Jumat, 28 Februari 2014

Skrippsi Ekonomi Pembangunan: PERSEPSI PENGUSAHA TERHADAP SUKU BUNGA PINJAMAN PERBANKAN


 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam mengembangkan aspek ekonomi suatu bangsa dan menciptakan lapangan kerja, peran pengusaha sangat penting karena tanpa pengusaha tidak mungkin kita dapat mengembangkan aspek ekonomi dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa. Sebagai salah satu komponen masyarakat, pengusaha harus memilliki rasa tanggung jawab atas terwujudnya tujuan pembangunan nasional, yakni kesejahteraan sosial, spiritual, dan material.

Sejalan dengan perkembangan perekonomian dewasa ini banyak pengusaha yang melakukan ekspansi usaha, untuk tujuan tersebut maka pengusaha memerlukan dana yang relatif besar. Pemenuhan kebutuhan dana tersebut diperoleh dengan melakukan pinjaman dalam bentuk hutang kepada bank.
Pengusaha dalam kegiatan usahanya harus didukung oleh perbankan. Perbankan bekerja untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang diberikan bank adalah jasa lalu lintas peredaran uang. Melalui bank, pengusaha dapat memperoleh kredit atau pinjaman uang untuk usaha yang dijalankan. Perbankan merupakan lembaga yang mempunyai posisi strategis dalam pembiayaan dunia usaha karena bank berfungsi sebagai lembaga intermediasi. Perbankan dalam operasionalnya diawasi langsung oleh Bank Indonesia karena menyangkut pada sistem moneter.

Dewasa ini, aksessibilitas dunia usaha terhadap perbankan dalam rangka pembiayaan sangat tergantung pada mekanisme pasar yang sangat kompetitif. Pemahaman para pengusaha tentang suku bunga pinjaman merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pihak perbankan. Suku bunga masih menjadi faktor penghambat utama pengusaha dalam mengakses dana perbankan karena tingkatnya masih sangat tinggi.
Tingkat suku bunga yang tinggi akan mengakibatkan pengusaha semakin sulit dalam mengakses dana dari bank. Mereka akan mengkompensasi dengan menaikkan harga produk yang berakibat pada masyarakat luas dan juga daya saing produk akan semakin rendah karena biaya modal yang mahal.
Selain itu, pengusaha juga tidak terlepas dari permasalahan dan hambatan dalam pengembangan aktivitas usahanya. Masalah mendasar untuk pengusaha yang paling menonjol adalah masalah yang menyangkut pembiayaan usaha atau modal usaha. Kebutuhan modal sangat terasa pada saat seseorang ingin memulai usaha baru. Pada usaha yang sudah berjalan, modal tetap menjadi kendala lanjutan untuk berkembang. Masalah yang menghadang pengusaha lainnya menyangkut kemampuan akses pasar dan pemasaran, tata kelola manajemen serta akses informasi. Kesulitan usaha kecil mengakses sumber-sumber modal karena keterbatasan informasi dan kemampuan menembus sumber modal tersebut.
Bank sebagai sebuah industri jasa keuangan harus betul-betul dipersiapkan dengan baik dimana bank adalah sumber dana bagi kebutuhan perkembangan dunia usaha. Dunia usaha pada saat ini dihadapkan pada permasalahan tingginya tingkat suku bunga, dimana suku bunga merupakan salah satu komponen dalam

mempengaruhi investasi. Begitu juga halnya perbankan sendiri, tingkat suku bunga yang tinggi akan berpengaruh terhadap besarnya pinjaman para pengusaha.
Akibat krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 masih terasa dampaknya pada kegiatan pengusaha dimana banyak pengusaha mengalami kebangkrutan dan berdampak lebih lanjut kepada sektor perbankan. Dengan kondisi perbankan yang mengalami kesulitan likuiditas tersebut mendorong perbankan menaikkan suku bunga yang tinggi guna menarik dana dari masyarakat. Bahkan perbankan menawarkan kepada peminjam dengan suku bunga mencapai lebih dari 60%.
Hal ini mengakibatkan perbankan menjadi tempat yang tidak menyenangkan bagi pengusaha yang ingin meminjam dana sehingga banyak bank yang mudah diguncang isu yang menyebabkan rusak dan berkurangnya kepercayaan rakyat terhadap bank. Guna menjamin dan memulihkan kepercayaan tersebut banyak bank yang ditutup atau diambil alih oleh pemerintah. Karenanya dibutuhkan biaya yang besar melalui program restrukturisasi dan rekapitalisasi perbankan.
Pasca krisis ekonomi melanda Indonesia, independensi Bank Sentral Indonesia menjadikan lembaga tersebut sebagai satu-satunya pengendali pasar uang. Tingkat suku bunga yang rendah, dengan ukuran satu digit (di bawah 10%) menjadi target dalam pengelolaan ekonomi makro.
Karena peranan perbankan bagi para pengusaha sangatlah penting, maka diharapkan mampu membantu para pengusaha dalam permodalan dengan menetapkan suku bunga pinjaman yang wajar. Dengan terciptanya suku bunga

yang stabil dan wajar akan menciptakan iklim investasi yang kondusif dan akan berpengaruh terhadap permodalan bagi pengusaha.
Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah diatas maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Persepsi Pengusaha Terhadap Suku Bunga Pinjaman Perbankan Di Kota Medan”.
1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang judul di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah persepsi pengusaha terhadap suku bunga pinjaman perbankan di Kota Medan?
1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perkembangan usaha di Kota Medan.
2. Untuk mengetahui persepsi pengusaha terhadap suku bunga di Kota Medan.
3. Untuk mengetahui persepsi pengusaha tentang suku bunga yang wajar/sesuai keekonomian di Kota Medan.



1.4. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapakan akan dapat menambah wawasan tentang persepsi pengusaha terhadap suku bunga pinjaman perbankan.
2. Dari segi praktis, penelitian ini dapat menambah masukan dan wacana kepada masyarakat luas serta sebagai bahan acuan bagi kalangan akademisi dan peneliti lain untuk penelitian selanjutnya terutama yang berminat untuk mengkaji tentang persepsi pengusaha terhadap suku bunga pinjaman perbankan.


  
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi