Sabtu, 01 Maret 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: ANALISIS DETERMINAN KETAHANAN PANGAN


 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pembangunan adalah proses multidimensional yang dilakukan secara sadar, terencana dan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dapat juga dikatakan sebagai proses perubahan keadaan menjadi lebih baik. Peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan diartikan sebagai keberhasilan dari proses pembangunan.

Menurut Mahyudi (2004:1) Pembangunan ekonomi merupakan pertumbuhan ekonomi yang dapat menyebabkan perubahan-perubahan, menurunnya perubahan terjadi terutama pada tingkat pertumbuhan penduduk dan perubahan dari struktur ekonomi, baik peranannya terhadap pembentukan pendapatan nasional, maupun peranannya dalam menyediakan lapangan kerja.
Pangan, merupakan kebutuhan primer manusia yang tidak dapat ditawar-tawar lagi pemenuhannya. Pengabaian atas kewajiban pemenuhan pangan merupakan pelanggaran hak asasi manusia, yang akan menimbulkan dampak serius baik dalam skala individu maupun pada tatanan stabilitas sebuah negara. Dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat maka dapat dipastikan bahwa kebutuhan akan pangan juga akan semakin meningkat, dengan kata lain terjadi peningkatan konsumsi. Namun adanya peningakatan dalam hal konsumsi terkadang tidak dapat diimbangi dengan adanya peningkatan produksi.
Bagi Indonesia, Pangan diidentikkan dengan suatu jenis hasil tanaman yaitu beras, karena pangan jenis ini merupakan makanan yang dijadikan bahan

makanan pokok utama. Beras dijadikan hampir seluruh penduduk indonesia sebagai pemenuhan kebutuhan kalori harian. Sehingga tidak salah jika penggunaan istilah pangan disini mengacu pada perberasan nasional.
Dengan pertimbangan pentingnya beras secara ekonomi dan politik tersebut pemerintah selalu berupaya agar ketersediaan beras tersebut mencukupi dan tentu saja harus juga dibarengi oleh keterjangkauan daya beli oleh masyarakat. Pertimbangan tersebut semakin penting bagi kondisi bangsa ini mengingat jumlah penduduknya yang semakin besar dengan sebaran populasi yang meyebar dan cakupan geografis yang luas dan tersebar pula.
Dalam pemenuhan akan kebutuhan beras pemerintah selalu berusaha mengupayakan pengadaan dan produksi dalam negeri dan hal tersebut dapat sukses dilakukan oleh Indonesia pada dekade tahun 1980-an yang mengantarkan Indonesia Swasembada Pangan. Dengan Swasembada Pangan tersebut menyebabkan perekonomian yang stabil, ketersediaan lapangan pekerjaan khususnya dipedesaan, dan tentu terciptanya ketahanan pangan.
Namun kondisi tahun-tahun setelahnya, swasembada pangan telah mengalami perubahan. Produksi beras dalam negeri terus mengalami kemerosotan sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan jumlah penduduk yang terus meningkat. Kondisi ini pun akhirnya memaksa kita untuk melakukan pemenuhan pangan nasional yang berasal dari pengadaan luar negeri atau sering diistilahkan sebagai impor beras. Kondisi ini diakibatkan oleh kebijakan pemerintah yang mulai mengenyampingkan sektor pertanian dan lebih terfokus pada pembangunan yang berbasis industri.

Lahan-lahan produktif pertaniaan banyak yang beralih fungsi sebagai pabrik dan pemukiman, para petani lebih memilih berpindah ke kota untuk mengadu nasib dari pada mengaharapkan hasil dari pertaniannya yang sudah tidak kompetitif dan menguntungkan. Sehingga dari tahun-ketahun pengadaan luar negeri/impor beras selalu menambah daftar ketahanan pangan nasional. Permasalahan yang timbul dari impor beras adalah terdapatnya ketergantungan Indonesia terhadap beras dari negara lain. Karena bantuan pangan sering kali dijadikan sebagai alat penekanan politik dan ekonomi oleh negara pengekspor kepada negara-negara yang membutuhkan bantuan pangan.
Dalam Pasal 1 PP No.68 tahun 2002 menerangkan bahwa Ketahanan Pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin pada tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman merata, dan terjangkau.
Ketahanan pangan berarti adanya kemampuan mengakses pangan secara cukup untuk mempertahankan kehidupan yang sehat. Lebih jauh lagi, dalam konteks sebuah Negara, kedaulatan pangan berarti terpenuhinya hak masyarakat untuk memiliki kemampuan guna memproduksi kebutuhan pokok pangan secara mandiri. Dari pengertian diatas dapat terlihat bahwa kemampuan aksesibilitas masyarakat terhadap pangan merupakan hal yang amat penting disamping ketersediaan pangan itu sendiri.
Seiring dengan proses otonomi daerah yang diataur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2000 Tentang Otonomi Daerah yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, peranan daerah dalam

meningkatkan ketahanan pangan di wilayahnya menjadi semakin meningkat. Searah dengan pelaksanaan kebijakan otonomi daerah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dapat berperan aktif dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan di wilayah kerjanya ( Suryana,2004: 79).
Dengan adanya otonomi daerah tersebut kota Padangsidimpuan sebagai kabupaten kota mempunyai kewajiban untuk dapat memenuhi pangan daerahnya sesuai dengan isi Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000. Sektor pertanian kota Padangsidimpuan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang perekonomian dan kehidupan masyarakatnya harus dapat dikembangkan secara efisien, sehingga mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk-produk sektor pertanian.
Pengembangan sektor pertanian sangat diharapkan dalam menunjang sasaran pembangunan kota Padangsidimpuan sebagai daerah yang sebagian besar penduduknya bekerja disektor pertanian. Pembangunan pertanian tanaman pangan yang dilakukan perlu memperhatikan antara jenis tanah, topografi, iklim, budaya serta faktor pendukung teknis lainnya, terutama kesesuaian antara kemampuan, kemauan dan keinginan penduduk dengan peluang pengembangan pertanian tanaman pangan dan dorongan serta kebijaksanaan dari pemerintah untuk memacu pertumbuhan sub sektor tanaman pangan.
Harga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ketersediaan pangan beras, harga yang relatif stabil dan wajar akan lebih memberikan kepastian penghasilan dan insentif berproduksi kapada petani dan sekaligus menjaga kelangsungan daya beli konsumen. Dalam era perdagangan bebas dan reformasi

pemerintah saat ini, fungsi dan kewenangan lembaga-lembaga Negara seperti Departemen Keuangan (DEPKEU ), Bank Indonesia (BI), Bank Rakyat Indonesia ( BRI ), Badan Urusan Logistik ( BULOG ), termasuk kebijakan subsidi yang dahulu sangat berperan dalam menunjang stabilitas sistem perberasan, telah mengalami deregulasi mengikuti azas mekanisme pasar bebas.
Lahan sebagai objek pertanian yang ketersediaannya sangat berpengaruh terhadap hasil pertanian, Yang sekarang ini sedang menghadapi masalah serius. Alih fungsi lahan serta berkurangnya unsur hara pada tanah menjadi masalah yang paling utama yang sedang dihadapi oleh lahan pertanian Indonesia.
Penguatan ketahanan pangan diperlukan dalam rangka menyediakan sumberdaya manusia sehat dan berkualitas untuk meningkatkan produktifitas dan daya saing nasional. Penguatan ketahanan pangan juga meningkatkan keamanan nasional. Tersedianya akses terhadap pangan yang cukup bagi semua dapat mencegah terjadinya permasalahan-permasalahan kerawanan sosial di masyarakat yang dipicu oleh situasi kerawanan pangan.
Berdasarkan uraian di atas bahwa betapa pentingnya pangan bagi baik individu maupun suatu Negara, penulis ingin menganalisa lebih lanjut mengenai ketersediaan pangan beras di kota Padangsadimpuan, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “Analisis Determinan Ketahanan Pangan Di Kota Padangsidimpuan”.


1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh luas panen terhadap ketersediaan pangan beras di Kota Padangsidimpuan?
2. Bagaimana pengaruh harga dasar beras terhadap ketersediaan pangan beras di Kota Padangsidimpuan?
1.3 Hipotesis


Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang menjadi objek penelitian, dimana tingkat kebenarannya masih perlu dibuktikan atau diuji secara empiris.
Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka hipotesis yang dapat dibuat penulis adalah:
1. Luas panen berpengaruh positif terhadap persediaan pangan beras,ceteris paribus.
2. Harga dasar beras berpengaruh positif terhadap Ketersediaan pangan beras, ceteris paribus.
 1.4 Tujuan penelitian


Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah diuraikan di atas maka penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh luas panen terhadap ketahanan pangan di kota Padangsidimpuan.



2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harga dasar beras terhadap ketahanan pangan di kota Padangsidimpuan.
 1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Memberi masukan bagi pengambilan keputusan dalam ketersediaan beras di Kota Padangsidimpuan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi , khususnya mahasiawa/i Departemen Ekonomi Pembangunan.
3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lainnya yang berhubungan dengan ketersediaan pangan beras di Kota Padangsidimpuan.
4. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai ketahanan pangan.


  
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi