dari  pembangunan  pasar  tradisional  ini  diharapkan  antara  pasar  tradisional  dengan pasar modern dapat berjalan berdampingan dan bisa menjadi sumber  pendapatan serta mampu menopang ekonomi nasional.
Pasar  Bekonang  merupakan  salah  satu  pasar  tradisional  yang  terletak di kecamatan Mojolaban, kabupaten Sukoharjo. Pasar tradisional ini  memiliki  keunikan  dengan  adanya  tradisi Kliwonan.  Pasar  yang  semula  hanya  dipenuhi  pedagang  buah,  sayur,  daging,  bumbu  dapur,  pakaian  dan  peralatan rumah tangga terlihat lebih istimewa di saat kalender Jawa jatuh  pada hari Kliwon.  Seiring dengan berkembangnya pasar modern di sekitar  pasar  Bekonang  seperti  Alfamart,  Indomaret,  Mitra  Swallayan,  SFA  Toserba  serta  dalam  rangka  meningkatkan  daya  tarik  pembeli,  Pemerintah    Kabupaten  Sukoharjo  merevitalisasi  pasar  tersebut  dan  sudah  beroperasi  pada tanggal 16 April 2013.
Program  revitalisasi  diarahkan  untuk  menerapkan  dan  mengadopsi  manajemen  pusat  perbelanjaan  modern,  terutama  berkaitan  dengan penanganan  kebersihan.  Revitalisasi  los  pedagang  yang  sudah  dilakukan yaitu  dengan  mengganti  bahan  pelapis  meja  yang  digunakan  dengan bahan  aluminium.  Selain  lebih  tahan  lama,  bahan  ini  juga  lebih  mudah untuk  dibersihkan.  Los  pedagang  juga  dilengkapi  dengan  saluran pembuangan,  sehingga  tidak  ada  lagi  masalah  becek  dan  bau  yang bersumber  dari  limbah  organik.  Program  revitalisasi  ini  diharapkan  mampu mengatasi  kelemahan  utama  pasar  tradisional  yang  identik  dengan  masalah kotor,  becek,  dan  bau,  sehingga  berdampak  pada  meningkatnya  jumlah pengunjung  pasar.  Dengan  bertambahnya  jumlah  pengunjung,  maka  diharapkan  dapat  meningkatkan  pendapatan  pedagang Revitalisasi  pasar  tradisional  agar  bisa  bersaing  dengan  pasar  modern  tidak  lepas  dari  tujuan  untuk  meningkatkan  pendapatan  para  pedagang yang bergantung pada pasar tradisional. Adanya revitalisasi pada  pasar  harus  diimbangi  dengan  peningkatan  kualitas  pedagang  seperti  peningkatan  kuantitas  dagangan,  peningkatan  kualitas  dagangan  sehingga  tidak  berat  sebelah.  Dengan  adanya  revitalisasi  pasar,  peningkatan  barang  yang  diperjualbelikan  diharapkan  dapat  meningkatkan  minat  para  pengunjung  untuk  lebih  menyukai  berbelanja  di  pasar  tradisional  daripada    berbelanja di pasar modern. Dengan adanya peningkatan jumlah pengunjung  akan  berdampak  pada  peningkatan  pendapatan  pedangan  yang  berada  di  pasar tersebut terutama di Pasar Bekonang sehingga ada perbedaan tingkat  pendapatan sebelum direvitalisasi dan sesudah direvitalisasi.
  B.  Rumusan Masalah.
Berdasarkan  uraian  latar  belakang  diatas,  maka  rumusan  masalah  yang dikemukakan adalah :.
1.  Bagaimanakah kondisi Pasar Bekonang setelah revitalisasi?.
2.  Apakah  terdapat perbedaan  pendapatan pedagang di Pasar Bekonang  sebelum dan setelah revitalisasi?.
C.  Tujuan Penelitian.
Berdasarkan  rumusan  permasalahan  tersebut,  maka  yang  menjadi  tujuan dari analisis ini adalah :.
1.  Mendeskripsikan kondisi Pasar Bekonang setelah revitalisasi.
2.  Untuk  mengetahui  adanya  perbedaan  pendapatan  pedagang  di  Pasar  Bekonang sebelum dan sesudah revitalisasi.
D.  Manfaat Penelitian.
Hasil  peneli t ian  ini  diharapkan  dapat  memberi  manfaat  sebagai beri kut :.
1.  Analisis  ini  diharapkan  mampu  memberikan  rekomendasi  kepada  pihak  terkait,  dalam  hal  ini  Pemerintah  Kabupaten  Sukoharjo  dalam  membuat kebijakan berkaitan dengan pengembangan  pasar tradisional khususnya melalui revitalisasi.
 2.  Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  menjadi  bahan  masukan  bagi  Pengelola  Pasar  dalam  meningkatkan  mutu  dan  kualitas  penataan  pedagang  pasca  revitalisasi  sehingga  memberikan  dampak  yang  produktif.   

 Skripsi Ekonomi: Analisis pendapatan pedagang di pasar bekonang setelah revitalisasi

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi