Rabu, 10 Desember 2014

Penegakan Hukum Terhadap Pendirian Bangunan Di Atas Saluran Irigasi Di Kabupaten Klaten Oleh Dinas Pekerjaan Umum

BAB 1 .
PENDAHULUAN .
A.Latar Belakang Masalah.
 Penegakan Hukum Terhadap Pendirian Bangunan Di Atas Saluran Irigasi Di Kabupaten Klaten Oleh Dinas Pekerjaan Umum
Manusia  secara  ekologi merupakan  bagian  integral lingkungan  hidupnya. Manusia terbentuk oleh lingkungan hidupnya dan sebaliknya manusia membentuk  lingkungan  hidupnya.  Kelangsungan  hidup  manusia  hanya  dalam  batasan  penyesuaian diri terhadap perubahan lingkungan hidup. Kualitas lingkungan dapat  diukur  dengan  menggunakan  kualitas  hidup  sebagai  acuan,  yaitu  dalam  lingkungan  yang  berkualitas  tinggi  terdapat  potensi untuk  berkembangnya  hidup  dengan kualitas yang tinggi.  Kualitas hidup ditentukan oleh tiga komponen yaitu  derajat  dipenuhinya  kebutuhan  untuk  kelangsungan  hidup  hayati,  derajat  dipenuhinya  kebutuhan  untuk  kelangsungan  hidup  manusiawi  dan  derajat  kebebasan untuk memilih (Otto Soemarwoto, 2003:35).

Pada  masa  globalisasi  dan  pembangunan  saat  ini,  pembangunan  berkembang  dengan  cepat,  pabrik,  gedung-gedung,  perumahan  terus  bertambah. seiring  dengan  hal  itu  banyak  lahan  hijau  yang  dikorbankan  untuk  mencapai  pertumbuhan pembangunan yang diharapkan. Perlu diketahui oleh setiap anggota  masyarakat  Indonesia,  bahwa  lingkungan  hidup  yang  baik  dan  sehat  merupakan hak  asasi setiap  warga  negara  Indonesia  sebagaimana  diamanatkan  dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Perlindungan  dan  pengelolaan  lingkungan  hidup  di  Indonesia,  secara  mendasar  diatur  di  dalam  Undang-undang  Nomor  32  Tahun  2009  tentang  Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup. Tujuan dan sasaran utama dari  ketentuan-ketentuan  yang  tertuang  dalam  Undang-Undang  dimaksud  adalah  pengelolaan  secara  terpadu  dalam  pemanfaatan,  pemulihan,  dan  pengembangan  lingkungan  hidup.  Tujuan  dan  sasaran  utama  tersebut,  sedikit  banyak  dilatar  belakangi  oleh  adanya  kenyataan  bahwa  telah  terjadi  eksploitasi  yang  tidak  mengenal  batas  oleh  manusia  terhadap  sumber  daya  alam  yang  mengakibatkan  rusak dan tercemarnya lingkungan hidup.
 Perkembangan  jumlah  penduduk  di  Indonesia  yang  semakin  meningkat  menyebabkan  area  pertanahan  semakin  menyempit.  Akibatnya  saat  musim  penghujan  datang,  kemampuan  tanah  dalam  menyerap  air  menjadi  semakin  berkurang,  kemudian  menyebabkan  air  meluap  dan  banjir  terutama  di  kota-kota  besar  sehingga  perlu  adanya  saluran  irigasi  untuk  menampung  dan  mencegah  terjadinya  banjir.  Wilayah  Kabupaten  Klaten  total panjang  saluran  irigasi  adalah  521.498 meter dan 338.000 meter dalam keadaan rusak. Rusaknya saluran irigasi  dapat  menyebabkan  ratusan  hektar  lahan pertanian  di  wilayah  tersebut  menjadi  kesulitan mendapatkan air terutama ketika musim  kemarau.  Salah  satu  penyebab  rusaknya  saluran  irigasi  disebabkan  karena  kurang  perawatan.  Masyarakat  di  sekitar  saluran  irigasi  kurang  tanggap  dan  banyak  masyarakat  yang  salah  memanfaatkan  saluran  irigasi  tersebut,  yaitu  masih  adanya  masyarakat  yang  mendirikan bangunan di atas saluran irigasi untuk usaha dagang.
Menurut  data  Dinas  Pekerjaan  Umum Kabupaten Klaten,  terdapat sekitar  173 (seratus tujuh puluh tiga) kios bangunan yang berdiri di atas saluran irigasi di  kabupaten klaten. Diantara seratus tujuh puluh tiga kios bangunan hanya 50 (lima  puluh)  orang  yang  mengajukan  permohonan  izin  penggunaan  tanah  pengairan  untuk  kegiatan usaha  sedangkan  sisanya, yaitu  sebanyak  123 (seratus  dua  puluh  tiga)  kios  tidak  memiliki  izin  penggunaan  tanah  pengairan  (Dinas  Pekerjaan  Umum Kabupaten Klaten Bagian Sumber Daya Air, 2012).
Mengingat  pentingnya  saluran  irigasi  bagi  masyarakat,  maka  sudah  seharusnya  apabila  pemerintah  daerah  Kabupaten  Klaten  menetapkan  peraturan  untuk  mengajukan permohonan izin atas penggunaan  tanahnya.  Selain  itu,  tanah  di  atas  saluran  irigasi  merupakan  aset  kekayaan  daerah  sehingga  dengan  mengajukan  permohonan  izin  penggunaan  tanah  tersebut  juga  dapat  sebagai  sumber  pendapatan  asli  daerah  Kabupaten  Klaten.  Oleh  karena  itu,  pemerintah  daerah  Kabupaten  Klaten  menetapkan  Peraturan  Daerah  Nomor  11  Tahun  2007  tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah sebagai landasan hukum dalam hal  izin pemanfaatan tanah milik pemerintah daerah.
Izin  adalah  suatu  perbuatan  administrasi  negara  yang  memperkenankan  perbuatan yang secara umum tidak dilarang dalam peraturan perundang-undangan   asalkan  dilakukan  sesuai  dengan  syarat-syarat  tertentu  yang  ditentukan  dalam  peraturan  hukum  yang  berlaku  (SF  Marbun  dan  Mahfud  MD,  2006:  95).
Izin  pemakaian  kekayaan  daerah  merupakan  izin  yang  digunakan  untuk  memanfaatkan  pemakaian kekayaan daerah  yang dikeluarkan  oleh kepala  daerah  atau pejabat yang ditunjuk dalam wilayah Kabupaten Klaten, dalam hal ini adalah  Dinas  Pekerjaan  Umum  Kabupaten  Klaten.  Dinas  Pekerjaan  Umum  merupakan  unsur  pelaksana  pemerintah  daerah  di  bidang  perizinan  pemanfaatan  kekayaan  daerah, dalam hal ini adalah izin pemakaian tanah pengairan di Kabupaten Klaten.
Dinas Pekerjaan Umum dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah  dan  bertanggung  jawab  kepada  Walikota  melalui  Sekretaris  Daerah.  Dengan  demikian,  sesuai  dengan  wewenang yang  dimilikinya, maka Kepala  Dinas  dapat  memberikan  izin  maupun  mencabut  izin  tersebut  apabila  melanggar  ketentuan  yang ditetapkan.
Sebelum  mendapatkan  izin  penggunaan  tanah  pengairan  untuk  usaha  dagang,  pihak  Dinas  Pekerjaan  Umum  menerbitkannya  dengan  syarat-syarat  maupun  peraturan  berdasarkan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  35  Tahun  1991  tentang Sungai, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang  Garis Sempadan Sungai Daerah, Manfaat Sungai Daerah Pengawasan Sungai dan  Bekas  Sungai  serta  Peraturan  Daerah  Kabupaten  Klaten  Nomor  11  Tahun  2007  tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah. Selain itu, para pemohon izin ini  juga diminta untuk membuat pernyataan bersedia memenuhi beberapa ketentuan,  antara lain sanggup menjaga kelestarian dan keamanan tanah/bangunan pengairan,  tata  pengairan  dan  tata  pengaturan  air,  sanggup  tidak  membuang  sampah/limbah  ke  dalam  lokasi  waduk/sungai,  sanggup  menjaga  kelestarian  dan  keamanan  lingkungan hidup, sanggup tidak menggunakan tanah/bangunan pengairan di luar  peraturan  serta  sanggup  tidak  mendirikan  bangunan  tetap/permanen  di  lokasi  waduk/sungai /saluran. Jika syarat dan ketentuan ini dilanggar, maka izin mereka  akan dicabut dan dikenakan sanksi hukuman.
Namun  pada  kenyataannya,  masih  saja  terjadi  pelanggaran  atas  izin  penggunaan  tanah  pengairan.  Hal  ini  sebagaimana  pelanggaran  yang  dilakukan  oleh Sdri. Erlina Sri Purwati terhadap izin penggunaan tanah pengairan. Meskipun   sudah  mendapatkan  izin  penggunaan  tanah  pengairan  dengan  berdasarkan  pada  Surat  Keputusan  Kepala  Dinas  Pekerjaan  Umum  Kabupaten  Klaten  Nomor  503/020/17  tentang  Izin  Pemakaian  Tanah  Pengairan,  tetapi  dalam  pelaksanaan  tidak mentaati dan mematuhi peraturan yang berlaku.
Pada  awalnya,  pemohon  izin  mentaati  ketentuan  yang  berlaku,  namun  seiring  berjalannya  waktu usaha  yang dijalankan  mulai  maju sehingga kemudian  merubah  bangunan  menjadi  permanen  bahkan  juga  dijadikan  sebagai  tempat  tinggal  dan  memperbesar  lokasi  bangunan  tersebut  tanpa  memperhatikan  izin  yang  telah  diberikan.  Hal  ini  juga  terjadi  pada  masyarakat  lain  yang  memiliki  usaha dagang tetapi tidak memiliki izin atas penggunaan tanah pengairan tersebut.
Bahkan masyarakat  juga  memanfaatkan saluran irigasi tersebut untuk  membuang  limbah-limbahnya.  Dengan  demikian,  air  dari  hulu  tidak  dapat  mengalir  dengan  baik dan banyak endapan sampah.
Dengan  adanya  pelanggaran  tersebut  disebabkan  karena  masih  lemahnya  penegakan  hukum  ( ).  Kecenderungan  terjadinya  pelanggaran  tersebut  karena  kurangnya  pengawasan  yang  dilakukan  oleh  instansi  terkait,  dalam hal ini adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Klaten. Dinas Pekerjaan  Umum  bidang  Sumber  Daya  Air  kabupaten  Klaten  sebagai  salah  satu  instansi  pemerintah yang bertugas sebagai pengawas dan pengendalian dalam pelaksanaan  kegiatan pembangunan serta peningkatan pemanfaatan saluran irigasi, berwenang  untuk  melakukan  tindakan  atas  pelanggaran  izin  penggunaan  tanah  pengairan.
Sudah  seharusnya  Dinas  Pekerjaan  Umum  menegakkan  hukum  terhadap  bangunan-bangunan  yang  berdiri di atas  saluran irigasi baik yang tidak  memiliki  izin  maupun  yang berizin tetapi  melanggar ketentuan  yang telah  ditetapkan. Hal  ini  penting  dilakukan  guna  menjaga  ketertiban  dan  keindahan  kota  sekaligus  sebagai upaya mewujudkan perlindungan lingkungan.
Berdasarkan  uraian  latar  belakang  di  atas,  maka  penulis  tertarik  untuk  mengambil  judul  “PENEGAKAN  HUKUM  TERHADAP  PENDIRIAN  BANGUNAN  DI  ATAS  SALURAN  IRIGASI  DI  KABUPATEN  KLATEN  OLEH  DINAS  PEKERJAAN  UMUM  KABUPATEN  KLATEN  DALAM  UPAYA MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN”.
 B.Rumusan Masalah.
Berdasarkan  apa  yang  telah  diuraikan  dalam  latar  belakang  diatas,  maka  penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : .
1.Bagaimanakah pelaksanaan penegakan hukum terhadap pendirian bangunan di  atas  saluran  irigasi  oleh  Dinas  Pekerjaan  Umum  (DPU)  kabupaten  Klaten  dalam upaya mewujudkan perlindungan lingkungan?.
2.Hambatan-hambatan  apa  yang  dihadapi  oleh  Dinas  Pekerjaan  Umum  (DPU)  kabupaten Klaten dalam menangani pendirian bangunan di atas saluran irigasi  tersebut?.
C.Tujuan Penelitian.
Penelitian merupakan suatu sarana yang dipergunakan oleh manusia untuk  memperkuat,  membina  serta  mengembangkan  ilmu  pengetahuan.  Ilmu  pengetahuan  merupakan  pengetahuan  yang  tersusun  secara  sistematis  dengan  menggunakan  kekuatan  pemikiran,  pengetahuan  mana  senatiasa  dapat  diperiksa  dan ditelaah  secara kritis, akan berkembang  terus atas dasar penelitian-penelitian  yang  dilakukan  oleh  pengasuh-pengasuhnya.  Hal  itu  terutama  disebabkan,  oleh  karena  penggunaan  ilmu  pengetahuan  bertujuan,  agar  manusia  lebih  mengetahui  dan mendalami (Soerjono Soekanto, 2012:3).
Suatu  penelitian  harus  mempunyai  tujuan  yang  jelas  dan  pasti,  karena  tujuan  akan  menjadi  pedoman  dalam  mengadakan  penelitian.  Adapun  tujuan  dalam penelitian ini adalah: .
1.Tujuan Objektif.
Tujuan objektif merupakan tujuan umum yang mendasari penulis dalam  melakukan penelitian. Tujuan objektif dari penulisan hukum ini adalah : .
a. Untuk  mengetahui  pelaksanaan  penegakan  hukum  terhadap  pendirian  bangunan  di  atas  saluran  irigasi  dalam  upaya  mewujudkan  perlindungan  lingkungan.
b.Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Dinas Pekerjaan  Umum  (DPU)  Kabupaten  Klaten  dalam  menangani  pendirian  bangunan  di  atas saluran irigasi.
 2.Tujuan Subjektif.
Tujuan  subjektif  merupakan  tujuan  pribadi  penulis  yang  mendasari  penulis dalam melakukan penelitian. Tujuan subjektif peneliti dalam penulisan  hukum ini adalah : .
a. Untuk  memperluas  wawasan,  pengetahuan,  dan  kemampuan  penulis  di  bidang  Hukum  Administrasi  Negara khususnya  terkait  masalah  penegakan  hukum terhadap pendirian bangunan di atas saluran air oleh Dinas Pekerjaan  Umum  (DPU)  Kabupaten  Klaten  dalam  upaya  mewujudkan  perlindungan  lingkungan.
b.Untuk  menerapkan  teori  hukum  dan  mengembangkan  pengetahuan  yang  diperoleh  selama  perkuliahan  guna  menganalisis  permasalahanpermasalahan  yang  muncul  terkait  dengan  penegakan  hukum  terhadap  pendirian bangunan di atas  saluran air oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU)  Kabupaten Klaten dalam upaya mewujudkan perlindungan lingkungan.
c. Untuk  memenuhi  persyaratan  akademis  guna  memperoleh  gelar  sarjana  dalam  bidang  Ilmu  Hukum  Fakultas  Hukum  Universitas  Sebelas  Maret  Surakarta.
D.Manfaat Penelitian .
Dengan  adanya  suatu  penelitian  diharapkan  dapat  memberikan  manfaat  yang  berguna  bagi  perkembangan  ilmu  hukum  itu  sendiri  maupun  dalam  prakteknya. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :.
1.Manfaat Teoritis .
a. Hasil  penelitian  diharapkan  dapat  bermanfaat  bagi  pengembangan  ilmu  hukum pada umumnya dan Hukum Administrasi Negara pada khususnya.
b.Memperkaya  referensi  dan  literatur  dalam  kepustakaan  yang  dapat  digunakan sebagai bahan acuan bagi penelitian yang akan datang.
2.Manfaat Praktis .
a. Untuk  mengembangkan  gagasan,  membentuk  pola  pikir  ilmiah  serta  menerapkan ilmu yang telah diperoleh.
b.Untuk memberikan jawaban atas penelitian yang dilakukan.
c. Memberikan  gambaran  secara  lebih  nyata  mengenai  penegakan  hukum  terhadap pendirian bangunan di atas saluran air oleh Dinas Pekerjaan Umum  (DPU) Kabupaten Klaten sebagai upaya perlindungan lingkungan.

 Penegakan Hukum Terhadap Pendirian Bangunan Di Atas Saluran Irigasi Di Kabupaten Klaten Oleh Dinas Pekerjaan Umum

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi