Rabu, 10 Desember 2014

Skripsi Hukum: Pelaksanaan pemenuhan hak-hak pasien pengguna layanan jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas)

BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang Masalah.
Skripsi Hukum: Pelaksanaan pemenuhan hak-hak pasien pengguna layanan jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas)
Terwujudnya keadaan sehat merupakan keinginan dari setiap orang. Tidak  hanya orang per orang melainkan juga oleh kelompok dan bahkan kelompok  yang  lebih  luas  lagi  yakni  masyarakat.  Adapun  yang  dimaksud  dengan  kesehatan  dalam  Undang-Undang  Nomor  36  Tahun  2009  tentang  Kesehatan  adalah keadaan sehat baik secara  fisik, mental, spiritual maupun sosial  yang  memungkinkan  setiap  orang  untuk  hidup  produktif  secara  sosial  dan  ekonomis.  Di  dalam  pengertian  tersebut  dijelaskan  bahwa  keadaan  sehat  bukan  hanya  secara  badan  namun  juga  secara  mental  dan  spiritual  hal  ini  bertujuan  agar  dalam  suatu  keadaan  sehat  masyarakat  itu  mampu  produktif  baik dalam bidang sosial maupun ekonomi.

Di  dalam  Undang-Undang  Nomor  36  Tahun  2009  tentang  Kesehatan,  dijelaskan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang  aman,  bermutu  dan  terjangkau.  Ini  artinya  bahwa  setiap  orang  sebenarnya  memiliki  hak  yang  sama  dalam  mendapatkan  pelayanan  kesehatan  sesuai  kebutuhannya  masing-masing  tanpa  membeda-bedakan  status  seseorang  tersebut.  Namun  banyaknya  kasus-kasus  pelanngaran  di  dunia  medis  lebih  didominan  perlakuan  rumah  sakit  sebagai  tenaga  kesehatan  yang  terkesan  seenaknya  dalam  melakukan  upaya  kesehatan.  Pencantuman  hak  terhadap  pelayanan kesehatan ini untuk menjamin hak-hak kesehatan yang fundamental  sesuai  dengan  deklarasi  Hak  Asasi  Manusia  oleh  PBB  di  tahun  1947.
Penjaminan  hak  tersebut  tersebut  diperkuat  dalam  amandemen  UUD  194tanggal 11 Agustus 2002 Pasal 34 ayat 2 dan ayat 3: Pasal 34 ayat (2), berbunyi : “Negara  mengembangkan  jaminan  sosial  bagi  seluruh  rakyat  dan  memberdayakan  masyarakat  yang  lemah  dan  tidak  mampu  sesuai  dengan martabat kemanusiaan” dan Pasal 34 ayat (3), berbunyi :    “Negara  bertanggung  jawab  atas  penyediaan  fasilitas  pelayanan  kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”.
Upaya  peningkatan  kualitas  hidup  manusia  di  bidang  kesehatan,  merupakan  suatu  usaha  yang  sangat  luas  dan  menyeluruh,  usaha  tersebut  meliputi  peningkatan  kesehatan  masyarakat  baik  fisik  maupun  non-fisik.  Di  dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan, bahwa kesehatan menyangkut  semua segi kehidupan yang ruang lingkup dan jangkauannya sangat luas dan  kompleks.
Pada masa ini perkembangan teknologi di bidang kesehatan cukup pesat.
Hal ini didukung dengan sarana dan prasana yang semakin canggih, yang turut  mempengaruhi perkembangan jasa professional di bidang kesehatan. Berbagai  cara  perawatan  terbaru  dikembangkan  sehingga  kemungkinan  untuk  melakukan kesalahan dalam pelayanan kesehatan juga semakin besar. Dalam  hal yang berhubungan dengan kesehatan sering dijumpai kejadian  –  kejadian  yang  merugikan  pasien.  Oleh  karena  itu  tidak  jarang  para  pakar  hukum  kesehatan  sering memperbincangkan mengenai perlindungan hukum terhadap  pasien serta mengenai profesi kesehatan itu sendiri.
Rumah  sakit  merupakan  suatu  tempat  untuk  melakukan  upaya  meningkatkan  kesehatan,  mencegah  dan  menyembuhkan  penyakit,  serta  memulihkan  kesehatan.  Masyarakat  telah  menganggap  bahwa  rumah  sakit  adalah  harapan  terakhir  bagi  orang  yang  sedang  sakit.  Bahkan  ada  sebagian  masyarakat  yang  berperilaku  untuk  cepat-cepat  berobat  ke  rumah  sakit,  jika  mereka  menderita  suatu  penyakit  tertentu.  Oleh  karana  itu,  agar  dicapai  tingkat  pelayanan  kesehatan  yang  berkualitas,  rumah  sakit  mengupayakan  dengan  meningkatkan  mutu  fasilitas  pelayanan  kesehatan.  Dengan  meningkatnya  mutu  pelayanan  kesehatan  yang  diberikan  oleh  rumah  sakit  maka kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit tersebut akan meningkat.
Pada  hakikatnya  seseorang  sebagai  pasien,  memiliki  hak-hak  yang  telah  dilindungi  oleh  undang-undang.  Beberapa  peraturan  perundang-undangan  mengatur  mengenai  hak-hak  pasien.  Undang-undang  tersebut  antara  lain  adalah  Undang-Undang  Nomor  36  Tahun  2009  tentang  Kesehatan,  Undang-   Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Undang-Undang Nomor  29  Tahun  2004  tentang  Praktek  Kedokteran.  Beberapa  pasal  di  dalam  peraturan perundang-undangan tersebut mengatur secara jelas tentang hak-hak  pasien  dalam  mendapat  pelayanan  kesehatan.  Selain  ketiga  undang-undang  tersebut,  pengaturan  hak-hak  pasien  juga  ada  di  dalam  Undang-Undang  Nomor  8  Tahun  1999  tentang  Perlindungan  Konsumen.  Banyak  kalangan  yang tidak setuju pasien disebut sebagai konsumen. Karena istilah konsumen  lebih tepat digunakan dalam bidang bisnis yang berarti juga pembeli. Namun,  sebenarnya  pasien  juga  dapat  disebut  konsumen.  Lebih  tepatnya  pasien  disebut sebagai konsumen di bidang medis.
Beberapa  waktu  belakangan  ini,  sering  timbul  gugatan  yang  berasal  dari  pasien yang merasa hak-haknya tidak dipenuhi oleh pihak rumah sakit. Sering  kita  jumpai  pada  media  elektronik  maupun  media  cetak  yang  memberitakan  terjadinya kasus  –  kasus malpraktik, maupun pelayanan kesehatan yang buruk  dan tidak sesuai standar. Sangat memprihatinkan, karena sebagian besar kasus  tersebut  menimpa  masyarakat  yang  dapat  dikategorikan  miskin  atau  tidak  mampu. Pihak tenaga kesehatan sering sekali mengabaikan standar pelayanan  kesehatan  yang  telah  ditentukan  pada  peraturan  perundang-undangan.
Mengingat  pelayanan  kesehatan  yang  aman,  bermutu,  terjangkau  dan  dilaksanakan  sesuai  dengan  standard  pelayanan  merupakan  hak  dari  setiap  orang  maka hal tersebut secara tidak langsung telah menciderai rasa keadilan  masyarakat.
Kasus-kasus  tersebut  sering  terjadi  disebabkan  posisi  tenaga  kesehatan  lebih dominan daripada pasien. Pasien bersifat pasif, karena hanya menunggu  dan menuruti apa yang di perintahkan oleh pihak tenaga kesehatan. Sehingga  pasien tidak memiliki keberanian untuk menolak apa yang diperintahkan oleh  pihak tenaga kesehatan. Posisi seperti ini telah berlangsung selama bertahuntahun,  dimana  pihak  tenaga  kesehatan  memegang  peranan  utama,  baik  itu  karena  pengetahuan  dan  keterampilan  yang  dimiliki  ataupun  karena  kewibawaan yang dimiliki tenaga kesehatan karena sebagai pemegang otoritas  dalam hal pelayanan kesehatan. Karena posisi yang lemah itulah sering terjadi    kasus  pelayanan  kesehatan  yang  tidak  sesuai  standard  dan  terkesan  mengabaikan  mutu  pelayanan  rumah  sakit  itu  sendiri.  Seperti  yang  telah  dijelaskan  diatas  kasus-kasus  tersebut  sering  menimpa  mereka  masyarakat  miskin dan tidak mampu membayar biaya pengobatan di rumah sakit.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka pemerintah mengadakan program  Jaminan  Kesehatan  Masyarakat  (JAMKESMAS).  Program  Jamkesmas  dilaksanakan  atas  dasar  pelaksanaan  kebijakan  Program  Jaminan  Pemeliharaan  Kesehatan  Masyarakat  Miskin,  yang  dalam  pelaksanaannya  diselenggarakan  oleh  Departemen  Kesehatan  melalui  penugasan  kepada  PT  Askes  (Persero)  berdasarkan  SK  Nomor  1241/Menkes/SK/XI/2004,  tentang  penugasan  PT  Askes  (Persero)  dalam  pengelolaan  program  pemeliharaan  kesehatan bagi masyrakat miskin. Program ini bertujuan secara umum untuk  mengakomodasi  hak-hak  masyarakat  yang  kurang  mampu  dalam  mendapatkan  pelayanan  kesehatan.  Dengan  program  tersebut  diharapkan  masyarakat  kurang  mampu  mendapat  pelayanan  kesehatan  yang  layak  dan  sesuai  standard  dan  dengan  program  Jamkesmas  itu  diharapkan  seluruh  masyarakat  yang  kurang  mampu  tetap  terakomodasi  haknya  untuk  mendapatkan pelayanan kesehatan dari pemerintah.
Rumah  sakit  memiliki  peranan  penting  dalam  penyelenggaraan  program  Jamkesmas ini. Karena apabila Puskesmas sebagai sarana kesehatan di setiap  kecamatan  tidak  memiliki  sarana  dan  prasarana  yang  cukup  memadai  untuk  pengobatan  pasien,  maka  pihak  Puskesmas  akan  merujuk  pasien  ke  rumah  sakit  yang  lebih  memadai  untuk  mengobati  pasien  tersebut.  Rumah  Sakit  Umum  Daerah  Sragen  merupakan  rumah  sakit  pemerintah   tipe  C.  RSUD  Sragen  ini  cukup  banyak  menengani  pasien  pengguna  Jamkesmas,  baik  dari  dalam kabupaten Sragen maupun dari luar kabupaten Sragen. Rumah sakit ini  adalah rumah sakit terbesar dan memiliki sarana medis yang cukup lengkap di  wilayah  Kabupaten  Sragen.  Sehingga  tidak  jarang  pasien-pasien  dari  sekitar  wilayah  Kabupaten  Sragen  dirujuk  ke  RSUD  Sragen  karena  fasilitas  pelayanan kesehatan yang cukup lengkap.
  Perlindungan  hukum  bagi  pasien  Jamkesmas  sangat  mutlak  dibutuhkan.
Hal  ini  bertujuan  menjamin  adanya  kepastian  hukum  untuk  memberikan  perlindungan  kepada  pasien  Jamkesmas.  Dapat  dilihat  dari  pelayanan  kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit, apakah sudah memenuhi hak-hak  pasien pada umunya. Dalam hal perlindungan pasien, pasien Jamkesmas juga  dilindungi  oleh  undang-undang  yang  sama  dengan  pasien  pada  umumnya.
Hak-hak  pasien  biasa  yang  diatur  di  dalam  undang-undang  tersebut,  juga  berlaku  bagi  pasien  Jamkesmas.  Undang-undang  itu  antara  lain  adalah  Undang-Undang  Nomor  8  Tahun  1999  tentang  Perlindungan  Konsumen,  Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran, UndangUndang  Nomor  36  Tahun  2009  tentang  Kesehatan,  dan  Undang-Undang  Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Untuk pasien Jamkesmas, selain  dilindungi  oleh  undang-undang  tesebut,  perlindungan  hukum  juga  diberikan  oleh Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial  Nasional  dan  Pedoman  Pelaksanaan  Jamkesmas  yang  dikeluarkan  oleh  Menteri  Kesehatan.  Pentinngnya  perlindungan  pasien  tersebut  adalah  agar  terjaminnya  hak-hak  pasien  dalam  mendapatkan  pelayanan  kesehatan  dari  tenaga  medis.  Khususnya  bagi  pasien  Jamkesmas  yang  berasal  dari  masyarakat kurang mampu, yang sering diabaikan hak-haknya sebagai pasien  rumah sakit.
Berdasarkan  latar  belakang  diatas,  Penulis  tertarik  untuk  mengadakan  penelitian  untuk mengetehui bagaimanakah pelaksanaan pemenuhan hak-hak  pasien  sebagai  konsumen  di  Rumah  Sakit  Umum  Daerah  Sragen,  dititikberatkan pada pasien pengguna layanan Jaminan Kesehatan Masyarakat  (Jamkesmas),  yang  tertuang  dalam  bentuk  penulisan  hukum  dengan   judul:  “PELAKSANAAN  PEMENUHAN  HAK-HAK  PASIEN  PENGGUNA  LAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS)  SEBAGAI  KONSUMEN  DI  RUMAH  SAKIT  UMUM  DAERAH  SRAGEN”.
  B.  Rumusan Masalah.
Untuk  lebih  memperjelas  agar  permasalahan  dapat  dibahas  secara  lebih  fokus  dan  sesuai  dengan  sasaran  yang  dituju,  maka  penulis  merumuskan  beberapa  permasalahan  yang  akan  dibahas.  Adapun  rumusan  masalahnya  sebagai berikut :.
1.  Bagaimana  pengaturan  perlindungan  hukum  terhadap  hak-hak  pasien  pengguna layanan Jamkesmas sebagai konsumen jasa  di bidang pelayanan  medis?.
2.  Bagaimana  pelaksanaan  pemenuhan  hak-hak  pasien  pengguna  layanan  Jamkesmas  sebagai  konsumen  jasa  di  Rumah  Sakit  Umum  Daerah  Sragen?.
C.  Tujuan Penelitian.
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dinyatakan sebelumnya, maka  untuk mengarahkan suatu penelitian diperlukan adanya tujuan dari penelitian  tersebut.  Tujuan  penelitian  dirumuskan  secara  deklaratif,  dan  merupakan  pernyataan-pernyataan  tentang  apa  yang  hendak  dicapai  dengan  penelitian  tersebut(Soerjono Soekanto, 2008:118-119).
Penelitian  ini  memiliki  2  tujuan,  yakni  tujuan  obyektif  dan  tujuan  subyektif, sehingga dapat mencari pemecahan isu hukum yang terkait. Adapun  tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :.
1.  Tujuan Obyektif.
a.  Untuk mengetahui  pelaksanaan pemenuhan  hak-hak pasien pengguna  layanan Jamkesmas di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen.
b.  Untuk  mengetahui  pengaturan  perlindungan  hukum  terhadap  pasien  pengguna  layanan  Jamkesmas  sebagai  konsumen  dalam  bidang  pelayanan medis.
2.  Tujuan Subyektif.
a.  Untuk  menambah  pengetahuan  penulis  mengenai  hukum  nasional  dalam  budang  Hukum  Administrasi  Negara  khusunya  mengenai  perlindungan hukum terhadap pasien pengguna layanan jamkesmas.
  b.  Untuk  memenuhi  persyaratan  akademis  guna  memeproleh  gelar  Sarjana  Hukum  dalam  bidang  Ilmu  Hukum  di  Fakultas  Hukum  Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D.  Manfaat Penelitian.
Penulis  berharap  dengan  kegiatan  penelitian  dalam  penulisan  hukum  ini  akan  bermanfaat  bagi  penulis  maupun  pihak  lain.  Adapun  manfaat  yang  diperoleh dalam penulisan hukum ini antara lain :.
1.  Manfaat Teoritis.
a.  Hasil  penelitian  ini  dapat  memberikan  manfaat  bagi  pengembangan  ilmu  pengetahuan  di  bidang  hukum  pada  umumnya  dan  Hukum  Administrasi  Negara  pada  khususnya,  sekaligus  juga  dapat  dipakai  sebagai  acuan  terhadap  penulisan  maupun  penelitian  sejenis  untuk  tahap berikutnya.
b.  Hasil  penelitian  ini  dapat  memperkaya  referensi  dan  literatur  dalam  dunia  kepustakaan  tentang  pemenuhan  hak-hak  pasien  sebagai  konsumen pada umumnya, dan pemenuhan hak-hak pasien pengguna  layanan Jamkesmas di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen.
c.  Hasil  penelitian  ini  dapat  memberikan  manfaat  bagi  rumah  sakit,  khususnya  Rumah  Sakit  Umum  Daerah  Sragen  dalam  memberikan  pelayanan  kesehatan  untuk  memenuhi  hak-hak  pasien  pengguna  layanan Jamkesmas sebagai konsumen.
2.  Manfaat Praktis.
a.  Memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti.
b.  Menjadi  wadah  bagi  penulis  untuk  mengembangkan  penalaran  dan  membentuk pola pikir ilmiah, sekaligus untuk mengetahui kemampuan  penulis dalam menerapkan ilmu – ilmu yang diperoleh.
c.  Memberikan  manfaat  yang  dapat  diambil  dari  permasalahan  hukum  yang diteliti dan dikaji oleh penulis, sehingga tidak hanya bermanfaat  bagi penulis namun juga diharapkan bermanfaat bagi orang lain yang  membacanya.

   Skripsi Hukum: Pelaksanaan pemenuhan hak-hak pasien pengguna layanan jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi