BAB I.
PENDAHULUAN.
A.Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Peranan Era Pemerintahan Dalam Pengaruh Suku Bunga, Kurs, Inflasi, Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Efisiensi Ekonomi Di Indonesia Periode Tahun 1990 - 2010
Efisiensi ekonomi
adalah suatu masalah
fundamental dan perlu
diberi perhatian khusus di era
perekonomian saat ini. Pertumbuhan ekonomi modern bergantung pada sektor keuangan yang efisien
(Uma Sankar Mishra dan Pallavi Mishra, 2010).Perekonomian saat
ini sedang berubah
ke arah perekonomian tanpa batas yakni perekonomi
global. Dalam konteks
golobalisasi, isu besar yang harus
dijadikan agenda bersama
adalah persoalan terkait
dengan aspek membangun
efisiensi dan produktifitas
nasional masing-masing negara.
Dengan semakin
tinggi efisiensidan produktifitas suatu negara,
maka tinggi pula
pertumbuhan ekonomi di
negara tersebut.Pertumbuhan ekonomi
adalah salah satu
indikator yang amat
penting dalam melakukan
analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu
negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh
mana aktifitas perekonomian
akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu
periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi
dapat tercapai apabila
ada efisiensi ekonomi.
Bui Truong
Giang dan Pham Sy
an (2011) dalam
penelitiannya di Vietnam, menyimpulkan
bahwa pertumbuhan ekonomi
Vietnam mempunyai hubungan negatif
dengan ICOR. Sedangkan
Study Sarwono (2006)
mengatakan bahwa jika
variabel ICOR tinggi,
maka n ilai variabel pertumbuhan
ekonomi akan tinggipula.
Sebaliknya, jika koefisien
korelasi negatif, maka
kedua variable mempunyai hubungan terbalik. Artinya, jika
nilai variabel ICOR tinggi, maka nilai variabel pertumbuhan ekonomi menjadi
rendah.Untuk mencapai sasaran pertumbuhan
ekonomi tertentu, sangat diperlukan adanya perkiraan kebutuhan investasi
yang benar. Iklim investasi
yang baik akan
mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi,
yaitu melalui investasi
yang juga didukung oleh produktivitas
yang tinggi. Model Harrord Dommar
mengaitkan adanya tambahan
stock kapital terhadap
output yang dikenal
dengan ICOR (Incremental
Capital Output Ratio). Perhitungan ICOR
sangat dibutuhkan dalam
menentukan seberapa besar
kebutuhan investasi pada
tingkat pertumbuhan ekonomi
yang diharapkan tumbuh
dan dengan ICOR
dapat dilihat seberapa
efisien investasi yang
ditanamkan pada priode
tertentu.
Perbandingan ICOR Indonesia bisa
dilihat pada tabel 1.Tabel 1.1 Angka
ICOR beberapa negara ICOR 1960s 1970s 1980s 1990s Rata-rata 2000-200Indonesia 2,4 2,3 4,6 6,9 4,Thailand
3,4 4,2 4,1 6,9 4,Philippines 3,9 4,0 10,7 8,2 4,India 4,3 6,6 3,6 4,1 4,China
7,9 4,8 3,8 4,0 4,Korea 1,5 2,5 3,6 5,7 5,Sumber: World Development Indicators,
World Bank Bisa dilihat dari data diatas bahwa dengan rata-rata ICOR Indonesia
pada tahun 2000-2006 sebesar 4,7 maka
Indonesia termasuk negara yang ICORnya lebih
tinngi dibandingkan negara lain. Itu menunjukan bahwa negara Indonesia termasuk dalam
negara yang kurang
efisien dibanding negara-negara
lain terutama dibandingkan
dengan negara sesama
ASEAN.Perkembangan ICOR Indonesia selama
tahun 1990-2010 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.Perkembangan ICOR
Indonesia Tahun 1990-201Tahun ICOR 1990 4,1991 4,1992 4,1993 4,1994 4,1995 3,1996
4,1997 7,1998 (1,5) 1999 4,2000 5,2001 5,2002 4,2003 3,2004 4,2005 3,2006 3,2007
3,2008 3,2009 5,2010 4,Rata-rata 4.Sumber : Data BPS diolah Grafik 1.Grafik Perkembangan ICOR di Indonesia
Tahun 1990-201-90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 1ICOR Dilihat dari grafik 1.1
keadaan ICOR di Indonesia mengalami
fluktuasi dan mengalami
minus pada tahun
1998 (tahun dimana
pergantian antara era orde baru
dan reformasi) dikarenakan
pada jaman tersebut
Indonesia mengalami krisis
perekonomian. Dilihat dari
Tabel 1.2 rata-rata
Indonesia sebesar 4,2. Angka ini
berarti menunjukan bahwa untuk
meningkatkan 1 unit output, maka
dibutuhkan tambahan modal
sebesar 4,2 unit.
Angka ICOR sebesar 4,2 menunjukan angka yang tidak
efisien. Widodo (1990)menyatakan bahwa secara
umum, nilai ICOR
yang menunjukkan produktivitas
investasi yang efisien antara
3 – 4, semakin
tinggi ICOR memberikan
indikasi kemungkinan terjadinya
inefisiensi dalam penggunaan
investasi. ICOR yang rendah menunjukkan adanya efisiensi dalam penggunaan modal. Efisiensi
terjadi akibat adanya teknologi. Menurut teori
Solow Swantingkat kemajuan
teknologi adalah
salah satu faktor
produksi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Lincolin Arsyad, 1988).
Study Tohand Ng Wai Choong (2002)
menjelaskan bahwa ICOR dengan penggunaan kapital,
mampu menjelaskan mengenai
efisiensi ekonomi Singapura
secara keseluruhan. Studi
ini menjelaskan tentang
perbandingan investasi yang
efisien antara Singapura
dengan negara Asia
lainnya yaitu Hongkong dan Taiwan. Penggunaan modal di
Singapura telah efektif dengan menggunakan variabel capital(K) dan labour(L). Sementara
itu studi Mischra dan Pallavi (2010)
di negara India,
menjelaskanbahwavariabel pertumbuhan ekonomi (GDP) dan capital market(investasi)
berpengaruh signifikan terhadap efisiensi ekonomi.
Selain itu studi
tersebut juga menjelaskan
mengenai pertumbuhan ekonomi di
suatu perekonomian modern bergantung pada sektor keuangan yang efisien.
Studi di Indonesia oleh Rahutami
(2002) menggunakan ICOR (perubahan PDB riil
dibagi kapital kotor
riil) sebagai acuan
dalam efisiensi ekonomi.
Dalam studi ini
terdapat 4 variabel
kebijakan ekonomi makro yang
memiliki pengaruh signifikan terhadap
efisiensi ekonomi. Efisiensi ekonomi dipengaruhi oleh
kurs riil, suku
bunga riil, inflasi,
dan pengeluaran pemerintah
secara signifikan.
Menurut Muhammad Farid Mahmud
(2008), ada pendapat dari ekonom bahwa perubahan
suku bunga akan
mempengaruhi efisiensi perekonomian agregatif.
Karena, apabila kita
berbicara suku bunga,
maka kitapun akan menyinggung persoalan
investasi. Persoalan investasi
(penanaman modal) berkaitan erat
dengan konsep Incremental Capital
Output Ratio (ICOR).
Berikut perkembangan suku bunga
di Indonesia tahun 1990-2010.
Tabel 1.Perkembangan suku bunga
riilIndonesia Tahun 1990-201Sumber: World Bank Sumber : World Bank 201Tahun
Suku bunga riil 1990 12.11991 15.31992 17.71993 10.71994 9.21995 8.31996 9.51997
8.21998 -24.61999 11.82000 -1.62001 3.72002 12.32003 10.82004 5.12005 -0.22006
1.62007 2.32008 -3.82009 5.72010 4.7 Grafik 1.Grafik Perkembangan Suku Bunga
Riil di Indonesia Tahun 1990-201-3-2-11290 92 94 96 98 00 02 04 06 08 1INT Bisa
dilihat dari Garik 1.2 perkembangan suku bunga Riil di Indonesia mulai tidak normal pada tahun 1998 dimana
akhir era orde dan dilihat dari Tabel 1.4 tersebut
bahwa pada era
reformasi suku bunga
riil di Indonesia
dari tahun 1990
sampai dengan tahun
1997, kondisinya stabil
dan cenderung menurun.
Akan tetapi pada tahun 1998 suku
bunga riil turun secara drastis lebih dari tahuntahun sebelumnya. Pada tahun
1997 suku bunga tercatat sebesar 8,2 dan di tahun 1998
turun hingga mencapai -24,6. Kondisi
in i tentu sangat
berpengaruh pada perekonomian Indonesia.
Menurut Odekun (1996) tingkat
inflasi memiliki pengaruh yang negatif terhadap efisiensi.
Berikut adalah perkembangan
inflasi Indonesia dari
tahun 1990-2010.
Tabel 1.Perkembangan inflasi Indonesia Tahun
1990-201Sumber : World Bank Tahun Inflasi 1990 7.81991 9.41992 7.51993 9.61994
8.51995 9.41996 7.91997 6.21998 58.31999 20.42000 3.72001 11.52002 11.82003 6.52004
6.22005 10.42006 13.12007 6.42008 9.72009 4.82010 5.1Grafik 1.Grafik
Perkembangan Inflasi di Indonesia Tahun 1990-20112345690 92 94 96 98 00 02 04
06 08 1
Skripsi Ekonomi: Peranan Era Pemerintahan Dalam Pengaruh Suku Bunga, Kurs, Inflasi, Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Efisiensi Ekonomi Di Indonesia Periode Tahun 1990 - 2010
Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi