Sabtu, 06 Desember 2014

Skripsi Hukum: Analisis hukum perjanjian kredit bank dalam hubungan dengan penyelesaian hutang debitur yang wanprestasi

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  LATAR BELAKANG MASALAH.
Skripsi Hukum: Analisis hukum perjanjian kredit bank dalam hubungan dengan penyelesaian hutang debitur yang wanprestasi
Pembangunan  ekonomi  yang  sedang  giat  di  laksanakan  saat  ini  sebagai  bagian  dari  pembangunan nasional yang dilakukan melalui rencana bertahap, pada hakikatnya merupakan  salah  satu  upaya  untuk  meningkatkan  taraf  hidup  masyarakat  serta  mewujudkan  kesejahteraan  rakyat  yang  adil  dan  makmur  baik  materiil  maupun  spiritual  berdasarkan  Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Salah  satu  cara  untuk  meningkatkan  taraf  hidup  adalah  dengan  mengembangkan  perekonomian dan perdagangan. Untuk mengembangkan perekonomian dan perdagangan di  perlukan  dana  yang  tidak  sedikit  sebagai  modal  yang  merupakan  salah  satu  faktor  penting  dalam  menyelenggarakan  aktivitas  masyarakat  di  bidang  perekonomian,  baik  bagi  masyarakat perorangan maupun badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya atau  untuk meningkatkan produksinya.
Dewasa  ini  hambatan  dan  kesulitan  justru  berkaitan  dengan  pengadaan  modal,  oleh  karena  itu  peranan  bank  sangat  dibutuhkan.  Salah  satu  asas  perbankan  yaitu  demokrasi  ekonomi  dengan  menggunakan  prinsip  kehati-hatian,  yang  fungsi  utamanya  sebagai  penghimpun  dan  penyalur  dana  masyarakat.  Demokrasi  ekonomi  yang  dimaksud  adalah  demokrasi yang berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945.
Memasuki  millenium  ketiga,  masyarakat  bisnis  di  semua  penjuru  dunia  telah  menghadapi  liberalisasi  perdagangan  dengan  tingkat  persaingan  pasar  yang  kompleks  dan  tajam.  Untuk  mampu  bersaing  dalam  liberalisasi  perdagangan  tersebut  diperlukan  modal  pembiayaan yang cukup dalam rangka kelanjutan usaha bisnis yang dilakukan. Dalam suatu  aktivitas  bisnis,  masalah  pembiayaan  menempati  posisi  yang  signifikan.  Tanpa  kelancaran  transaksi  finansial,  kinerja  pelaku  usaha  akan  mengalami  hambatan.  Untuk  mengantisipasi  hal tersebut, para pihak yang terlibat dalam satu transaksi bisnis kerap kali mengikutsertakan  pihak  ketiga  untuk  menjamin  likuiditas  dana.  Guna  mengakomodasi  kepentingan  itulah,  pelaku bisnis memanfaatkan jasa lembaga keuangan seperti perbankan.
Salah satu jasa dari lembaga perbankan dalam menunjang aktivitas  bisnis adalah  dengan  cara pemberian fasilitas  kredit. “ Dalam pelaksanaannya pemberian kredit perbankan tersebut  biasanya  dikaitkan  dengan  berbagai  persyaratan,  antara  lain  mengenai  jumlah  maksimal    kredit, jangka waktu kredit, tujuan penggunaan kredit, suku bunga kredit, cara penarikan dana  kredit, jadwal pelunasan kredit dan jaminan kredit”. ( M. Bahsan, 2007:73.) Kegiatan  utama  bank  adalah  menerima  simpanan  giro,  tabungan  dan  deposito.  Bank  dikenal  sebagai  tempat  untuk  meminjam  uang  (kredit)  bagi  masyarakat  yang  membutuhkannya.  Bank  juga  dikenal  sebagai  tempat  untuk  tempat  untuk  menukar  uang,  memindahkan  uang  atau  menerima  segala  bentuk  pembayaran  dan  setoran  seperti  pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan pembayaran lain (Kasmir, 2004:23).
Kegiatan  bank  yang  pertama  adalah  menghimpun  dana  dari  masyarakat  luas  yang  dikenal  dengan  istilah  dalam  dunia  perbankan  adalah  kegiatan  funding.  Pengertian  menghimpun  dana  maksudnya  adalah  mengumpulkan  dana  atau  mencari  dana  dengan  cara  membeli  dari  masyarakat  luas.  Pembelian  dana  dari  masyarakat  ini  dilakukan  dengan  cara memasang  berbagai  straregi  agar  masyarakat  mau  menanamkan  dananya  dalam  bentuk  simpanan. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat   adalah seperti giro, tabungan,  sertifikat deposito dan deposito berjangka.  Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan  dari masyarakat,  maka oleh perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau di jual kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kredit.
Jasa  layanan  perbankan  tersebut  selaras  dengan  ketentuan  Pasal  1  butir  2  UndangUndang Nomor  10 Tahun 1998 tentang Perbankan,  yang  menyebutkan  bahwa Bank umum  adalah Bank  yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Sebagai  suatu  bentuk  hubungan  hukum,  penjaminan  pada  dasarnya  bukanlah  suatu  instrumen  hukum  baru.  Hal  ini  setidak-tidaknya  jika  dilihat  dari  kenyataan  bahwa  bentuk  hubungan  hukum  ini  telah  diatur  dalam  Pasal  1325  Kitab  Undang-Undang  Hukum  Perdata  (KUHPerdata), yang telah diberlakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda sejak tahun 1848.
Setelah  adanya  pengaturan  dalam  KUHPerdata  mengenai  penjaminan  tersebut,  menunjukkan  bahwa  pembentuk  Undang-Undang  telah  sejak  dahulu  berusaha  memikirkan  perlindungan  yang  lebih  menjamin  kepentingan  kreditur  dalam  memperoleh  kembali  piutangnya. Dalam pemberian kredit ini, salah satu prinsip yang harus dipegang oleh kreditur  adalah  adanya  jaminan  (guarantee)  atau  kerap  disebut  dengan  istilah  agunan  dari  debitur  kepada kreditur apabila debitur mengalami wanprestasi yang pada gilirannya akan merugikan  dan mengancam kelangsungan usaha kreditur.
Untuk menghindari situasi yang demikian itu diperlukan upaya, guna memastikan bahwa  kredit yang diberikan akan terbayar atau dilunasi oleh debitur. Kredit atau pembiayaan yang  diberikan  oleh  bank  mengandung  risiko,  sehingga  dalam  pelaksanannya  bank  harus    memperhatikan asas-asas perkreditan atau pembiayaan berdasarkan prinsip Bank yang sehat.
“  Kredit  merupakan  istilah  yang  lebih  dikenal  untuk  pinjam  meminjam  uang.  Pemberian  kredit oleh perbankan memerlukan persyaratan yang dituangkan dalam suatu perjanjian atau  akad kredit” ( Johannes Ibrahim, 2003:2) Dalam  pemberian  kredit  tersebut,  pihak  bank  harus  berdasarkan  pada  suatu  jaminan  sebagai  keyakinan  bahwa  debitur  akan  sanggup  untuk  melunasi  kreditnya.  Untuk  mendapatkan  keyakinan  bahwa  debitur  sanggup  melunasi  kewajibannya,  maka  bank  harus  melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek  usaha dari nasabah debitur. Perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok, merupakan salah satu  alat bukti bagi para pihak mengenai batasan hak dan kewajiban debitur dan juga sebagai alat  monitoring kredit ( Siswanto Sutojo,2000:1).
Mengingat  bahwa  jaminan  sebagai  salah  satu  unsur  pemberian  kredit,  maka  apabila  berdasarkan  unsur-unsur  lain  telah  diperoleh  keyakinan  atas  kemampuan  nasabah  debitur  mengembalikan  utangnya,  jaminan  dapat  berupa  barang,  baik  dalam  bentuk  barang  beruwujud  yang  terdiri  dari  barang  berwujud  bergerak  maupun  barang  beruwujud  tidak  bergerak  dan  dapat  pula  dalam  bentuk  barang  tidak  berwujud,  sertifikat  tanah  proyek  perumahan, hak tagih yang di biayai dengan kredit tersebut.
Dalam pemberian kredit, jaminan menjadi sangat penting terhadap bank, karena apabila  suatu saat debitur  melakukan wanprestasi  secara  sengaja atau tidak  sengaja, untuk  itu bank  berusaha  agar  debitur  senantiasa  memberikan  hak  dan  kekuasaan  kepada  bank  untuk  mendapatkan pelunasan hutang dari jaminan tersebut apabila terjadi wanprestasi Penyaluran  kredit.
Bank  memberikan  pembiayaan  terhadap  berbagai  macam  bentuk  kebutuhan  yang  akan  diinginkan  oleh  debitur  dengan  jaminan  sesuai  dengan  ketentuan-ketentuan  Bank  yang  berlaku.  Dalam  realisasi  kredit  ini  banyak  dijumpai  terjadinya  debitur  yang  melakukan  wanprestasi atau yang lebih dikenal  dengan kredit macet,  akan  tetapi debitur tersebut merasa  keberatan  jika  terjadi  eksekusi  terhadap  jaminan  dalam  upaya  penyelesaian  hutang  debitur  tersebut.
Berdasarkan  uraian  tersebut  diatas  penulis  tertarik  mengetahui  Analisis  Hukum  Perjanjian  Kredit  Bank  Dalam  Hubungan  Dengan  Penyelesaian  Hutang  Debitur  Yang  Wanprestasi,  sehingga  penulis  ingin  mengkaji  lebih  mendalam  yang  dituangkan  dalam  bentuk penulisan hukum  yang berjudul :  “Analisis Hukum Perjanjian Kredit Bank Dalam    Hubungan  Dengan  Penyelesaian  Hutang  Debitur  Yang  Wanprestasi  Pada  Bank  Tabungan Negara Cabang Surakarta”.
B.  Rumusan Masalah.
Adapun permasalahan yang diteliti adalah:.
1.  Bagaimana  prosedur  pembuatan  perjanjian  kredit  bank  di  Bank  Tabungan  Negara Cabang Surakarta?.
2.  Bagaimana upaya yang dilakukan  Bank Tabungan Negara  terhadap penyelesaian hutang  debitur yang wanprestasi?.
C.  Tujuan Penelitian.
Suatu  penelitian  harusnya  memiliki  tujuan  yang  jelas  dan  ringkas  sehingga  diharapkan  dapat menjadi pedoman arah penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai  dalam  Penulisan  Hukum (Skripsi) adalah:.
1.  Tujuan Obyektif.
a.    untuk  mengetahui  prosedur  pembuatan  perjanjian  kredit  bank  di  Bank  Tabungan  Negara Cabang Surakarta.
b.    untuk  mengetahui  upaya  yang  dilakukan  Bank  Tabungan  Negara  terhadap  penyelesaian hutang debitur yang wanprestasi.
2.  Tujuan Subyektif.
a.  untuk memenuhi syarat guna meraih gelar kesarjanaan dalam bidang ilmu hukum b.  untuk menambah pengetahuan terhadap pengelolaan kredit perbankan.
D.  Manfaat Penelitian.
Dalam  sebuah penelitian tentunya diharapkan adanya suatu  manfaat  yang terdapat dari  penelitian tersebut. Adapun manfaat dari penelitian tersebut antara lain :.
1.  Manfaat Teoritis.
a.    diharapkan  dapat  menambah  pengetahuan  dan  wawasan  penulis  dalam  penulisan  karya  ilmiah,  yang  merupakan  sarana  untuk  memaparkan  dan  memantapkan  ilmu  pengetahuan  yang  sebelumnya  telah  diperoleh  dibangku  perkuliahan.  Terutama  memantapkan cakrawala berpikir penulis dibidang hukum perbankan.
b.    diharapkan  dapat  menambah  literatur  dalam  memperluas  pengetahuan  hukum  masyarakat serta memberikan sumbangan pemikiran bagi hukum perdata, khususnya  dalam  kajian  mengenai  Perjanjian  Kredit  Bank  Dalam  Hubungan  Dengan  Penyelesaian Hutang Debitur yang Wanprestasi.
2.  Manfaat Praktis.
a.    diharapkan  dapat  meningkatkan  kesadaran  untuk  berpartisipasi  dalam  penerapan hukum perdata.
b.    diharapkan  dengan  adanya  penelitian  ini  dapat  memberikan  informasi  mengenai  Perjanjian  Kredit  Bank  Dalam  Hubungan  Dengan  Penyelesaian  Hutang  Debitur  yang Wanprestasi.

 Skripsi Hukum: Analisis hukum perjanjian kredit bank dalam hubungan dengan penyelesaian hutang debitur yang wanprestasi

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi