ix BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Globalisasi ekonomi yang mengubah perilaku dunia
usaha, telah mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia, khususnya sektor
industri keuangan dan perbankan. Krisis moneter dan ekonomi yang melanda
Amerika Latin di awal 1990-an dan sebagian kawasan Asia sepanjang paruh kedua
tahun 1997 telah mengakibatkan negara-negara dengan sumber modal terbatas
seperti Indonesia menjadi tak berdaya mengatasi perpindahan arus modal yang
semakin cepat.
Perbankan memiliki kegiatan
yang sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil.
Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter
tidak bekerja dengan baik. Untuk mengatasi hal ini diharapkan bank memiliki
modal yang kuat dalam menjalankan usahanya.
Modal bank merupakan
sumber dana pihak kesatu yang harus disediakan bank dalam jumlah yang cukup,
karena selain berfungsi sebagai indikator kepercayaan masyarakat terhadap bank,
juga berfungsi sebagai salah satu pengukur tingkat kesehatan suatu bank
(Irmayanto, 2004:87).
Sumber dana bank yang
dipakai sebagai alat operasional dapat diperoleh dari : (1) Dana yang bersumber
dari bank itu sendiri, terdiri dari dana yang diperoleh berasal dari pemegang
saham, cadangan laba, laba bank yang belum dibagi, (2) Dana yang berasal dari
masyarakat luas dalam bentuk giro, tabungan dan deposito, (3) Dana yang
bersumber dari lembaga lain, terdiri dari Bantuan x
Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), call money, pinjaman dari bank-bank
luar negeri dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) (Kasmir, 2004:45).
Salah satu alternatif
yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembiayaan khususnya dana pihak kesatu
adalah pasar modal. Pasar modal (Capital Market) adalah pasar yang
menjadi penghubung antara pemilik dana (investor) dengan pengguna dana
(emiten). Pemilik dana (investor) adalah mereka, baik individu maupun lembaga
atau badan usaha yang menyisihkan kelebihan dana yang dimilikinya untuk
diinvestasikan agar lebih produktif (Situmorang, 2008:1).
Pasar modal merupakan
instrumen ekonomi yang sangat penting karena pasar modal menyediakan fasilitas
untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana (lenders)
kepada pihak yang membutuhkan dana (borrower). Dengan
menginvestasikan kelebihan dana yang dimilikinya, lenders (investor) akan
memperoleh return dari
penyerahan dana tersebut sedangkan borrower akan menggunakan dana tersebut
untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari kegiatan
usaha perusahaan (Situmorang, 2008:4).
Salah satu cara
perbankan untuk mendapatkan tambahaan modal adalah dengan menawarkan
kepemilikan perusahaan kepada masyarakat (go public) melalui pasar modal
tersebut. Manfaat dari go
public (Irmayanto, 2004:304), yaitu: 1. Memperoleh dana murah
yang relatif besar dan diterima sekaligus 2. Biaya go public dan prosesnya
relatif murah xi 3. Tidak ada
kewajiban membayar bunga tetap (saham) 4. Emiten akan lebih dikenal masyarakat 5.
Perusahaan dituntut selalu terbuka sehingga memacu manajemen secara profesional.
Dalam menentukan
keputusan berinvestasi terhadap perbankan, penting bagi calon investor untuk
mengetahui kondisi kinerja keuangan bank dengan melihat laporan keuangan bank
yang dipublikasikan melalui sarana pasar modal.
Bagi investor,
informasi dari laporan keuangan dapat digunakan sebagai salah satu dasar dalam
pengambilan keputusan, apakah mereka akan membeli, menahan atau menjual surat
berharga yang dimilikinya.
Mengharapkan imbalan
berupa return dari
pembelian saham adalah tujuan utama dari aktivitas perdagangan para investor di
pasar modal. Salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh para investor dalam
menginvestasikan dananya dari laporan keuangan adalah profitabilitas yang
menggambarkan perbandingan antara aktiva atau modal yang digunakan untuk
menghasilkan laba. Profitabilitas dapat tercermin dari rasio keuangan perbankan.
Rasio yang digunakan
sebagai indikator kemampuan perbankan untuk memperoleh laba atas sejumlah aset
yang dimiliki oleh bank atau mengindikasikan seberapa besar keuntungan yang
dapat diperoleh rata-rata setiap rupiah asetnya adalah Return On Assets (ROA).
ROA dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak
dengan total aktiva. Semakin besar ROA akan menunjukkan kinerja keuangan yang
semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar.
xii
Selain itu rasio hutang juga perlu dipertimbangkan para investor karena sebelum
laba dibagikan kepada para pemegang saham, perusahaan harus mendahulukan
pembayaran bunga kepada kreditur sehubungan modal pinjaman (kredit) yang
diterima. Oleh karena itu para pemegang saham (investor), maupun calon investor
berkepentingan terhadap informasi kemampuan perusahaan dalam pengembalian
hutang jangka panjang (Abdullah, 2005:51). Rasio hutang yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER).
Debt to Equity Ratio adalah
rasio yang menunjukkan hubungan antara jumlah hutang jangka panjang dengan
jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Semakin tinggi DER
menunjukkan semakin besar hutang jangka panjang perusahaan dibanding dengan
modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER cenderung menurunkan
return saham,
karena tingkat hutang yang semakin tinggi menunjukkan beban bunga perusahaan akan
semakin besar dan mengurangi keuntungan.
Berdasarkan uraian di
atas penulis akan melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Pengaruh Debt to Equity
Ratio (DER), Return On Assets (ROA) terhadap Return Saham pada Perusahaan
Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
xiii
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah
yang dapat diambil sebagai kajian dalam penelitian ini adalah “apakah Debt to
Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap Return Saham
baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia?”.
1.3
Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan penelitian
tersebut, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh Debt
to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) secara
simultan terhadap Return Saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
2. Untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh variabel Debt to Equity Ratio (DER),
Return On Assets (ROA)
secara parsial terhadap Return Saham yang terdaftar di BEI.
xiv
1.4 Manfaat Penelitian Adapun
manfaat yang bisa diberikan dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan temuan
dan bukti empiris mengenai pengaruh rasio keuangan perbankan terutama Debt to
Equity Ratio dan Return On Assets terhadap Return Saham pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Memberikan
penjelasan yang memadai dan relevan kepada pihak yang ingin berinvestasi di
pasar modal khususnya pada perusahaan perbankan mengenai pentingnya peranan DER
dan ROA dalam penanaman modal mereka.
3. Mendorong pihak yang
memiliki kegiatan usaha untuk meminimalkan DER dan memaksimalkan ROA agar
banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan mereka.
4. Sebagai tambahan
ilmu pengetahuan dan wawasan ilmiah penulis sehingga dapat mengembangkan ilmu
yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi .
5. Sebagai sumbangan
pemikiran dan untuk perbandingan, penambahan, pelengkap hasil-hasil penelitian
sebelumnya serta referensi bagi pihak yang ingin melakukan penelitian yang
berhubungan dengan topik penelitian ini.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi