BAB I.
PENDAHULUAN.
A.LATAR BELAKANG MASALAH.
Skripsi Ekonomi: Prosedur Pengajuan Kredit Pensiun Sejahtera Pada Pt.Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Kantor Cabang Surakarta
Dalam hal pengajuan kredit di lembaga-lembaga
keuangan khususnya dalam hal
ini bank memerlukan
suatu prosedural. Prosedur
ini dibutuhkan sebagai alat atau sarana dalam menyeleksi para
nasabah yang akan melakukan pengajuan kredit.
Ardiyos (2004:73) dalam penelitian
yang dilakukan oleh Mulyasari (2008) berpendapat bahwa
“Prosedur adalah suatu
bagian sistem yang
merupakan rangkaian tindakan
yang menyangkut beberapa
orang dalam satu
atau beberapa bagian
yang ditetapkan untuk
menjamin agar suatau
kegiatan usaha atau
transaksi dapat terjadi
secara berulangkali dan dilaksanakan
secara seragam”.
Prosedur pengajuan
kredit yang baik
merupakan suatu hal
yang penting bagi perbankan.
Menurut Ardiyos (2004) terdapat
beberapa manfaat prosedur yang
pertama lebih memudahkan langkah-langkah kegiatan
dimasa mendatang, kedua
mengubah pekerjaan yang
berulang-ulang menjadi rutin dan
terbatas, ketiga adanya suatu petunjuk
yang jelas dan harus dipatuhi oleh seluruh pelaksana, keempat membantu
meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan
efisien, dan kelima
mencegah terjadinya penyimpangan
dan memudahkan dalam pengawasan.
Konsep prosedur tersebut
sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Puri
Wahyu Setyaningsih (2012) menyimpulkan bahwa PT. BTPN Tbk Kacab Surakarta
menetapkan tahapan prosedur
dalam pengajuan kredit
yaitu penyerahan dan
pemeriksaan dokumen, wawancara,
pemberkasan, penyerahan berkas,
pencairan dana. Dan
juga terdapat hambatan-hambatan dalam
pemberian kredit pensiun
yaitu, kurangnya sosialisasi,
masih adanya SK palsu dan, klaim asuransi yang lama.
Akan tetapi
pada penelitian yang
dilakukan oleh Intan
Damayanti (2009) mendapatkan
sebuah kesimpulan bahwa ada beberapa prosedur yang berbeda ,karena
disesuaikan dengan keadaan
yang dihadapi. Namun,
masih terdapat celah-celah
yang mengakibatkan kredit macet,yaitu pada
kurangnya komunikasi dengan
pihak juru bayar
atau bendaharawan dalam
hal ini PT.
POS dan PT. Taspen.
Pendapat diatas didukung oleh
penelitian dari Arintya Yuniasari (2011)
menyimpulkan bahwa terdapat celah-celah
yang menyebabkan kredit macet yaitu pada pemisahan tugas dalam kredit KMK Kontraktor belum ada sehingga
satu orang loan service akan
menjalankan proses kredit
dari awal permohonan sampai dengan realisasi kredit dan
pengawasan kredit.
Pada
penelitian yang dilakukan
oleh Nofi Lestari
(2007) menyimpulkan alur prosedur
pemberian kredit pada PT. BNI Cabang Malang telah
mencerminkan pemberian kredit
sesuai dengan kebijakan
penyaluran kredit yang bertolak
ukur pada keputusan PT. BNI pusat.
Berdasarkan beberapa
penelitian, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian
prosedur pengajuan kredit
yang lebih fokus
terhadap produk pemberian dana pensiun di PT.BTPN
Kacab Surakarta dengan nama produk Kredit
Pensiun Sejahtera yang
didalamnya memiliki prosedur
khusus yang memudahkan
bagi para pensiunan agar
mendapatkan kredit pensiun
dengan keunggulan fasilitas
produk dan juga
kecepatan proses kredit
dibandingkan dengan kredit
pensiun yang ditawarkan
oleh bank lain
yang dirasa kurang efisien.
Berikut adalah jumlah
nasabah kredit pensiun
PT. BTPN Tbk.KC Surakarta tahun 2008-2012 : Tabel 1.Data
Jumlah Nasabah Kredit Pensiun Periode Tahun 2008-201PT. BTPN Kantor Cabang
Surakarta Jumlah Nasabah Peningkatan Nasabah Tahun Surakarta Solo Angka Surakarta Angka Solo Raya
Surakarta Solo Raya 2008 13.52 3.118 - - - -2009 13.843 3.104 323 -14 2% -0,44%
2010 15.739 3.55 1.896 446 14% 14% 2011 18.449 3.82 2.71 270 17% 7,60% 2012
21.194 3.915 2.745 95 15% 2,40% Rata-rata 82.59 199.25 12% 14% Sumber : PT.
BTPN Kantor Cabang Surakarta Berdasarkan Tabel
1.1 diatas pada
wilayah Solo dan
Karisidenan Surakarta menunjukkan
bahwa jumlah nasabah
yang melakukan kredit
PT.
BTPN Kantor Cabang Surakarta mengalami peningkatan
hal ini dapat dilihat dari jumlah
nasabah yang melakukan kredit. Untuk
wilayah Solo pada tahun 2008
dan 2009 trend jumlah nasabah
yang melakukan kredit
mengalami penurunan dengan jumlah nasabah -0,44%. Pada tahun 2010 jumlah
nasabah kembali mengalami peningkatan yaitu
sebesar 14%. Pada
tahun 2011 trend mengalami
penurunan sebesar 7,60%.
Dan untuk tahun
2012 trend jumlah nasabah sebesar
2,40%. Dari tahun
2008-2012 jumlah nasabah
yang melakukan kredit mengalami
peningkatan. Walaupun pada tahun 2009 jumlah nasabah menurun sebesar -0,44%.
Pada wilayah Karisidenenan
Surakarta pada tahun 2008 dan 2009trend jumlah
nasabah sebesar 2%pada
tahun 2010 jumlah
nasabah kembali meningkat
sebesar 14%. Tahun
2011 jumlah nasabah
meningkat menjadi 17%.
Dan pada tahun
2012 jumlah nasabah
sebesar 15%. Pada
wilayah Karisidenan Surakarta
dari tahun ke
tahun mengalami kenaikan
jumlah nasabah yang
ingin melakukan kredit.
Dari data-data tersebut
kenaikan dan penurunan jumlah nasabah PT.
BTPN Kantor Cabang
Surakarta dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Antara lain : pelayanan, suku bunga, jangka waktu
dan kemudahan prosedur pengajuan
kredit.
Berdasarkan
uraian diatas, maka
penulis tertarik untuk
mengambil judul tugas
akhir“PROSEDUR PENGAJUAN
KREDIT PENSIUN SEJAHTERA PADA PT.BANK TABUNGAN PENSIUNAN
NASIONAL CABANGSURAKARTA Tbk.” B.
RUMUSAN MASALAH.
Berdasarkan uraian
pada latar belakang
masalah, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut :.
1. Bagaimana prosedur
pengajuan kredit pensiun
Sejahtera pada PT.
Bank Tabungan Pensiun Nasional
Tbk. Kantor cabang Surakarta ?.
2. Apakah prosedur pemberian
pengajuan kredit pensiun Sejahtera pada PT.
Bank Tabungan
Pensiun Nasional Tbk.
Kantor cabang Surakarta
telah efektif dan efisien ?.
C.TUJUAN PENELITIAN.
Dari perumusan masalah di atas,
maka tujuan penyusunan Tugas Akhir ini adalah:.
1. Untuk mengetahui
penerapan prosedur pengajuan
produk kredit pensiun sejahtera PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional
(BTPN) Tbk. KC Surakarta dalam upaya
meningkatkan jumlah nasabahnya.
2. Untuk mengetahui apakah prosedur pengajuan
produk kredit pensiun sejahtera sudah efektif
dan efisien pada
PT. Bank Tabungan
Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. KC Surakarta.
D.MANFAAT PENELITIAN.
Manfaat penelitian
yang dapat ditarik
dari penelitian ini
adalah sebagai beritkut : Sebagai bahan
refrensi bagi pihak-pihak
lain yang membutuhkan dan menambah
wawasan dalam hal proses pengajuan kredit pensiun. Memberikan pengetahuan dalam menjamin dan meningkatkan
hidup para pensiunan.
E. METODE PENELITIAN.
Metode penelitian adalah metode
yang menggunakan logika atau rasio dalam
menjelaskan fenomena
dan kemudian melakukan
pengujian terhadap penjelasan
itu dan fakta
(Sanusi, 2012: 3).Penulis
menggunakan 3 metode penelitian yaitu :.
1. Tahap penelitian
dilakukan dengan cara
Penelitian lapangan yaitu dilakukan secara
langsung ke lapangan di tempat permasalahan yaitu PT BTPN Kantor Cabang Pembantu Surakarta.
2. Metode Pengumpulan Data.
Peneliti menggunakan jenis
penelitian kualitatif, yaitu
penelitian yang berdasarkan
keterangan ataudata kualitatif yang diberikan
oleh perusahaan.
3. Jenis Data.
Data merupakan
keterangan-keterangan
tentang suatu informasi
tertentu yang dapat disajikan
berupa angka, simbol, kode, dan lain lain.
a. Data Primer.
Data yang didapatkan langsung
dari lapangan selama proses penelitian berlangsung.
b. Data Sekunder.
Data yang
didapatkan yang bersumber
dari kepustakaan dan
website PT. Bank Tabungan
Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor Cabang Surakarta
mengenai gambaran umum
meliputi sejarah berdiri
dan perkembangan perusahaan,
visi dan misi
perusahaan, produk dan layanan
jasa, deskripi jabatan, dan lain lain.
4. Tekhnik Analisis.
Metode yang
dilakukan dalam penelitian
ini yaitu metode
Deskriptif Kualitatif yang fokus pada penjelasan
obyek yang diteliti yaitu PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk. Kantor
Cabang Surakarta.
Skripsi Ekonomi: Prosedur Pengajuan Kredit Pensiun Sejahtera Pada Pt.Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Kantor Cabang Surakarta
Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi