Rabu, 10 Desember 2014

Skripsi Hukum: Kajian kekuatan pembuktian terhadap dua visum et repertum yang berbeda pada kasus kekerasan dalam rumah tangga

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang Masalah.
Skripsi Hukum: Kajian kekuatan pembuktian terhadap dua visum et repertum yang berbeda pada kasus kekerasan dalam rumah tangga
Kekerasan  dalam  rumah  tangga  sering  ditemui  di  dalam  sebuah  perkawinan,  dan  tidak  jarang  pada  akhirnya  menjadi  sebab  terjadinya  perceraian.  Tindak  kekerasan  dalam  rumah  tangga  ini  biasanya  dipengaruhi  oleh beberapa  faktor antara lain  adalah faktor ekonomi, lingkungan, psikologi,  dan lain sebagainya.

Hal ini menujukan bahwa untuk mewujudkan keutuhan dan kerukunan  dalam  rumah tangga sangat tergantung pada kualitas perilaku dan kemampuan pengendalian  diri  dari  masing-masing  anggota  dalam  lingkup  rumah  tangga  tersebut, jika kualitas perilaku dan kemampuan pengendalian diri dari masingmasing  anggota  dalam  lingkup  rumah  tangga  tersebut  buruk  dan  tidak  dapat  dikontrol maka keutuhan dan kerukunan dalam rumah tangga dapat terganggu,  karena  kondisi  tersebut  berpotensi  menimbulkan  adanya  tindak  kekerasan  dalam  rumah  tangga  yang  pada  akhirnya  memunculkan  rasa  tidak  adil  atau  tidak aman bagi orang yang berada dalam lingkup rumah tangga tersebut.
Tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang menjadikan perempuan sebagai  korban  adalah  lebih  sering  terjadi,  walaupun  tidak  menutup  kemungkinan  perempuan  bertindak  sebagai  pelaku  dan  laki-laki  menjadi  korbannya. Hal ini antara lain disebabkan karena kultur masyarakat Indonesia  yang  cenderung  menganut  sistem  patriarkhal.  Patriarkhal  sebagai  suatu  struktur di mana kaum laki-laki yang memegang kekuasaan yang nyata baik di  dalam  kebijakan  pemerintah  maupun  dalam  perilaku  masyarakat.(Mila  Karmila, 2004:1) Dengan disahkannya Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Dalam  Rumah  Tangga  No.  23  Tahun  2004,  sebenarnya   sedang  terjadi  pengujian  tentang  hukum  sebagai  alat  rekayasa  sosial  (Law  as  a  tool  of  social  engeneering),  suatu  konsep  dan  tujuan  yang  benar-benar  ingin  diwujudkan.
  Bila perangkat hukum penjamin keadilan bagi perempuan tersebut sudah ada,  tentu merupakan jaminan perlindungan dalam kehidupan nyata.
Seiring  banyaknya  korban  kekerasan  dalam  rumah  tangga,  dalam  hal  pembuktian ada tidaknya perbuatan kekerasan terhadap seseorang, salah satu  cara  yang digunakan oleh penegak  hukum untuk mengungkap tindak pidana  ini adalah dengan meminta bantuan dokter ahli dalam kedokteran kehakiman  yang  dikenal  dengan  Forensik  dengan  meminta  laporan  berupa  visum  et  repertum, karena selama  ini dianggap  mampu  menjadi al at bukti  yang dapat  digunakan  untuk  penyelesaian  tindak  pidana  khususnya  kekerasan  terhadap  fisik.  Mengenai  manfaat  dalam  pembuktiannya  di  pengadilan,  visum  et  repertum  dapat  digunakan  sebagai  alat  bukti  surat  berupa  keterangan  ahli  apabila bentuk  visum et repertum  tersebut berupa laporan yang diperoleh dari  dokter ahli dalam kedokteran kehakiman ( Forensik  ), sebagai alat bukti yang  sah untuk membuktikan kebenaran materiil tersangka/terdakwa bersalah atau  tidak  bersalah,  bagi  aparat  penegak  hukum  baik  pol isi,  jaksa,  hakim  akan  mudah membuktikan kebenaran materiil (H.R.Abdussalam,2006 : 1).
Dasar  hukum  dari  visum  et  repertum  ialah  Lembaran  Negara  Tahu n  1937  Nomor  350,  dimana  dalam  Pasal  1,  visa  reperta  seorang  dokter  yang  dibuat  baik  atas  sumpah  jabatannya  yang  diucapkan  pada  waktu  yang  diucapkan  pada  waktu  menyelesaikan  pelajarannya  maupun  atas  sumpah  istimewa seperti tercantum dalam  pasal 2,  mempunyai daya  bukti  sah dalam  perkara pidana selama visa reperta tersebut berisi keterangan mengenai hal-hal  yang  dilihat  dan  ditemukan  oleh  dokter  pada  benda  yang  diperiksa  (H.R.Abdussalam,2006 : 21).
Dalam pembuktian ketika ditemui dua visum et repertum  yang berbeda  maka  keduanya  dianggap  sah  sebagai  alat  bukti  keterangan  ahli,  mengapa  demikian  karena  memang  pada  korban  hidup  visum  et  repertum  diberikan  kepada korban  yang tidak  memerlukan perawatan  lebih  lanjut, dan  visum et  repertum  sementara diberikan setelah pemeriksaan dan ternyata korban perlu  diperiksa  atau  dirawat  lebih  lanjut,  serta   visum  et  repertum  lanjutan  yaitu    diberikan  setelah  korban  sembuh,  meninggal  atau  pindah  rumah  sakit  (H.R.Abdussalam,2006 : 1Berdasarkan uraian di  atas penulis terdorong untuk menyusun Skripsi  berjudul “KAJIAN KEKUATAN PEMBUKTIAN TERHADAP DUA VISUM  ET REPERTUM  YANG BERBEDA PADA KASUS KEKERASAN DALAM  RUMAH  TANGGA   (Studi  Putusan  Mahkamah  Agung  Nomor  2194  .K/Pid.Sus/2009 ).
B.  Rumusan Masalah.
a.  Bagaimanakah perbedaaan yang terjadi dalam dua visum et repertum  yang  diajukan dalam perkara Nomor 2194.K/Pid.Sus/2009 ?.
b.  Bagaimanakah  kekuatan  pembuktian  masing-masing  visum  et  repertum dalam  perspektif  hakim  yang  mengadili  Perkara  Nomor  2194.K/Pid.
Sus/2009 ? .
C.  Tujuan Penelitian.
Berdasarkan  adanya  perumusan  masalah,  maka  penulis  dapat  memberikan tujuan penelitian yang meliputi :.
a.  Tujuan Obyektif.
1.  Mengetahui Putusan Mahkamah Agung mengenai perbedaan yang  ada  pada  dua  visum  et  repertum  yang  diajukan  dalam  Perkara  Nomor 2194. K/Pid. Sus/ 2002.  Mengetahui  dan  mendapatkan   kekuatan  pembuktian  visum  et  repertum  dalam  perspektif  hakim  yang  mengadili  Perkara  Nomor  2194. K/Pid. Sus/ 200b.  Tujuan Subyektif Menghimpun  dan  mengolah  bahan  hukum  dalam  suatu  penelitian  sebagai  bahan  penulisan  Skripsi  untuk  melengkapi  persyaratan  guna  mencapai  suatu  tujuan  untuk  meraih  gelar  Sarjana   Ilmu  Hukum  di  Fakultas  Hukum  Universitas   Sebelas  Maret  Surakarta.  meningkatkan,  memperdalam  serta  mengembangkan  berbagai  kajian  teori  yang  diperoleh  selama  berada  di  bangku  kuliah  maupun  dalam  praktek  lapangan.
D.  Manfaat Penelitian.
a.  Manfaat praktis, .
Sebagai  sarana  untuk  meningkatkan  wacana  tentang  visum  et  repertum dalam  pembuktian  tidak  pidana  kekerasan  dalam  rumah  tangga  dalam  Putusan Mahkamah Agung Perkara Nomor 2194. K/Pid. Sus/ 2009  b.  Manfaat teoritis, .
Yaitu  dengan  adanya  penelitian  ini  penulis  berharap  dapat  memberikan  sumbangan  ilmu  pengetahuan  bagi  mahasiswa  pada  umumnya  dan  mahasiswa strata satu Fakultas Hukum pada khususnya.

 Skripsi Hukum: Kajian kekuatan pembuktian terhadap dua visum et repertum yang berbeda pada kasus kekerasan dalam rumah tangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi