BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penduduk merupakan bagian integral dari suatu negara.
Komposisi dan distribusi penduduk karena perubahan beberapa komponen demografi
seperti Kelahiran (Fertilitas), Kematian (Mortalitas), Perkawinan, Migrasi dan
Mobilitas Sosial. Merupakan suatu keseimbangan yang dinamis dimana terjadinya
pertumbuhan penduduk oleh hal – hal yang menyebabkan pertambahan maupun
pengurangan penduduk. Secara alamiah akan terjadi pertambahan yang disebabkan
oleh bayi yang lahir, tetapi disisi lain akan terjadi pengurangan akibat
kematian. Disamping itu migrasi masuk dan migrasi keluar juga ikut berperan
dalam mempengaruhi perubahan jumlah penduduk di setiap golongan umur.
Berubahnya jumlah penduduk pada masing – masing
kelompok umur disebut sebagai Transisi Demografi. Karakteristik demografi yang
berubah ini ditandai dengan laju pertumbuhan penduduk muda yang lebih lambat
daripada laju pertumbuhan penduduk tua. Melambatnya laju pertumbuhan penduduk
usia muda disebabkan oleh menurunnya tingkat kelahiran, sementara laju
pertumbuhan yang cepat pada penduduk usia tua terjadi akibat naiknya angka
harapan hidup. Hal inilah yang kemudian merubah wajah piramida penduduk
Indonesia. Piramida penduduk Indonesia yang melebar di bawah dan menyempit di
bagian atas pada tahun 1971, berubah lebih melebar di bagian atas pada tahun
2000.
Dari tabel di atas terlihat jumlah penduduk secara
absolut, persentase dan tingkat pertumbuhannya pada masing masing struktur umur
sesuai dengan hasil sensus penduduk mulai tahun 1971. Terlihat pada periode
1980-1990 pertumbuhan balita (0-4 tahun) mulai menunjukkan angka negatif dan
terus mengalami petumbuhan negatif hingga periode 2010. Sementara pada tingkat
pertumbuhan anak – anak (5-9 tahun), pertumbuhan negatif terjadi pada periode
1990-2000. Untuk tingkat pertumbuhan kelompok usia remaja (10 – 19 tahun) baru
mulai menunjukkan angka negatif pada periode 2000–2010, sementara kelompok usia
yang lebih tua yaitu wanit usia subur (15 - 49 tahun), penduduk usia keja (15
tahun keatas) dan usia lanjut (60 tahun keatas) tetap mengalami pertumbuhan
positif hingga periode 2010-2020.
Pertumbuhan penduduk pada setiap kelompok umur ini,
baik yang positif maupun negatif telah merubah wajah piramida penduduk
Indonesia seperti yang terlihat pada gambar berikut :
Sumber : Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM
Gambar 1.1
Piramida Penduduk Indonesia 1971-2020
Pada tahun 1971 piramida menyempit di bagian atas
yaitu pada kelompok usia tua (45–49 tahun) hingga kelompok lanjut usia (65-75
tahun keatas). Tidak hanya itu, pada kelompok usia produktif (15–64 tahun) juga
terlihat sangat sempit. Sedikit berbeda pada tahun 1990 dimana telah terjadi
pertumbuhan baik pada kelompok umur tua, lanjut usia dan produktif. Keadaan
yang sama terus terjadi hingga tahun 2010 dan tahun 2020 yang diproyeksikan.
Namun keadaan yang mencolok pada kelompok umur lanjut usia tahun 2010 dan 2020
dibandingkan dengan 1971 hingga 2000. Dimana balok pada kelompok umur tua
mengalami perubahan yang cukup signifikan yaitu semakin melebar.
Kemajuan dalam bidang ekonomi, teknologi dan
pendidikan berimbas pada penurunan angka kelahiran. Hal tersebut membuat
seseorang menunda usia perkawinan atau usia melahirkan serta jumlah anak yang
lebih sedikit karena lebih
mementingkan pekerjaan. Sementara kemajuan di bidang
kedokteran membuat seseorang menjadi lebih sehat sehingga memiliki umur yang
lebih panjang yang artinya meningkatkan angka harapan hidup di Negara yang
bersangkutan.
Sumber: Olahan Data Sekunder World Bank
Gambar 1.2
Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia
Pada grafik di atas terlihat bahwa angka aharapan
hidup penduduk Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Dimana pada tahun
2002 angka harapan hidup berada pada posisi 66 tahun. Terus menanjak pada tahun
– tahun berikutnya. Dan saat ini angka harapan hidup berada pada posisi 69
tahun. Yang artinya rata – rata penduduk Indonesia dapat bertahan hidup hingga
usia 69 tahun.
Tingkat pertumbuhan penduduk dengan jumlah penduduk
adalah hal yang berbeda. Tren pertumbuhan penduduk yang menurun belum tentu menyebabkan
tren jumlah penduduk juga menurun. Sampai saat ini jumlah penduduk Indonesia
yang tercatat pada sensus penduduk 2000 sebanyak 205,8 juta jiwa, meningkat
dari 178,5 juta jiwa pada hasil sensus tahun1990 dan 146,6 juta jiwa pada
sensus tahun pertumbuhan penduduk yang mengalami penurunan. Berbeda dengan
jumlah penduduk, tren tingkat pertumbuhan penduduk
mengalami penurunan. Pada tahun 1980-1990 tingkat pertumbuhan penduduk sebesar
1,9 persen turun menjadi 1,35 persen pada tahun 1990-2000.
Di Indonesia, Perubahan pada tingkat pertumbuhan
penduduk terutama di tentukan oleh fertilitas dan mortalitas yang menghasilkan
pertumbuhan penduduk alami. Sementara komponen migrasi masuk dan migrasi keluar
belum berpengaruh signifikan. Tingkat pertumbuhan penduduk yang menurun ini
menyebabkan pergeseran dalam struktur umur, dimana penyebab utamanya adalah
penurunan mortalitas dan fertilitas. Angka fertilitas total sebesar 5,61 pada
tahun 1971 menjadi 2,82 pada tahun1995 dan sebesar 2,4 pada tahun 2000.
Perubahan dalam struktur umur bukanlah hal yang kentara dalam waktu cepat.
Diperlukan Jangka waktu (Time lag) relatif panjang untuk bisa menunjukkan
pergeseran tersebut. Artinya penurunan fertilitas dan mortalitas tidak
mempengaruhi dengan segera struktur umur yang ada, dan yang terpenting bahwa
fertilitas hanya berpengaruh terhadap jumlah yang akan dilahirkan, bukan pada
jumlah yang ada.
Merespon fenomena ageing population yaitu tingkat
pertumbuhan penduduk tua yang sangat cepat dibandingkan jumlah penduduk muda
yang terjadi di banyak negara saat ini, dibutuhkan suatu kesiapan oleh
pemerintah sebab belakangan memang pertumbuhan penduduk tua di Indonesia mulai
meningkat seiring dengan peningkatan dalam angka harapan hidup. Sesuai dengan
fungsi pemerintah yaitu alokatif, distributif, stabilitif dan dinamisatif, maka
alokasi anggaran untuk berbagai pembangunan di sektor publik demi kesejahteraan
masyarakat menjadi kewajiban pemerintah.
Tingkat pertumbuhan penduduk yang positif pada usia
tua mengaharuskan pemerintah lebih memikirkan pelayanan dalam hal kesehatan
sebab penduduk usia tua lebih rentan terhadap masalah kesehatan. Tidak hanya
itu, terkait pendidikan juga merupakan hal yang kompleks. Walaupun angka
pertumbuhan negatif terjadi pada kelompok usia balita dan anak – anak, bukan
berarti menjadi solusi untuk mengurangi pengeluran dalam bidang pendidikan.
Sarana dan prasarana serta metode pendidikan yang lebih baik dari sebelumnya
kerap dibutuhkan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sebagai
contoh pengeluaran pemerintah yang terus meningkat untuk pendidikan dan
kesehatan sebagai berikut:
Tabel 1.2
Pengeluaran Pemerintah Pusat Untuk Pendidikan Dan
Kesehatan
(Milyar rupiah)
Tahun
Total Pengeluaran
Pendidikan
Kesehatan
2006
43.287
12.730
2007
54.067
17.467
2008
57.960
15.986
2009
89.918
17.302
2010
84.068
18.002
Sumber: Badan Pusat Statistik
Pada tabel di atas terlihat bahwa anggaran pemerintah
untuk pendidikan terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini sejalan dengan Undang
– Undang yang mengharuskan pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar 20 persen
dari APBN. Sementara untuk anggaran kesehatan dari tahun 2006 ke tahun 2007
mengalami peningkatan dari 12.730 menjadi 17.467 namun
turun pada tahun 2008 tetapi naik kembali pada tahun 2009 dan 2010.
Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis mencoba
menganalisis mengenai seberapa besar struktur umur penduduk mempengaruhi
pengeluaran pemerintah pada bidang pendidikan dan kesehatan di Indonesia. Untuk
itu penulis mengambil judul “Dampak Dinamika Struktur Umur Penduduk Terhadap
Pengeluran Pemerintah Pada Bidang Pendidikan dan Kesehatan di Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada latar
belakang, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah strukutur umur penduduk Indonesia termasuk
dalam kategori umur pertengahan?
2. Bagaimana pengaruh jumlah penduduk pada kelompok
umur muda terhadap pengeluaran pemerintah pada bidang pendidikan dan kesehatan
di indonesia?
3. Bagaimana pengaruh jumlah penduduk pada kelompok
umur pertengahan terhadap pengeluaran pemerintah pada bidang pendidikan dan
kesehatan di indonesia?
4. Bagaimana pengaruh jumlah penduduk pada kelompok
umur tua terhadap pengeluaran pemerintah pada bidang pendidikan dan kesehatan
di indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah
dikemukakan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kategori struktur umur penduduk
indonesia.
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah penduduk
pada kelompok umur muda terhadap pengeluaran pemerintah pada bidang pendidikan
dan kesehatan di Indonesia.
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah penduduk
pada kelompok umur pertengahan terhadap pengeluaran pemerintah pada bidang
pendidikan dan kesehatan di Indonesia.
4. Mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah penduduk
pada kelompok umur tua terhadap pengeluaran pemerintah pada bidang pendidikan
dan kesehatan di Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai bahan studi atau literatur bagi
mahasiswa/mahasiswi yang ingin mengetahui bagaimana dampak dinamika struktur
penduduk terhadap pengeluaran pemerintah pada bidang pendidikan dan kesehatan
di Indonesia.
2. Sebagai pelengkap sekaligus pembanding hasil-hasil
penelitian dengan topik yang sama yang sudah ada sebelumnya.
3. Sebagai tambahan wawasan bagi penulis dalam
kaitannya dengan disiplin ilmu yang penulis tekuni.
4. Penulis dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh
selama perkuliahan dengan kondisi yang ada di lapangan.
5. Sebagai bahan masukan atau pemikiran bagi instansi
yang terkait dalam mengambil keputusan.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi