BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Prioritas
mempercepat pemulihan ekonomi serta memperkuat landasan pembangunan
berkelanjutan dan berkeadilan yang berdasarkan pada sistem ekonomi kerakyatan
dan dilakukan melalui pembangunan di bidang ekonomi serta pembangunan dibidang sumber
daya alam dan lingkungan hidup. Oleh karena itu, arah kebijakan pembangunan di
bidang ekonomi sesuai dengan GBHN 1999-2004 adalah mempercepat pemulihan
ekonomi dan mewujudkan landasan pembangunan yang lebih kukuh bagi pembangunan
ekonomi berkelanjutan. Tujuan pembangunan tersebut dicapai dengan lebih
memberdayakan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi n
asional terutama usaha
mikro, kecil, menengah, dan koperasi melalui pengembangan sistem ekonomi
kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan serta berbasis
sumber daya alam serta sumber daya manusia yang produktif dan mandiri.
Di
bidang ekonomi, sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan adalah
tercapainya keseimbangan antara pertanian dan industri serta
perubahan-perubahan fundamental dalam stuktur ekonomi Indonesia sehingga
produksi nasional yang berasal dari luar pertanian merupakan bagian yang
semakin besar dan industri menjadi tulang punggung ekonomi.
Dengan
memperhatikan sasaran pembangunan di bidang ekonomi tersebut maka pembangunan
di bidang industri memegang peranan yang penting. Dengan arah dan sasaran itu,
pembangunan industri berarti harus ditingkatkan dan dipercepat pertumbuhannya
sehingga mampu mempercepat terciptanya stuktur
ekonomi yang lebih seimbang, yang
pelaksanaannya juga harus semakin memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Industri kecil memiliki peranan yang besar dalam mendorong
pembangunan di daerah khususnya pedesaan. Dalam hal ini bisa dilihat bahwa
pembangunan di daerah tidak terlepas dari pembangunan nasional dalam rangka
pencapaian sasaran pembangunan yang disesuaikan dengan potensi daerah dan
aspirasi daerah.
Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah bertujuan
meningkatkan jenis dan peluang kerja. Pembangunan ekonomi daerah di era otonomi
menghadapi berbagai tantangan baik internal maupun eksternal, seperti masalah
kesenjangan dan iklim globalisasi, yang akhirnya menuntut tiap-tiap daerah
untuk mampu bersaing di dalam dan di luar negeri. Kesenjangan dan globalisasi
berimplikasi kepada propinsi, kabupaten/kota untuk melaksanakan percepatan
pembangunan ekonomi daerah melalui pengembangan ekonomi daerah berdasarkan
potensi sektor unggulan yang dimiliki oleh masing-masing daerah.
Untuk mendukung pembangunan tersebut sektor industri menjadi
salah satu faktor pendukung. Dilihat dari karakteristik sosial ekonomi bangsa
Indonesia saat ini industri kecil merupakan satu kekuatan dalam mewujudkan
pembangunan. Apalagi sejak krisis ekonomi tahun 1997, peranan usaha besar
menurun drastis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini disebabkan
karena bahan baku impor meningkat secara drastis, biaya cicilan meningkat
sebagai akibat dari nilai tukar rupiah terhadap dolar menurun dan berfluktuasi.
Sektor perbankan yang ikut terpuruk turut memperparah sektor industri dari sisi
permodalan. Banyak perusahaan yang tidak mampu lagi meneruskan usaha karena
tingkat bunga yang
tinggi. Berbeda dengan usaha kecil
yang sebagian besar tetap bertahan. Ada lima keadaan yang memungkinkan industri
kecil mampu bertahan dari persaingan yang datang dari industri berskala besar
adalah sebagai berikut : Pertama, usaha industri kecil bergerak dalam
pasar yang terpecah-pecah (fragmented market), sehingga keberadaan skala
ekonomi tidak terlalu penting yang menyebabkan skala ekonomi usaha besar tidak
menonjol. Kedua, usaha industri kecil menghasilkan produk-produk dengan
karakteristik elastisitas pendapatan yang tinggi, sehingga apabila terjadi kenaikan
pendapatan masyarakat, permintaan akan produk-produk usaha juga meningkat. Ketiga,
usaha kecil memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi sehingga dapat
menghasilkan variasi produk yang beraneka ragam. Keempat, usaha industri
kecil tergabung dalam satu kluster (sentra industri), sehingga mampu
memanfaatkan efisiensi kolektif, misalnya dalam hal pembelian bahan baku,
pemanfaatan tenaga kerja terampil, dan pemasaran bersama. Kelima, usaha
industri kecil diuntungkan oleh kondisi geografis, yang membuat produk-produk
industri kecil memperoleh proteksi alami karena pasar yang dilayani terjangkau
oleh inovasi produk-produk skala besar. Oleh karena itu perkembangan industri
kecil dan industri rumah tangga memegang peranan penting dalam perkembangan
ekonomi.
Kenyataan ini memberi gambaran bahwa industri kecil dan rumah
tangga pada hakekatnya masih bertahan dalam struktur ekonomi Indonesia dari
waktu ke waktu dengan berbagai tantangan seperti kekurangan modal, pemasaran,
keahlian tenaga kerja tetapi masih tetap menunjukkan tingkat perkembangan yang
baik.
Kondisi industri kecil yang ada di Indonesia saat ini
terdapat sebanyak 42 juta usaha mikro dan kecil,80 % diantaranya bergerak di
bidang pertanian. Potensi
industri sebanyak itu tentu saja
memberikan kontribusi bagi pruduct domestic bruto (PDB) yang tidak sedikit bagi
daerah dan pusat serta penyerapan tenaga kerja yang berdampak bagi pendapatan
masyarakat. Karena sektor industri kecil didominasi padat karya atau home
industri.
Namun dalam perkembangannya, industri kecil masih belum
menjalankan fungsi dan peranannya secara maksimal karena menghadapi berbagai
kendala seperti masalah keterbatasan modal, teknik produksi, bahan baku,
pemasaran, manajemen dan teknologi. Selain itu hambatan yang dihadapi industri
kecil adalah keterbatasan mengakses informasi pasar, keterbatasan jangkauan
pasar, keterbatasan jaringan kerja, dan keterbatasan mengakses lokasi usaha
yang stategis.
Perkembangan industri kecil termasuk industri rumah tangga
yang bersifat informal merupakan bagian dari perkembangan industri dan ekonomi
nasional secara keseluruhan. Industri kecil mempunyai peranan yang strategis
dalam penyediaan lapangan kerja, menyediakan barang dan jasa yang bermutu dan
salah satu yang diharapkan adalah pengembangan industri kecil yang dapat
ditempuh dengan cara pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia.
Karena begitu besarnya peranan industri dalam pembangunan
maka sektor industri perlu dikembangkan untuk mempercepat tujuan pembangunan
ekonomi sebagai upaya untuk mendukung berkembangnya industri sebagai penggerak
utama laju peningkatan pertumbuhan ekonomi dan upaya untuk meningkatkan nilai
tambah yang ditujukan untuk memperluas kesempatan berusaha, menyediakan barang
dan jasa yang bermutu, meningkatkan pendapatan masyarakat dan salah satu yang
diharapkan adalah pengembangan industri kecil
termasuk industi kecil pengolahan
makanan di tengah-tengah masyarakat yang bisa ditempuh dengan cara pemanfaatan
sumber daya alam yang tersedia. Industri kecil dalam hal ini akan berpengaruh
terhadap sumber daya manusia dan sumber daya alam.
Kenyataan ini memberi gambaran bahwa industri kecil dan rumah
tangga pada hakekatnya masih bertahan dalam struktur ekonomi Indonesia dari
waktu ke waktu dengan berbagai tantangan seperti kekurangan modal, pemasaran,
keahlian tenaga kerja tetapi masih tetap menunjukkan tingkat perkembangan yang
baik.
Dari hal di atas terdapat beberapa alasan yang kuat menjadi
dasar eksistensi industri kecil dan rumah tangga dalam perekonomian Indonesia
yaitu (Saleh, 1986:11).
1. Sebagian besar populasi industri
kecil dan kerajinan berlokasi di pedesaan, sehingga bila dikaitkan dengan
kenyataan, tenaga kerja yang semakin meningkat serta luas tanah garapan
pertanian yang semakin sempit,industri kecil merupakan salah satu jalan keluar.
2. Beberapa jenis kegiatan industri
kecil dan kerajinan banyak menggunakan bahan dari sumber lingkungan terdekat
(di samping tingkat upah yang murah) memungkinkan biaya produksi dapat ditekan.
3. Harga jual relatif murah sehingga
masyarakat kelas “bawah” atau berpendapatan rendah merupakan pangsa pasar
potensial yang memberikan peluang bagi pengembangan industri kecil.
4. Tetap adanya permintaan terhadap beberapa jenis komoditi
yang tidak diproduksi secara maksimal (misalnya batik tulis, anyam-anyaman,
beberapa barang ukiran, dan lain sebagainya).
Dalam menghadapi perdagangan
bebas,sektor industri perlu dipersiapkan secara khusus dalam menghadapi
liberalisasi perdagangan agar bisa bersaing dengan negara luar. Untuk Indonesia
masalah pembagian pendapatan yang merata adalah masalah yang tidak mudah untuk
dituntaskan hanya mungkin dilakukan adalah memperkecil atau menurunkan tingkat
ketimpangan dan kemiskinan itu sendiri akibat dari rendahnya tingkat pendapatan
masyarakat.
Kabupaten Tapanuli Utara adalah salah satu daerah tingkat II
di Sumatera Utara dimana tingkat pendapatan masyarakatnya masih rendah. Sektor
pertanian menjadi sumber mata pencaharian utama sebagian besar
penduduknya,sedangkan sektor industri belum berkembang seperti daerah tingkat
II lainnya di Sumatera Utara. Hal ini diakibatkan kurangnya sumber daya alam
dan sumber daya manusia yang dapat menciptakan berkembangnya suatu undustri.
Melihat kondisi tersebut pemerintah tingkat II Tapanuli Utara mengupayakan
tumbuhnya industri kecil di daerahnya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah
dengan menggalakkan industri yang berbasis home industri.
Salah satu contoh industri kecil yang telah mampu memberi
penghasilan bagi masyarakat adalah usaha kacang sihobuk di kecamatan Sipoholon.
Keberadaan usaha kecil ini sangat berdampak terhadap masyarakat khususnya
penyerapan tenaga kerja yang pada akhirnya peningkatan pendapatan masyarakat
itu sendiri. Disamping itu pasokan untuk bahan baku sangat mudah di dapatkan,
karena luasnya areal pertanian di daerah sekitar yang menjamin ketersediaan
bahan baku pembuatan kacang sihobuk ini. Dimana kacang sihobuk ini adalah
makanan khas masyarakat Tapanuli, dan karena cita rasanya yang khas, kacang
sihobuk ini juga dijadikan buah
tangan bagi setiap kalangan yang datang berkunjung ke Tapanuli Utara.
Pada awalnya usaha kacang sihobuk ini adalah hanya untuk
masyarakat sekitar dalam arti produksi hanya untuk masyarakat di kecamatan
Sipoholon saja tetapi lama kelamaan berkembang menjadi usaha yang bersifat
komersial dan usaha ini menjadi usaha rutin karena banyaknya permintaan pasar.
Bahkan permintaan terhadap kacang sihobuk meluas sampai ke kota – kota besar di
Indonesia.
Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis terhadap usaha kecil
Kacang Sihobuk,terutama ditinjau dari kesiapan dan ketersediaan faktor-faktor
yang mempengaruhinya sehingga dapat dilihat bagaimana peranan usaha kacang
sihobuk ini,maka atas pemaparan tersebut penulis tertarik untuk meneliti
tentang “Analisis Peranan Sektor Industri Kecil Kacang Sihobuk dalam
Meningkatkan Pendapatan Masyarakat di Kecamatan Sipoholon,Tapanuli Utara.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas
dapat dirumuskan permasalahannya yaitu :
1. Apakah jumlah produksi berpengaruh
positif terhadap pendapatan pedagang kacang sihobuk di kecamatan Sipoholon?
2. Apakah lama usaha berpengaruh terhadap pendapatan pedagang
kacang Sihobuk di kecamatan Sipoholon?
3. Apakah modal awal usaha
berpengaruh terhadap pendapatan pedagang kacang sihobuk di kecamatan Sipoholon?
4. Apakah industri kacang sihobuk berperan dalam meningkatkan
pendapatan masyarakat di kecamatan Sipoholon? 1.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu masalah yang
telah dirumuskan dan perlu dikaji kebenarannya. Sehubungan dengan masalah yang
dihadapi tersebut maka anggapan bahwa masalah yang dihadapi hendaknya
diperbaiki agar benar-benar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Adapun
hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Jumlah produksi berpengaruh positif
terhadap pendapatan pedagang kacang sihobuk di kecamatan Sipoholon, cateris
paribus.
2. Lama usaha berpengaruh positif
terhadap pendapatan pedagang kacang sihobuk di kecamatan Sipoholon, cateris
paribus.
3. Modal awal usaha berpengaruh
positif terhadap pendapatan pedagang kacang sihobuk di kecamatan Sipoholon,
cateris paribus.
4. Industri kecil kacang sihobuk berperan dalam meningkatkan
pendapatan pedagang kacang sihobuk di kecamatan Sipoholon.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah :
1. Untuk mengetahui apakah jumlah produksi berpengaruh
terhadap pendapatan pedagang kacang sihobuk di kecamatan Sipoholon.
2. Untuk mengetahui apakah lama usaha
berpengaruh terhadap pendapatan pedagang kacang sihobuk di kecamatan Sipoholon.
3. Untuk mengetahui apakah modal awal
usaha berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang kacang sihobuk di
kecamatan Sipoholon.
4. Untuk mengetahui pengaruh industri kecil kacang sihobuk
terhadap pendapatan masyarakat di kecamatan Sipoholon. 1.5 Manfaat
Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Sebagai tambahan wawasan ilmiah
dan ilmu pengetahuan penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni.
2. Untuk dapat dijadikan bahan
masukan oleh Instansi terkait sebagai bahan masukan untuk mengambil
keputusan-keputusan dan kebijaksanaan-kebijaksaan dalam bidang industri dan
pemberdayaan industri kecil di wilayah pedesaan.
3. Sebagai tambahan informasi dan masukan bagi mahasiswa Fakultas
Ekonomi terutama mahasiswa Departemen
Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian sej
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi