Sabtu, 01 Maret 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI


 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Berdasarkan teori ekonomi secara sederhana investasi berarti pembelian (dan berarti juga produksi) dari kapital/modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Investasi juga adalah suatu komponen dari PDB (Produk Domestik Bruto) dengan rumus PDB = C + I + G + NX. Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang.

Dalam teori pertumbuhan ekonomi, Menurut Rostow, sebuah negara perlu mencapai tingkat investasi sebesar 15-20 persen sebagai prakondisi untuk lepas landas. Namun masalahnya, tingkat tabungan domestik khususnya tabungan pemerintah di negara berkembang tidak cukup untuk membiayai kebutuhan investasi sebanyak itu. Itu sebabnya diperlukan bantuan modal asing untuk melakukan investasi.

Dalam teori ekonomi pembangunan diketahui bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi dan investasi mempunyai hubungan timbal balik yang positif. Hubungan timbal balik tersebut terjadi oleh karena di satu pihak, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu negara, berarti semakin besar bagian dari pendapatan yang bisa ditabung, sehingga investasi yang tercipta akan semakin besar pula. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi berpengaruh terhadap kenaikan PDB serta meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat sehingga kecenderungan untuk investasi lebih besar. Dalam kasus ini, investasi merupakan fungsi dari pertumbuhan ekonomi. Di lain pihak, semakin besar investasi suatu negara, akan semakin besar pula tingkat pertumbuhan ekonomi yang bisa dicapai. Dengan demikian, pertumbuhan merupakan fungsi investasi. Di banyak negara berkembang termasuk Indonesia, program investasi merupakan salah satu agenda ekonomi pemerintah yang diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi. Dengan bertumbuhnya investasi maka akan terbuka peluang lapangan usaha yang lebih luas sehingga mampu menyerap tenaga kerja dan pada akhirnya akan mengurangi angka pengangguran. Sementara itu investasi terkait erat dengan faktor-faktor penentu lainnya. Pertumbuhan investasi di suatu negara tergantung kebijakan perekonomian suatu negara serta didukung sarana dan prasarana lainnya. Perkembangan situasi politik, penegakan hukum serta regulasi yang dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif juga sangat berpengaruh pada investasi. Faktor ketidakpastian juga berpengaruh dengan variable indikator seperti tingkat suku bunga dan inflasi serta kepercayaan masyarakat yang mempengaruhi perkembangan investasi tersebut.

Propinsi Sumatera Utara, sebagai salah satu propinsi terbesar di Indonesia merupakan salah satu daerah potensial untuk investasi. Secara umum gambaran propinsi ini yaitu terletak pada 10-40 Lintang Utara dan 980-1000 Bujur Timur, yang pada tahun 2006 memiliki 25 Kabupaten dan 7 kota, dan terdiri dari 328 kecamatan. Secara keseluruhan Provinsi Sumatera Utara mempunyai 5.086 desa dan 382 kelurahan. Luas daratan Propinsi Sumatera Utara 71.680 km2. Sumatera Utara tersohor karena luas perkebunannya. Hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian di propinsi ini. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan. Komoditas tersebut telah diekspor ke berbagai negara dan memberikan sumbangan devisa yang sangat besar bagi Indonesia. Selain komoditas perkebunan, Sumatera Utara juga dikenal sebagai penghasil komoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan); misalnya Jeruk Medan, Jambu Deli, Sayur Kol, Tomat, Kentang, dan Wortel yang dihasilkan oleh Kabupaten Karo, Simalungun dan Tapanuli Utara. Produk holtikultura tersebut telah diekspor ke Malaysia dan Singapura. Pemerintah Propinsi Sumatera Utara juga sudah membangun berbagai prasarana dan infrastruktur untuk memperlancar perdagangan baik antar kabupaten di Sumatera Utara maupun antara Sumatera Utara dengan provinsi lainnya. Sektor swasta juga terlibat dengan mendirikan berbagai properti untuk perdagangan, perkantoran, hotel dan lain-lain.

Tentu saja sektor lain, seperti koperasi, pertambangan dan energi, industri, pariwisata, pos dan telekomunikasi, transmigrasi, dan sektor sosial kemasyarakatan juga ikut dikembangkan. Untuk memudahkan koordinasi pembangunan, maka Sumatera Utara dibagi kedalam empat wilayah Pembangunan. Sumatera Utara merupakan propinsi yang keempat terbesar jumlah penduduknya di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990 penduduk Sumatera Utara pada tanggal 31 Oktober 1990 (hari sensus) berjumlah 10,81 juta jiwa, dan pada tahun 2002, jumlah penduduk Sumatera Utara diperkirakan sebesar 11,85 juta jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera Utara tahun 1990 adalah 143 jiwa per km2 dan tahun 2002 meningkat menjadi 165 jiwa per km2, sedangkan laju pertumbuhan penduduk Sumatera Utara selama kurun waktu tahun 1990-2000 adalah 1,20 persen per tahun. Dengan kondisi geografis dan sumber daya alam yang ada menunjukkan Sumatera Utara merupakan daerah yang potensial untuk menarik investasi. Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Nasional (BKPMN) dapat dilihat persetujuan investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di Sumatera Utara. Dari seluruh propinsi penyumbang nilai persetujuan PMDN dan PMA di seluruh Indonesia, propinsi Sumatera Utara memberikan kontribusi yang signifikan yakni dengan menempati posisi ketiga dalam persetujuan PMDN yaitu sebesar Rp10,08 miliar atau dengan pangsa 7%.

Sementara untuk persetujuan PMA propinsi Sumatera Utara juga menempati peringkat ke 3 dengan total nilai sebesar US$1,47 juta atau dengan pangsa sebesar 11,1%. Tingginya nilai persetujuan di propinsi Sumatera Utara baik untuk PMDN dan PMA yang tidak diikuti oleh realisasi masih menunjukkan potensi Sumut yang cukup besar belum dioptimalkan dengan baik. Hal ini terlihat dari data realisasi investasi PMDN dan PMA propinsi Sumatera Utara selama tahun 2006 hingga posisi bulan Oktober tahun 2006 belum menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Selama periode tersebut, Sumut hanya menempati posisi ke- 9 dalam realisasi PMDN dengan jumlah proyek 4 senilai Rp202,7 miliar atau dengan kontribusi sebesar 1,5%. Posisi serupa terjadi pada realisasi PMA dengan jumlah proyek sebanyak 6 buah senilai US$87,7 juta dengan pangsa sebesar 2,0%. Berdasarkan uraian – uraian diatas, maka penulis ingin menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi n investasi di Sumatera Utara yang dituangkan dalam skripsi ini yang berjudul” Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi di Sumatera Utara”. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka penulis terlebih dahulu merumuskan permasalahan sebagai dasar kajian penelitian yang dilakukan. Adapun perumusan masalah yang dibuat adalah: 1. Apakah berpengaruh tingkat suku bunga terhadap perlambatan investasi di Sumatera Utara 2. Apakah berpengaruh inflasi terhadap perlambatan investasi di Sumatera Utara

3. Apakah berpengaruh pendapatan perkapita masyarakat terhadap perlambatan investasi di Sumatera Utara 4. Apakah berpengaruh kondisi perkembangan ekonomi terhadap perlambatan investasi di Sumatera Utara
1.3 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji. Bedasarkan perumusan masalah di atas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:
1. Tingkat suku bunga mempunyai pengaruh positif terhadap investasi di Sumatera Utara
2. Inflasi berpengaruh positif terhadap investasi di Sumatera Utara
3. Pendapatan per kapita berpengaruh positif terhadap investasi di Sumatera Utara
4. Pengaruh kondisi perkembangan ekonomi (dummy/variable boneka) mempunyai pengaruh positif terhadap investasi di Sumatera Utara.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi investasi di Sumatera Utara. Sedangkan secara khusus tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat bunga berdampak terhadap perlambatan investasi di Sumatera Utara



2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh inflasi berdampak terhadap perlambatan investasi di Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan perkapita berdampak terhadap perlambatan investasi
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kondisi perkembangan ekonomi berdampak terhadap perlambatan investasi di Sumatera Utara.

1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi  terutama departemen ekonomi pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.
2. Sebagai bahan masukan yang berguna bagi stake holder dan pengambil kebijakan di masa yang akan datang
3. Sebagai bahan masukan bagi kalangan akademis dan peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian sejenis.


  
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi