Selasa, 04 Maret 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK MISKIN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemiskinan adalah masalah lintas zaman. Kenyataan ini kiranya menjadi latar belakang mengapa kemiskinan selalu menjadi masalah yang mendapatkan perhatian besar dan mengundang perdebatan, hingga pada level paradigmatik. Perdebatan abadi kapitalisme dan sosialisme telah menjadikan kemiskinan sebagai salah satu tema sentral. Perdebatan paradigmatik telah menjadikan masalah kemiskinan menjadi semakin kompleks. Namun terlepas dari semua kontroversi perdebatan yang ada tentang konsep kemiskinan, penuntasan penanggulangan kemiskinan harus segera dilakukan dan setiap kebijakan yang dibuat harus memihak kepada rakyat miskin yang sangat membutuhkan perhatian dari semua pihak.

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan bangsa dan negara. Untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 yaitu, “melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
Kebijakan pembangunan terus dilanjutkan dan ditingkatkan berupa pemerataan pembangunan dan hasilnya yang menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Jadi tujuan

pembangunan nasional bukan hanya mengejar pembangunan ekonomi yang tinggi, melainkan juga memberikan penekanan pada aspek peningkatan pendapatan masyarakat dan pemerataan.
Ketiga aspek ini merupakan upaya mengurangi kemiskinan sekaligus memperkecil kesenjangan pendapatan kelompok yang berpenghasilan rendah dan kelompok yang berpenghasilan tinggi. Meskipun fenomena kemiskinan itu merupakan sesuatu yang kompleks dalam arti tidak hanya berkaitan dengan dimensi ekonomi, tetapi juga dimensi-dimensi lain di luar ekonomi, namun selama ini kemiskinan lebih sering dikonsepsikan dalam konteks ketidakcukupan pendapatan dan harta (lack of income and assets) untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan kesehatan, yang semuanya berada dalam lingkungan dimensi ekonomi (Nanga, 2006). Pada prinsipnya kemiskinan merupakan salah satu isu sentral dalam perekonomian di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang pesat telah berhasil meningkatkan taraf hidup semua lapisan masyarakat.
Keberhasilan pembangunan nasional selama ini masih ditemukan beberapa aspek kehidupan masyarakat yang belum banyak tersentuh oleh pembangunan.. Diantara aspek kehidupan masyarakat yang belum terjamah secara tuntas adalah masalah kemiskinan yang menjadi ciri sebagian anggota masyarakat. Kemiskinan dapat terjadi dimana saja, baik di negara yang sedang berkembang ataupun negara maju, baik di kota maupun di desa.Salah satu penyebab kemiskinan tersebut adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia pada suatu daerah. Untuk melihat kualitas sumber daya manusia adalah dengan cara melihat tingkat harapan hidup seseorang, tingkat
pendidikannya, seperti seberapa banyak penduduk di daerah tersebut yang pandai membaca dan menulis, rata-rata pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh masing-masing penduduk pada suatu daerah, maka akan mengurangi tingkat kemiskinan pada daerah tersebut. Selain itu kemiskinan juga dapat diukur dengan kemampuan daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Semakin rendah daya beli maka akan menunjukkan tingkat kemiskinan yang tinggi dan sebaliknya apabila kemampuan daya beli masyarakat meningkat maka akan menggambarkan tingkat kemiskinan yang rendah. Penggabungan ketiga komponen diatas lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Adapun IPM terdiri angka harapan hidup, tingkat pendidikan dan kemampuan daya beli masyarakat. Nilai IPM ini berkisar antara 0 – 100, semakin tinggi nilai yang dihasilkan oleh suatu daerah maka menunjukkan peningkatan kualitas sumber daya manusia pada daerah tersebut, yang pada akhirnya akan mengurangi tingkat kemiskinan pada suatu daerah.
Menjelang tahun 2008 Indonesia telah mencatat penurunan yang luar biasa dalam tingkat kemiskinan dibandingkan dengan pencapaiaan pada negara-negara sedang berkembang lainnya. Dimana pada tahun 2008 jumlah penduduk miskin berjumlah 34.96 juta jiwa. Menurut data BPS, tercatat angka kemiskinan di Indonesia pada tahun 2000 mencapai 38.70 juta jiwa. Jumlah ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan angka kemiskinan tahun 1999 yang mencapai 47.90 juta jiwa. Ada beberapa faktor penyebab kemiskinan, diantaranya adalah terbatasnya kesempatan kerja, rendahnya kepemilikan asset,
kurangnya akses terhadap fasilitas pendidikan, kelemahan tata pemerintahan, dan lemahnya penyelenggaraan perlindungan sosial.
Disamping persoalan diatas, penyebab kemiskinan juga berkisar pada fenomena “Lingkaran Setan Kemiskinan”. Pendapatan rendah, pendidikan rendah, gizi pun tak terpenuhi, lalu pertumbuhan tidak jalan, mutu modal manusia tidak baik, cara berfikir menjadi kurang kreatif dan tidak produktif sehingga pengangguran meningkat, dan pendapatan rendah. Terlihat disini bahwa persoalan berputar-putar terus disitu. Dan lingkaran setan itu jika akhirnya terjadi juga pada keturunan mereka maka semakin sulitlah keluar dari kemiskinan.
Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten yang memiliki jumlah penduduk miskin yang tinggi, pada tahun 2000, jumlah penduduk miskin di kabupaten Deli Serdang berjumlah 280.324 jiwa. Akan tetapi jumlah ini mengalami penurunan di tahun-tahun berikutnya, hal ini disebabkan dengan adanya program pengentasan kemiskinan yang dilakukan pemerintah Kabupaten Deli Serdang. Program ini meliputi pengentasan kemiskinan melalui bantuan instan berupa kebutuhan dasar hidup, pemberdayaan masyarakat berupa program bergulir usaha kecil dan mikro.
Untuk melihat peranan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam menanggulangi kemiskinan dapat kita lihat dalam alokasi sumber - sumber ekonomi melalui pengelolaan anggaran pengeluaran pemerintah. Dari tahun ke tahun pengeluaran pemerintah Kabupaten Deli Serdang terus meningkat, dimana tahun 2005 mencapai Rp 502 milyar, tahun 2006 mencapai Rp 784 milyar dan tahun 2007
mencapai Rp 842 milyar. Pengeluaran terbesar dilakukan pemerintah Kabupaten Deli Serdang pada sektor pelayanan publik dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan tujuan menekan angka kemiskinan. Program ini berhasil mengurangi jumlah penduduk miskin di Kabupaten Deli Serdang, dimana jumlah penduduk miskin di tahun 2006 berjumlah 102.810 jiwa, dan angka ini terus mengalami penurunan yang drastis, dimana pada tahun 2008 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Deli Serdang berjumlah 89703 jiwa.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menganalisa tentang masalah kemiskinan di Kabupaten Deli Serdang, dengan melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Deli Serdang”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka ada beberapa rumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian yang dilakukan, yaitu:
1. Bagaimanakah pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap jumlah penduduk miskin di kabupaten Deli Serdang ?
2. Bagaimanakah pengaruh jumlah pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di kabupaten Deli Serdang ?
3. Bagaimanakah pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terhadap jumlah penduduk miskin di kabupaten Deli Serdang ?

1.3 Hipotesa
Hipotesa merupakan jawaban sementara ataupun kesimpulan sementara yang diambil untuk menjawab permasalahan yang terdapat dalam penelitian. Berdasarkan permasalahan di atas maka sebagai jawaban sementara penulis membuat hipotesis sebagai berikut:
1. Pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh negatif terhadap jumlah penduduk miskin di Kabupaten Deli Serdang, ceteris paribus.
2. Tingkat pengangguran mempunyai pengaruh positif terhadap jumlah penduduk miskin di Kabupaten Deli Serdang, ceteris paribus.
3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mempunyai pengaruh negatif terhadap jumlah penduduk miskin di Kabupaten Deli Serdang, ceteris paribus.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan daripada penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap jumlah penduduk miskin di Kabupaten Deli Serdang.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di Kabupaten Deli Serdang.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terhadap jumlah penduduk miskin di Kabupaten Deli Serdang.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat daripada penulisan ini adalah:

1. Sebagai penambah wawasan bagi penulis dan pembaca lainnya tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah penduduk miskin di Kabupaten Deli Serdang dan bagaimana pengaruh yang ditimbulkan.
2. Dapat digunakan sebagai bahan masukan yang berguna bagi pengambil keputusan di masa yang akan datang dan juga sebagai bahan referensi.
3. Dapat menjadi sebagai bahan informasi bagi peneliti lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.


Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi