Rabu, 26 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. TELKOMSEL



BAB I  PENDAHULUAN  
 A.  Latar Belakang Masalah   
Salah satu masalah yang pasti akan dihadapi oleh setiap orang dalam  kehidupan pekerjaan adalah stres yang harus diatasi, baik oleh karyawan sendiri  tanpa bantuan orang lain, maupun dengan bantuan pihak lain seperti para spesialis  yang disediakan oleh organisasidimana karyawan bekerja.

Stres yang tidak diatasi dengan baik biasanya berakibat pada  ketidakmampuan seseorang berinteraksi secara positif dengan lingkungannya,  baik dalam arti lingkungan pekerjaan maupun di luarnya. Artinya karyawan yang  bersangkutan akan menghadapi berbagai gejala negatif yang pada gilirannya  berpengaruh pada kapuasan kerjanya.
Para ahli mengatakan bahwa stres kerja dapat timbul sebagai akibat  tekanan atau ketegangan yang bersumber dari ketidakselarasan antara seseorang  dengan lingkungannya. Dengan perkataan lain, apabila sarana dan tuntunan tugas  tidak selaras dengan kebutuhan dan kemampuan seseorang, ia akan mengalami  stres kerja.
Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi,  proses berpikir dan kondisi sesorang (Hasibuan, 2008 : 204). Menurut Robbins  (2008:368) stres kerja adalah suatu kondisidinamis di mana seorang individu  dihadapkan pada peluang, tuntutan, atausumber daya yang terkait dengan apa  yang dihasratkan oleh individu itu dan hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.
 1 Stres lebih sering dikaitkan dengan tuntutan (demand) dan sumber daya  (resources).  Tuntutan merupakan tanggung jawab, tekanan, kewajiban, dan  bahkan ketidakpastian yang dihadapi para individu di tempat kerja. Sumber daya  adalah hal-hal yang berada dalam kendali seorang individu yang dapat digunakan  untuk memenuhi tuntutan. Menurut Rivai (2009:1008) stres kerja adalah sesuatu  kondisi ketegangan yang menciptakan adanyaketidakseimbangan fisik dan psikis,  yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan.
Pada dasarnya berbagai sumber stres dapat digolongkan, yang berasal dari  pekerjaan dan dari individu. Berbagai hal yang dapat menjadi sumber stres yang  berasal dari pekerjaan (organisasi) pun beraneka ragam seperti beban tugas yang  terlalu berat dan desakan waktu dan lain-lain. Situasi lingkungan di luar pekerjaan  (individu) juga dapat menjadi sumber stres. Berbagai masalah yang dihadapi  seseorang, seperti masalah keluarga dan lain-lain adalah contoh sumber stres.
Cooper (dalam Rice, 1999) memberikan daftar lengkap stressordari sumber  pekerjaan yang tertera pada Tabel 1.1 berikut:   1Tabel 1.1  Daftar stressor dari sumber pekerjaan Stressor  Dari Stres Kerja Faktor Yang Mempengaruhi (Hal-hal Yang Mungkin  Terjadi Di Lapangan) Konsekuensi Kondisi Yang Mungkin Muncul Kondisi  pekerjaan  1.  Beban kerja berlebihan  secara kuantitatif  2.  Beban kerja berlebihan  secara kualitatif  3.  Tanggung jawab  berlebihan  4.  Waktu bekerja  1.  Kelelahan mental  dan/atau fisik  2.  Kelelahan yang amat  sangat dalam bekerja  (burnout)  Sumber : Data sekunder (Internet) (November 2010)  Stres kerja yang paling sering muncul di call centeryaitu tanggung jawab  kerja, waktu kerja, dan beban kerja. Stres kerja timbul di bagian call centerkarena  karyawan harus bekerja dengan tanggung jawab yang tinggi, waktu kerja yang  panjang dan beban kerja yang tinggi, yaitu setiap karyawan harus bertanggung  jawab dalam hal :  Tabel 1.1  Daftar Tanggung Jawab Kerja Karyawan No.  Tanggung Jawab Kerja Karyawan Divisi Call Centre 1.  Harus dapat menguasai pengetahuan akan produk perusahaan yang  diperbaharui sekali dalam seminggu  2.  Dapat memberi solusi atas setiap keluhan pelanggan perusahaan  3. Mengetahui setiap lokasi graha (Grapari dan Gerai)  4.  Tugas yang diberikan secara tiba-tiba dan harus selesai dalam waktu  yang singkat (pemberian solusi kepada pelanggan)  5.  Jumlah panggilan dalam seharisebanyak 300-500 panggilan dan  panggilan yang dapat diabaikan sebanyak 20 panggilan dalam sehari  dan jika lebih maka karyawan diberi sanksi.
Sumber : Data Sekunder (diolah)   1 Stres kerja karyawan divisi call centrejuga disebabkan oleh waktu kerja  yang panjang, sehingga kelelahan dan rasajenuh yang dirasakan karyawan tidak  dapat dihindari yang mempengaruhi fisik karyawan, waktu kerja tersebut tertera  dalam Tabel 1.2 sebagai berikut:  Tabel 1.2  Daftar Waktu Kerja Karyawan  No.  Waktu bekerja untuk setiap karyawan divisi call centre 1.  Setiap hari karyawan harus bekerja selama 10 jam dengan waktu  istirahat 1 Jam 15 menit  2.  Dalam seminggu karyawan harus bekerja selama 6 hari  3.  Dalam sebulan karyawan libur sebanyak 4 hari ditambah 1 hari cuti  Sumber : Data Sekunder (diolah)  Stres kerja juga ditimbulkan olehbeban kerja yang tinggi. Hal ini  menyebabkan bertambahnya tingkat stres kerja karyawan karena karyawan  dituntut untuk bekerja dengan baik walaupun terdapat kendala-kendala yang dapat  menghambat karyawan untuk bekerja. Beban kerja tersebut diterangkan dalam  Tabel 1.3 sebagai berikut:  Tabel 1.3  Daftar Beban Kerja Karyawan Divisi Call Centre  No.  Beban kerja untuk setiap karyawan divisi call centre 1.  Jumlah panggilan dalam sehari 300-500  2.  Waktu-waktu panggilan yang berfluktuasi (sibuk) adalah pada  siang hari, dari jam 12 siang sampai jam 10 malam  3.  Jumlah target penyelesaian masalah pelanggan sebanyak 70% -  80% dari 300-500 panggilan dalam sehari  Sumber : Data Sekunder (diolah)   1Kepuasan kerja mempunyai arti penting baik bagi perusahaan maupun  karyawan. Bagi perusahaan kepuasan kerja karyawan adalah karyawan yang  cenderung berbicara secara positif tentang organisasi, membantu individu lain,  melewati harapan normal dalam pekerjaan mereka. Selain itu, karyawan yang  puas lebih mudah berbuat lebih dalam pekerjaan karena mereka ingin merespon  pengalaman positif mereka. Karyawan yang merasa puas cenderung lebih ramah,  ceria dan responsif yang dihargai olehpara pelanggan. Karena karyawan yang  puas tidak mudah berpindah kerja, pelanggan kemungkinan besar menemui  wajah-wajah yang familiar dan menerima layanan yang berpengalaman. Arti  kepuasan bagi karyawan adalah dapat mempengaruhi kadar stres dan dapat  mengurangi dampak penyakit dari stres (Goldberger & Breznizt 1982 : 436)  Kepuasan kerja adalah seseorang merasakan pekerjaan dan aspekaspeknya (Rivai, 2009: 860). Ada beberapa alasan mengapa perusahaan harus  benar-benar memperhatikan kepuasan kerja, yang dapat dikategorikan sesuai  dengan fokus karyawan atau perusahaan, yaitu (1) pertama, manusia berhak  diberlakukan dengan adil dan hormat,  pandangan ini menurut perspektif  kemanusiaan, kepuasan kerja merupakan perluasan refleksi perlakuan yang baik.
Penting juga memperhatikan indikator emosional atau  kesiapan  psikologi,  (2) kedua, perspektif kemanfaatan, bahwa kepuasan kerja dapat menciptakan  perilaku yang mempengaruhi fungsi-fungsi perusahaan..
Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual.
Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan  sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Kepuasan merupakan evaluasi yang   1menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas  atau tidak puas dalam bekerja.
Perusahaan yang percaya bahwa karyawan dapat dengan mudah diganti  dan tidak berinvestasi di bidang karyawan maka menghadapi bahaya karena  tingkat  turnover  tinggi, diiringi pembengkakan biaya pelatihan, akan muncul  perilaku yang sama di kalangan karyawan, yaitu mudah berganti-ganti perusahaan  dan dengan demikian kurang loyal.
Kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang  menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka (Umar, 2008: 37). Kepuasan kerja  menunjukkan kesesuaian antara harapan seseorang yang timbul dan imbalan yang  disediakan perusahaan.
Menurut Fathoni (2006:128) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang  menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral  kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan ini dinikmati dalam pekerjaan,  luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.
Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati  dalam memperoleh pujian hasil kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka  menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaanakan lebih mengutamakan pekerjaan  dari pada balas jasa walaupun balas jasa itu penting.
Kepuasan di luar pekerjaan adalah kepuasan kerja karyawan yang  dinikmati di luar pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang akan diterima dari  hasil kerjanya, agar dia dapat membeli kebutuhan-kebutuhannya.
 1Kepuasan kerja, kombinasi dalam dan luar pekerjaan adalah kepuasan  kerja yang mencerminkan sikap emosional yang seimbang antara jasa dengan  pelaksanaan pekerjaannya.
Kepuasan yang dirasakan karyawan pada PT. Telkomsel Medan divisi call  centreadalah adanya hubungan yang baik antar rekan kerja, dimana satu sama  lain dapat dengan mudah diajak bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang  diberikan. Selain itu, rekan kerja jugadapat menghargai hasil kerja yang  dilakukan oleh rekan kerja yang lain.
Pengawasan yang dilakukan perusahaan memotivasi karyawan untuk  bekerja lebih baik dan dapat bekerja secara efektif, dimana dengan adanya  pengawasan tersebut setiap karyawan selalu siap sedia dalam melakukan tugastugas yang diberikan. Selain itu setiapkaryawan juga senang dalam melakukan  tugas-tugasnya karena telah mengusai tugas tersebut dan perusahaan juga  menyediakan sarana yang dibutuhkan setiap karyawan untuk menjalankan tugas  masing-masing, seperti suasana kantor yang segar, saluran telepon yang ada satu  untuk satu karyawan. :  Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengangkat judul  “PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA  KARYAWAN PADA PT. TELKOMSEL MEDAN DIVISI CALL CENTRE”.
 1B.  Perumusan Masalah  Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah  sebagai berikut: “Apakah stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan  kerja karyawan pada PT. Telkomsel Medan Divisi call center?”  .
C.  Kerangka Konseptual  Menurut Fathoni (2006:128) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang  menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral  kerja, kedisiplinan, danprestasi kerja. Kepuasan ini dinikmati dalam pekerjaan,  luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.
Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati  dalam memperoleh pujian hasil kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka  menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaanakan lebih mengutamakan pekerjaan  dari pada balas jasa walaupun balas jasa itu penting.
Kepuasan di luar pekerjaan adalah kepuasan kerja karyawan yang  dinikmati di luar pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang akan diterima dari  hasil kerjanya, agar dia dapat membeli kebutuhan-kebutuhannya.
Beberapa indikator dari kepuasan kerja adalah (1) isi pekerjaan,  penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol terhadap pekerjaan,  (2) supervise, (3) organisasi manajemen, (4) kesempatan untuk maju, (5) gaji dan  keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya insentif, (6) rekan  kerja, (7) kondisi kerja.
 1Pada dasarnya faktor-faktor kepuasan kerja dapat dijabarkan sebagai  berikut, (1) gaya kepemimpinan, (2) produktivitas kerja, (3) perilaku, (4) locus of  control, (5) pemenuhan harapan penggajian, (6) efektivitas kerja (Fathoni, 2006 :  129).
Berbagai sumber stres kerja dapat digolongkan pada tiga kategori potensi  pemicu stres yaitu lingkungan, organisasi, dan dari luar pekerjaan seseorang  (pribadi) (Robbins, 2008:370). Berbagai hal yang dapat menjadi sumber stres  yang berasal dari pekerjaan pun beraneka ragam seperti beban kerja yang terlalu  berat dan desakan waktu, penyeliaan yang kurang baik, ketidakseimbangan antara  wewenang dan tanggung jawab, serta ketidakjelasan peranan karyawan dalam  keseluruhan kegiatan organisasi. Stres kerja yang berasal dari pribadi contohnya  seperti masalah keluarga, masalah ekonomi, dan masalah kepribadian.
Menurut Cary Cooper dan Alisan Straw (1992) dalam Umar (2008) gejala  stres dapat dilihat dari tiga sisi berikut : (1) Gejala fisik, gejala-gejalanya adalah :  napas memburu, mulut dan kerongkongan kering, tangan lembab, badan merasa  panas, otot-otot tegang, pencernaan terganggu, dll, (2) tingkah laku (secara  umum), yaitu : perasaan, kesulitan dan kehilangan, (3) gejala di tempat kerja, hal  ini dapat dilihat dari kepuasan kerja rendah, kinerja yang menurun, semangat dan  energi menurun, komunikasi tidak lancar, pengambilan keputusan yang jelek,  kreativitas dan inovasi berkurang, dan berkutat pada tugas-tugas yang tidak  produktif.
Stres yang tidak diatasi dengan baik biasanya berakibat pada  ketidakmampuan seseorang berinteraksi secara positif dengan lingkungannya,   1baik dalam arti lingkungan pekerjaan maupun di luarnya. Artinya karyawan yang  bersangkutan akan menghadapi berbagai gejala negatif yang pada gilirannya  berpengaruh pada kapuasan kerjanya.
George Everly dan Daniel Girdano (1980) dua orang akademisi dari  Amerika mengatakan hal yang sama deprivational stress(stress kronis)  meyebabkan ketidakpuasan kerja atau pekerjaan tersebut kurang mengandung  unsur sosial (kurangnya komunikasi social).
Ada penelitian menarik tentang stres kerja, menemukan bahwa sebagian  besar karyawan yang bekerja di perusahaan yang besar, atau yang kurang  memiliki struktur yang jelas, mengalami stres konflik peran. Mereka stres karena  ketidakjelasan peran dalam bekerja dan tidak tahu apa yang diharapkan oleh  manajemen (Rice, 1992). Kenyataan seperti ini mungkin banyak dialami pekerja  di Indonesia di mana perusahaan tidak mempunyai garis-garis haluan yang jelas,  sering tidak dikomunikasikan pada seluruh karyawannya. Akibatnya, muncul rasa  ketidakpuasan kerja, ketegangan, menurunnya prestasi hingga akhirnya timbul  keinginan untuk meninggalkan pekerjaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat secara skematis kerangka  konseptual dalam penelitian ini yaitu dapat dijelaskan bahwa variabel stres kerja  (variabel X) yakni tanggung jawab, waktu kerja, dan beban kerja berpengaruh  secara langsung pada kepuasan kerja karyawan (variabel Y).
 1Sumber: Robbins (2008:368), Umar (2007: 37) (diolah)  Gambar 1.1 Kerangka Konseptual   D.  Hipotesis  Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya  melalui riset. Dikatakan jawaban sementara karena hipotesis pada dasarnya  merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan  masalah, sedangkan kebenaran dari hipotesisperlu diuji terlebih dahulu melalui  analisis data. (Suliyanto, 2006:53).
Berdasarkan dari permasalahan yang diteliti mengenai stres kerja,  hipotesis yang diajukan adalah: “ Stres  kerja berpengaruh signifikan terhadap  kepuasan kerja karyawan pada PT. Telkomsel Medan divisi call center”.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian  1.  Tujuan penelitian  Untuk mengetahui dan menganalisis variabel stres kerja mempengaruhi  kepuasan kerja karyawan.
KEPUASAN KERJA  (Y)  Tanggung jawab ( X1)  Waktu kerja ( X2)  Beban Kerja ( X3)   22.  Manfaat penelitian  a.  Bagi Pihak Perusahaan  Memberikan masukan untuk PT. Telkomsel Medan dan bagi perusahaan  lain tentang stres kerja yang  berhubungan dengan kepuasan kerja  karyawan.
b.  Bagi Pihak Lain  Sebagai bahan masukan serta sumbangan pemikiran kepada peneliti  berikutnya.
c.  Bagi Penulis  Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk  menerapkan teori-teori dan literatur yang penulis peroleh di bangku  perkuliahan, dan mencoba membandingkannya dengan praktik yang ada di  lapangan. Dengan demikian akan menambah pemahaman penulis dalam  bidang manajemen khususnya di bidang sumber daya manusia.
F.  Metode Penelitian  1.  Batasan Operasional  Menurut Robbins (2008:370) ada 3 (tiga) kategori dari faktor-faktor yang  menjadi penyebab stres kerja antara lain yaitu:  a. Faktor lingkungan, seperti : ketidakpastian ekonomi, siklus bisnis  b Faktor organisasi, seperti: struktur organisasi,  tuntutan  tugas,  waktu  kerja dan tuntutan sarana.
c.. Faktor individu, yakni : masalah keluarga, ekonomi, dan kepribadian.
 2Dalam penelitian ini penulis membahas tentang keterkaitan antara stres  kerja yang berasal dari organisasi dengan kepuasan kerja karyawan di PT.
Telkomsel Medan Divisi call center. Batasan operasional dalam penelitian ini  adalah hanya faktor organisasi, hal ini disebabkan keterbatasan waktu, tenaga dan  materi.
2.  Defenisi Operasional Variabel  Definisi operasional variabeladalah unsur penelitian yang  memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian  ini defenisi operasional variabel adalah sebagai berikut:  a.  Stres kerja  Menurut Robbins (2008:368) stres adalah suatu kondisi dinamis di mana  seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang  terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan hasilnya dipandang  tidak pasti dan penting. Davis (2002) menyatakan stress kerja  Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi,  proses berpikir dan kondisi seseorang (Hasibuan, 2008: 204). Pemahaman  mengenai stres kerja dapat dilakukan dengan mengetahui lebih dahulu sumber  potensial penyebab stres kerja :  1.  Tanggung Jawab (X1)  Struktur organisasi harus jelas menggambarkan siapa yang berwewenang  dalam mengambil keputusan. Pembagian tugas (job description) harus bisa  menjelaskan fungsi dan peran darimasing-masing karyawan sehinggga  tidak adanya tugas yang tumpang tindih yang menyebabkan tidak efektif   2dan efisien. Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang dalam  keseluruhan anggota organisasi.
2.  Waktu Kerja (X2)  Karyawan dituntut untuk segera menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu  yang telah ditentukan. Karyawan mempunyai tekanan untuk menghindari  kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam waktu yang terbatas.
3.  Beban Kerja (X3)  Beban kerja adalah keadaan dimana karyawan dihadapkan pada banyak  pekerjaan yang harus dikerjakan dan tidak memiliki kemampuan untuk  menyelesaikan tugas tersebut karena standar pekerjaan yang terlalu tinggi.
Kepuasan Kerja (Y)   Kepuasan kerja mengacu kepada sikap individu secara umum terhadap  pekerjaannya Pendapat Umar (2008: 123)menyatakan kepuasan kerja adalah  seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan  mereka. Menurut Fathoni (2006:128) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang  menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral  kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan ini dinikmati dalam pekerjaan,  luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.
Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati  dalam memperoleh pujian hasil kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka  menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaanakan lebih mengutamakan pekerjaan  dari pada balas jasa walaupun balas jasa itu penting.
 2Kepuasan di luar pekerjaan adalah kepuasan kerja karyawan yang  dinikmati di luar pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang akan diterima dari  hasil kerjanya, agar dia dapat membeli kebutuhan-kebutuhannya.
 2Tabel 1.5  Defenisi Operasional Variabel  N o  Variabel Defenisi  Sub Variabel Indikator  Skala  Pengukuran  1  Stres Kerja  ( X )  suatu kondisi dinamis di  mana  Tanggung jawab  (X1)  1. Sesuai latar  belakang  Skala likert  seorang individu  dihadapkan   pendidikan   pada peluang, tuntutan,  atau   2. Sesuai kewajiban   sumber daya yang terkait   3. Mencapai target   dengan apa yang  dihasratkan  Waktu kerja (X2)  1. Jumlah jam kerja  Skala likert  oleh individu itu dan  hasilnya    2. Waktu istirahat   dipandang tidak pasti  dan   3. Waktu standar   penting.  Beban Kerja (X3)  1. Secara fisik   2. Secara mental  Skala likert  3. Penggunaan  waktu   untuk bekerja   2  Kepuasan  kerja (Y)  seperangkat perasaan  pegawai  Pekerjaan itu  sendiri  1. Menguasai  pekerjaan Skala likert  tentang menyenangkan  atau   2. Menggunakan  media   tidaknya pekerjaan  mereka   perusahaan sesuai   tugas   3. Menyukai  pekerjaan    Bayaran  1. Gaji yang layak  Skala likert      2 Gaji yang adil       3. Kesempatan       kenaikan gaji       Promosi  1. Atas dasar  kecakapan Skala likert  2. Diselenggarakan   hanya menurut   rencana  organisasi  3. Lapangan  persaingan   seluas-luasnya   Pengawasan  1. Hasil (dampak)  Skala likert  2. Efektifitas   3. Manfaat yang   berkelanjutan   Rekan Kerja  1. Penghargaan  rekan  Skala likert  kerja terhadap   pekerjaan anda   22. Rekan kerja yang  mudah diajak  kerjasama  3. Keakrapan  dengan  rekan kerja  Sumber : Robbins (2008:110), Umar (2007:37) (diolah)  3. Skala Pengukuran Variabel  Skala pengukuran data dalam penelitian ini adalah skala Likert (Sugiyono,  2008:104) sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang  atau sekelompok orang tentang fenomenasosial. Dalam melakukan penelitian  terhadap variabel-variabel yang diuji akan diberikan skor pada setiap jawaban.
Skala Likert menggunakan 5 tingkatan jawaban yang dapat dilihat dari Tabel 1.2.
Tabel 1.5  Instrumen skala Likert  No Pertanyaan  Skor  1  Sangat Setuju (SS)  5  2 Setuju (S)  4  3 Ragu-ragu (RG)  3  4  Tidak Setuju (TS)  2  5  Sangat Tidak Setuju (STS)  1  Sumber: Sugiyono (2008:113)  4. Tempat dan Waktu Penelitian  a.. Tempat penelitian  Penelitian dilakukan pada PT. Telkomsel Medan Divisi Call Centreyang  berlokasi di Gedung Cambridge Jl. S. Parman No. 201 Medan  b. Waktu penelitian   2Penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Januari  2011.
5. Populasi dan Sampel  a. Populasi  Menurut Sugiyono (2008:115) populasi adalah generalisasi yang terdiri  dari subjek ataupun objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu  yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Telkomsel  Medan Divisi Call Centre berjumlah 973 orang karyawan.
b.  Sampel  Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh  populasi tersebut (Sugiyono, 2008 : 115). Prosedur penarikan sample dalam  penelitian ini menggunakan metode random sampling karena populasi yang  dijadikan sample bersifat homogen, dimana seluruh populasi memiliki  kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sample dan metode penentuan  jumlah sample dalam penelitian ini  dihitung dengan rumus (Slovin dalam  (Ginting, 2008 : 132) sebagai berikut:  N  n =  1+ Ne 973  n = = 90,680 atau (91 orang karyawan ) 1 + 973 (0,1) Dimana : n = Ukuran sampel   N = Ukuran populasi   2e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang  masih dapat ditolerir.
 Jumlah sampel yang diharapkan dengan populasi sebesar 973 orang  karyawan adalah 91 orang karyawan yang terdiri dari 41 orang karyawan wanita  dan 50 orang karyawan laki-laki dengan taraf kesalahan 10%.
6.  Jenis dan Sumber Data  a.  Data primer  Data primer yaitu tentang penyebab dan gejala-gejala stres kerja serta  kepuasan kerja. Data tersebut diperoleh dari hasil proses penilaian karyawan yang  menjadi populasi kuesioner penelitian.
b.  Data sekunder  Data sekunder meliputi data mengenai sejarah perusahaan, struktur  organisasi dan uraian tentang perusahaan, jumlah karyawan, buku-buku ilmiah  dan literatur lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
7.  Teknik Pengumpulan Data  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :  a.  Kuesioner  Tekhnik ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada  responden untuk dijawab, kemudian dari setiap pertanyaan ditentukan skornya  untuk setiap jawaban dengan menggunakan skala  b.  Studi Dokumentasi  Informasi yang dikumpulkan dengan cara mengumpulkan data-data  lapangan mengenai stres kerja dan kepuasan kerja serta data-data yang relevan   2dengan penelitian baik dari perusahaan maupun yang berasal dari buku-buku  literatur.
8.  Uji Validitas dan Reliabilitas  Terlebih dahulu dilakukan Uji Validitas dan Reliabilitas sebelum  instrumen digunakan. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat  menjawab tujuan penelitian. Pengujian validitas instrumen dilakukan pada 30  orang karyawan di bagian call centredi luar sampel penelitian dengan  menggunakan bantuan software SPSS versi 15.00untuk memperoleh hasil yang  terarah dengan kriteria sebagai berikut:  1.  Jika r alpha positif atau > r tabel,maka pernyataan tersebut dinyatakan valid  2.  Jika r alpha negatif atau < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak  valid. Nilai r alphaadalah 0,30  Reliabel artinya data yang diperoleh melalui kuesioner hasilnya akan  konsisten bila digunakan peneliti lain. Pengujian dilakukan dengan bantuan  software SPSS versi 15.00.Butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid dalam  uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:  1.  Jika r hitung> r tabel maka pernyataan dinyatakan reliabel.
2.  Jika r hitung< r tabelmaka pernyataan dinyatakan tidak reliabel.
Nilai r hitungadalah 0,60  9.  Metode Analisis Data  Penulis menggunakan beberapa tahapan analisis data yang disesuaikan  dengan data yang tersedia antara lain:  a.  Metode Analisis Deskriptif   2Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan dengan cara  merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran  yang jelas melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data sehingga dapat  diketahui gambaran umum perusahaan yang diteliti (Umar, 2007:23).
b.  Metode Analisis Regresi Linear Berganda      Penulis menganalisa data yang diperoleh dengan menggunakan metode  analisis regresi linear berganda (multiple linear regression) (Sugiyono, 2006:218).
Data pada penelitian ini merupakan data ordinal, antara lain:  Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ e  dimana:  Y = Variabel kepuasan kerja  a = Konstanta  X1 = Tanggung jawab kerja  X2 = Waktu kerja  X3 = Beban kerja  e = Standar error  b1, b2, b3, = Koefisien regresi  pengujian model regresi linear berganda ini digunakan untuk mengetahui  pengaruh positif atau negatif dari masing-masing variabel bebas (X1, X2, dan X3)  terhadap variabel terikat (Y).
c. Pengujian Hipotesis  1. Uji Signifikan Parsial atau Individual (Uji – t)   3Dilakukan untuk menguji secara parsial setiap variabel bebas (X1, X2, X3)  yaitu tanggung jawab kerja, waktu kerja dan beban kerja apakah mempunyai  pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu kepuasan kerja  Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:  H0: b1= b2= b3=0  Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan  dari variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu tanggung jawab kerja, waktu kerja, dan  beban kerja, terhadap variabel terikat (Y) yaitu kepuasan kerja  H1: b1 ≠b2 ≠b3 ≠0  Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari  variabel bebas (X1, X2, X2) yaitu tanggung jawab kerja, waktu kerja, beban kerja  mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel terikat (Y)  yaitu kepuasan kerja (Sugiyono, 2006:121).
Kriteria kepuasan kerja :  H0diterima jika t hitung< t tabel  pada α= 10%  H1diterima jika t hitung> t tabel  pada α= 10%  2. Uji Signifikansi Serentak (Uji – F)  Dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas (X1, X 2, X3) secara  serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:  H0: b1= b2= b3= 0   3Artinya tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel  bebas (X1, X2, X3 ) yaitu tanggung jawab kerja, waktu kerja, beban kerja terhadap  variabel terikat (Y) yaitu kepuasan kerja  H1: b1 ≠b2 ≠b3 ≠0  Artinya secara bersamaan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan  dari variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu tanggung jawab kerja, waktu kerja dan  beban kerja terhadap variabel terikat (Y) yaitu kepuasan kerja.
Kriteria pengambilan keputusan :  H0diterima jika F hitung< F tabel  pada α= 10%  H1diterima jika F hitung> F tabel  pada α= 10%  3.  Koefisien Determinan (R )  Koefisien determinasi (R ) pada intinya untuk mengukur proporsi atau  persentase sumbangan variabel bebas yaitu variabel tanggung jawab kerja (X1),  variabel waktu kerja (X2) dan beban kerja (X3) terhadap naik turunnya variabel  terikat atau kepuasan kerja (Y) secara bersama-sama, dimana: 0 ≤R 2  ≥1  R 2  jika semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa  pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) yang terdiri dari tanggung jawab kerja,  waktu kerja, dan beban kerja terhadap kepuasan kerja sebagai variabel terikat (Y)  adalah besar. Berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan  pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap kepuasan kerja (Y).
Sebaliknya jika R semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan  bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) yang terdiri dari tanggung jawab  kerja, waktu kerja dan beban kerja terhadap kepuasan kerja sebagai variabel   3terikat (Y) adalah semakin kecil. Berarti model yang digunakan tidak kuat untuk  menerangkan pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y)  yaitu kepuasaan kerja.
  

Download lengkap Versi Word

2 komentar:

  1. Terima kasih informasinya
    Cukuplah untuk menambah pengetahuan dan wawasan

    BalasHapus
  2. Daftar pustakanya boleh kasih tau gak? buat aku cari-cari lagi. Terima Kasih

    BalasHapus

pesan skripsi