Senin, 03 Maret 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: Analisis Peranan Kredit Perbankan Dalam Pengembangan UMK

1BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan dapat berhasil bila ditunjang oleh sektor ekonomi yang mapan.Karena pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha multidimensional dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat, mengusahakan kesempatan kerja serta mengurangi ketimpangan kesejahteraan dan distribusi pendapatan. Terdapat tiga sifat penting dari pembangunan ekonomi, yaitu suatu proses terjadinya perubahan secara terus-menerus, adanya usaha untuk menarik pendapatan perkapita masyarakat, dan kenaikan pendapatan perkapita masyarakat dalam jangka panjang.

Layaknya yang terjadi terhadap kota-kota besar lain, sebagai sebuah kota besar, struktur perekonomian kota medan telah bergeser dari sektor primer ke sektor sekunder dan sektor tertier. Dari Sembilan sektor ekonomi (lapangan usaha) yang ada, sektor perdagangan (tertier) merupakan sektor dengan kontribusi terbesar terhadap perekonomian kota medan setiap tahunnya. Pada tahun 2010 yang lalu, atas dasar harga berlaku, volume kontribusi sektor perdagangan terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kota Medan adalah sebesar 15.940,6(dalam juta rupiah) dari total PDRB sebesar 72.669,89 (dalam juta rupiah) atau dalam persentase adalah sebesar 21,94%, disusul kemudian dengan sektor industri  1dengan kontribusi sebesar 14,95% dengan volume sebesar 10.863,70 (dalam juta rupiah).
Maka tentunya kalangan pengusaha atau pedagang memainkan peranan yang begitu besar disini.Dalam mencapai tujuan dari pembangunan, ilmu pengetahuan, teknologi, kemampuan, dan semangat berwiraswasta mempunyai peranan yang cukup besar dalam keberhasilan pembangunan dari suatu negara atau daerah.
Teknologi akan mampu menciakan efisiensi yang memicu produktivitas nasional, sedangkan semangat dan kemampuan dalam berwiraswasta menjadi kekuatan pendorong bagi proses pembangunan nasional (Sudantoko dan Hamdani, 2009: 149).
Schumpeter dalam Sukirno (2007:251-252) mengatakan tentang peran pengusaha dalam proses pembangunan ekonomi, yaitu tentang pentingnya peranan pengusaha didalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori ini ditunjukkan bahwa para pengusaha merupakan golongan yang akan terus-menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut merupakan : memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggi efisien cara memproduksi dalam menghasilkan suatu barang, memperluas pasar sesuatu barang ke pasaranpasaran baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi keefisienan kegiatan perusahaan.
Peranan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) tentunya sangat besar dalam perekonomian sebuah negara berkembang. Semangat berwirausaha sangat  1dibutuhkan dalam pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Di Indonesia, UMK telah menjadi bagian penting dari sistem perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan UMK memiliki keunggulan dalam penyediaan tenaga kerja melalui usaha padat karya. Hal ini akan mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan masyarakat, serta ikut berperan dalam meningkatkan perolehan devisa. Sebagai gambaran, pada tahun 2003, kendati sumbangannya dalam output nasional (PDRB) hanya 56,7 persen dan dalam ekspor nonmigas hanya 15 persen, namun UMK memberi kontribusi sekitar 99 persen dalam jumlah badan usaha di Indonesia serta mempunyai andil 99,6 persen dalam penyerapan tenaga kerja (Kompas, 14/12/2001 dalam Brata, 2003).
Saat Indonesia diterpa badai krisis finansial pada tahun 1997 silam, UMK-UMK memiliki kemampuan untuk bertahan pada masa krisis tersebut. Hal ini karena semangat dan jiwa wirausaha yang dimiliki tertanam kuat sehingga meskipun mereka sempat goyang oleh dampak yang ditimbulkan, mereka secara perlahanlahan mampu bangkit dari keterpurukan. Hal inilah yang membedakan antara usahausaha sekelas UMK dengan usaha-usaha besar, meskipun penghasilan yang diperoleh lebih besar, namun resiko yang dihadapi juga semakin besar. UMK-UMK yang ada memiliki peran penting dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan mendukung pendapatan rumah tangga. UMK mempunyai fleksibilitas yang lebih besar dibandingkan unit besar (UB). Hal ini karena dalam UB pengambilan keputusan dan inovasi pada umumnya terhambat oleh birokrasi dan  1kaku. Bagi orang-orang yang kreatif dan inovatif, hal tersebut dianggap terlalu rumit dan terdapat keinginan untuk mempunyai usaha sendiri. Berwiraswasta biasanya dimulai dengan usaha-usaha skala kecil yang berpotensi untuk berkembang.
Pemerintah Kota Medan sendiri dalam Program Kerja Pembangunan Bidang Ekonominya memasukkan UMK sebagai salah satu prioritas Namun disadari pula bahwa perkembangan UMK saat ini masih banyak menemui berbagai hambatan.
Hambatan-hambatan tersebut berbeda dari satu daerah dengan daerah lain serta antarsektor yang ada, atau antar sesama perusahaan di sektor yang sama. Salah satu masalah yang umumnya menjadi penghambat adalah masalah permodalan usaha kecil dan menengah. Masalah permodalan yang dihadapi mencakup aspek-aspek permodalan, masalah pembiayaan usaha, masalah akumulasi modal, serta cara memanfaatkan fasilitas dalam rangka pelaksanaan usahanya. Masalah lain yang juga sering terjadi pada UMK meliputi aspek pemasaran, kemampuan teknologi, distribusi dan pengadaan bahan baku serta input lainnya, kualitas sumber daya manusia yang rendah, biaya transportasi dan energi yang tinggi, keterbatasan komunikasi, serta prosedur administrasi dan birokrasi yang kompleks dalam pengurusan izin usaha. Terdapat pula ketidakpastian peraturan serta kebijaksanaankebijaksanaan ekonomi yang tidak jelas arahnya (Tambunan, 2009: 75).
Menurut data dari Kementrian Negara Koperasi dan UKM, pertumbuhan UKM di Indonesia dilihat dari sisi perkembangan nilai investasi turut mengalami perkembangan yang cukup positif. Perkembangan nilai investasi untuk usaha kecil  1(UK) periode 2007-2008 mengalami peningkatan sebesar 15,68 persen yaitu dari Rp.
77.234.590 pada tahun 2007 menjadi Rp. 89.347.419 pada tahun 2008, sedangkan untuk usaha menengah (UM) mengalami peningkatan sebesar 12,63 persen antara tahun 2007-2008 yaitu dari Rp. 85.354.385 pada tahun 2007 menjadi Rp. 96.131.84pada tahun 2008. Jika ditinjau dari proporsi unit usaha pada sektor ekonomi UMK yang memiliki proporsi unit usaha terbesar adalah sektor (1) Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan; (2) Perdagangan, Hotel dan Restoran; (3) Industri Pengolahan; (4) Pengangkutan dan Komunikasi; serta (5) Jasa-jasa, yang masingmasing tercatat sebesar 51,51 persen; 28,85 persen; 6,32 persen; 6,25 persen; dan 4,25 persen (www.depkop.go.id). Oleh karena itu, apabila sektor UMK tersebut terus didukung oleh pemerintah dan dunia perbankan dalam hal penyaluran modal maka akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi, dan juga akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Dalam memenuhi kebutuhan permodalan bagi sektor UMK, perbankan jelas memainkan peranan yang sangat penting. Pengertian Bank menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat d alam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.
 1Disamping itu, bank juga dikenal sebagai tempat menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya (Kashmir, 2008:25).
Bank dan kaitannya dalam hal ini berperan dalam membantu permasalahan yang dihadapi usaha kecil menengah melalui penyaluran kredit atau membantu permodalan ke sektor usaha kecil dan menengah. Dengan peran serta bank terhadap usaha kecil menengah dalam pemberian kredit, maka usaha kecil menengah dapat meringankan masalah permodalannya dan dapat meningkatkan usahanya dengan kualitas yang baik dan bermutu sehingga usaha kecil dan menengah dapat membantu pertumbuhan ekonomi.
Kota Medan sebagai sebuah kota besar dengan lalu lintas perekonomian yang begitu ramai jelas memiliki potensi yang begitu besar bagi pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Pemerintah Kota Medan sendiri dalam Program Kerja Pembangunan Bidang Ekonominya memasukkan UMK sebagai salah satu prioritas.
Capaian kinerja pembinaan usaha mikro di kota Medan pada tahun 2010 yang lalu mencapai 95% dengan jumlah usaha mikro kecil menengah sebanyak 222.000 usaha.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka timbul keinginan penulis untuk mempelajari dan mencoba menganalisa kedalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Peranan Kredit Perbankan Dalam Pengembangan UMK (Usaha Mikro dan Kecil) di Kecamatan Medan Helvetia“.
 11.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan signifikan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh pelaku UMK di Kecamatan Medan Helvetia sebelum dan sesudah penyaluran kredit UMK oleh Perbankan ? 2. Faktor apa yang paling mendorong pengusaha di Kecamatan Medan Helvetia dalam mengambil kredit UMK ? 1.3 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana kebenarannya masih perlu diuji. Berdasarkan perumusan masalah di atas, penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut : 1. Terdapat perbedaan pendapatan UMK sebelum dan sesudah penyaluran kredit UMK oleh Perbankan.
2. Terdapat beberapa faktor yang mendorong pengusaha di Kecamatan Medan Helvetia dalam mengambil kredit UMK oleh Perbankan seperti Suku bunga Kredit, Bahan baku, Upah Tenaga Kerja, Transportasi dan Pemasaran.
 21.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap pendapatan UMK di Kecamatan Medan Helvetia sebelum dan sesudah mendapat penyaluran kredit UMK oleh Perbankan.
2. Untuk mengetahui faktor apa yang paling mempengaruhi pengusaha di Kecamatan Medan Helvetia dalam mengambil kredit UMK oleh Perbankan.
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Menambah khasanah ilmu pengetahuan dan informasi khususnya mengenai kredit yang disalurkan oleh Perbankan terhadap perkembangan UMK di Kecamatan Medan Helvetia.
2. Sebagai pelengkap atau pembanding penelitian terdahulu, dan sebagai bahan acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
3. Bagi penulis sendiri, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan proses pembelajaran dan menambah wawasan ilmiah penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni.
4. Sebagai masukan bagi pemerintah dan pelaku perbankan yang menjadi objek penelitian.

  
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi