Selasa, 04 Maret 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA RUMAH MAKAN

11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang. Terdapat tiga sifat penting dari pembangunan ekonomi, yaitu suatu proses terjadinya perubahan secara terus-menerus, adanya usaha untuk menarik pendapatan perkapita masyarakat, dan kenaikan pendapatan perkapita masyarakat dalam jangka panjang. Kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan ditujukan untuk mengubah cara berpikir agar dapat memahami pentingnya
investasi pembangunan. Pembangunan akan meningkatkan nilai-nilai budaya bangsa, yaitu terciptanya taraf hidup yang lebih baik, saling harga menghargai sesamanya, serta terhindar dari tindakan sewenang-wenang. Tujuan pembangunan ada dua tahap. Tahap pertama adalah untuk menghapuskan kemiskinan dan apabila tujuan ini mulai tercapai, dilanjutkan pada tahap kedua yaitu menciptakan kesempatan-kesempatan bagi warganya untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi segala kebutuhannya (Sirojuzilam, 2005: 2).
Dalam mencapai tujuan dari pembangunan, ilmu pengetahuan, teknologi, kemampuan, dan semangat berwiraswasta mempunyai peranan yang cukup besar dalam keberhasilan suatu negara. Teknologi mampu menciptakan efisiensi yang memicu produktivitas nasional, sedangkan semangat dan kemampuan
12
berwiraswasta menjadi kekuatan pendorong bagi proses pembangunan nasional (Sudantoko dan Hamdani, 2009: 149).
Semangat berwirausaha sangat dibutuhkan dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Di Indonesia, UMKM telah menjadi bagian penting dari sistem perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan UMKM memiliki keunggulan dalam penyediaan tenaga kerja melalui usaha padat karya. Hal ini akan mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan masyarakat, serta ikut berperan dalam meningkatkan perolehan devisa. Saat Indonesia diterpa badai krisis finansial pada tahun 1997/98 silam, UMKM-UMKM memiliki kemampuan untuk bertahan pada masa krisis tersebut. Hal ini karena semangat dan jiwa wirausaha yang dimiliki tertanam kuat sehingga meskipun mereka sempat goyang oleh dampak yang ditimbulkan, mereka secara perlahan-lahan mampu bangkit dari keterpurukan. Hal inilah yang membedakan antara usaha-usaha sekelas UMKM dengan usaha-usaha besar, meskipun penghasilan yang diperoleh lebih besar, namun resiko yang dihadapi juga semakin besar. UMKM-UMKM yang ada memiliki peran penting dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan mendukung pendapatan rumah tangga. UMKM mempunyai fleksibilitas yang lebih besar dibandingkan unit besar (UB). Hal ini karena dalam UB pengambilan keputusan dan inovasi pada umumnya terhambat oleh birokrasi dan kaku. Bagi orang-orang yang kreatif dan inovatif, hal tersebut dianggap terlalu rumit dan terdapat keinginan untuk mempunyai usaha sendiri. Berwiraswasta biasanya dimulai dengan usaha-usaha skala kecil yang berpotensi untuk berkembang.
13
Mengingat peranan UMKM yang cukup positif dalam proses pembangunan, sudah sewajarnya kondisi pekerja dapat dipikirkan dengan kebijakan secara langsung maupun tidak, untuk membantu pengembangan masyarakat melalui pembinaan kegiatan UMKM. Dari sisi kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto, sumbangan UMKM di Medan tahun 2009 adalah sebesar 53,30%. UMKM juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 85,4 juta orang atau 96,18% dari total tenaga kerja yang ada di Medan (www.waspada.co.id
Namun disadari pula bahwa perkembangan UMKM saat ini masih banyak menemui berbagai hambatan. Hambatan-hambatan tersebut berbeda dari satu daerah dengan daerah lain serta antarsektor yang ada, atau antar sesama perusahaan di sektor yang sama. Intinya, persoalan umum yang sering terjadi pada UMKM meliputi aspek pemasaran, kemampuan teknologi, distribusi dan pengadaan bahan baku serta input lainnya, kualitas sumber daya manusia yang rendah, biaya transportasi dan energi yang tinggi, keterbatasan komunikasi, serta prosedur administrasi dan birokrasi yang kompleks dalam pengurusan izin usaha. Terdapat pula ketidakpastian peraturan serta kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi yang tidak jelas arahnya (Tambunan, 2009: 75). ). Jadi, UMKM merupakan salah satu penggerak ekonomi bangsa.
Hal ini membuat pemerintah, perbankan, dan masyarakat harus merubah sudut pandangnya terhadap UMKM. Industri besar dan UMKM harus diposisikan pada level yang setara, dan tidak dibedakan antara industrialis-UMKM. Kesetaraan yang di maksud adalah kesetaraan akses pelayanan sumber daya dan kesempatan melihat peluang ekonomi. Pemerintah juga dapat memberikan
14
pemahaman tentang pentingnya pengembangan UMKM dengan berbagai alternatif kebijakan. Hal ini karena tidak menutup kemungkinan industri kecil akan tumbuh menjadi industri yang lebih besar. Setiap industri dapat tumbuh besar apabila memiliki peluang ekonomi sehingga dapat meningkatkan usahanya. Pada akhirnya industri tersebut akan mampu memberikan kontribusi yang positif, baik bagi industri itu sendiri, masyarakat, maupun bagi pemerintah. Intinya, perkembangan UMKM perlu dilakukan karena merupakan usaha yang menjanjikan. Apabila UMKM dapat berkembang, pada akhirnya akan memberikan dampak positif bagi perekonomian di Indonesia.
Kota Medan sebagai Ibu Kota Propinsi Sumatera Utara meliputi 21 Kecamatan, salah satu di antaranya adalah Kecamatan Medan Baru. Di kecamatan ini terdapat berbagai sektor UMKM, khususnya usaha makanan dan minuman atau sering disebut rumah makan. Menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No.KN.73/PVVI05/MPPT-85 tentang Peraturan usaha Rumah Makan, yang dimaksud dengan usaha jasa Pangan adalah suatu usaha yang menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersil (pariwisatadantekonologi.blogspot.com). Kegiatan usaha rumah makan makin marak berkembang dikarenakan prospeknya yang menggiurkan bagi para wirausaha. Namun, perlu adanya penelitian dalam pengembangan rumah makan sehingga dapat meningkatkan pendapatan pengusaha rumah makan itu sendiri.
Penulis melakukan penelitian pada usaha Rumah Makan di Kecamatan Medan Baru. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah rumah makan yang terdaftar di BPS pada Kecamatan Medan Baru tahun 2009 adalah sebanyak
15
195 rumah makan, dimana tersebar di 6 kelurahan, yakni 33 rumah makan di Kelurahan Titi Rantai, 39 rumah makan di Kelurahan Padang Bulan, 38 rumah makan Kelurahan Merdeka, 11 rumah makan di Kelurahan Darat, 38 rumah makan di Kelurahan Babura, dan di Petisah Hulu terdapat sebanyak 36 rumah makan. Rumah makan di Kecamatan Medan Baru memiliki potensi yang besar dikarenakan letaknya yang strategis, yakni dekat dengan pusat kota, kampus, rumah sakit, pusat bimbingan belajar serta wadah masyarakat lainnya. Hal ini yang membuat usaha rumah makan menjadi semakin berkembang dan memberikan dampak kegiatan ekonomi di kota Medan.
Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Rumah Makan di Kecamatan Medan Baru.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh modal terhadap pendapatan pengusaha rumah makan di Kecamatan Medan Baru?
2. Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan pengusaha rumah makan di Kecamatan Medan Baru?
3. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan terhadap pendapatan pengusaha rumah makan di Kecamatan Medan Baru?
16
4. Bagaimana pengaruh pengalaman usaha terhadap pendapatan pengusaha rumah makan di Kecamatan Medan Baru?
1.3 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:
1. Modal berpengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha rumah makan di Kecamatan Medan Baru, ceteris paribus.
2. Jumlah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha rumah makan di Kecamatan Medan Baru, ceteris paribus.
3. Tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha rumah makan di Kecamatan Medan Baru, ceteris paribus.
4. Pengalaman usaha berpengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha rumah makan di Kecamatan Medan Baru, ceteris paribus.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal terhadap pendapatan pengusaha rumah makan di Kecamatan Medan Baru.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan pengusaha rumah makan di Kecamatan Medan Baru.
17
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat pendidikan terhadap pendapatan pengusaha rumah makan di Kecamatan Medan Baru.
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengalaman usaha terhadap pendapatan pengusaha rumah makan di Kecamatan Medan Baru.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bahan informasi bagi pengusaha rumah makan dan pengembangannya.
2. Bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan khususnya penelitian mengenai analisis pendapatan pengusaha rumah makan.
3. Hasil pemikiran ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.

4. Sebagai bahan referensi untuk masyarakat yang tertarik terhadap pendapatan pengusaha rumah makan di Kecamatan Medan Baru.
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi