Rabu, 10 Desember 2014

Skripsi Hukum: Kajian Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009

BAB I.
PENDAHULUAN.
A.Latar Belakang Masalah.
Skripsi Hukum: Kajian Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
Dewasa  ini,  laju  pertumbuhan  angka  pembangunan rumah  sakit  sangat  tinggi.  Berdasarkan  data  Kementerian  Kesehatan,  jumlah  rumah  sakit  di  Indonesia  sudah  mencapai  1.959  unit  per  Mei  2012.  Jumlah  itu  bisa  terus  bertambah  seiring  dengan  perkembangan  ekonomi  (http://health.kompas.com/read/2012/07/20/14131214/Industri.Rumah.Sakit.Harus.Berbenah diakses  tanggal  9  Desember  2012  pukul  19.56  WIB).

Selain itu juga hal ini dikaitkan dengan kebutuhan kesehatan yang semakin  tinggi  dan  juga  untuk  penjaminan  kesehatan  masyarakat.  Sebagaimana  telah  diatur  oleh  pemerintah  bahwa  peningkatan  pembangunan  industri  hendaknya  jangan  sampai  membawa  akibat  rusaknya  lingkungan  hidup.
Kenyataannya,  yang  lebih  banyak diperhatikan dalam  pendirian berbagai  industri  adalah  keuntungan  dari  hasilnya  (Imam  Supardi,  2003:93).
Pengaruh  negatif  dari  pembangunan  salah  satunya  adalah  semakin  bertambahnya  pencemaran  pada  lingkungan  hidup  sebagai  akibat  industrialisasi  tanpa  ada  upaya  rehabilitasi  dampak  buangan  industri  terhadap  lingkungan  hidup.  Bila  pencemaran  terjadi  secara  berkala  dan  berkelanjutan  sehingga  sudah  melewati  batas  dapat  menyebabkan  kerusakan lingkungan.
Rumah  sakit  merupakan  fasilitas  sosial  yang  tak  mungkin  dapat  dipisahkan  dengan  masyarakat  yang  keberadaannya  sangat  diharapkan  oleh  masyarakat,  karena  sebagai  manusia  atau  masyarakat  tentu  menginginkan  agar  kesehatan  tetap  terjaga.  Sehingga  rumah  sakit  mempunyai kaitan  yang  erat  dengan  keberadaan  kumpulan  manusia  atau  masyarakattersebut.  Dimasa  lalu,  suatu  rumah  sakit  dibangun  di  suatu  wilayah  yang  jaraknya  cukup  jauh dari daerah pemukiman, dan  biasanya   dekat dengan  sungai  dengan pertimbangan  agar  pengelolaan  limbah  baik  padat maupun cair tidak berdampak negatif terhadap penduduk.
Rumah  Sakit  sebagai  institusi  yang  bersifat  sosio-ekonomis  yang  mempunyai  fungsi  dan  tugas  memberikan  pelayanan  kesehatan  kepada  masyarakat, kegiatannya tidak hanya berdampak positif bagi masyarakat di  sekitarnya, tapi juga kemungkinan dampak negatif berupa cemaran akibat  air  limbahnya  yang  dibuang tanpa  melalui  pengolahan  yang  benar  (Riris  Nainggolan, 2006:2).
Seiring dengan banyaknya rumah sakit yang didirikan, tidak sedikit  pula  lokasi  rumah  sakit  yang  dahulunya  jauh  dari  daerah  pemukiman  penduduk, sekarang  berada  di tengah-tengah pemukiman  penduduk  yang  padat. Letak strategis rumah sakit itu sangat menguntungkan, namun disisi  lain  akan  berdampak  terhadap  pembuangan  limbah.  Akibatnya,  masalah  pencemaran  akibat  limbah  rumah  sakit  sering  menjadi  pencetus  konflik  antara  pihak  rumah  sakit  dengan  masyarakat  yang  ada  di  sekitarnya.
Seperti  yang terjadi beberapa  waktu lalu di Kota Jambi, Beberapa rumah  sakit di Kota Jambi tidak melakukan pengolahan dan pembuangan limbah  dengan  baik.  Akibatnya  limbah  cair  dan padat  rumah  sakit  mencemari  beberapa wilayah permukiman penduduk.  Beberapa rumah sakit di Kota  Jambi  juga  diduga  tidak  memiliki  unit  pengolahan  limbah  (UPL)  dan  analisis  mengenai  dampak  lingkungan  (Amdal)  (http://www.suarapembaruan.com/home/limbah-rumah-sakit-cemari-kotajambi/4126diakses tanggal 9 Desember 2012 pukul 20.15 WIB).
Menteri  Kesehatan  pada  Kabinet  Bersatu  II,  Endang  Rahayu  Sedyaningsih,  mengingatkan seluruh  rumah  sakit  di  Indonesia  agar  melindungi  masyarakat  dari  limbah  medis  rumah  sakit.  Peringatan  itu  menyusul  beredarnya  limbah alat  medis  di  Jakarta  yang  menjadi  mainan  anak-anak.  Rumah  sakit  harus  aman  untuk  pasien  dan  keluarga,  juga  masyarakat  sekitar.  (http://www.tempo.co/read/news/2012/03/07  /173388511/Menkes-Peringatkan-Rumah-Sakit-Soal-Limbah  diakses  tanggal 9 Desember 2012  pukul 20.20 WIB).  Berdasarkan kasus tersebut   sangat jelas bahwa pengelolaan limbah dalam rumah sakit memang belum  secara efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.
Keadaan  yang  menguntungkan  bagi  pihak  rumah  sakit  tersebut  karena lokasi rumah sakit yang umumnya berada di lingkungan penduduk  yang  cukup  padat(biasanya di tengah  kota).  Adapun kerugiannya  adalah  timbulnya  pencemaran  terhadap  masyarakat  di  sekitar  lingkungan  rumah  sakit dengan adanya limbah rumah sakit baik limbah padat maupun limbah  cair yang dibuang ke saluran umum. Limbah cair yang berasal dari rumah  sakit merupakan salah satu sumber pencemaran air yang sangat potensial,  karena limbah cair rumah sakit mengandung senyawa organik yang cukup  tinggi juga kemungkinan mengandung  senyawa-senyawa kimia lain serta  mikroorganisme  yang  dapat  menyebabkanpenyakit  terhadap  masyarakat  di  sekitarnya  (Zaenab,  2007:4).   Dengan  pertimbangan  tersebut,  rumah  sakit  diwajibkan  menyediakan  sarana  pembuangan  dan  pengelolaan  limbah padat maupun cair. Namun dengan semakin mahalnya harga tanah,  serta  besarnya  tuntutan  masyarakat  akan  kebutuhan  peningkatan  sarana  penunjang sarana kesehatan yang baik, maka pihak rumah sakit umumnya  menempatkan  sarana  pengolah  limbah  pada  skala  prioritas  yang  rendah  sebab  penyediaan  sarana  pengolah  limbah  rumah  sakit  membutuhkan  biaya  investasi  yang  besar  sehingga  secara  paralel  akan  meningkatkan  biaya operasional pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut.
Setiap  usaha  atau  kegiatan  yang  dilakukan  biasanya  merupakan  usaha atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan  hidup.  Begitu  pula,  dengan  kegiatan  di  rumah  sakit  yang  setiap  hari  melayani  pasien  dan  tidak  sedikit  pula  pengunjung  yang  datang  dan  membuang  limbah,  baik  limbah  padat  maupun  limbah  cair.  Bahan  buangan  (limbah)  yang  berasal  dari  proses  pemeriksaan  pasien  berpotensial  membahayakan  masyarakat.  Oleh  karena  itu,  perlu  diupayakan  adanya  pengelolaan  limbah  rumah  sakit  yang  memenuhi  standar limbah tidak membahayakan bagi masyarakat.
 Lingkungan hidup Indonesia pada dasarnya merupakan karunia dan  rahmat  Tuhan  Yang  Maha  Esa  kepada  rakyat  dan  bangsa  Indonesia  sehingga  dipandang  perlu  adanya  penyelenggaraan  pengelolaan  terhadap  lingkungan  hidup  untuk  melestarikan  dan  mengembangkan  kemampuan  dari lingkungan hidup yang serasi, selaras, dan seimbang guna menunjang  terlaksananya  pembangunan berkelanjutan  yang  berwawasan lingkungan.
Selain  itu,  lingkungan  hidup  yang  baik  dan  sehat  adalah  hak  bagi  tiap  orang. Seperti yang tercantum dalam Pasal 28H ayat (1) UUD 1945 bahwa  empat  tinggal,  dan  mendapatkan  lingkungan  hidup  yang  baik  dan  sehat  serta  berhak  Dalam  pemenuhan  hak  asasi  manusia  dan  sebagai  upaya  perlindungan  terhadap  lingkungan  hidup  Indonesia  dari  bahaya  pencemaran dan perusakan, pemerintah telah berupaya dengan membentuk  suatu  peraturan  perundang-undangan  yang  mengkaji  dan  melindungi  lingkungan  yang  di  dalamnya  terkandung  pula  sanksi  hukum  bagi  pencemar  dan  perusak  lingkungan  hidup.  Dalam  perkembangannya,  perlindungan  hukum  terhadap lingkungan  sangat  luas  hampir  di  semua  bidang.  Contohnya  untuk  kegiatan  kesehatan,  sebagai  bentuk  penanggulangan  terhadap  pencemaran  akibat  limbah  dari  proses  penanganan  pasien  di  rumah  sakit,  pemerintah  mewajibkan  suatu  upaya  pengelolaan  seperti  Instalasi Pengelolaan  Air  Limbah  (IPAL)  dan  peninjauan  baku  mutu  air  limbah  sebelum  dikeluarkan  dan  bercampur  dengan media lingkungan sekitar.
Rumah sakit harus memiliki standar baku mutu lingkungan sesuai  dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan  Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 19 ayat (1) yang menyatakan bahwa  masyarakat, setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib didasarkan pada  tuan  terjadinya  pencemaran  lingkungan  hidup  diukur  melalui  baku  mutu  lingkungan  hidup.  Adanya   standar baku mutu lingkungan hidup diharapkan ada kesamaan pandangan  dalam  memandang  lingkungan  dan  menjaga  lingkungan  dari  berbagai  macam pencemaran.
Berkaitan  dengan  upaya  pemenuhan  akan  terciptanya  kesehatan  bagi  khalayak  umum,  pemerintah  perlu  untuk  mengoptimalkan  pendayagunaan rumah sakit. Disisi lain pengoptimalan tersebut tentu akan  berdampak  negatif  pada  peningkatan  bahan  buangan  jika  pengelolaan  limbah sendiri tidak sesuai dengan undang-undang. Limbah Rumah Sakit  sangat  berbahaya  bagi  lingkungan  sehingga  perlu  diolah,  dikelola  serta  diawasi  baku  mutunya  sesuai  ketentuan  yang  berlaku.  Berdasarkan  hal  tersebut  Rumah  Sakit  PKU  Muhammadiyah  Surakarta  merupakan  salah  satu   rumah  sakit  yang  berada  di  tengah-tengah  pemukiman  penduduk  yang  sangat  rawan  dalam   menyebarkan  penyakit  sehingga  perlu  mengadakan  usaha  pengelolaan  limbah  dan  melakukan  pengujian  laboratorium terhadap baku mutunya secara rutin.
Berdasar  pemikiran  tersebut  diatas,  maka  penulis  melakukan  penelitian  dalam  bentuk  penelitian  hukum  dengan  judul  PENGELOLAAN  LIMBAH  RUMAH  SAKIT  DITINJAU  DARI  UNDANG-UNDANG  NOMOR  32  TAHUN  2009  TENTANG  PERLINDUNGAN  DAN  PENGELOLAAN  LINGKUNGAN  HIDUP .
B. Perumusan Masalah.
Berdasarkan  uraian  latar  belakang  yang  telah  dipaparkan  di  atas,  penulis  merumuskan  masalah  untuk  dikaji  secara  lebih  rinci.  Adapun  permasalahan  yang  akan  dikaji  dalam  penelitian  ini,  adalah  sebagai  berikut:.
1. Bagaimana  pengelolaan  limbah  Rumah  Sakit  PKU  Muhammadiyah  Surakarta terkait dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 32   Tahun  2009  tentang  Perlindungan  dan  Pengelolaan  Lingkungan  Hidup ?.
2. Bagaimana  hambatan  dalam  pengelolaan  limbah  Rumah  Sakit  PKU  Muhammadiyah Surakarta dan solusinya ?.
C. Tujuan Penelitian.
Suatu  penelitian  dilakukan  untuk  mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :.
1. Tujuan Obyektif.
a. Untuk mengetahui pengelolaan  yang  dilakukan  oleh Rumah Sakit  PKU Muhammadiyah Surakarta terhadap limbah rumah sakit.
b. Untuk  mengetahui  hambatan-hambatan  yang  timbul  dari  pengelolaan  limbah  yang  dilakukan  oleh  Rumah  Sakit  PKU  Muhammadiyah Surakarta.
2. Tujuan Subyektif.
a. Untuk  memperoleh  data  sebagai  bahan  penulisan  hukum  guna  memenuhi  salah  satu  syarat  dalam   mencapai  gelar  kesarjanaan  pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
b. Untuk  menambah  pengetahuan  dan  pemahaman  penulis  dalam  bidang ilmu hukum khususnya hukum lingkungan.
c. Untuk  mengembangkan dan   memperluas  pengalaman  penulis  terhadap  penerapan  ilmu  hukum  yang  telah  diperoleh  dengan  kenyataan  yang  ada  dalam  masyarakat  sehingga  berguna  dalam  penyelesaian masalah lingkungan di masyarakat.
D. Manfaat Penelitian.
Nilai dari suatu penelitian dapat dilihat dari manfaat  yang didapat  dan diberikan. Adapun  manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini  adalah :.
1.Manfaat Teoritis.
a. Hasil   penelitian   ini  akan   bermanfaat   pada   pengembangan  penerapan  hukum  lingkungan,  khususnya  yang  berkaitan  dengan  pengelolaan limbah.
b. Hasil  penelitian  ini  akan  dapat  digunakan  sebagai  materi  pembelajaran pada mata kuliah hukum lingkungan dan memberikan  kegunaan untuk pengembangan ilmu hukum.
c. Hasil  penelitian  ini  akan  dapat  dipakai  sebagai  bahan  acuan  bagi  penelitian yang sejenis berikutnya.
2. Manfaat Praktis.
a. Untuk  dapat  mengembangkan  penalaran,  membentuk  pola  pikir  dinamis  sekaligus  mengetahui  kemampuan  penulis  dalam  menerapkan ilmu hukum yang diperoleh.
b. Sebagai  bahan  masukan  yang  dapat  digunakan  dan  memberikan  sumbangan pemikiran  bagi  pihak  terkait  dan  yang  terlibat  dalam  usaha pengelolaan lingkungan hidup.

 Skripsi Hukum: Kajian Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi