Rabu, 10 Desember 2014

Skripsi Hukum: Tinjauan kriminologis terhadap pelaku tindak pidana perjudian di polresta

BAB I.
PENDAHULUAN .
A.  Latar Belakang Masalah.
 Skripsi Hukum: Tinjauan kriminologis terhadap pelaku tindak pidana perjudian di polresta
Berbagai  masalah  terus  menerus  menimpa  negara  Indonesia. Permasalahan-permasalahan  di  bidang  hukum  juga  semakin  hari  semakin  kompleks. Menurut Hetty Hassanah menyatakan bahwa : Bangsa  Indonesia  yang  sedang  tumbuh  dan  berkembang  menuju  masyarakat  industri  yang  berbasis  teknologi  informasi,  dalam  beberapa  hal  masih  tertinggal.  Kondisi  ini  disebabkan  karena  masih  relatif rendahnya sumber daya manusia di Indonesia dalam mengikuti  perkembangan  teknologi  informasi  dan  komunikasi  ini,  termasuk  kemampuan  dalam  menghadapi  masalah  hukum  yang  timbul.  Salah  satu dampak negatif yang timbul adalah tingginya tingkat kejahatan di  berbagai  bidang  dengan  beragam  modus  operandinya  (Hetty  Hassanah, 2010 : 2).

Berbagai cara  telah  dilakukan dalam penanganan perjudian yang saat  ini  tetap  hidup  dalam  masyarakat.  Meski  pada  hakekatnya  perjudian  merupakan  perbuatan  yang  bertentangan  dengan  norma  agama,  moral,  kesusilaan  maupun  hukum.  Namun  perjudian  masih  menunjukkan  eksistensinya, dulunya hanya terjadi dikalangan orang dewasa pria. Sekarang  sudah  menjalar  ke  berbagai  elemen  masyarakat  anak-anak  dan  remaja  yang  tidak lagi memandang baik pria maupun wanita.
Perjudian  membahayakan  bagi  penghidupan  dan  kehidupan  masyarakat, bangsa dan negara. Meskipun  demikian berbagai perjudian tetap  berkembang seiring dengan berkembangnya peradaban manusia. Macam dan  bentuk perjudian saat ini sudah merebak dalam kehidupan masyarakat seharihari.  Awalnya  dilakukan  secara  sembunyi-sembunyi  tetapi  tidak  untuk  keadaan sekarang ini yang sudah dilakukan terang-terangan maupun. Bahkan  perjudian  saat  ini  sudah menjadi  industri  terutama  dibidang  olahraga.  Salah satu  olahraga  yang  saat  ini  menjadi  olahraga  paling  populer  didunia  adalah  sepakbola  dan  sudah  sering  menjadi  bahan  taruhan  hasil  pertandingan  dari  sepakbola    Dilihat dari  perspektif hukum, perjudian merupakan salah satu tindak  pidana (delict) yang meresahkan masyarakat. Sehubungan dengan itu, dalam  Pasal  1  UU  No.  7  Tahun  1974  tentang  Penertiban  Perjudian  dinyatakan  bahwa semua tindak pidana perjudian sebagai kejahatan. Mengingat masalah  perjudian  sudah  menjadi  penyakit  akut  masyarakat,  maka  perlu  upaya  yang  sungguh-sungguh  dan  sistematis,  tidak  hanya  dari  pemerintah  dan  aparat  penegak  hukum  saja,  tetapi  juga  dari  kesadaran  hukum  dan  partisipasi  masyarakat  untuk  bersama-sama  dan  bahu  membahu  menanggulangi  dan  memberantas semua bentuk perjudian.
Perjudian pada dasarnya adalah permainan di mana adanya pihak yang  saling bertaruh untuk memilih satu  pilihan di antara beberapa pilihan dimana  hanya  satu  pilihan  saja  yang  benar  dan  menjadi  pemenang..  Pemain  yang  kalah  taruhan  akan  memberikan  taruhannya  kepada  si  pemenang.  Peraturan  dan  jumlah  taruhan  ditentukan  sebelum  pertandingan  dimulai.   Terkait  dengan  perjudian  banyak  negara  yang  melarang  perjudian  sampai  taraf  tertentu,  Karena  perjudian  mempunyai  konsekuensi  sosial  kurang  baik,  dan  mengatur batas yurisdiksi paling sah tentang undang-undang berjudi sampai  taraf tertentu. Terutana beberapa negara-negara Islam melarang perjudian dan  hampir semua negara-negara mengatur itu. Kebanyakan hukum negara tidak  mengatur  tentang  perjudian,  dan  memandang  sebagai  akibat  konsekuensi  masing-masing,  dan  tak  dapat  dilaksanakan  oleh  proses  yang  sah  sebagai  undang-undang.
Dewasa  ini,  berbagai  macam  dan  bentuk  perjudian  sudah  demikian  merebak dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, baik yang bersifat terangterangan  maupun  secara  sembunyi-sembunyi.  Bahkan  sebagian  masyarakat  sudah cenderung tidak peduli bahkan memandang perjudian sebagai sesuatu  hal  wajar  yang  tidak  perlu  dipermasalahkan.  Sehingga,  yang  terjadi  di  berbagai  tempat  sekarang  ini  banyak  dibuka  agen-agen  judi.  Perjudian  dipakai  untuk  menyedot  dana  masyarakat  dalam  jumlah  yang  cukup  besar.
Sementara  itu  timbul  pandangan  bahwa  ada  kesan  aparat  penegak  hukum  kurang  begitu  serius  dalam  menangani  masalah  perjudian  ini.  Bahkan  yang    lebih  memprihatinkan,  beberapa  jenis  dan  tempat  perjudian  disinyalir  dilindungi dan melibatkan oknum aparat keamanan.
Perjudian  pada  hakekatnya  adalah  perbuatan  yang  bertentangan  dengan  norma  agama,  moral,  kesusilaan  maupun  hukum,  serta  membahayakan  bagi  penghidupan  dan  kehidupan  masyarakat,  bangsa  dan  negara.  Perjudian  juga  bisa  menimbulkan  kerugian  kepada  pihak  yang  melakukannya,  meski  memang  kadang  memberikan  keuntungan.  Tetapi  keuntungan yang didapatkan atas suatu perjudian tidak bisa dijadikan alasan  pembenar. Atas fakta tersebut perjudian masih saja dilakukan dan dianggap  lumrah oleh masyarakat.
Penegakan  hukum  pidana  untuk  menanggulangi  perjudian  sebagai  perilaku  yang  menyimpang  harus  terus  dilakukan.  Hal  ini  sangat  beralasan karena perjudian merupakan ancaman yang nyata terhadap  norma-norma  sosial  yang  dapat  menimbulkan  ketegangan  individual  maupun  ketegangan-ketegangan  sosial.  Perjudian  merupakan  ancaman  riil  atau  potensiil  bagi  berlangsungnya  ketertiban  sosial (Muladi dan Barda Nawawi, 1998 : 148).
Menurut Kartini Kartono “Hukum pidana seringkali digunakan untuk  menyelesaikan  masalah  sosial  khususnya  dalam  penanggulangan  kejahatan.
Khususnya masalah perjudian sebagai salah satu bentuk penyakit masyarakat,  satu bentuk patologi sosial” (Kartini Kartono, 2005 : 57).
Perjudian pada perkembangannya ibarat menjadi realitas sosial yang  sulit dihilangkan dari kehidupan masyarakat. Bagi sebagian kalangan  masyarakat,  judi  bahkan  menjadi  tradisi  turun-temurun  atau  bahkan  sudah  menjadi  budaya  tersendiri.  Di  kota  Solo  misalnya,  jika  ada  peristiwa  orang  meniggal  dunia,  bisa  dua  malam  masyarakat  sekitar  memainkan  permainan  domino  yang  diselingi  dengan  judi.  Ritualritual  tersebut  dianggap  sebagai  bekal  dari  arwah  yang  meniggal  dunia.  Demikian  pula  yang  terjadi  dengan  pesta   pernikahan  selalu  identik dengan judi. Bagi kalangan etnis Tionghoa di kota Solo, judi  dianggap salah satu sumber mata pencaharian dan peruntungan hidup  (http://harianjoglosemar.com/berita/judi-kok-dilegalkan-13960.html  diakses pada tanggal 25 Oktober 2011 pukul 17.00).
Ditinjau  dari  kepentingan  nasional,  penyelenggaraan  perjudian  mempunyai  ekses  yang  negatif  dan  merugikan  terhadap  moral  dan  mental  masyarakat,  terutama  terhadap  generasi  muda.  Perjudian  merupakan  salah    satu  penyakit  menular  masyarakat  yang  dalam  proses  sejarah  dari  generasi  kegenerasi  tidak  mudah  diberantas.  Oleh  karena  itu  perlu  diupayakan  agar  masyarakat menjauhi perjudian. Masalah yang sulit untuk dimengerti bahwa  adanya orang yang melakukan perjudian meskipun tidak memiliki pendapatan  yang cukup dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Bahkan “Pasak lebih  besar  daripada  tiang”,  namun  perjudian  tetap  saja  dilakukan.  Dalam  lingkungan  sekecil-kecilnya  perlu  dilakukan  analisis  dan  pembahasan  atas  perjudian  dari  sisi  Kriminologi.  Serta  tujuan  lain  untuk  mengetahui  kausa  perjudian  serta  cara  menghindarkan  dari  ekses  negatif  dan  untuk  memberantas  eksistensi dari perjudian  melalui Kriminologi.  Berdasarkan hal  yang  telah  di  uraikan  diatas,  penulis  tertarik  untuk  melakukan  penelitian  dengan  judul  “TINJAUAN  KRIMINOLOGIS  TERHADAP  PELAKU  TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI POLRESTA SURAKARTA”.
B.  Rumusan Masalah.
Dalam  penulisan  hukum  ini,  perlu  adanya  perumusan  masalah  yang  akan  membantu  serta  memudahkan  penulis  dalam  membahas  dan  memecahkan  masalah yang akan diteliti, oleh karena itu penulis merumuskan  masalahnya sebagai berikut :.
1.  Apakah penyebab orang melakukan tindak pidana perjudian?.
2.  Bagaimana upaya Polresta Surakarta dalam menanggulangi tindak pidana  perjudian?.
3.  Apakah  kendala  yang  dihadapi  Polresta  Surakarta  dalam  menanggulangi  tindak pidana perjudian?.
C.  Tujuan Penelitian.
Tujuan  merupakan  target  yang  ingin  dicapai  sebagai  pemecahan  atas  berbagai  masalah  yang  diteliti  (tujuan  obyektif)  dan  untuk  memenuhi  kebutuhan  perorangan  (tujuan  subyektif).  Tujuan  penelitian  ini  diperlukan  karena  berkaitan  erat  dengan  perumusan  masalah  dalam  penelitian  untuk  memberikan  arah  yang  tepat  dalam  penelitian,  sehingga  penelitian  dapat    berjalan  sesuai  dengan  apa  yang  dikehendaki.  Tujuan  yang  hendak  dicapai  dalam penelitian ini adalah :.
1.  Tujuan Obyektif .
a.  Untuk  mengetahui  apakah  penyebab  orang  melakukan  tindak  pidana  perjudian.
b.  Untuk  mengetahui  apakah  kendala  yang  dihadapi  Polresta  Surakarta  dalam menanggulangi tindak pidana perjudian.
2.  Tujuan Subyektif.
a.  Untuk  menambah  wawasan  penulis  di  bidang  hukum  pidana,  khususnya  mengenai  penyebab  orang  melakukan  tindak  pidana  perjudian.
b.  Untuk  mendalami teori  dan ilmu pengetahuan  yang diperoleh selama  menempuh  kuliah  di  Fakultas  Hukum  Universitas  Sebelas  Maret  Surakarta.
c.  Untuk memenuhi syarat akademis guna memperoleh gelar Strata Satu  dalam bidang ilmu hukum pada Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D.  Manfaat Penelitian.
Pemilihan masalah dalam penelitian ini bertujuan agar hasil penelitian  ini  dapat  bermanfaat,  karena  nilai  dari  sebuah  penelitian  ditentukan  oleh  besarnya manfaat yang dapat diambil dari penelitian tersebut. Adapun manfaat  yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :.
1.  Manfaat Teoritis.
a.  Hasil  dari  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  manfaat  pada  pengembangan  ilmu  pengetahuan  di  bidang  ilmu  hukum  pada  umumnya dan hukum pidana pada khususnya.
b.  Hasil  penelitian  ini  dapat  digunakan  untuk  menambah  referensi  di  bidang karya ilmiah yang dapat mengembangkan ilmu pengetahuan.
2.  Manfaat Praktis.
a.  Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  jawaban  atas  permasalahan  yang  diteliti  dan  dapat  memberi  sumbangan  pemikiran    kepada  para  pihak  yang  membutuhkan  pengetahuan  terkait  langsung  dengan penelitian ini.
b.  Menjadi  wadah  bagi  peneliti  untuk  mengembangkan  penalaran  dan  membentuk  pola  pikir  sekaligus  untuk  mengetahui  kemampuan  peneliti dalam menerapkan ilmu yang diperoleh.

 Skripsi Hukum: Tinjauan kriminologis terhadap pelaku tindak pidana perjudian di polresta

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi