BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Salah satu
masalah yang pasti akan dihadapi oleh setiap orang dalam kehidupan pekerjaan adalah stres yang harus
diatasi, baik oleh karyawan sendiri tanpa
bantuan orang lain, maupun dengan bantuan pihak lain seperti para spesialis yang disediakan oleh organisasidimana karyawan
bekerja.
Stres yang tidak
diatasi dengan baik biasanya berakibat pada ketidakmampuan seseorang berinteraksi secara
positif dengan lingkungannya, baik dalam
arti lingkungan pekerjaan maupun di luarnya. Artinya karyawan yang bersangkutan akan menghadapi berbagai gejala
negatif yang pada gilirannya berpengaruh
pada kapuasan kerjanya.
Para ahli mengatakan
bahwa stres kerja dapat timbul sebagai akibat tekanan atau ketegangan yang bersumber dari
ketidakselarasan antara seseorang dengan
lingkungannya. Dengan perkataan lain, apabila sarana dan tuntunan tugas tidak selaras dengan kebutuhan dan kemampuan seseorang,
ia akan mengalami stres kerja.
Stres kerja adalah
suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi sesorang
(Hasibuan, 2008 : 204). Menurut Robbins (2008:368)
stres kerja adalah suatu kondisidinamis di mana seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atausumber
daya yang terkait dengan apa yang
dihasratkan oleh individu itu dan hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.
1 Stres lebih sering dikaitkan dengan tuntutan
(demand) dan sumber daya (resources). Tuntutan merupakan tanggung jawab, tekanan,
kewajiban, dan bahkan ketidakpastian
yang dihadapi para individu di tempat kerja. Sumber daya adalah hal-hal yang berada dalam kendali
seorang individu yang dapat digunakan untuk
memenuhi tuntutan. Menurut Rivai (2009:1008) stres kerja adalah sesuatu kondisi ketegangan yang menciptakan
adanyaketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan
kondisi seorang karyawan.
Pada dasarnya
berbagai sumber stres dapat digolongkan, yang berasal dari pekerjaan dan dari individu. Berbagai hal yang
dapat menjadi sumber stres yang berasal
dari pekerjaan (organisasi) pun beraneka ragam seperti beban tugas yang terlalu berat dan desakan waktu dan lain-lain.
Situasi lingkungan di luar pekerjaan (individu)
juga dapat menjadi sumber stres. Berbagai masalah yang dihadapi seseorang, seperti masalah keluarga dan
lain-lain adalah contoh sumber stres.
Cooper (dalam Rice,
1999) memberikan daftar lengkap stressordari sumber pekerjaan yang tertera pada Tabel 1.1 berikut:
1Tabel 1.1 Daftar stressor dari sumber pekerjaan Stressor
Dari Stres Kerja Faktor Yang
Mempengaruhi (Hal-hal Yang Mungkin Terjadi
Di Lapangan) Konsekuensi Kondisi Yang Mungkin Muncul Kondisi pekerjaan 1.
Beban kerja berlebihan secara
kuantitatif 2. Beban kerja berlebihan secara kualitatif 3.
Tanggung jawab berlebihan 4.
Waktu bekerja 1. Kelelahan mental dan/atau fisik 2.
Kelelahan yang amat sangat dalam
bekerja (burnout) Sumber : Data sekunder (Internet) (November
2010) Stres kerja yang paling sering
muncul di call centeryaitu tanggung jawab kerja, waktu kerja, dan beban kerja. Stres
kerja timbul di bagian call centerkarena karyawan harus bekerja dengan tanggung jawab
yang tinggi, waktu kerja yang panjang
dan beban kerja yang tinggi, yaitu setiap karyawan harus bertanggung jawab dalam hal : Tabel 1.1 Daftar Tanggung Jawab Kerja Karyawan No. Tanggung Jawab Kerja Karyawan Divisi Call
Centre 1. Harus dapat menguasai
pengetahuan akan produk perusahaan yang diperbaharui
sekali dalam seminggu 2. Dapat memberi solusi atas setiap keluhan
pelanggan perusahaan 3. Mengetahui
setiap lokasi graha (Grapari dan Gerai) 4. Tugas yang diberikan secara tiba-tiba dan
harus selesai dalam waktu yang singkat
(pemberian solusi kepada pelanggan) 5. Jumlah panggilan dalam seharisebanyak 300-500
panggilan dan panggilan yang dapat
diabaikan sebanyak 20 panggilan dalam sehari dan jika lebih maka karyawan diberi sanksi.
Sumber : Data
Sekunder (diolah) 1 Stres kerja
karyawan divisi call centrejuga disebabkan oleh waktu kerja yang panjang, sehingga kelelahan dan rasajenuh
yang dirasakan karyawan tidak dapat
dihindari yang mempengaruhi fisik karyawan, waktu kerja tersebut tertera dalam Tabel 1.2 sebagai berikut: Tabel 1.2 Daftar Waktu Kerja Karyawan No.
Waktu bekerja untuk setiap karyawan divisi call centre 1. Setiap hari karyawan harus bekerja selama 10
jam dengan waktu istirahat 1 Jam 15
menit 2.
Dalam seminggu karyawan harus bekerja selama 6 hari 3.
Dalam sebulan karyawan libur sebanyak 4 hari ditambah 1 hari cuti Sumber : Data Sekunder (diolah) Stres kerja juga ditimbulkan olehbeban kerja
yang tinggi. Hal ini menyebabkan
bertambahnya tingkat stres kerja karyawan karena karyawan dituntut untuk bekerja dengan baik walaupun
terdapat kendala-kendala yang dapat menghambat
karyawan untuk bekerja. Beban kerja tersebut diterangkan dalam Tabel 1.3 sebagai berikut: Tabel 1.3 Daftar Beban Kerja Karyawan Divisi Call Centre
No.
Beban kerja untuk setiap karyawan divisi call centre 1. Jumlah panggilan dalam sehari 300-500 2.
Waktu-waktu panggilan yang berfluktuasi (sibuk) adalah pada siang hari, dari jam 12 siang sampai jam 10
malam 3.
Jumlah target penyelesaian masalah pelanggan sebanyak 70% - 80% dari 300-500 panggilan dalam sehari Sumber : Data Sekunder (diolah) 1Kepuasan kerja mempunyai arti penting baik
bagi perusahaan maupun karyawan. Bagi
perusahaan kepuasan kerja karyawan adalah karyawan yang cenderung berbicara secara positif tentang
organisasi, membantu individu lain, melewati
harapan normal dalam pekerjaan mereka. Selain itu, karyawan yang puas lebih mudah berbuat lebih dalam pekerjaan
karena mereka ingin merespon pengalaman
positif mereka. Karyawan yang merasa puas cenderung lebih ramah, ceria dan responsif yang dihargai olehpara
pelanggan. Karena karyawan yang puas
tidak mudah berpindah kerja, pelanggan kemungkinan besar menemui wajah-wajah yang familiar dan menerima layanan
yang berpengalaman. Arti kepuasan bagi
karyawan adalah dapat mempengaruhi kadar stres dan dapat mengurangi dampak penyakit dari stres
(Goldberger & Breznizt 1982 : 436) Kepuasan
kerja adalah seseorang merasakan pekerjaan dan aspekaspeknya (Rivai, 2009:
860). Ada beberapa alasan mengapa perusahaan harus benar-benar memperhatikan kepuasan kerja, yang
dapat dikategorikan sesuai dengan fokus
karyawan atau perusahaan, yaitu (1) pertama, manusia berhak diberlakukan dengan adil dan hormat, pandangan ini menurut perspektif kemanusiaan, kepuasan kerja merupakan perluasan
refleksi perlakuan yang baik.
Penting juga
memperhatikan indikator emosional atau
kesiapan psikologi, (2) kedua, perspektif kemanfaatan, bahwa
kepuasan kerja dapat menciptakan perilaku
yang mempengaruhi fungsi-fungsi perusahaan..
Kepuasan kerja pada
dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual.
Setiap individu
memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya.
Kepuasan merupakan evaluasi yang 1menggambarkan seseorang atas perasaan
sikapnya senang atau tidak senang, puas atau
tidak puas dalam bekerja.
Perusahaan yang
percaya bahwa karyawan dapat dengan mudah diganti dan tidak berinvestasi di bidang karyawan maka
menghadapi bahaya karena tingkat turnover
tinggi, diiringi pembengkakan biaya pelatihan, akan muncul perilaku yang sama di kalangan karyawan, yaitu
mudah berganti-ganti perusahaan dan
dengan demikian kurang loyal.
Kepuasan kerja
adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka
(Umar, 2008: 37). Kepuasan kerja menunjukkan
kesesuaian antara harapan seseorang yang timbul dan imbalan yang disediakan perusahaan.
Menurut Fathoni
(2006:128) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap
ini dicerminkan oleh moral kerja,
kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan ini dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar
pekerjaan.
Kepuasan kerja
dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam memperoleh pujian hasil kerja yang baik.
Karyawan yang lebih suka menikmati
kepuasan kerja dalam pekerjaanakan lebih mengutamakan pekerjaan dari pada balas jasa walaupun balas jasa itu
penting.
Kepuasan di luar
pekerjaan adalah kepuasan kerja karyawan yang dinikmati di luar pekerjaan dengan besarnya
balas jasa yang akan diterima dari hasil
kerjanya, agar dia dapat membeli kebutuhan-kebutuhannya.
1Kepuasan kerja, kombinasi dalam dan luar
pekerjaan adalah kepuasan kerja yang
mencerminkan sikap emosional yang seimbang antara jasa dengan pelaksanaan pekerjaannya.
Kepuasan yang
dirasakan karyawan pada PT. Telkomsel Medan divisi call centreadalah adanya hubungan yang baik antar
rekan kerja, dimana satu sama lain dapat
dengan mudah diajak bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Selain itu, rekan kerja jugadapat
menghargai hasil kerja yang dilakukan
oleh rekan kerja yang lain.
Pengawasan yang
dilakukan perusahaan memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik dan dapat bekerja secara
efektif, dimana dengan adanya pengawasan
tersebut setiap karyawan selalu siap sedia dalam melakukan tugastugas yang
diberikan. Selain itu setiapkaryawan juga senang dalam melakukan tugas-tugasnya karena telah mengusai tugas
tersebut dan perusahaan juga menyediakan
sarana yang dibutuhkan setiap karyawan untuk menjalankan tugas masing-masing, seperti suasana kantor yang
segar, saluran telepon yang ada satu untuk
satu karyawan. : Berdasarkan uraian di
atas penulis tertarik untuk mengangkat judul “PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. TELKOMSEL MEDAN DIVISI CALL
CENTRE”.
1B.
Perumusan Masalah Berdasarkan
latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah stres kerja
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Telkomsel Medan Divisi
call center?” .
C. Kerangka Konseptual Menurut Fathoni (2006:128) kepuasan kerja
adalah sikap emosional yang menyenangkan
dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, danprestasi kerja.
Kepuasan ini dinikmati dalam pekerjaan, luar
pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.
Kepuasan kerja
dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam memperoleh pujian hasil kerja yang baik.
Karyawan yang lebih suka menikmati
kepuasan kerja dalam pekerjaanakan lebih mengutamakan pekerjaan dari pada balas jasa walaupun balas jasa itu
penting.
Kepuasan di luar
pekerjaan adalah kepuasan kerja karyawan yang dinikmati di luar pekerjaan dengan besarnya
balas jasa yang akan diterima dari hasil
kerjanya, agar dia dapat membeli kebutuhan-kebutuhannya.
Beberapa indikator
dari kepuasan kerja adalah (1) isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan
sebagai kontrol terhadap pekerjaan, (2)
supervise, (3) organisasi manajemen, (4) kesempatan untuk maju, (5) gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya
seperti adanya insentif, (6) rekan kerja,
(7) kondisi kerja.
1Pada dasarnya faktor-faktor kepuasan kerja
dapat dijabarkan sebagai berikut, (1)
gaya kepemimpinan, (2) produktivitas kerja, (3) perilaku, (4) locus of control, (5) pemenuhan harapan penggajian, (6)
efektivitas kerja (Fathoni, 2006 : 129).
Berbagai sumber
stres kerja dapat digolongkan pada tiga kategori potensi pemicu stres yaitu lingkungan, organisasi, dan
dari luar pekerjaan seseorang (pribadi)
(Robbins, 2008:370). Berbagai hal yang dapat menjadi sumber stres yang berasal dari pekerjaan pun beraneka ragam
seperti beban kerja yang terlalu berat
dan desakan waktu, penyeliaan yang kurang baik, ketidakseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab, serta
ketidakjelasan peranan karyawan dalam keseluruhan
kegiatan organisasi. Stres kerja yang berasal dari pribadi contohnya seperti masalah keluarga, masalah ekonomi, dan
masalah kepribadian.
Menurut Cary Cooper
dan Alisan Straw (1992) dalam Umar (2008) gejala stres dapat dilihat dari tiga sisi berikut :
(1) Gejala fisik, gejala-gejalanya adalah : napas memburu, mulut dan kerongkongan kering,
tangan lembab, badan merasa panas,
otot-otot tegang, pencernaan terganggu, dll, (2) tingkah laku (secara umum), yaitu : perasaan, kesulitan dan
kehilangan, (3) gejala di tempat kerja, hal ini dapat dilihat dari kepuasan kerja rendah,
kinerja yang menurun, semangat dan energi
menurun, komunikasi tidak lancar, pengambilan keputusan yang jelek, kreativitas dan inovasi berkurang, dan
berkutat pada tugas-tugas yang tidak produktif.
Stres yang tidak
diatasi dengan baik biasanya berakibat pada ketidakmampuan seseorang berinteraksi secara
positif dengan lingkungannya, 1baik
dalam arti lingkungan pekerjaan maupun di luarnya. Artinya karyawan yang bersangkutan akan menghadapi berbagai gejala
negatif yang pada gilirannya berpengaruh
pada kapuasan kerjanya.
George Everly dan
Daniel Girdano (1980) dua orang akademisi dari Amerika mengatakan hal yang sama deprivational
stress(stress kronis) meyebabkan
ketidakpuasan kerja atau pekerjaan tersebut kurang mengandung unsur sosial (kurangnya komunikasi social).
Ada penelitian
menarik tentang stres kerja, menemukan bahwa sebagian besar karyawan yang bekerja di perusahaan yang
besar, atau yang kurang memiliki
struktur yang jelas, mengalami stres konflik peran. Mereka stres karena ketidakjelasan peran dalam bekerja dan tidak
tahu apa yang diharapkan oleh manajemen
(Rice, 1992). Kenyataan seperti ini mungkin banyak dialami pekerja di Indonesia di mana perusahaan tidak
mempunyai garis-garis haluan yang jelas, sering tidak dikomunikasikan pada seluruh
karyawannya. Akibatnya, muncul rasa ketidakpuasan
kerja, ketegangan, menurunnya prestasi hingga akhirnya timbul keinginan untuk meninggalkan pekerjaan.
Berdasarkan uraian
tersebut, maka dapat dibuat secara skematis kerangka konseptual dalam penelitian ini yaitu dapat
dijelaskan bahwa variabel stres kerja (variabel
X) yakni tanggung jawab, waktu kerja, dan beban kerja berpengaruh secara langsung pada kepuasan kerja karyawan
(variabel Y).
1Sumber: Robbins (2008:368), Umar (2007: 37)
(diolah) Gambar 1.1 Kerangka
Konseptual D.
Hipotesis Hipotesis merupakan
jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya melalui riset. Dikatakan jawaban sementara
karena hipotesis pada dasarnya merupakan
jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah, sedangkan kebenaran dari hipotesisperlu
diuji terlebih dahulu melalui analisis
data. (Suliyanto, 2006:53).
Berdasarkan dari
permasalahan yang diteliti mengenai stres kerja, hipotesis yang diajukan adalah: “ Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Telkomsel
Medan divisi call center”.
E. Tujuan dan
Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Untuk mengetahui dan menganalisis variabel
stres kerja mempengaruhi kepuasan kerja
karyawan.
KEPUASAN KERJA (Y) Tanggung
jawab ( X1) Waktu kerja ( X2) Beban Kerja ( X3) 22.
Manfaat penelitian a. Bagi Pihak Perusahaan Memberikan masukan untuk PT. Telkomsel Medan
dan bagi perusahaan lain tentang stres
kerja yang berhubungan dengan kepuasan
kerja karyawan.
b. Bagi Pihak Lain Sebagai bahan masukan serta sumbangan
pemikiran kepada peneliti berikutnya.
c. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi
penulis untuk menerapkan teori-teori dan
literatur yang penulis peroleh di bangku perkuliahan, dan mencoba membandingkannya
dengan praktik yang ada di lapangan.
Dengan demikian akan menambah pemahaman penulis dalam bidang manajemen khususnya di bidang sumber
daya manusia.
F. Metode Penelitian 1.
Batasan Operasional Menurut
Robbins (2008:370) ada 3 (tiga) kategori dari faktor-faktor yang menjadi penyebab stres kerja antara lain
yaitu: a. Faktor lingkungan, seperti :
ketidakpastian ekonomi, siklus bisnis b
Faktor organisasi, seperti: struktur organisasi, tuntutan
tugas, waktu kerja dan tuntutan sarana.
c.. Faktor
individu, yakni : masalah keluarga, ekonomi, dan kepribadian.
2Dalam penelitian ini penulis membahas tentang
keterkaitan antara stres kerja yang
berasal dari organisasi dengan kepuasan kerja karyawan di PT.
Telkomsel Medan
Divisi call center. Batasan operasional dalam penelitian ini adalah hanya faktor organisasi, hal ini
disebabkan keterbatasan waktu, tenaga dan materi.
2. Defenisi Operasional Variabel Definisi operasional variabeladalah unsur
penelitian yang memberitahukan bagaimana
caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini defenisi operasional variabel adalah
sebagai berikut: a. Stres kerja Menurut Robbins (2008:368) stres adalah suatu
kondisi dinamis di mana seorang individu
dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh
individu itu dan hasilnya dipandang tidak
pasti dan penting. Davis (2002) menyatakan stress kerja Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan
yang mempengaruhi emosi, proses berpikir
dan kondisi seseorang (Hasibuan, 2008: 204). Pemahaman mengenai stres kerja dapat dilakukan dengan
mengetahui lebih dahulu sumber potensial
penyebab stres kerja : 1. Tanggung Jawab (X1) Struktur organisasi harus jelas menggambarkan
siapa yang berwewenang dalam mengambil
keputusan. Pembagian tugas (job description) harus bisa menjelaskan fungsi dan peran darimasing-masing
karyawan sehinggga tidak adanya tugas
yang tumpang tindih yang menyebabkan tidak efektif 2dan efisien. Wewenang dan tanggung jawab
harus seimbang dalam keseluruhan anggota
organisasi.
2. Waktu Kerja (X2) Karyawan dituntut untuk segera menyelesaikan
tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Karyawan mempunyai tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam
waktu yang terbatas.
3. Beban Kerja (X3) Beban kerja adalah keadaan dimana karyawan
dihadapkan pada banyak pekerjaan yang
harus dikerjakan dan tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas tersebut karena standar
pekerjaan yang terlalu tinggi.
Kepuasan Kerja (Y) Kepuasan kerja mengacu kepada sikap individu
secara umum terhadap pekerjaannya
Pendapat Umar (2008: 123)menyatakan kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang
menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka.
Menurut Fathoni (2006:128) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap
ini dicerminkan oleh moral kerja,
kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan ini dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar
pekerjaan.
Kepuasan kerja
dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam memperoleh pujian hasil kerja yang baik.
Karyawan yang lebih suka menikmati
kepuasan kerja dalam pekerjaanakan lebih mengutamakan pekerjaan dari pada balas jasa walaupun balas jasa itu
penting.
2Kepuasan di luar pekerjaan adalah kepuasan
kerja karyawan yang dinikmati di luar
pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang akan diterima dari hasil kerjanya, agar dia dapat membeli
kebutuhan-kebutuhannya.
2Tabel 1.5 Defenisi Operasional Variabel N o Variabel
Defenisi Sub Variabel Indikator Skala Pengukuran
1 Stres Kerja ( X ) suatu
kondisi dinamis di mana Tanggung jawab (X1) 1.
Sesuai latar belakang Skala likert seorang individu dihadapkan
pendidikan pada peluang, tuntutan, atau
2. Sesuai kewajiban sumber daya yang terkait 3. Mencapai target dengan
apa yang dihasratkan Waktu kerja (X2) 1. Jumlah jam kerja Skala likert oleh individu itu dan hasilnya
2. Waktu istirahat dipandang tidak pasti dan 3.
Waktu standar penting.
Beban Kerja (X3) 1. Secara
fisik 2. Secara mental Skala likert 3. Penggunaan
waktu untuk bekerja 2 Kepuasan kerja (Y) seperangkat perasaan pegawai Pekerjaan itu sendiri 1. Menguasai pekerjaan Skala likert tentang menyenangkan atau 2. Menggunakan
media tidaknya pekerjaan mereka
perusahaan sesuai tugas
3. Menyukai pekerjaan Bayaran
1. Gaji yang layak Skala
likert 2 Gaji yang adil 3. Kesempatan kenaikan gaji Promosi 1. Atas dasar kecakapan Skala likert 2. Diselenggarakan hanya
menurut rencana organisasi 3. Lapangan
persaingan seluas-luasnya
Pengawasan 1. Hasil (dampak) Skala likert
2. Efektifitas 3. Manfaat yang berkelanjutan Rekan
Kerja 1. Penghargaan rekan
Skala likert kerja terhadap pekerjaan
anda 22. Rekan kerja yang mudah diajak kerjasama 3. Keakrapan dengan rekan
kerja Sumber : Robbins (2008:110), Umar
(2007:37) (diolah) 3. Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran data dalam penelitian
ini adalah skala Likert (Sugiyono, 2008:104)
sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomenasosial.
Dalam melakukan penelitian terhadap
variabel-variabel yang diuji akan diberikan skor pada setiap jawaban.
Skala Likert
menggunakan 5 tingkatan jawaban yang dapat dilihat dari Tabel 1.2.
Tabel 1.5 Instrumen skala Likert No Pertanyaan
Skor 1 Sangat Setuju (SS) 5 2
Setuju (S) 4 3 Ragu-ragu (RG) 3 4 Tidak Setuju (TS) 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber:
Sugiyono (2008:113) 4. Tempat dan Waktu
Penelitian a.. Tempat penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Telkomsel Medan
Divisi Call Centreyang berlokasi di
Gedung Cambridge Jl. S. Parman No. 201 Medan b. Waktu penelitian 2Penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2010
sampai dengan Januari 2011.
5. Populasi dan
Sampel a. Populasi Menurut Sugiyono (2008:115) populasi adalah
generalisasi yang terdiri dari subjek
ataupun objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
kemudian ditarik kesimpulannya.
Adapun populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Telkomsel Medan Divisi Call Centre berjumlah 973 orang
karyawan.
b. Sampel Sample adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2008 : 115). Prosedur penarikan sample dalam penelitian ini menggunakan metode random
sampling karena populasi yang dijadikan
sample bersifat homogen, dimana seluruh populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi
sample dan metode penentuan jumlah
sample dalam penelitian ini dihitung
dengan rumus (Slovin dalam (Ginting,
2008 : 132) sebagai berikut: N n = 1+
Ne 973 n = = 90,680 atau (91 orang
karyawan ) 1 + 973 (0,1) Dimana : n = Ukuran sampel N =
Ukuran populasi 2e = Persen kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang masih dapat ditolerir.
Jumlah sampel yang diharapkan dengan populasi
sebesar 973 orang karyawan adalah 91
orang karyawan yang terdiri dari 41 orang karyawan wanita dan 50 orang karyawan laki-laki dengan taraf
kesalahan 10%.
6. Jenis dan Sumber Data a. Data
primer Data primer yaitu tentang
penyebab dan gejala-gejala stres kerja serta kepuasan kerja. Data tersebut diperoleh dari
hasil proses penilaian karyawan yang menjadi
populasi kuesioner penelitian.
b. Data sekunder Data sekunder meliputi data mengenai sejarah
perusahaan, struktur organisasi dan
uraian tentang perusahaan, jumlah karyawan, buku-buku ilmiah dan literatur lain yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.
7. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah : a. Kuesioner Tekhnik ini dilakukan dengan cara memberikan
daftar pertanyaan kepada responden untuk
dijawab, kemudian dari setiap pertanyaan ditentukan skornya untuk setiap jawaban dengan menggunakan skala b.
Studi Dokumentasi Informasi yang
dikumpulkan dengan cara mengumpulkan data-data lapangan mengenai stres kerja dan kepuasan
kerja serta data-data yang relevan 2dengan
penelitian baik dari perusahaan maupun yang berasal dari buku-buku literatur.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas Terlebih dahulu dilakukan Uji Validitas dan
Reliabilitas sebelum instrumen
digunakan. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Pengujian
validitas instrumen dilakukan pada 30 orang
karyawan di bagian call centredi luar sampel penelitian dengan menggunakan bantuan software SPSS versi
15.00untuk memperoleh hasil yang terarah
dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika r alpha positif atau > r tabel,maka
pernyataan tersebut dinyatakan valid 2. Jika r alpha negatif atau < r tabel, maka
pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
Nilai r alphaadalah 0,30 Reliabel
artinya data yang diperoleh melalui kuesioner hasilnya akan konsisten bila digunakan peneliti lain.
Pengujian dilakukan dengan bantuan software
SPSS versi 15.00.Butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya
dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika r hitung> r tabel maka pernyataan
dinyatakan reliabel.
2. Jika r hitung< r tabelmaka pernyataan
dinyatakan tidak reliabel.
Nilai r
hitungadalah 0,60 9. Metode Analisis Data Penulis menggunakan beberapa tahapan analisis
data yang disesuaikan dengan data yang
tersedia antara lain: a. Metode Analisis Deskriptif 2Analisis deskriptif adalah analisis yang
digunakan dengan cara merumuskan dan
menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, menyusun dan
menganalisis data sehingga dapat diketahui
gambaran umum perusahaan yang diteliti (Umar, 2007:23).
b. Metode Analisis Regresi Linear Berganda Penulis menganalisa data yang diperoleh dengan
menggunakan metode analisis regresi
linear berganda (multiple linear regression) (Sugiyono, 2006:218).
Data pada
penelitian ini merupakan data ordinal, antara lain: Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ e dimana: Y = Variabel kepuasan kerja a = Konstanta X1 = Tanggung jawab kerja X2 = Waktu kerja X3 = Beban kerja e = Standar error b1, b2, b3, = Koefisien regresi pengujian model regresi linear berganda ini
digunakan untuk mengetahui pengaruh
positif atau negatif dari masing-masing variabel bebas (X1, X2, dan X3) terhadap variabel terikat (Y).
c. Pengujian
Hipotesis 1. Uji Signifikan Parsial atau
Individual (Uji – t) 3Dilakukan untuk
menguji secara parsial setiap variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu tanggung jawab kerja, waktu kerja dan
beban kerja apakah mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu kepuasan kerja Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: H0: b1= b2= b3=0 Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan dari
variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu tanggung jawab kerja, waktu kerja, dan beban kerja, terhadap variabel terikat (Y)
yaitu kepuasan kerja H1: b1 ≠b2 ≠b3 ≠0 Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel
bebas (X1, X2, X2) yaitu tanggung jawab kerja, waktu kerja, beban kerja mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak
terhadap variabel terikat (Y) yaitu
kepuasan kerja (Sugiyono, 2006:121).
Kriteria kepuasan
kerja : H0diterima jika t hitung< t
tabel pada α= 10% H1diterima jika t hitung> t tabel pada α= 10% 2. Uji Signifikansi Serentak (Uji – F) Dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel
bebas (X1, X 2, X3) secara serentak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria pengujian
adalah sebagai berikut: H0: b1= b2= b3=
0 3Artinya tidak terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel bebas
(X1, X2, X3 ) yaitu tanggung jawab kerja, waktu kerja, beban kerja terhadap variabel terikat (Y) yaitu kepuasan kerja H1: b1 ≠b2 ≠b3 ≠0 Artinya secara bersamaan terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan dari
variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu tanggung jawab kerja, waktu kerja dan beban kerja terhadap variabel terikat (Y)
yaitu kepuasan kerja.
Kriteria
pengambilan keputusan : H0diterima jika
F hitung< F tabel pada α= 10% H1diterima jika F hitung> F tabel pada α= 10% 3.
Koefisien Determinan (R ) Koefisien
determinasi (R ) pada intinya untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel bebas yaitu
variabel tanggung jawab kerja (X1), variabel
waktu kerja (X2) dan beban kerja (X3) terhadap naik turunnya variabel terikat atau kepuasan kerja (Y) secara
bersama-sama, dimana: 0 ≤R 2 ≥1 R 2 jika
semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) yang
terdiri dari tanggung jawab kerja, waktu
kerja, dan beban kerja terhadap kepuasan kerja sebagai variabel terikat (Y) adalah besar. Berarti model yang digunakan
semakin kuat untuk menerangkan pengaruh
variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap kepuasan kerja (Y).
Sebaliknya jika R semakin
kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3)
yang terdiri dari tanggung jawab kerja,
waktu kerja dan beban kerja terhadap kepuasan kerja sebagai variabel 3terikat (Y) adalah semakin kecil. Berarti
model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan
pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y) yaitu kepuasaan kerja.
Download lengkap Versi Word
Terima kasih informasinya
BalasHapusCukuplah untuk menambah pengetahuan dan wawasan
Daftar pustakanya boleh kasih tau gak? buat aku cari-cari lagi. Terima Kasih
BalasHapus