Selasa, 04 Maret 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT DALAM MENGURANGI TINGKAT RESIKO


 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional, semakin banyak industri – industri yang didirikan. Salah satu industri yang didirikan adalah industri jasa yang melayani kebutuhan masyarakat dan mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi. Industri jasa yang muncul di antaranya adalah jasa perbankan atau keuangan. Dimana perbankan merupakan inti dari sistem keuangan di setiap negara.

Perbankan di Indonesia telah diatur menurut perundang – undangan perbankan, adapun pengertian perbankan menurut Undang – Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 adalah sebagai berikut: “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”.
Dengan pengertian di atas, bank merupakan sebuah lembaga keuangan yang berupaya meraih keuntungan dari nasabah yang memerlukan jasa perbankan. Usaha yang dilakukan oleh lembaga perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Penyaluran kredit merupakan kegiatan usaha yang mendominasi pengalokasian dana bank. Penggunaan dana untuk penyaluran kredit ini mencapai 70 – 80% dari volume usaha bank. Oleh karena itu sumber dana utama pendapatan bank berasal

dari kegiatan penyaluran kredit dalam bentuk pendapatan bunga. Terkonsentrasinya usaha bank dalam penyaluran kredit tersebut disebabkan oleh beberapa alasan:
1. Sifat usaha bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit.
2. Penyaluran kredit memberikan spread yang pasti sehingga besarnya pendapatan yang diperkirakan.
3. Melihat posisinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter, perbankan merupakan sektor usaha yang kegiatan paling diatur dan dibatasi.
4. Sumber dana utama bank berasal dari dana masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit (Dahlan Siamat, 2004:165).

Namun dikarenakan karakteristik kredit yang rentan terhadap resiko kerugian maka seorang pimpinan dituntut mampu mengambil keputusan yang tepat dalam menyetujui pemberian kredit tersebut karena kelangsungan kegiatan operasional bank sangat dipengaruhi pada kesiapan bank menanggung kemungkinan timbulnya resiko kerugian ( potensial risk ). Dalam pengambilan keputusan tersebut seorang pimpinan memerlukan informasi yang berkaitan dengan kredit. Dengan besarnya kredit yang diberikan kepada nasabah, bank mempunyai resiko pengembalian piutang yang macet yang disebut risiko kredit (default risk) yang merupakan suatu risiko kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan ( Mahsyud Ali, 2004:132 )

Karena pada masyarakat Tarutung khususnya untuk Usaha Kecil Menengah ( UKM ) mereka lebih memilih dana pinjaman dari bank untuk membantu kelangsungan usahanya, dengan demikian permintaan kredit dari masyarakat menjadi semakin besar. Semakin besar kredit disalurkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Tarutung maka resiko kredit yang akan timbul dikemudian hari akan semakin besar pula, oleh karena itu pihak manajemen perlu membenahi prosedur yang ada guna mengeliminir resiko kerugian yang akan timbul dikemudian hari.
Pengendalian intern atas pemberian kredit yang ada pada PT Bank Rakyat Indonesia cabang Tarutung adalah memadai. Hal tersebut terlihat dari aktivitas pinjaman yang diberikan oleh bank telah dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, sehingga tingkat kolektibilitas pinjaman juga baik. Didukung pula dengan adanya struktur organisasi yang dengan jelas menggambarkan pemisahan fungsi, dan dilakukan analisa 5-C. Bank juga melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kredit yang diberikan. Pengendalian intern yang dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia cabang Tarutung memiliki peranan dibidang perkreditan sehingga tetap berada pada tingkat kolekbilitas lancar dan resiko kredit dapat ditekan.
Berdasarkan data yang diperoleh seperti yang disebutkan pada Info Bank 2008, jumlah kredit yang diberikan oleh PT BRI Persero Tbk sejak tahun 2004 semakin meningkat setiap tahunnya. Sementara itu tingkat kredit macet pada PT BRI Persero Tbk dari tahun 2004 sampai 2006 semakin naik.

Gambar 1.1
Grafik NPL PT. BRI Persero Tbk
Dengan memperhatikan kaitan yang erat antara perlunya prosedur pemberian kredit yang memadai dengan usaha untuk memperkecil resiko tidak tertagihnya kredit, penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “Analisis Prosedur Pemberian Kredit dalam Mengurangi Tingkat Resiko pada PT BRI Persero, Tbk Cabang Tarutung”.
1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas untuk memudahkan pembahasan dalam penelitan ini, penulis mengidentifikasikan masalah yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimanakah prosedur pemberian kredit pada PT BRI Persero, Tbk Cabang Tarutung ?
2. Analisis apakah yang paling menentukan dalam melakukan analisis kredit yang mampu mengurangi tingkat kredit macet pada PT BRI Persero, Tbk Cabang Tarutung ?



1.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan atau statement tentang kebenaran yang dirumuskan untuk pengertian sementara. Maka berdasarkan uraian perumusan masalah di atas, maka hipotesis yang dilakukan adalah:
1. Prosedur pemberian kredit yang diterapkan PT BRI Persero, Tbk Cabang Tarutung sudah cukup baik dan berpengaruh positif dan signifikan dalam mengurangi tingkat kredit macet.
2. Analisis kredit yang paling dominan berpengaruh positif dalam mengurangi tingkat kredit macet.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Menganalisis prosedur pemberian kredit yang diterapkan pada PT BRI Persero, Tbk Cabang Tarutung.
2. Menganalisis prosedur analisis yang manakah yang mampu mengurangi jumlah kredit macet pada PT BRI Persero, Tbk Cabang Tarutung.

1.5 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi terutama Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.



2. Sebagai masukan bagi kalangan akademis dan peneliti yang tertarik untuk memberikan mengenai topik yang sama.
3. Sebagai proses pembelajaran dan penambah wawasan ilmiah penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni.
4. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi pengambil kebijakan yang berkaitan dengan proses pemberikan kredit.


  
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi