Selasa, 04 November 2014

Skripsi Ekonomi: Peranan Era Pemerintahan Dalam Pengaruh Ekspor, Impor Dan Kurs Terhadap Cadangan Devisa Di Indonesia Periode Tahun 1990 - 2010

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A. LATAR BELAKANG MASALAH.
Skripsi Ekonomi:  Peranan Era Pemerintahan Dalam Pengaruh Ekspor, Impor Dan Kurs Terhadap Cadangan Devisa Di Indonesia Periode Tahun 1990 - 2010
Cadangan  devisa  merupakan  aspek  penting  dalam  menyangga  perekonomian  suatu  negara.  Studi  yang  dilakukan  oleh  Shiyun  Yang  (2012)  di  China, dalam working papernya menyebutkan bahwa cadangan devisa merupakan  akumulasi  devisa  yang  digunakan  oleh  pemerintah  untuk  menyeimbangkan  pembayaran  internasional,  menstabilkan  nilai  tukar,  dan  pembayaran  utang  luar  negeri. Penelitian lain oleh Aizenman (2011) di Amerika Latin juga menyebutkan  tentang  peran  penting  cadangan  devisa  dan  nilai  tukar  terhadap  gucangan  komoditas  perdagangan.  Hasil  dari  penelitian  tersebut  bahwa  cadangan  devisa  sangat  mempengaruhi  terhadap  guncangan  komoditas  perdagangan  di  Amerika  Latin.

Jurnal  I  Putu  Kusuma  Juniarta  juga  melakukan  penelitian  mengenai  cadangan  devisa  nasional  pada  tahun  1999-2000.  Penelitian  ini  mengambil  ekspor, impor dan kurs sebagai variabel independennya. Hasilnya adalah variabel  ekspor  dan  kurs  berpengaruh  signifikan  terhadap  cadangan  devisa  nasional.
Sedangkan, impor tidak berpengaruh signifikan terhadap cadangan devia nasional.
Juniarta  R  Pinem  (2011)  juga  melakukan  penelitian  serupa.  Mengambil  ekspor, impor dan kurs sebagai variabel independen dan cadangan devisa sebagai  variabel dependen. Hasil penelitian ini sama persis dengan hasil penelitian yang  dilakukan I Putu Kusuma Juniarta. Ekspor dan kurs berpengaruh positif terhadap  cadangan devisa sedangkan impor berpengaruh negatif terhadap cadangan devisa.
   Untuk mengetahui sejauhmana cadangan devisa dimiliki oleh suatu negara  maka kita melihat dari perdagangan internasional suatu negara itu sendiri. Dengan  perdagangan internasional akan tercipta hubungan ekonomi suatu negara dengan  negara  lain  serta  terjadi  lalu  lintas  pertukaran  barang  dan  jasa  yang  akan  menciptakan  perdagangan  antar  bangsa.  Perdagangan  internasional  bertujuan  untuk  mensejahterakan  perekonomian  masayarakat  dunia.  Melalui  kegiatan  perdagangan luar negeri maka suatu negara dapat memperoleh keuntungan dengan  bertambahnya  akumulasi  kekayaan  melalui  cadangan  devisa. Untuk  menunjang  hal  tersebut  maka  suatu  negara  dapat  melakukan  peningkatan  ekspor  dan  penurunan  impr  sehingga  terjadi  keadaan  surplus  atau  defisit  dari  perdagangan  yang telah dilakukan.
Menurut  Faisal  Basri  (  1994  )  dengan  meningkatnya  peran  sektor  perdagangan  bagi  perekonomian  menyebabkan  suatu  negara  berusaha  untuk  mencapai  surplus dalam  neraca  perdagangan  internasional.  Makin  besar  surplus  yang  dicapai  maka  devisa  yang  masuk  akan  semakin  besar  sehingga  dapat  digunakan  untuk  membiayai  pembangunan.  Realisasi  diatas  dicapai  dengan  meningkatkan  laju  ekspor  dan  menurunkan  laju  impor  serta  didukung  sektor  moneter dan sektor riil secara terus menerus untuk menekan ekonomi biaya tinggi  dan peningkatan daya saing nasional.
Dibawah ini adalah keadaan posisi cadangan devisa di Indonesia dari tahun  1990  sampai  dengan  tahun  2010,  serta  nilai  ekspor  dan  impor  dengan  satuan  miliar dollar serta perkembangan kurs dari tahun ketahun. Untuk yang dibawah ini  adalah data cadangan devisa dari tahun 1990 sampai dengan 2010. Data berasal  dari laporan tahunan Bank Indonesia.
Dapat kita lihat dari grafik diatas, bahwasanya keadaan cadangan devisa di  Indonesia  selama  tahin  1990  sampai  dengan  2010  terus menerus  mengalami  peninhkatan.  Hal  itu  dapat  dilihat  dati  persentase pertumbuhan  cadangan  devisa  setiap  tahunnya.  Dari  data  diatas  dapat  digambarkan  dengan  grafik.  Grafik  ini  digunakan  untuk  mengetahui  slope  dari  kenaikan  maupun  penurunan  keadaan  cadangan devisa  itu  sendiri  melalui  gambar.  Untuk  grafik  keadaan  cadangan  devisa dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2010, dapat kita lihat dibawah ini.
Dari  tabel dan  grafik diatas  dapat  kita  lihat  keadaan  cadangan  devisa  di  Indonesia terus mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun ketahun. Sebelum  dan  sesudah  reformasipun  nilai  cadangan  devisa  di  Indonesia  cenderung  naik.
Pada tahun 2010 cadangan devisa di Indonesia meningkat yang sangat berarti, hal  ini pertanda bahwa cadangan devisa di Indonesia mengalami pertumbuhan yang  signifikan.
Untuk  yang  selanjutnya  adalah  data  perkembangan  ekspor  di  Indonesia.
Data ini berasal dari laporan tahunan Bank Indonesia selama periode tahun 1990  sampai  dengan  tahun  2010.  Sama  halnya  dengan  keadaan  cadangan  devisa,  selama  periode  1990  sampai  dengan  2010  keadaan  ekspor  Indonesia  juga  terus  menerus naik secara signifikan.
Melihat  dari  tabel  diatas,  perkembangan  ekspor  menurut  data  dari  Bank  Indonesia, juga mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Dalam  toeori, ekspor merupakan komponen utama penyumbang terbesar bagi cadangan  devisa.
 1990-2010 (dalam miliar US$) Ekspor  di  Indonesia  merupakan  penyumbang  terbesar  bagi  devisa  negara.
Dari tabel dan grafik 1.2 dapat kita lihat ekspor di Indonesia terus membaik dan  semakin  meningkat.  Dengan  kondisi  ekspor  yang  seperti  diatas  maka  tidak   1 2 Ekspor Ekspor    diragukan  lagi  bahwa  ekspor  di  Indonesia  merupakan  penyumbang  cadangan  devisa utama di Indonesia.
Selain data ekspor, dalam penelitian ini juga mengambil data perkembangan  impor  selama  periode  tahun  1990  sampai  dengan  tahun  2010.  Sama  halnya  dengan  keadaan  ekspor di  Indonesia,  perkembangan  impor di  Indonesia  selama  periode  1990  sampai  dengan  periode  2010  juga  mengalami  peningkatan  yang  cukup  signifikan.  Data  perkembangan  impor  diperoleh  dari  Laporan  Tahunan  Bank  Indonesia  selama  periode  penelitian.  Yang  kemudian  diolah  dan  juga  menyajikan  data  tersebut  dengan  tampilan  grafik,  agar  mudah  diketahui  slope  daripada keadaan impor tersebut selama periode penelitian.
penyumbang  terbesar  bagi  devisa  negara,  namun  impor  bertindak  sebagai  pengurang devisa suatu negara. Namun hal tersebut menjadi tidak begitu berarti  apabila  diimbangi  dengan  ekspor.  Hal  itu  dimaksudkan  agar  keadaan  cadangan  devisa tidak mengalami defisit.
Data  yang  selanjutnya  adalah  data  perkembangan  kurs  di  Indonesia.  data  diambil dari Laporan Tahunan Bank Indonesia selama periode tahun 1990 sampai  dengan  2010.  Melalui  data  ini  kita  dapat  mengetahui  perkembangan  kurs  nilai  tukar  rupiah  terhadap  dollar  Amerika  selama  periode  penelitian.  Kurs  sangat  berperan  penting  dalam  penentuan  ekspor  dan  impor  di  suatu  negara.  Kurs  menjadi  tolak  ukur  bagi  eksportir  dan  juga  importir.  Apabila  nilai  tukar  rupiah  terapresiasi maka cenderung para eksportir menurunkan produksinya, hal ini agar  tidak terjadi kerugian yang cukup besar. Tapi sebaliknya, keadaan terapresiasinya  nilai  tukar  rupiah  menjadi  ukuran bagi  importir  bahwa  mereka  akan  melakukan  impor  sebanyak-banyaknya,  dikarenakan  profit  yang  mereka  peroleh  juga  akan  bertambah.  Dibawah  ini  adalah  data  nilai  tukar  Rupiah  terhadap  Dollar  selama  periode tahun 1990 sampai dengan 2010.
Tabel 1.
Tabel Perkembangan Keadaan Kurs di Indonesia dari Tahun 1990-2010 (dalam rupiah) TAHUN  KURS (Dalam Rupiah) 19 1.9 19 1.9 19 2.0 19 2.1 Berlanjut ke halaman     ... Lanjutan dari Tabel 1.
19 2.2 19 2.3 19 2.3 19 4.6 19 8.0 19 7.1 20 9.5 20 10.4 20 8.9 20 8.4 20 9.2 20 9.8 20 9.0 20 9.4 20 10.0 20 9.7 20 9.0 Sumber: Bank Indonesia Grafik 1.
Tabel Perkembangan Keadaan Kurs di Indonesia dari Tahun 1990-2010 (dalam rupiah)  10,0 20,0 Kurs Kurs    Keadaan  cadangan  devisa,  ekspor  dan  impor  meningkat,  namun  tidak  sejalan  dengan  nilai  tukar  rupiah  di  Indonesia. Dari  tahun  1990  sampai  dengan  tahun  1997, kurs  nilai  tukar  rupiah kondisinya  stabil  dan  cenderung  menguat.
Akan  tetapi  pada  tahun  1998  kurs  mulai  melemah  100%  dari  tahun-tahun  sebelumnya. Pada tahun 1997 naik menjadi 2.909 dan naik menjadi 10.014 pada  tahun  1998.  Kenaikan  kurs  ini  merupakan  cambuk  bagi  perekonomian  karena  sama saja rupiah terdepresiasi.
Hal tersebut terjadi karena adanya masalah krisis yang dihadapi Indonesia  sejak tahun  2007.  Dimulai  dari  masalah  regional  yaiu  kejatuhan  nilai  Baht  Thailand,  lalu  menerjang  peso  Filiphina,  ringgi  Malaysia  dan  dollar  Singapura.
Presiden  Soeharo  dalam  pidatonya  didepan  DPR  16Agusus  1997  mengatakan  bahwa  “Guncangan-guncangan  yang  melanda  mata  uang  berbagai  negara  di  kawasan Asia Tenggara akhir-akhir ini adalah wujud nyata dari pengaruh negatif  perekonomian  terbuka”.  Selanjutnya,  pada  bagian  lain  pidato  presiden  menekankan: “Kita melihat bahwa kurs mata uang apapun dapat berubah cepat”.
Perubahan kurs mata uang dengan cepat dapat merembet ke berbagai mata uang  yang  lainnya.  Selain  itu  masyarakat  di  kawasan  Asia  Tenggara  termasuk Indonesia  adalah  konsumen,  artinya  lebih  kemampuan  konsumsi  lebih  tinggi  daripada produksinya. Impor barang dan jasa lebih besar daripada ekspor barang  dan jasa.
Keadaan  diatas  kurang  mendapat  perhatian  yang  akhirnya  merembet pada  neraca  pembayaran  Indonesia  yang  terjadi  kesenjangan.  Alasannya  yaitu,  kesenjangan  atau  defisit  transaksi  berjalan  dapat  ditutup  dengan  PMA  (Penanaman  Modal  Asing).  Karena  keadaan  semakin  tidak  terkendali  maka     pemerintah melibatkan IMF untuk mengobati penyakit yang terjadi. Namun di sisi  lain yaitu pada segi politik Indonesia terjadi proses pengambilan keputusan yang  lamban yang hanya terpusat kepada presiden yang mengakibatkan selalu lamban  dalan  penanganan  masalah.  Keterlibatan  IMF  sekali  lagi  bukan  untuk  menjadi  jalan keluar masalah tetapi malah menambah pelik permasalahan.
Seiring  berjalannya  waktu  krisis  moneter  berubah  menjadi  krisis  multidimensional. Politik Indonesia juga menuju kebangkrutan dan perekonomian  yang pada taraf kollaps. Masyarakat yang begitu kalapnya memborong barang dan  menyerbu  mata  uang  asing  yang  akhirnya  krisis  mulidimensional  terjadi.
Pemulihan yang tak kunjung datang dan akhirnya pak Harto memutuskan untuk  mengundurkan  diri  dari  jabatannya  sebagai  presiden.  Krisis  politik  akibat  dari  mundurnya Soeharto berpengaruh pula terhadap kurs rupiah yang terus menerus  melemah sampai dengan diatas Rp. 10.000 per dolar AS.
Krisis  ekonomi  10  bulan  sudah  memaksa  pilihan  penduduk  Indonesia  kembali  terpuruk  hidup  dibawah  garis  kemiskinan.  Pemicunnya  adalah  meroketnya  harga  barang-barang  pokok,  terutama  pangan.  Setelah  itu  terjadi  kebangkrutan  masal  di  dunia  usaha.  Segala  bentuk  proteksi  dan  pemberian  perlakuan  khusus  harus diakhiri.  Para  pelaku  usaha  harus  keluar  dari  persoalan  pada  waktu  yang  bersamaan,  padahal  kemampuan mereka  untuk  menyesuaikan  diri menghadapi lingkungan dan tantangan baru sangat terbatas. Semua persoalan  akhirnya  bermuara  kepada  kerapuhan  eksistensi  sejumlah  perusahaan.
Kebanyakan dari  mereka  tidak  mampu membayar  utangnya,  baik  dalam  bentuk  rupiah maupun dolar. Pada gilirannya, hal itu membuat sektor perbankan terpuruk  dan kepercayaan masyarakat internasional terkikis.
   Dampak dari turunnya presiden Soeharto, maka dimulailah masa reformasi.
Pada  masa  ini  Indonesia  dipimpin  oleh  B.J  Habibie,  namun  juga  mengundang  masalah  konstitusi  karena  presiden  tidak  dipilih  melalui  proses  demokratis.  Hal  ini terus menerus menjadi masala dan akhirnya pada tahun 1999 diadakan pemilu.
Pemerintahan demokratis membuahkan hasil yaitu pertumbuhan ekonomi melesat,  indikator-indikator ekonomi jangka pendekpun mengalami perbaikan, kurs rupiah  juga menguat cukup signifikan. Tingkat suku bunga mengalami penurunan secara  konsisten.  Sementara  itu,  Indeks  Harga  Saham  Gabungan  (IHSG)  menunjukkan  nilai yang berarti.
Selama  tahun  2000  perkembangan  neraca  pembayaran  menunjukkan  kecenderungan  positif.  Hal  ini  ditandai  dengan  meningkatnya  kinerja  ekspor  nonmigas  dan  meningkatnya  penerimaan  ekspor  migas  karena  meningkatnya  meningkatnya harga minyak internasional. Di sisi sebalikknya posisi impor juga  mengalami  kenaikan  terutama  pada  bahan baku dan  barang  modal.  Peningkatan  impor ini merupakan indikasi positif bagi pemulihan ekonomi. Sementara, defisit  transaksi  jasa  cenderung  mengalami  peningkatan  yang  disebabkan  tingginya  bunga uang luar negeri, menigkatnya pembayaran hasil minyak untuk kontraktor  asing.  Penerimaan  penting  dari  sekor  non-migas  adalah  arus  wisatawan  yang  memberi  kontribusi  pada  cadangan  devisansebesar  US$4,6  miliar  (2000)  atau  meningkat US$0,4 miliar dibandingkan tahun 1999.
Transaksi berjalan pada tahun 2000 mengalami peningkatan, neraca modal  masih mengalami defisit karena berkurangnya pemasukan pemerintah dan masih  tingginya defisit lalu  lintas modal swasta. Dengan demikian, neraca pembayaran     surplus US$5 miliar sehingga meningkatkan cadangan devisa menjadi US$29,3  miliar.
Pada akhir tahun 2011, cadangan devisa Indonesia menjadi juara ke empat  di kawasan ASEAN. Cadangan devisa Indonesia jika dibandingkan dengan negara  ASEAN lainnya ternyata cukup rendah. Cadangan devisa Indonesia masih kalah  jika  dibandingkan  Malaysia,  Singapura  dan  Thailand.  Indonesia  hanya  menang  atas Filiphina.
Dari  tabel  1.1  diatas  dapat  juga  digunakan  untuk  menghitung  tingkat  pertumbuhan  cadangan  devisa  dari  kedua  era  pemerintahan.  Dengan  rumus  pertumbuhan  yaitu ௡଴           1൅ݎ,  maka  dapat  dihitung  tingkat  pertumbuhan  cadangan devisa Indonesia. Dimana ௡ adalah data pada tahun n, ଴ adalah data  pada tahun ke 0 atau tahun dasar, r adalah tingkat pertumbuhan (%), kemudian n  adalah  jumlah  tahun  atau banyakna  tahun.  Dengan  demikian  perbedaan  tingkat  pertumbuhan cadangan devisa dari kedua era tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 1.
Tingkat Pertumbuhan Cadangan Devisa ERA PEMERINTAHAN  TINGKAT PERTUMBUHAN Era Orde Baru (10 Tahun terakhir)  0,0031 % Era Reformasi (Tahun 2000-2010)  0,0029 % Sumber : Bank Indonesia ( diolah ) “Dari catatan Bank Indonesia posisi cadangan devisa pada akhir tahun 2011  berada  pada  urutan  ke  empat”,  ujar  juru bicara  Bank  Indonesia,  Difi  Johansyah  dalam  diskusi  mengenai  kondisi  moneter.  Difi  mengungkapkan,  Singapura  memiliki cadangan devisa yang cukup tinggi diantara negara-negara tetangganya.
Adapun besaran cadangan devisa Singapura mencapai US$242 miliar.
   Berikut  dibawah  ini  porsi  cadangan  devisa  di  beberapa  negara  kawasan  ASEAN ; Tabel 1.
Peringkat 5 Besar Cadangan Devisa Di Asean Tahun 20 NEGARA  CADANGAN DEVISA  PERINGKAT Singapura  US$ 242 Miliar   Thailand  US$ 176 Miliar   Malaysia  US$ 128 Miliar   Indonesia  US$ 119 Miliar   Filiphina  US$ 69 Miliar   Sumber : Bank Indonesia, 20 Kondisi  cadangan  devisa  yang  surplus  harus  selalu  dijaga,  hal  ini  dimaksudkan  agar  transaksi  internasional  dapat  berjalan  dengan  stabil.
Pengelolaan  cadangan  devisa  sendiri  juga  tidak  lepas  dari  upaya  menjaga  kestabilan nilai tukar rupiah. Dimana apabila terjadi pengurangan dalam cadngan  devisa  maka  akan  menyebabkan  spekulasi  terhadap  rupiah  dari  para  spekulator,  sehingga  untuk  memenuhi  kebutuhan  likuiditas  perlu  memperhatikan  stabilitas  nilai tukar rupiah.
Mundell dan Johnson (Nopirin, 1997:221), mengemukakan bahwa besarnya  cadangan devisa dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: · Tingkat inflasi · Pendapatan riil · Suku bunga domestik · Kredit domestik · Multiplier uang     Sedangkan  menurut  Krugman  dan  Maurice  Obstfeld  (1997-246),  menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi cadangan devisa adalah : · Perubahan tingkat harga dalam negeri · Struktur produksi · Perubahan pasar utang piutang dengan luar negeri · Ketidakstabilan dalam negeri · Bencana alam Pendapat  diatas  sesuai  dengan  yang  dikemukakan  ole  Jeff  Madura  (1999:57), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi caangan devisa  antara lain: ·  Laju  inflasi  negara  meningkat  relatif  terhadap  mitra  dagangnya  maka  neraca berjalannya akan menurun.
·  Pendapatan  nasional  suatu  negara  meningkat  relatif  terhadap  negara  mitra dagangnya maka neraca berjalannya akan menurun.
·  Retriksi  pemerintah  yaitu  jika  pemerintah  menggunaka  pajak  atas  barang-barang  impor  berupa  tarif  atau  kuota  maka  neraca  berjalannya  akan meningkat.
·  Kurs  suatu  negara  meningkat relatif  terhadap  negara  mitra  dagangnya  maka neraca berjalannya akan meningkat.
Dari  uraian  diatas  menarik  bagi  penulis  untuk  melakukan  penelitian  yang  sama dengan mengambil topik tentang cadangan devisa. Penulis akan mengambil  studi  kasus  negara  Indonesia  dan  memasukkan  beberapa  variabel  yaitu  ekspor,  impor serta kurs dan mengambil judul “Peranan era pemerintahan dalam pengaruh     ekpor,  impor,  dan  kurs  terhadap  cadangan  devisa  di  Indonesia  periode  tahun  1990-2010”.
B. RUMUSAN MASALAH.
Dari  latar  belakang  masalah  di  atas  maka  dapat  dikemukakan beberapa perumusan masalah sebagai berikut :.
1. Apakah  terdapat  perbedaan  cadangan  devisa  yang  signifikan  pada  era  pemerintahan Orde Baru dan Era Reformasi di Indonesia ?.
2. Apakah  terdapat  perbedaan  pengaruh  Ekspor,  Impor,  dan kurs  terhadap  cadangan devisa berdasarkan era pemerintahan di Indonesia ?.
C. TUJUAN KAJIAN.
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  dan  perumusan  diatas  maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :.
1. Mengetahui  perbedaan  cadangan  devisa  yang  signifikan  pada  era  pemerintahan Orde Baru dan era pemerintahan Reformasi di Indonesia.
2. Mengetahui perbedaan pengaruh ekspor, impor, dan kurs terhadap cadangan  devisa berdasarkan era pemerintahan di Indonesia.
D. MANFAAT KAJIAN.
Adapun  manfaat  yang  dapat  diperoleh  dari  penyusunan  penelitian  ini  adalah :.
1. Hasil  penelitian  ini  dapat  memberikan  masukan  yang  berguna  bagi  pemerintah  sebagai  pemangku  kebijakan  dalam  menentukan  kebijakan  di  bidang pengelolaan cadangan devisa di Indonesia.

2. Hasil penelitian  ini dapat menjadi bahan diskusi dan bahan perbandingan  bagi penelitian selanjutnya.   
Skripsi Ekonomi:  Peranan Era Pemerintahan Dalam Pengaruh Ekspor, Impor Dan Kurs Terhadap Cadangan Devisa Di Indonesia Periode Tahun 1990 - 2010

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi